Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN AUDIT LINGKUNGAN

PROYEK PELABUHAN MAUMERE

KOTA MAUMERE KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA


TENGGARA TIMUR

OLEH:

Ida Royana Tambunan

110 6139 355

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DEPOK
2013
PT. SIMPLE GREEN DESIGN
Kampus Universitas Indonesia
Telp : (62)8569 5688 921, Fax : (021)21054

AUDIT LINGKUNGAN PROYEK PELABUHAN MAUMERE

KOTA MAUMERE KABUPATEN SIKKA

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH:

Joko Susilo dan Tim Auditor

MAUMERE

JANUARI 2010
Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

PRAKATA
Pembangunan Reklamasi Pantai Pelabuhan Maumere di Kabupaten Sikka
diprakarsai oleh PT. Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) dan proyek
pembangunannya oleh PT. Adhi Perkasa pada tahun 2005. Kegiatan di pelabuhan
ini dilakukan dengan tunduk di bawah hukum dan peraturan yang berlaku secara
regional maupun nasional. Namun, proses operasi Pelabuhan terhambat oleh
adanya jatuhnya kapal tanker minyak yang mengakibatkan pencemaran air laut
dan pantai Maumere. Maka dari itu, segera dilakukan audit lingkungan serta
evaluasi terhadap pekerjaan yang mengacu pada prinsip-prinsip yang
dikembangkan dan dilaksanakan pada operasional Pelabuhan Maumere sehingga
dapat menjadi acuan dalam perbaikan fasilitas Pelabuhan Maumere.

Naskah ini telah dikonsep dan mendapat bantuan dana dari Pemerintah
Kabupaten Sikka. Pandangan-pandangan yang dikemukakan disini adalah berasal
dari para konsultan dan tidak merupakan pendapat resmi dari PT.Pelabuhan
Indonesia III (Pelindo III). Laporan ini telah dibuat oleh: Ms. Joko Susilo, Ahli
Audit Lingkungan dari PT. Simple Green Design. Laporan ini telah diketahui dan
disetujui untuk disebarluaskan oleh Project Co-Directors yang bertanda tangan di
bawah ini.

Maumere, Agustus 2010.

RINGKASAN
Laporan ini berisi temuan-temuan, kesimpulan-kesimpulan dan
rekomendasi dari Audit Lingkungan pada kegiatan teknis yang dilaksanakan oleh
PT. Pelindo III di Kota Maumere Kab. Sikka Prov. Nusa Tenggara Timur. Audit
tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari Proyek South and Central Kalimantan
Production Forest Project (SCKPFP) dari Uni Eropa.
Sebagaimana PT. Pelindo III telah menunjukkan keinginan untuk mencapai
Sertifikasi ISO 14001.
Rekomendasi-rekomendasi yang ditunjukkan dalam Bab 4 dari laporan ini
dan dalam bentuk ringkasan seperti di bawah, sekarang berkesempatan untuk

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | PRAKATA


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

peningkatan lingkungan yang konsisten dengan kebutuhan Sertifikasi ISO 14001.


Tidak diharapkan bahwa seluruh rekomendasi akan dapat dilaksanakan dalam
waktu dekat, namun melalui sebuah proses bertahap yang dapat mencapai
peningkatan yang berarti dalam penyelenggaraan lingkungan.
Saat ini Pelabuhan Maumere membutuhkan penanganan dengan segera
terkait terjadinya kecelakaan teknis oleh jatuhnya kapal tanker minyak milik PT.
Pertamina. Limbah yang disebabkan oleh insiden ini masih belum ditangani
dengan baik. Banyaknya pekerja yang kurang waspada terhadap bencana
mengakibatkan keterlambatan dalam penangannya. Sehingga dibutuhkan alat-alat
berat yang dapat mempermudah pekerjaan.
Perlengkapan pemadam kebakaran terletak di workshop. Pelatihan harus
diberikan pada semua staf dalam penggunaan peralatan dan bagaimana cara
menghindari kebakaran yang tidak disengaja. Spesialis Manajemen Kebakaran
dari Wetlands International ditugaskan dalam persoalan ini.
Tidak ada pengawasan lingkungan yang berarti yang dilaksanakan di
lapangan pada saat ini. Sebuah program pengawasan lingkungan perlu dimulai
untuk menjamin kegiatan pengelolaan PT. Pelindo III tidak menyebabkan
degradasi bagi lingkungan sekitar
Sebagai bagian dari proses audit ini, sebuah cheklist audit telah dibuat agar
memungkinkan staf di lapangan untuk melaksanakan audit mendasar dari
kegiatan di lokasi, dalam rangka menandai daerah-daerah yang membutuhkan
perhatian.
Direkomendasikan agar staf di lokasi melaksanakan audit internal pada
bulan Desember 2010 atau Januari 2011 dan selanjutnya setiap enam bulan
memonitor kemajuan di dalam pengelolaan lingkungan. Juga direkomendasikan
bahwa audit internal tambahan dilaksanakan sebelum memulai tahap operasional
baru dan saat penyelesaian tahapan-tahapan ini. Temuan-temuan dan
rekomendasi-rekomendasi dari audit sekarang ini dan internal audit dilakukan
dengan cheklist perlu dikomunikasikan dengan pengelola di lokasi, dan langkah-
langkah perlu diambil untuk melaksanakan rekomendasi-rekomendasi dan
dipadukan dalam perencanaan kerja selanjutnya.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | RINGKASAN


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

SINGKATAN DAN AKRONIM


AMDAL Analisis Menganai Dampak Lingkungan
Ha hektar
ISO 14001 Standar internasional Sistem Manajemen Lingkungan
m3 meter kubik
KLH Kementrian Lingkungan Hidup
EMS Environment Management System (Sistem Manajemen Lingkungan)

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | SINGKATAN DAN AKRONIM


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................................................................. 3

RINGKASAN............................................................................................................................. 3

SINGKATAN DAN AKRONIM ............................................................................................... 5

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 6

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... 7

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. 7

BAGIAN 1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 9

1. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 9

BAGIAN 2 . LATAR BELAKANG ........................................................................................ 10

2. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 10

2.1. LATAR BELAKANG............................................................................................ 10

2.2. TUJUAN ................................................................................................................ 10

