Anda di halaman 1dari 10

SENIN, 31 OKTOBER 2016

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016
KASUS ADENOCARCINOMA

Mahasiswa PPDH (Presenter) :Dian Fatmawati


Priskha Florancia Pirade
Andi Moh Iekram
Hasim Djamil
Kelompok &Angkatan :Sub Kelompok IV
History/Anamnesis :
1. Signalement

Nama : Missy
Jenis Hewan / Spesies : Anjing
Ras / Breed : Siberian Husky
Warna Bulu & Kulit : Hitam Putih
Jenis Kelamin : Betina
Umur : 12 Tahun
Berat Badan : 16 Kg
Tanda Khusus :

2. Anamnesis
Benjolan pertama muncul sekitar satu bulan yang lalu di mulai di daerah inguinalis
kemudian menyebar ke daerah umibilicalis.

3. Temuan klinis/hasil pemeriksaan klinis


Ditemukan beberapa benjolan di daerah kelenjar mammae yang membesar dengan cepat
dalam waktu 1 minggu.
Terdapat indikasi alergi dengan munculnya erythema di sekitar abdomen bagian medial
dexter.
SENIN, 31 OKTOBER 2016

4. Bantuan pemeriksaan laboratorium/penunjang diagnosis


Biopsi dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan giemsa.

5. Diagnosis
Suspect : Adenocarcinoma

6. Defferential diagnosis
SENIN, 31 OKTOBER 2016

Tumor kelenjar mammae


7. Penanganan selama di KHP FK Unhas.
a. Pemberian anastesi lokal dengan menggunakan lidocaine sebelum dilakukan biopsi
pada jaringan di sekitar mammae yang mengalami pembengkakkan.
b. Pemberian ephinephrine untuk mengatasi pendarahan.
c. Pemberian betadine pada bekas luka tempat dilakukan biopsi.
d. Pemberian cetirizine untuk mengatasi alergi.

Tinjauan Pustaka
SENIN, 31 OKTOBER 2016

1. Struktur Anatomi dan Histologi Kelenjar Mamae

Secara anatomi kelenjar mamae anjing biasanya terdiri atas lima kelenjar beserta
putingnya masing-masing di kedua sisi kanan dan sisi kiri yang terletak pada bagian kranial
kaudal thorak, kranial kaudal abdomen, dan pada bagian inguinal. Pada siklus estrus pertama
akan banyak dijumpai sel-sel lemak (deposit lemak) pada kelenjar mamae. Pada masa non
laktasi, kelenjar dan jaringan adiposa sedikit berkembang sehingga tidak terlalu tampak adanya
pembesaran kelenjar mamae (Budras, 2007).

Pada masa kebuntingan terjadi peningkatan pembentukan lumen dan perkembangan


alveoli yang diakhiri dengan pembentukan saluran kelenjar mamae. Selama periode laktasi,
alveoli berperan dalam mensekresikan air susu dan selama itu pula akan terjadi perkembangan
duktus laktiferus, sinus laktiferus dan duktus papillary. Dari alveoli air susu akan bermuara
melalui sinus laktiferus dan duktus laktiferus, sinus laktiferus ini akan menjulur ke daerah duktus
papillary dan berakhir sampai papilla mamae. Setelah masa laktasi bagian dari sistem duktus
khususnya alveoli kelenjar akan berfungsi sebagaimana mestinya (Budras, 2007)

Gambar 2.1 Struktur Anatomi dan Histologi Kelenjar Mamae Anjing (Sumber : Budras , 2007)
SENIN, 31 OKTOBER 2016

Gambar 2.2 Histologi kelenjar Mammae pada Anjing (Sumber : Glenda Stovall , 2013)

2. Tumor mammae pada anjing

Neoplasma merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel abnormal yang
tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan sel di sekitarnya dan
tidak ada manfaatnya bagi tubuh. Neoplasia ataupun neoplasma sering disebut dengan tumor.
Sebagaimana definisi tumor pada peradangan, maka tumor pada neoplasia juga berarti
pembengkakan. Tetapi tidak semua pembengkakan adalah tumor. Banyak kebengkakan misalnya
: abses, radang kronis, benjolan parasit, dan nekrosa lemak intra abdominal bukan termasuk
tumor. Sebaliknya tumor akan terus bertambah karena pertambahan sel-sel baru (Berata et
al.,2011).

