Disusun oleh:
ARNITA SASGHIA
H311 15 319
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
makalah ini, serta terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu,
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Penyakit campak adalah penyakit akut yang menular dan disebabkan oleh
virus yang dapat menimbulkan kematian dan merupakan penyakit yang mudah
menular melalui udara, sehingga virus tersebut aktif dan berada di udara dalam
jangka waktu yang lama atau di permukaan yang terinfeksi sampai dua jam
(Finazis, 2014).
virus RNA negatif. Gejalanya diantaranya demam, batuk, pilek, dan biasanya
disebabkan baik oleh virusnya maupun oleh infeksi sekunder oleh bakteri,
apendiks, berupa infiltrasi sel subepitel dan sel raksasa berinti banyak (multi
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
penyakit yang sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh virus. Sembilan
puluh persen anak yang tidak kebal akan terserang penyakit campak. Manusia
anak, sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal (4 hari sebelum
muncul ruam) sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Campak
timbul karena terpapar droplet yang mengandung virus campak (Halim, 2016).
2.2.1 Epidemiologi
pada usia dibawah 15 bulan, anak usia sekolah atau remaja. Penyebaran
penyakit campak berdasarkan umur berbeda dari satu daerah dengan daerah
tersebut. Pada daerah urban yang berpenduduk padat, transmisi virus campak
daerah perkotaan siklus epidemi campak terjadi setiap 2-4 tahun sekali,
2.2.2 Etiologi
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh RNA virus
genus Morbillivirus, famili Paramyxoviridae. Virus ini dari famili yang sama
penyebaran virus dari sel ke sel. Protein M (Matrix) di permukaan dalam lapisan
virus campak dikelilingi lapisan pelindung lipid, maka mudah diinaktivasi oleh
cairan yang melarutkan lipid seperti eter dan kloroform. Selain itu, virus juga
dapat diinaktivasi dengan suhu panas (>37 0C), suhu dingin (<20 0C), sinar
ultraviolet, serta kadar (pH) ekstrim (pH <5 dan >10). Virus ini jangka hidupnya
pendek (short survival time), yaitu kurang dari 2 jam (Halim, 2016).
2.2.3 Patofisiologi
Penyebaran infeksi terjadi jika terhirup droplet di udara yang berasal dari
penderita. Virus campak masuk melalui saluran pernapasan dan melekat di sel-sel
epitel saluran napas. Setelah melekat, virus bereplikasi dan diikuti dengan
kelenjar limfe. Multiplikasi virus juga terjadi di tempat awal melekatnya virus.
Pada hari ke-5 sampai ke-7 infeksi, terjadi viremia sekunder di seluruh tubuh
terutama di kulit dan saluran pernapasan. Pada hari ke-11 sampai hari ke- 14,
virus ada di darah, saluran pernapasan, dan organ-organ tubuh lainnya, 2-3 hari
Hari Patogenesis
Virus campak dalam droplet terhirup dan melekat pada
0 permukaan epitel nasofaring ataupu konjungtiva. Infeksi
terjadi di sel epitel dan virus bermultiplikasi.
1-2 Infeksi menyebar ke jaringan limfatik regional
Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni
campak bila menghirup virus morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau
dimana saja. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari
terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal
infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah
primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko
yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit
kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena campak, tetapi berpotensi
untuk terkena penyakit campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal
2.4.2.1 Penyuluhan
2.4.2.2 Imunisasi
dengan vaksinasi campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15
bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup
yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak
0,5 ml. vaksin campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan
TBC yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin campak dapat diberikan
(MMR). vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin
dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2ºC - 8ºC atau ± 4ºC,
vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat
pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam (Hasan, 2005).
ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan segera dan efektif.
orang-orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi
untuk mengembangkan atau memperparah penyakit. Memberikan penobatan
gen yang mungkin sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Kloning gen
meliputi serangkaian proses isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatu
fragmen DNA yang kita isolasi adalah gen target sesuai dengan kehendak kita.
Gen target yang kita peroleh selanjutnya kita klon dalam sebuah vektor (plasmid,
kemudian ditransformasi ke dalam sel inang (biasanya sel bakteri, misalnya strain
E. coli) untuk diproduksi lebih banyak. Gen-Gen target yang ada di dalam sel
inang jika diekspresikan akan mengahsilkan produk gen yang kita inginkan.
jasasd hidup tanpa fertilisasi, berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan
(jumlah dan gen) yang sama dan kemungkinan besar mempunyai fenotib yang
sama. Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik
rantai DNA yang diinginkan dari suatu organisme pada satu element replikasi
satu gen.
menghasilkan hewan yang sama, contohnya Dolly dengan suatu proses yang
manusia sebagai bahan penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk
menciptakan manusia baru, tetapi untuk mendapatkan sel batang yang dapat
penyakit.
2.6 Vaksin
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi).
aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh
infeksi oleh organisme alami atau liar. Vaksin dapat berupa galur virus atau
dapat juga berupa organisme mati atau hasilhasil pemurniannya (protein, peptida,
bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk
bioteknologi, berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus telah dapat dihindari
dengan menggunakan vaksin. Prinsip dasar dari penggunaan vaksin adalah tubuh
1796, Edward Jenner menemukan vaksin untuk cacar air. Tahun 1885, Louis
Pasteur menemukan vaksin untuk rabies.kemudian diikuti penemuan vaksin untuk
penyakit yang lainnya. Beberapa tipe vaksin yang dibuat melalui metode
1. Vaksin yang berasal dari patogen yang telah dimatikan oleh bahan kimia
2. Vaksin yang berasal dari patogen yang dilemahkan. Misalnya, vaksin campak
dan vaksin gondong. Tipe vaksin ini menimbulkan respons kekebalan yang
berbagai efek samping yang merugikan karena Patogen yang digunakan untuk
seperti bakteri) sehingga masih bisa menyebabkan penyakit, ada sebagian orang
yang alergi terhadap sisa-sisa sel yang ditinggalkan dari produksi vaksin,
2. Menyisipkan gen-gen tersebut ke dalam sel bakteri atau kultur sel hewan. Sel
bakteri atau sel hewan yang telah disisipi gen itu disebut rekombinan.
Contoh vaksin yang telah dibuat dengan cara ini adalah vaksin untuk
penyakit poliomyelitis, gondong, cacar air, campak atau rubela, dan rabies.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
erythema maculopapular.
dosis pertama dapat dilakukan pada bayi usia 12 bulan dan dosis kedua pada
usia 4 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Finazis, R., 2014, Akurasi Pencatatan dan Pelaporan Imunisasi Campak Bayi pada
Buku Kia Buku Kohort, Jurnal Berkala Epidemiologi, 2(2): 184-195.
Halim, R.G., 2016, Campak Pada Anak, Jurnal CDK, 3(43): 186-189.