2.3. RUANG LINGKUP ............................................................................................... 11

2.4. KRITERIA AUDIT ................................................................................................ 11

2.5. RINGKASAN PROSES AUDIT ........................................................................... 12

BAGIAN 3 . TEMUAN-TEMUAN AUDIT ............................................................................ 13

3. TEMUAN-TEMUAN AUDIT ...................................................................................... 13

3.1. KRONOLOGIS KECELAKAAN.......................................................................... 13

3.2. KEGIATAN SAAT INI ......................................................................................... 15

3.3. KONDISI MUARA................................................................................................ 17

3.4. SUMBER PENCEMARAN MINYAK DI LAUT................................................. 17

3.5. DAMPAK LIMBAH MINYAK ............................................................................ 19

3.6. LIMBAH PADAT .................................................................................................. 20

3.7. LIMBAH CAIR...................................................................................................... 20

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | DAFTAR ISI


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010
3.8. KUALITAS UDARA ............................................................................................. 21

3.9. KUALITAS TANAH ............................................................................................. 21

3.10. KUALITAS AIR ................................................................................................ 22

3.11. WATHERING/PELAPUKAN pada TUMPAHAN MINYAK ......................... 23

3.12. WORKSHOP ...................................................................................................... 24

BAGIAN 4 . KESIMPULAN AUDIT DAN REKOMENDASI .............................................. 27

4. TEMUAN-TEMUAN AUDIT ...................................................................................... 27

7.1. KESIMPULAN ...................................................................................................... 27

7.2. REKOMENDASI untuk TINDAKAN PERBAIKAN ........................................... 27

4.3. SARAN-SARAN untuk AUDIT yang akan datang ............................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 34

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis pencemaran air dan batasannya menurut PP No. 82 tahun 2001....................... 22

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kapal Tanker Minyak milik PT.Pertamina (ilustrasi) ............................................ 14

Gambar 2. Kapal Tanker Minyak milik PT.Pertamina (ilustrasi) ............................................ 14

Gambar 3. Jatuhnya kapal setelah terjadinya tabrakan ............................................................. 14

dengan tanah dangkal (ilustrasi) ............................................................................................... 14

Gambar 4. Bangkai kapal yang tenggelam diangkut ................................................................ 15

dengan kapal pembantu (ilustrasi) ............................................................................................ 15

Gambar 5. Keadaan Pelabuhan Maumere saat ini (1) .............................................................. 16

Gambar 6. Keadaan Pelabuhan Maumere saat ini (2) .............................................................. 16

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | DAFTAR ISI


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Gambar 7. Kegiatan sosial ekonomi di sekitar Pelabuhan Maumere ....................................... 17

Gambar 8. Akibat dari tenggelamnya kapal pengangkut minyak (ilustrasi) ............................ 23

Gambar 9. Pencemaran air akibat tumpahan minyak (ilustrasi) ............................................... 24

Gambar 10. Surf Scoter yang terendam dalam air laut yang tercemar limbah minyak ........... 24

Gambar 11. Penggunaan pelampung pembatas/oil booms (ilustrasi),1 .................................... 28

Gambar 12. Penggunaan pelampung pembatas/oil booms (ilustrasi),2 .................................... 28

Gambar 13. Pembakaran minyak pada permukaan air (in-situ burning) (ilustrasi) ................. 29

Gambar 14. Bioremediasi (ilustrasi) ......................................................................................... 30

Gambar 15. Penggunaan sorbent (ilustrasi) .............................................................................. 31

Gambar 15. Penggunaan bahan kimia dispersan (ilustrasi) ..................................................... 31

Gambar 16. Perencanaan pintu ait pada daerah reklamasi (ilustrasi) ....................................... 32

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | DAFTAR GAMBAR


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

BAGIAN 1
PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN
Laporan ini merinci temuan-temuan dan kesimpulan-kesimpulan audit lingkungan
yang dilaksanakan di Kota Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
yang pembangunan serta pengawasannya diprakarsai oleh PT. Pelabuhan Indonesia III
(PT. Pelindo III). Pembangunan pelabuhan dengan mereklamasi pantai Maumere ini
dilaksanakan oleh PT. Adhi Perkasa pada tahun 2005. Kegiatan di Pelabuhan Maumere
secara aktif dimulai pada Januari 2006. Setelah terjadi jatuhnya kapal tanker minyak
milik PT. Pertamina pada tanggal 3 Januari 2010, atas surat perintah Pemerintah
Kabupaten Sikka tertanda tangan Bupati Kab. Sikka, maka dilakukan audit lingkunga
oleh Joko Susilo selaku ahli lingkungan PT. Simple Green Design dan tim auditor pada
tanggal 15 dan 17 Januari 2010 yang diikuti dengan kunjungan lapangan pada tanggal 5
Januari 2010. Sejumlah staf dari PT. Pelindo III ikut serta dalam pelaksanaan audit ini,
mereka adalah :

 Joko Pramono Napitupulu, Kepala Silvikultur; dan


 Harmono, operator peralatan, serta;
 Nur Cahyo Setiawan, pengawas operasional.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | BAGIAN 1


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

BAGIAN 2
LATAR BELAKANG

2. LATAR BELAKANG

2.1. LATAR BELAKANG


Bagian dari laporan audit ini berisikan latar belakang informasi dilaksanakannya
audit terkait terjadinya kecelakaan teknis pada Pelabuhan Maumere, yaitu jatuhnya
kapal tanker milik PT. Pertamina. Termasuk di dalamnya adalah tujuan dari audit,
ruang lingkup dari audit, kriteria audit dan ringkasan singkat dari proses audit.

Selanjutnya keterangan terjadinya kecelakaan (kronologis terjadinya) akan


diterangkan dalam Bagian 3. Temuan-temuan Audit.