Anjing merupakan salah satu hewan yang sering terkena tumor. Tumor mamae adalah tumor
yang paling sering menyerang anjing setelah tumor kulit, sering terjadi pada anjing betina yang
belum di sterilisasi. Tumor mamae biasa berwujud kecil, simple nodul atau besar, agresif, dan
pertumbuhan luar biasa. Apabila di deteksi secara dini dan sempurna maka semua jenis tumor
mamae dapat diobati (Tateyama dan Cotchin, 1978).

Tumor mamae pada anjing dapat terjadi dikarenakan pengaruh hormon, begitu juga dengan
risiko peningkatan sel tumor yang dapat terjadi setelah siklus estrus. Sel tumor mamae, baik
jinak atau ganas memiliki reseptor estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini akan
menginduksi terjadinya hipertrofi pada parenkim mamae setelah siklus estrus (Moulton, 1978).
Tingginya pembentukan tumor pada kelenjar mamae berhubungan dengan bertambahnya volume
kelenjar mamae serta sekresi selama periode laktasi. Jika sebelum siklus pertama risiko
munculnya tumor adalah sebesar 0,5 % , maka pada siklus pertama risiko munculnya tumor akan
naik mencapai 8 % dan lebih dari 26 % setelah siklus estrus kedua atau pada estrus selanjutnya
SENIN, 31 OKTOBER 2016

(O’Keefe, 1995) . Pada anjing , sekitar 40 % dari keseluruhan tumor mamae yang terletak pada
kelenjar susu bagian inguinal dan muncul segera setelah estrus (Bostock, 1992).

Kejadian tumor mamae pada anjing memiliki persentasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan
hewan domestik lainnya dan tiga kali lebih berisiko daripada manusia, Anjing yang belum di
steril juga memiliki risiko terkena tumor mamae tujuh kali lipat lebih tinggi dibandingkan
dengan anjing yang telah disteril. Selain itu tumor mamae juga memiliki kemampuan untuk
bermetastasis ke jaringan atau organ tubuh lainnya (Schneider et al., 1969). Faktor endokrin
memiliki pengaruh dalam proses terjadinya tumor, hal ini dikarenakan pengaruh hormon
sehingga menyebabkan perubahan struktur dan fungsi dalam kelenjar mamae (Noreika et al.,
1998).

Gambaran klinis tumor mamae muncul dalam bentuk nodul tunggal atau ganda pada parenkim,
bentuknya bervariasi dan kerap ditemukan pada setiap kelenjar, baik tumor jinak maupun ganas
sehingga menyulitkan dalam membedakan tipe tumor. Namun demikian terjadinya pertumbuhan
yang cepat, invasi jaringan lokal dan ulserasi merupakan karakteristik dari tumor malignant.
Sekitar 2/3 dari tumor mamae ditemukan pada kelenjar empat dan lima, sehingga akan
memungkinkan parenkim lebih banyak pada tingkat ini (Baba dan Catoi, 2007).

3. Klasifikasi Tumor Mamae

Tumor mamae diklasifikasikan menurut jaringan asalnya dan sifat keganasannya (Polton,
2009). Menurut Moulton et al., (1978), dasar dalam pengklasifikasian tumor mamae adalah
dengan mengamati lesi histologis yang muncul pada tumor. Berikut ini merupakan klasifikasi
tumor mamae berdasarkan ganas dan tidaknya tumor tersebut.

Tumor jinak dilasifikasikan menjadi empat jenis yakni:

1. Papilloma

Papiloma merupakan neoplasma pada epitel pipih berlapis. Secara patologi anatomis
papiloma mempunyai bentuk wart. Papiloma adalah neoplasma yang terdiri atas penjuluran-
penjuluran papilla yang biasanya dalam jumlah banyak. Papiloma merupakan bentuk neoplasma
jinak dari epitel. Apabila sel-sel epitel tumbuh dan bertambah, kelebihannya membentuk
penonjolan keluar permukaan. Ketika penonjolan-penonjolan ini tumbuh menjadi penjuluran
papilla, jaringan di bawahnya akan tumbuh juga bersamanya. Umumnya papiloma terdapat pada
kulit terbungkus oleh epitel pipih berlapis disertai proses pertandukan, tidak berpigmen dan
tanpa adanya bentuk-bentuk kulit. Papiloma juga dapat terjadi dalam saluran-saluran berbagai
kelenjar, kecuali pertumbuhan papiler dalam sinus laktiferus bukanlah suatu neoplasma (Berata
et al., 2011)

2. Adenoma
SENIN, 31 OKTOBER 2016

Adenoma adalah neoplasma epitel yang bersifat jinak yang membentuk kelenjar.
Adenoma terletak dalam stroma jaringan fibrosa dan bentuk kelenjar. Bentuknya bisa besar-besar
atau kecil-kecil, tubuler atau bundar. Epitel penutupnya bisa kubis atau silindris. Apabila ada
gambaran epitel menjadi berlapis-lapis, hal ini menunjukan adanya keganasan (adenokarsinoma).
Secara patologi anatomi adenoma terletak seluruhnya atau sebagian dalam kelenjar dari mana ia
tumbuh. Adenoma secara relatif sering ditemukan dalam kelenjar mamae anjing dan kelenjar
thyroid kuda (Berata et al., 2011). Adenoma pada kelenjar mamae dapat muncul sebagai lobular
adenoma dan papillary adenoma. Secara histopatologi lobular adenoma ditandai dengan sel-sel
berbentuk kuboid atau kolumnar, hiperkromatik, serta proliferasi sel di dalam lumen alveolus
dan duktus. Sedangkan pada papillary adenoma ditandai dengan adanya bentukan papilla dalam
alveolus dan sistem duktus (Moulton, 1978).

3. Fibroadenoma

Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang berasal dari proliferasi dari elemen-elemen
epithel dan stroma. Ada dua tipe fibroadenoma yaitu perikanalikular fibroadenoma (epitel yang
dikelilingi oleh stroma), dan intrakanalikular fibroadenoma (epitel yang ditekan atau dirusak oleh
stroma). (Baba dan Catoi, 2007).

4. Benign mixed tumor

Benign mixed tumor atau tumor jinak campuran yang secara morfologi mirip dengan
komponen epitel (luminal dan myoepitel) dan sel mesenkim yang memproduksi jaringan tulang
rawan, tulang, dan adiposa (Misdorp et al., 1999).

Tumor ganas dilasifikasikan menjadi sebelas jenis yakni:

1. Adenocarcinoma.

Adenokarsinoma tampak seperti adenoma dan terdiri atas asini yang dilapisi epitel dalam
stroma jaringan ikat fibrosa. Perbedaan adenokarsinoma dan adenoma adalah bahwa epitel pada
adenokarsinoma lebih sulit didiferensiasi dan tidak seperti yang normal. Hal ini dapat dilihat
karena adanya proliferasi epitel ke dalam asini. Proliferasi ini berupa beberapa lapis atau
penonjolan papil-papil yang banyak. Perbedaan utama ialah kekuatan epitel untuk menerobos
terlihat bahwa epitel itu menembus dasar membran dan menginfiltrasi jaringan ikat. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya kerusakan-kerusakan pada jaringan sekitarnya. Pada neoplasma yang
lebih ganas, invasi ini demikian hebat sehingga sel-sel tidak dapat membentuk kelenjar lagi dan
hanya keliatan seperti masa epitel. Keganasan sebagaimana juga dengan neoplasma yang lain
tampak pada anaplasia dan sel-sel yang tidak dapat didiferensiasi. Adenokarsinoma tampak lebih
besar, bulat dan lebih hiperkromatis dengan nukleoli yang besar berwarna tua disertai banyak
gambaran mitosis (Berata et al., 2011).