2.2. TUJUAN
Sebagai bagian dari komponen lingkungan, serangkaian audit lingkungan telah
dilaksanakan pada beberapa lokasi berbeda yang dilibatkan dalam kegiatan
operasional PT. Pelindo III. Audit ini merupakan bagian dari program audit tersebut.
Tujuan dari audit ini adalah untuk melaksanakan audit lingkungan secara teknis dari
terjadinya kecelakaan teknis dan merupakan audit terhadap kinerja PT Pelindo III
sekaligus. Proses audit memungkinkan pengumpulan informasi mengenai dampak
lingkungan dengan cara resmi yang dapat ditiru pada waktu selanjutnya, dalam
rangka mengatasi dampak secara tanggap serta memonitor kemajuan dalam
pengelolaan lingkungan di lokasi. Pengelolaan lokasi dapat menggunakan temuan-
temuan dari audit lingkungan ini untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan dari
operasional yang dilaksanakan di lokasi, dengan dukungan dari Pemerintah Kab.
Sikka, secara memadai. Audit ini juga memberikan kesempatan bagi auditor untuk
membuat peralatan audit yang dapat digunakan oleh staf di lapangan atau sub-
kontraktor untuk melaksanakan audit lingkungan internal di masa datang, untuk
melanjutkan pengawasan terhadap penyelenggaraan lingkungan. Dalam diskusi
dengan Spesialis Manajemen Lingkungan dari PT. Simple Green Design, diputuskan
bahwa audit ini harus bersifat teknis dan oleh karena itu tidak memperhatikan
masalah-masalah lain seperti persoalan keselamatan dan kesehatan.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | BAGIAN 2


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

2.3. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dari audit ini adalah terbatas pada kegiatan teknis akibat dari
terjadinya kecelakaan di lokasi, diantaranya :

 Persiapan
 Reklamasi pantai
 Pengangkutan kapal tangki
 Penanggulangan pencemaran
 Pengerukan pantai kembali
 Penghijauan
 Kontrol

2.4. KRITERIA AUDIT


Audit lingkungan telah dilakukan dengan menggunakan kedua prinsip dari
Prinsip Planning, Organizing, Guiding and Directing, Communicating, Controlling
and Reviewing. Kriteria umum yang digunakan dalam melakukan audit lingkungan
adalah:

o Peraturan perundang-undangan atau standar-standar tentang pengendalian


pencemaran air, peraturan pemerintah tentang pengengalian pencemaran udara,
kebisingan, pengelolaan B3, pengelolaan limbah B3, pengelolaan sampah
rumah tangga, pengelolaan sampah industri non B3 dan lain-lainnya.
o Peraturan-peraturan yang bersifat regional dan global, misalnya perjanjian
pengelolaan lingkungan lintas batas antar dua atau lebih Negara-negara yang
berbatasan, konvensi -konvensi dan protocol-protocol konvensi atau perjanjian
internasional
o Kebijakan, prosedur dan instruksi kerja atau SOP yang dikembangkan oleh
perusahaan dan target-target yang ingin dicapai oleh perusahaan.
o Standar-standar ISO 14001 atau standar-standar lingkungan yang ditetapkan
oleh pembeli.
 Karena audit ini bersifat teknis, ini tidak dimaksudkan untuk melaksanakan
Audit Lengkap menurut peraturan nasional.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | LATAR BELAKANG


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

2.5. RINGKASAN PROSES AUDIT


Proses audit terdiri dari tahapan-tahapan berikut:

• Pembuatan protokol audit;


• Wawancara dengan staf utama di lokasi;
• Wawancara dengan saksi terjadinya kecelakaan di lokasi;
• Pengisian kuesioner audit;
• Tinjauan dokumen; dan
• Kunjungan langsung ke lokasi.

Beberapa foto diambil oleh auditor untuk kepentingan referensi.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | LATAR BELAKANG


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

BAGIAN 3
TEMUAN-TEMUAN AUDIT

3. TEMUAN-TEMUAN AUDIT
Bagian dari laporan audit ini memberikan rincian mengenai temuan-temuan dalam
audit lingkungan Pelabuhan Maumere.

3.1. KRONOLOGIS KECELAKAAN


Kecelakaan terjadi pada tanggal 3 Januari 2013 pukul 01.00 WIT di bagian
barat, dimana kapal tanker minyak milik PT. Pertamina akan mendarat di pelabuhan.
Sesaat kapal mendekati jetty, menurut saksi kapal menabrak pantai yang dangkal
yang diketahui pantai tersebut hasil reklamasi pada tahun 2005. Kejadian tersebut
juga dipicu karena kurangnya tekanan dalam kapal akibat bocornya beberapa segmen
di dalam basement kapal. Sehingga kapal jatuh dan mengakibatkan kebocoran tangki.
Karenanya minyak menyebar dengan air laut sehingga terjadi pencemaran air. Bukan
hanya itu, terjadi pula kebakaran yang mengakibatkan kapal bantuan tidak mampu
mendekati kapal. Selang beberapa lama akhirnya kapal tenggelam, seketikan kapal
bantuan datang untuk mengangkat sisa bangkai kapal yang dapat diselamatkan.
Evakuasi selesai dilaksanakan pada keesokan harinya pada pukul 20.30 WIT.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, akibat dari adanya kecelakaan ini,
beberapa kegiatan operasional kapal terhenti dan sementara dialihkan ke pelabuhan
bagian timur. Selain itu, pihak pelabuhan yaitu PT.Pelindo III mengalami kerugian
karena kegiatan sosial ekonomi pun terhambat. Banyak warga sekitar pelabuhan yang
mengalami keresahan karena peristiwa ini, dan melakukan protes kepada Pemerintah
Kabupaten Sikka.

Dengan tanggap Pemerintah Kabupaten Sikka langsung melaporkan kejadian


ke Menteri Lingkungan Hidup yang kemudian dikembalikan lagi ke Pemerintah
Kabupaten Sikka untuk memberikan surat perintah Menteri Lingkungan Hidup untuk
diadakannya audit lingkungan.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | BAGIAN 3


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Berikut ini dokumentasi detik-detik kecelakaan kapal tanker minyak milik PT.
Pertamina :

Gambar 1. Kapal Tanker Minyak milik PT.Pertamina (ilustrasi)

Gambar 2. Kapal Tanker Minyak milik PT.Pertamina (ilustrasi)

Gambar 3. Jatuhnya kapal setelah terjadinya tabrakan


dengan tanah dangkal (ilustrasi)
Sumber : www.tribunnews.com/kapal-tabrakan

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Gambar 4. Bangkai kapal yang tenggelam diangkut


dengan kapal pembantu (ilustrasi)

3.2. KEGIATAN SAAT INI


Kegiatan teknis yang dilakukan pada pelabuhan saat ini adalah pengalihan
kapal-kapal sementara ke bagian timur pelabuhan. Bagian tersebut tidak mengalami
reklamasi, dan sejauh ini dilaporkan tidak mengalami pendangkalan yang signifikan
sehingga memudahkan peralihannya.

Namun akibat pengalihan tersebut, kegiatan sosial ekonomi terhenti akibat


adanya pengadaptasian terhadap kondisi baru. Sampai saat ini belum dilakukan
penanganan terhadap tumpahan minyak dan peninjauan kembali reklamasi pantai.

Data kegiatan operasional kapal sampai saat ini sebelum kecelakaan teknis, arus
kapal realisasi tahun 2010 mencapai 949 unit dan 1.916.776 GT atau 116,30% dan
111,20 % dari anggaran yang ditetapkan tahun 2010 sebesar 816 unit dan 1.723.785
GT. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2009 sebesar 863 unit. Dan
1.745.652 GT maka mengalami kenaikan sebesar 9%. Hal ini disebabkan,
bertambahnya kunjungan kapal pelra yang melakukan kegiatan bongkar muat di
pelabuhan Ende dan Ippi, kapal penumpang milik PT. Pelni beroperasi serta kapal
Ro-ro dari PT. Dharma Lautan Utama yang beroperasi dalam satu bulan lebih dari 2
kali dan bertambahnya kapal petikemas karena ada investor baru yaitu PT. Timur
Asri Laut.

Arus barang, realisasi tahun 2010 mencapai 115.643 ton dan 24.741 m3.
Sedangkan dalam satuan ton/liter terealisasi sebesar 82.943 ton/liter satuan unit
muatan ro-ro 2.143 unit. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2009 juga
mengalami kenaikan pada ton m3, dan ton/liter hal ini disebabkan, adanya kebutuhan

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

masyarakat berupa barang sembako serta barang konstruksi untuk mempercepat


pertumbuhan daerah dan juga akan kebutuhan bahan bakar.

Arus peti kemas tercapai 15.452 boks, 15.789 teus atau 172,46% dari anggaran
yang ditetapkan anggaran tahun 2012 sebesar 8.960 boks, hal ini disebabkan
beralihnya pengangkutan barang dari general cargo ke petikemas.

Arus penumpang, realisasi tahun 2010 sebesar mencapai 178.224 orang atau
121% dari anggaran tahun 2010 yang ditetapkan sebesar 147.464 orang, hal ini
disebabkan adanya arus mudik dan balik saat natal dan tahun baru 2010 serta liburan
sekolah pada bulan juli.

Gambar 5. Keadaan Pelabuhan Maumere saat ini (1)


Sumber : www.lantunanhati.wordpress.com

Gambar 6. Keadaan Pelabuhan Maumere saat ini (2)


Sumber : www.lantunanhati.wordpress.com
PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT
Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Gambar 7. Kegiatan sosial ekonomi di sekitar Pelabuhan Maumere


Sumber : www.lantunanhati.wordpress.com

3.3. KONDISI MUARA


Pertemuan sungai dengan air laut di muara berada di daerah reklamasi. Di
samping reklamasi dapat memicu terjadinya abrasi, pendangkalan pantai juga
disebebkan akibat pertemua hulu sungai dengan pantai. Setelah peninjauan ternyata
air sungai mengandung sampah masyarakat dalam bentuk padat sehingga
timbulannya mengendap di pantai. Hal ini menyebabkan pendangkalan dalam
beberapa tahun terakhir ini.

3.4. SUMBER PENCEMARAN MINYAK DI LAUT


Limbah minyak yang berasal dari minyak mentah (crude oil) terdiri dari ribuan
konstituen pembentuk yang secara struktur kimia dapat dibagi menjadi lima family,
yaitu:

3.4.1. Hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbons)


Hidrokarbon jenuh (saturated hydrocarbons) merupakan kelompomk
minyak yang dicirikan dengan adanya rantai atom karbon (bercabang atau
tidak bercabang atau membentuk siklik) berikatan dengan atom hidrogen, dan
merupakan rantai atom jenuh (tidak memiliki ikatan ganda). Termasuk dalam
kelompok ini adalah golongan alkana (paraffin), yang mewakili 10-40 %
komposisi minyak mentah. Senyawa alkana bercabang (branched alkanes)

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

biasanya terdiri dari alkana bercabang satu ataupun bercabang banyak


(isoprenoid)

3.4.2. Aromatik (Aromatics)


Famili minyak ini adalah kelas hidrokarbondengan karakteristik cincin
yang tersusun dari enam atom karbon. Kelompok ini terdiri dari benzene
beserta turunannya (monoaromatik dan polyalkil). Naphtalena (2 ring
aromatik), phenanthren (3 ring), pyren, benzanthracen, chrysen (4 ring) serta
senyawa lain dengan 5-6 ring aromatik. Hampir kebanyakan aromatik
bermassa rendah (low-weight aromatics) dapat larut dalam air sehingga
meningkatkan bioavaibilitas yang dapat menyebabkan terpaparnya organisme
di dalam matrik tanah ataupun pada badan air. Jumlah relatif hidrokarbon
aromatic di dalam minayk mentah bervariasi dari 10-30%.

3.4.3. Asphalten dan Reisn


Selain empat komponen utama penyusun minyak, minyak juga
dikarakteritikkan oleh adanya komponen-komponen lain seperti aspal (asphlat)
dan resin (5-20%) yang merupakan komponen berat dengan struktur kimia
yang kompleks berupa siklik aromatic terkondensasi dengan lebih dari lima
ring aromatik.