2. Papillary adenocarcinoma.

Papillary adenocarcinoma adalah tumor yang berkembang dari papillary adenoma yang
kemudian berubah menjadi tumor ganas. Sel-sel epitel pada tumor ini berbentuk silindris dan
SENIN, 31 OKTOBER 2016

kuboid serta memiliki inti sel hiperkromatik berukuran besar dengan bentukan bulat atau oval
serta jumlahmitosis yang bervariasi. Sekitar 18 papillary adenocarcinoma berkembang dari lobus
mamae dan duktus interlobular. Papillary adenocarcinoma biasanya menunjukan struktur
multiple duktus. Pada sebagian atau seluruh bagian lumen berisi papila dengan jumlah cabang
yang banyak dimana cabang-cabang dari papilla tersebut kemudian akan bersatu kembali
(Moulton, 1978).

3. Solid carcinoma

Solid karsinoma adalah tipe tumor yang umum pada anjing dan kemungkinan lebih parah dari
tipe tumor lainnya. Secara mikroskopis terlihat adanya proliferasi sel-sel epitel dan mioepitel.
Sel-sel tumor tumor kecil, inti sel hiperkromatik, dan indeks mitosis biasanya tinggi. Beberapa
solid karsinoma terlihat adanya sel-sel yang memiliki vakuola sitoplasma yang berasal dari
mioepitel. Jumlah stroma dapat berubah dari sedikit menjadi lebih banyak (Cassali, 2002).

4. Spindle cell carcinoma

Spindle cell Carcinoma pada anjing sering tampak seperti solid tumor. Sel-sel karsinoma tersebut
berinfiltrasi, dan masuk ke dalam sistem limfatik. Secara histologi, spindle cell carcinoma mirip
dengan fibrosarkoma. Diagnosa banding antara spindle cell carcinoma dan fibrosarkoma cukup
sulit, namun benang-benang retikulin dapat diidenfikasi dengan pewarnaan khusus (Baba dan
Catoi, 2007).

5. Anaplastic carcinoma

Pada anaplastic carcinoma tampak infiltrasi-infiltrasi sel neoplasma, terbentuknya sel-sel


pleumorfik berukuran besar, sel-sel nukleus berbentuk bizarre dengan kromatin. Sel-sel raksasa
anaplastic carcinoma sering dilaporkan terdapat pada tumor mamae anjing dan kucing.

6. Mucinius carcinoma.

Secara mikroskopis, sebagaian besar pada musinius karsinoma ditemukan sel myoepithel tanpa
adanya keterkaitan dengan sekresi mukus. Secara teori dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
musin dapat muncul dari sel-sel epitel sekretori, sel-sel jaringan pengikat, atau sel-sel mioepitel
(Baba dan Catoi, 2007).

7. Malignant myoepitelioma.

Malignant myoepithelioma berbentuk bulat dan oval dengan diameter hingga 4 cm, konsistensi
lunak, kurang memiliki batas, dan sering terlihat adanya ulserasi. Secara mikroskopis, sel
tersusun dalam bentuk bundel atau spiral, dengan aspek mioid dan tidak berlobular. Sel
bervakuolisasi dan memiliki sitoplasama yang jelas, berderet mengelilingi nukleus, dan sel-sel
nukleus berukuran raksasa kadang-kadang teridentifikasi. Fokus nekrotik sering terjadi dalam
massa tumor (Baba dan Catoi, 2007).

8. Malignant mixed tumor (Tumor campuran ganas)


SENIN, 31 OKTOBER 2016

Tumor campuran ganas terbentuk dari sel-sel seperti epitel (epitel, mioepitel, atau kedua dari sel
tersebut) dan sel-sel dari jaringan pengikat. Sebesar 30% dari tumor campuran memiliki sel-sel
fusi yang berasal dari sel- sel mioepitel dan jaringan pengikat (Benazzi, 1989).