3.4.4. Komponen non-hidrokarbon


Kelompok senyawa non-hidrokarbon terdapat dalam jumlah yang
relatif kecil, kecuali untuk jenis petrol berat (heavy crude). Komponen-
komponen non-hidrokarbon adalah nitrogen, sulfur, dan oksigen.

3.4.5. Porphyrine
Senyawa ini berasal dari degradasi klorofil yang berbentuk komplek
Vanadium (V) dan Nikel (Ni).

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

3.5. DAMPAK LIMBAH MINYAK

Di mana ada minyak, di situ pasti ada tumpahan. Kapal-kapal dan truk bisa
kecelakaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk mencegah tumpahan dan
membersihkannya jika hal ini terjadi.
Ada pepatah: “Minyak dan air tidak mungkin bercampur.” Tetapi, ketika
minyak tumpah ke air, bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak tersebut pasti
bercampur dengan air dan menggenang didalam air untuk beberapa waktu.Lapisan
minyak yang lebih tebal menyebar di seluruh permukaan dan mencegah masuknya
udara ke dalam air.Ikan, khewan, dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di air tidak bisa
bernafas.Ketika minyak tumpah ke dalam air, bahan-bahan kimianya yang tertinggal
di sana bisa membuat air tersebut tidak aman diminum, bahkan setelah minyak yang
kasat mata dikeluarkan.
Ketika minyak tumpah ke tanah, ia akan menghancurkan lapisan tanah dengan
mendesak udara keluar dan membunuh makhluk-makhluk hidup yang membuat
lapisan tanah menjadi sehat. Hal yang hampir serupa terjadi jika minyak mengenai
kulit kita atau kulit khewan. Minyak akan menutupi kulit dan menghalangi udara
masuk. Racun-racun yang berasal dari minyak juga meresap ke dalam tubuh melalui
kulit, dan menimbulkan penyakit.
Akibat-akibat jangka pendek dari pencemaran minyak bumi sudah diketahui
bahwa molekul-molekul hidrokarbon minyak bumi dapat merusak membran sel yang
berakibat pada keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel.
Ikan-ikan yang hidup di lingkungan yang tercemar oleh minyak dan senyawa
hidrokarbon akan mengalami berbagai gangguan struktur dan fungsi tubuh. Berbagai
jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak, sehingga berkurang
mutunya. Secara langsung minyak dapat menimbulkan kematian pada ikan. Hal ini
disebabkan oleh kekurangan oksigen, keracunan karbondioksida dan keracunan
langsung oleh bahan beracun yang terdapat dalam minyak.
Akibat jangka panjang dari pencemaran minyak ternyata dapat pula
menimbulkan beberapa masalah yang serius terutama bagi biota yang masih muda.
Penurunan yang paling rendah terjadi ketika pelabuhan Maumere dicemari oleh
minyak buangan. Kasus limbah minyak yang menyebabkan bau ikan tidak enak
terjadi pada ikan-ikan yang diolah di pelabuhan. Hal ini juga terjadi pada ikan-ikan

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

belanak yang berasal dari suatu tambak yang diisi air yang mengandung limbah
minyak. Ikan belut dan ikan sebelah yang ditangkap beberapa kilometer dari juga
berbau minyak karena masuknya limbah minyak .Hasil penelitian terhadap kedua
jenis ikan tersebut dapat diketahui bahwa batas toleransi minyak pada air laut berada
antara 0,001-0,01 ppm. Apabila batas tertinggi kadar tersebut sudah terlewati maka
bau minyak mulai timbul. Di beberapa tempat telah ditemukan bahwa zat
hidrokarbon dari minyak tanah terdapat pada ikan belanak yang diduga berasal dari
air campuran dengan limbah minyak.
Seperti yang diungkapkan di atas bahwa senyawa hidrokarbon aromatik ini
bersifat racun, salah satunya adalah PAH yakni senyawa aromatik dengan dua atau
lebih cincin benzen. PAH yang larut pada konsentrasi 0,1-0,5 ppm dapat
menyebabkan keracunan pada makhluk hidup, sedangkan PAH dalam kadar rendah
dapat menurunkan laju pertumbuhan, perkembangan, dan makan makhluk perairan.
Selain itu hidrokarbon minyak bumi yang terserap ke dalam tubuh biota
menimbulkan rasa yang menyengat dan memerlukan waktu tertentu untuk dapat
hilang memperlihatkan pola perubahan perilaku biota laut terhadap senyawa
hidrokarbon aromatik yang larut.

3.6. LIMBAH PADAT

Pada umumnya limbah padat yang dihasilkan adalah sludge (lumpur) yang
terdiri dari Arsen, Barium, Boron, Chromium, Cadmium, Mercury, Timbal dan Seng.
Sludge yang didapatkan dari pembersihan tangki akan diolah ke dalam suatu bak
untuk pengolahan lebih lanjut.

3.7. LIMBAH CAIR

Sebagian besar emulsi minyak tersebut kemudian akan mengalami degradasi


melalui foto oksidasi spontan dan oksidasi oleh mikroorganisme. Mikroorganisme
merupakan organisme yang paling berperan dalam dekomposisi minyak di laut.
Setelah kira-kira tiga bulan, hanya tinggal 15% dari volume minyak yang mencemari
air masih tetap terdapat di dalam air.

Lapisan minyak yang berada di permukaan air akan mengganggu kehidupan


organisme di dalam air hal ini dikarenakan :

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

 Lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi difusi oksigen dari udara
ke dalam air sehingga jumlah oksigen terlarut di dalam air akan menjadi
berkurang. Berkurangnya kandungan oksigen dalam air akan mengganggu
kehidupan organisme yang berada di perairan.
 Dengan adanya lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi masuknya
sinar matahari ke dalam air sehingga proses fotosintesis oleh tanaman air tidak
dapat berlangsung.
 Air yang telah tercemar oleh minyak tidak dapat dikonsumsi oleh manusia
dikarenakan pada air yang mengandung minyak tersebut dapat mengandung zat-
zat yang beracun seperti senyawa benzen dan toluen.

Minyak berasal dari kandungan lemak, dimana lemak sendiri adalah fungsi
atau sifat Prostaglandin yang dapat terbentuk dengan proses pelingkaran dan
peroksigenan dari asam lemak tak jenuh dengan banyak ikatan C = C yang
menyebabkan mudah terbakar dan menimbulkan nilai kalor tertentu.

3.8. KUALITAS UDARA

Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan untuk mengurangi dampak


kualitas udara ambient yang berupa gas diantaranya :

 Melewatkan gas H2S kedalam larutan NaOH atau Ca(OH)2 sehingga gas yang
keluar merupakan sisa yang tidak tertangkap oleh larutan NaOH atau
Ca(OH)2.
 Melakukan pendinginan dan penangkapan gas yang keluar telah sesuai dengan
udara luar.
 Penanaman tanaman pelindung di sekeliling lokasi Stasiun Pengumpul/ Stasiun
Kompresor.
 Melakukan perawatan cerobong.

3.9. KUALITAS TANAH


Pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT. Pelindo III untuk mengurangi
penurunan kualitas tanah dan kesuburan tanah serta abrasi, yaitu :

 Melakukan penataan lahan (rekontoring lahan)

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

 Melakukan pengerukan kembali terhadap daerah reklamasi


 Membuat, menata dan merawat saluran drainase.
 Asam tambang sisa penggunaan merkuri untuk pencucian batubara ditampung
di kolam pengendapan. Pihak perusahaan mengklaim bahwa kolam tersebut
kedap air dan air sisa pencucian batubara tidak akan meresap ke tanah.

3.10. KUALITAS AIR


Air limbah diuji, baik sebelum dan sesudah pengolahan. Hasilnya diberikan
kepada auditor dan diperkirakan masih berada dalam batas-batas maksimum yang
diperbolehkan. Air dari pengolahan air limbah dipakai lagi sebagai air yang tercemar
tumpahan minyak. Penelitian juga dilakukan terhadap biota laut sebagai kontrol
dampak dari tercemarnya air laut akibat tumpahan minyak bumi.
Berdasarkan PP no 82 tahun 2001 pasal 8 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, klasifikasi dan kriteria mutu air adalah sungai kelas 3 yaitu air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Tabel 1. Jenis pencemaran air dan batasannya menurut PP No. 82 tahun 2001

Jenis Nilai Parameter


Peraturan
pencemaran ditemukan Min Maks

TDS (keberadaan
padatan terlarut) 1047 mg/L - 1000
(mg/L)

TSS (Total
padatan
50 mg/L - 400
tersuspensi)
(mg/L) PP RI No. 82 - 2001

pH 6 9

BOD (mg/L) - 6

COD (mg/L) - 50

DO (mg/L) 3 -

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Merkuri (Hg)
0,0001
(ppm) air
WHO
Merkuri (Hg)
0.5
(ppm) makanan

3.11. WATHERING/PELAPUKAN pada TUMPAHAN MINYAK


Proses transformasi oil spill di laut yaitu ketika oil spill terjadi di lingkungan
laut, minyak akan mengalami serangkaina perubahan/pelapukan (weathering) atas
sifat fisik dan kimiawi. Sebagian perubahan tersebut mengarah pada hilangnya
beberapa fraksi minyak dari permukaan laut. Meskipun minyak yang tumpah pada
akhirnya akan terurai/terasimilasi oleh lingkungan laut, namun waktu yang
dibutuhkan untuk itu tergantung pada karakteristik awal fisik dan kimiawi minyak
dan proses peluruhan (weathering) minyak secara alamiah.

Weathering atau pelapukan minyak adalah proses pengahamburan minyak


yang tumpah hasil dari sejumlah proses fisik dan kimia yang mengubah komposisi.
Minyak akan mengalami pelapukan dalam cara-cara yang berbeda. Beberapa
prosesnya, seperti pada pendispersian alami minyak ke dalam air, mengakibatkan
bagian dari minyak meninggalkan permukaan air laut, dan sisanya, seperti pada
proses evaporasi atau formasi air pada emulsi minyak, mengakibatkan minyak yang
tersisa pada permukaan dan tinggal dalam waktu lama (Persisten).

Gambar 8. Akibat dari tenggelamnya kapal pengangkut minyak (ilustrasi)


Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Gambar 9. Pencemaran air akibat tumpahan minyak (ilustrasi)


Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

Gambar 10. Surf Scoter yang terendam dalam air laut yang tercemar limbah minyak
Sumber : www.wikipedia.org/wiki/limbah-minyak

3.12. WORKSHOP

Alat Berat yang di pelihara di dalam workshop seperti :

Truck digunakan untuk mengangkat bahan bangunan kedalam area proyek


dengan jarak yang relatif jauh.
Scrapper dapat digunakan untuk memotong lereng tanggul atau lereng
bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara bangunan beton, meratakan
jalan raya atau lapangan terbang.
Alat Penggali Tanah (Excavator) digunakan untuk menggali. Excavator ini bisa
juga disebut dengan Backhoe. Biasanya kalau di dalam proyek alat ini
digunakan untuk menggali tanah, mengeruk tanah ataupun mengeruk batu.
Crane (alat pengangkat)

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Dozer ini digunakan untuk pengolahan lahan.