9. Squamous cell carcinoma

Squamous cell carcinoma adalah karsinoma yang paling sering terjadi yang ditandai oleh adanya
sel-sel epitel bersusun banyak dari mana ia berasal. Ada tidaknya pertandukan tergantung pada
epitel asalnya. Tidak terdapat pigmentasi dan pembentukan papil-papil ke dalam neoplasmanya.
Pada neoplasma yang cukup terdiferensiasi, urutan dari lapisan-lapisan tidak tampak dan
jaringan ikat di bawahnya yaitu stratum germinativum basal yang berwarna tua, stratum
spinosum dengan sel-sel yang lebih besar dan pucat, yang pelan-pelan menipis untuk bersatu
dengan stratum corneum. Epitel ini tidak saja terbatas pada permukaan neoplasma sebagaimana
pada papilloma, sebaliknya masa epitel ini akan memasuki masa neoplasma itu. Bidang sayatan
terlihat epitel seperti pulau-pulau yang dikelilingi stroma. Membrana basal dari epitel akan
berada di tepi dari suatu epitel, sedangkan yang sebenarnya adalah epitel permukaan akan
terdapat ditengah-tengahnya dari masa neoplasma ini. Neoplasma akan mengalami pertandukan
dan keratohyalin yang berwarna merah dari stratum korneum. Neoplasma akan berada di tengah-
tengah dari masa epitel dan karena tekanan sel-sel yang tumbuh akan menjadi sangat padat
berbentuk bundar, dan berlamel-lamel (Berata et al., 2011).

10. Fibrosarcoma

Fibrosarkoma adalah neoplasma ganas dari fibroblas dan paling sering ditemukan pada anjing
tua. Tumor jenis ini ditemukan pada anjing yang berumur rata-rata 8 tahun dan tidak ada
perbedaan akibat rasa tau jenis kelamin. Fibrosarkoma pada anjing sering berlokasi pada kelenjar
mamae, kaki dan gusi. Fibrosarkoma yang terdapat pada sistem urogenitalis anjing, kuda betina
dan sapi sering dikelirukan dengan leiomiosarkoma pada kelenjar mamae anjing betina. Secara
patologi anatomi fibrosarkoma ukurannya bervariasi, bahkan ada yang bisa sangat besar.
Biasanya berbentuk tidak teratur dan noduler, tidak ada batas yang jelas dengan jaringan sekitar
dan tidak berkapsula. Konsistensinya padat atau seperti daging dengan adanya bagian yang
empuk dan rapuh. Potongan melintang dari neoplasma ini tampak berlobulasi, homogen, baur
(difusa), putih keabu-abuan dan dapat memperlihatkan adanya serabut. Warna coklat kemerah-
merahan disebabkan karena adanya perdarahan dan warna kuning karena adanya nekrosis
(Berataet al., 2011).

Secara histopatologi struktur dasar fibrosarkoma terdiri atas kelompok sel-sel fibroblast yang
muda dan serabut-serabut kolagen yang berjalan berputar-putar. Sel-sel neoplasma yang
pleomorfik berbentuk spindle fusiform atau polygonal. Neoplasma yang tidak ada diferensiasi
mempunyai sel-sel raksasa berinti banyak dan sel-sel berbentuk bizarre (ganjil), sitoplasma jelas
berbeda dari serabut. Intinya berbentuk bundar atau oval dan hiperkromatis, nukleoli berjumlah
2-5 buah dan umumnya sangat jelas. Gambaran mitosis tampak sangat tinggi. Pada fibrosarkoma
terdapat banyak vaskularisasi, tetapi pembuluh darah yang terbentuk sangat jelek sehingga
mudah terjadi pendarahan. Nekrosis terjadi akibat kekurangan darah dari jaringan neoplasma,
dan infeksi sekunder yang disertai edema. Pertumbuhan fibrosarkoma biasanya cepat dan
infiltratif (Berata et al., 2011).
SENIN, 31 OKTOBER 2016

11. Osteosarcoma

Osteosarkoma merupakan salah satu neoplasma pada kelenjar mamae. Biasanya di dalam
neoplasma terdapat proliferasi sel-sel berbentuk fusiform dan lonjong, kemudian terlihat adanya
pulau-pulau tumor yang disertai bentukan osteoid dan tulang, indeks mitosis tinggi, metastasis
dapat berlangsung melalui darah ke paru-paru (Goldsmith et al., 2011).

Anda mungkin juga menyukai