Truck digunakan untuk mengangkut bahan bangunan kedalam area proyek
dengan jarak yang relatif jauh.
Shovel dapat juga digunakan untuk membuat timbunan bahan-bahan persediaan
seperti kerikil, pasir, semen PC, dan sebagainya. Umumnya shoveldipasang
di truck crawler.
Compressor merupakan alat berat yang berfungsi sebagai pemampat udara yang
digunakan dalam pembersihan area pekerjaan dari debu maupun sampah ringan
lainnya, sebelum dilakukan pengecoran atau kegiatan yang membutuhkan
kebersihan area.
Pile Drive Hammer untuk pemancangan tiang pancang beton buat pondasi
dalam, biasanya pondasi dalam dipakai pada bangunan gedung bertingkat (high
rise building) ,jembatan,pelabuhan atau penahan tanah (khusus sheet pile).
Jackhammer adalah alat yang digunakan untuk mengebor batuan keras untuk
kemudian diledakan seperti crawling drill.
Batching Plant adalah alat berat yang digunakan untuk membuat beton jadi
(Ready mix Concrete)
Concrete pump adalah sebuah alat yang digunakan untuk mentransfer cairan
beton dengan dipompa.Biasa dipakai pada gedung bertingkat tinggi dan pada
area yang sulit untuk dilakukan pengecoran.
Drop hammer merupakan palu berat yang diletakan pada ketinggian tertentu di
atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai bagian atas
tiang.
Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih
kecil sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.
Conveyor Belt merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan tanah,
pasir, kerikil batuan pecah beton
Booms merupakan alat untuk menghambat perluasan hambatan minyak.
Skimmers yaitu kapal yang mengangkat minyak dari permukaan air.
Sorbent merupakan spons besar yang digunakan untuk menyerap minyak.
Vacuums yang khusus untuk mengangkat minyak berlumpur dari pantai atau
permukaan laut.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Sekop yang khusus digunakan untuk memindahkan pasir dan kerikil dari
minyak di pantai.

Alat-alat ini harus dipelihara agar kinerja alat tersebut dapat berfungsi secara
baik dan optimal, dengan demikian workshop disini digunakan untuk memperbaiki
dan memilihara mesin di Alat Berat tersebut.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | TEMUAN-TEMUAN AUDIT


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

BAGIAN 4
KESIMPULAN AUDIT DAN REKOMENDASI

4. TEMUAN-TEMUAN AUDIT

7.1. KESIMPULAN
Staf PT.Pelindo III menunjukkan minat proaktif dalam manajemen lingkungan
dari berbagai fasilitas produksi yang merupakan subyek dari audit ini, dan sukses
telah dicapai dalam beberapa bidang. Hal ini ditandai dengan diterimanya akreditasi
ISO 14001, standar Sistem Manajemen Lingkungan (EMS) internasional. Ini harus
dipandang sebagai prestasi yang signifikan. ISO 14001 mengharuskan sistem
pengawasan internal dan eksternal berkesinambungan yang dilaksanakan untuk
menjamin perbaikan yang berkelanjutan, sehingga apa yang diinginkan dari EMS
dapat tercapai.
Meskipun audit ini bukanlah audit EMS, ada beberapa pokok persoalan yang
mendapat perhatian dalam laporan BVQI yang masih memerlukan penyelesaian.
Tingkat peralihan kapal dan peti kemas,kegiatan sosial ekonomi dan
penanggulanagan bencana menjadi hal yang sangat penting untuk saat ini. Tetapi
persoalan pengawasan debu, udara dan vibrasi, dan polusi di areal pelabuhan tetap
menjadi perhatian.
Audit ini juga mengidentifikasi sejumlah persoalan lingkungan lain dan
persoalan fasilitas-fasilitas perusahaan yang memerlukan perbaikan. Persoalan-
persoalan ini terutama berhubungan dengan potensi dari polusi air permukaan,
rencana penanggulangan yang segera terhadap tumpahan dan training untuk mereka
yang bertanggung jawab, areal penyimpanan bahan bakar.

7.2. REKOMENDASI untuk TINDAKAN PERBAIKAN


Rekomendasi-rekomendasi berikut ini dibuat berdasarkan temuan-temuan
audit dan mereflesikan kekurangan dalam pelaksanaan saat ini.

7.2.1. Rekomendasi Penanggulangan Sementara (Jangka Pendek)


Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penanganan tumpahan
minyak/oil spill di laut adalah dengan cara melokalisasi tumpahan minyak
menggunakan pelampung pembatas/oil booms, yang kemudian akan ditransfer

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | BAGIAN 4


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

dengan perangkat pemompa/oil skimmers ke sebuah fasilitas penerima


“reservoir” baik dalam bentuk tangki ataupun balon. Langkah penanggulangan
ini akan sangat efektif apabila dilakukan di perairan yang memiliki
hidrodinamika air yang rendah (arus, pasang surut, ombak, dll) dan cuaca yang
tidak ekstrim.

Gambar 11. Penggunaan pelampung pembatas/oil booms (ilustrasi),1


Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

Gambar 12. Penggunaan pelampung pembatas/oil booms (ilustrasi),2


Sumber : www.wikipedia.org/wiki/limbah-minyak

Beberapa urutan teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya


in-situ burning, penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent
dan penggunaan bahan kimia dispersan. Setiap teknik ini memiliki laju
penyisihan minyak berbeda dan hanya efektif pada kondisi tertentu.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | KESIMPULAN AUDIT DAN REKOMENDASI


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

1. In-situ burning

In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan air


sehingga mampu mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari
permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak serta air laut
yang terasosiasi, yang dijumpai dalam teknik penyisihan secara fisik.
Cara ini membutuhkan ketersediaan booms (pembatas untuk mencegah
penyebaran minyak) atau barnier yang tahan api. Beberapa kendala
dari cara ini adalah pada peristiwa tumpahan besar yang memunculkan
kesulitan untuk mengumpulkan minyak dan mempertahankan pada
ketebalan yang cukup untuk dibakar serta evaporasi pada komponen
minyak yang mudah terbakar. Sisi lain residu pembakaran yang
tenggelam di dasar laut akan memberikan efek buruk bagi ekologi.
Juga, kemungkinan penyebaran api yang tidak terkontrol.

Gambar 13. Pembakaran minyak pada permukaan air (in-situ burning) (ilustrasi)
Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

2. Penyisihan minyak secara mekanis

Dilakukan dengan dua tahap yaitu melokalisir tumpahan dengan


menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam
wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer.
Upaya ini terhitung sulit dan mahal meskipun disebut sebagai
pemecahan ideal terutama untuk mereduksi minyak area sensitif,
seperti pantai daerah yang sulit dibersihkan pada jam-jam awal
tumpahan.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | KESIMPULAN AUDIT DAN REKOMENDASI


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

3. Bioremediasi

Caranya adalah dengan mempercepat proses yang terjadi secara


alami, misalkan dengan menambahkan nutrien, sehingga terjadi
konversi sejumlah komponen menjadi produk yang kurang berbahaya
seperti CO2, air dan biomass. Selain memiliki dampak lingkungan
kecil, cara ini bisa mengurangi dampak tumpahan secara signifikan.

Gambar 14. Bioremediasi (ilustrasi)


Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

4. Penggunaan sorbent

Penggunaan sorbent dilakukan dengan cara menyisihkan


minyak melalui mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pada
permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan minyak ke dalam
sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fasa minyak dari cair
menjadi padat sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan, sorbent
harus memiliki karakteristik hidrofobik, oleofobik dan mudah
disebarkan di permukaan minyak, diambil kembali dan digunakan
ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput
kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, verniculite, pasir)
dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon).

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | KESIMPULAN AUDIT DAN REKOMENDASI


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Gambar 15. Penggunaan sorbent (ilustrasi)


Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

5. Penggunaan bahan kimia dispersan

Caranya adalah dengan memecah lapisan minyak menjadi


tetesan kecil (droplet) sehingga mengurangi kemungkinan
terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan. Dispersan kimiawi adalah
bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan (berasal dari kata:
surfactants = surface-active agents atau zat aktif (permukaan).

Gambar 15. Penggunaan bahan kimia dispersan (ilustrasi)


Sumber : www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak

7.2.2. Rekomendasi Penanggulangan Selanjutnya (Jangka Panjang)


Rekomedasi berikut ini adalah perencanaan kembali reklamasi pantai
Maumere untuk mendukung kinerka operasional Pelabuhan Maumere dalam
jangka panjang dan ditujukan untuk pencegahan terjadinya kecelakaan kapal
serta pencemaran.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN |


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

Rekomendasi 1. Pengerukan kembali tanah yang mengalami


pendangkalan sebelumnya

Sebelumnya reklamasi dilakukan di daerah Barat Pelabuhan Maumere


dan tidak melebar ke arah daratan bagian timur dan barat. Sehingga diperlukan
tanah yang mengalami pendangkalan dikeruk kembali ke kedalaman semula
yaitu kedalaman 8 meter dari permukaan laut.

Rekomendasi 2. Pembangunan Pintu Air Hidrolika pada daerah


Reklamasi

Teknologi terbaru yang digunakan dalam proyek reklamasi adalah


penggunaan pintu air pada proyek reklamasi, dimana pintu air tersebut akan
mengatur arus air dari sungai yang bermuara ke laut. Seperti hasil temuan audit
sebelumnya, bahwa pasang surut air sungai yang bermuara di daerah
reklamasi akan membawa tanah sehingga di daerah pantai mengalami
pendangkalan tanah yang mengakibatkan kenaikan air.

Gambar 16. Perencanaan pintu ait pada daerah reklamasi (ilustrasi)


Sumber : hernawan-vol.16-No.31.pdf

Rekomendasi 3. Pemeriksaan secara berkala

Kecelakaan yang terjadi adalah kurang adanya pengawasan terhadap


fasilitas yang ada sehingga memungkinkan di beberapa bagian sudah
mengalami penuaan dan pelapukan. Maka dianjurkan untuk melakukan

PT. SIMPLE GREEN DESIGN |


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

pemeriksaan secara berkala oleh tim pengawas yang dibentuk oleh pihak PT.
Pelabuhan Indonesia III (PT. Pelindo III).

Rekomendasi 4. Memaksimalkan alat-alat berat di workshop

Untuk menanggulangi kecelakaan secara dini hendaknya ditambahkan


alat-alat berat yang secara tanggap siap menghadapi kemungkinan terburuk
akibat kecelakaan yang terjadi. Lepas dari itu, perlu adanya panduan tertulis
dan penyuluhan terkait dengan kecelakaan agar para pekerja waspada terhadap
keadaan darurat.

4.3. SARAN-SARAN untuk AUDIT yang akan datang


 Meskipun sudah dilakukan audit secara visual, sebaiknya penelitian dilakukan
terhadap aspek-aspek penting seperti sungai, air laut, jetty, hasil reklamasi serta
kapal agar hal-hal yang tidak tampak seperti kandungan minyak di air laut
daerah pantai misalnya bisa langsung terdeteksi.
 Diharapkan pihak yang mengawasi kinerja Pelabuhan Maumere yakni
PT.Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) melakukan dokumentasi secara rutin
untuk memantau kinerja operasional dan teknis pelabuhan tersebut.

PT. SIMPLE GREEN DESIGN |


Audit Lingkungan Proyek Pelabuhan Maumere Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur
Maumere – Januari 2010

DAFTAR PUSTAKA

Sumber internet :

http://www.pertamina.com/our-business/hilir/pemasaran-dan-niaga/perkapalan/,
diakses tanggal 9 Desember 2013 pukul 21.31 WIB

http://www.scribd.com/doc/142496150/Dampak-Pendangkalan-Pantai-Utara-Pulau-
Jawa, diakses tanggal 9 Desember 2013 pukul 21.40 WIB

www.bpkp.go.id/undang-undang-tahun-2008-17-08.pdf, diakses tanggal 9


Desember 2013 pukul 21.56 WIB

REP016 Audit Lingkungan Kegiatan PT.Barito P, Gareth, Jan 01, diakses tanggal 9
Desember 2013 pukul 22.10 WIB

www.wikipedia.org/wiki/limbah-minyak, diakses tanggal 9 Desember 2013 pukul 22.45 WIB

www.agusnurul.blogspot.com/metode-penanggulan-tumpahan-minyak, diakses tanggal 10


Desember 2013 pukul 12.59 WIB

www.tribunnews.com/kapal-tabrakan, diakses tanggal 10 Desember 2013 pukul 01.50 WIB

hernawan-vol.16-No.31.pdf, diakses tanggal 10 Desember 2013 pukul 04.34 WIB

PT. SIMPLE GREEN DESIGN | DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai