Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini

sudah terfokus pada rencana strategi Kementerian Kesehatan 2025, rencana

strategi merupakan penjabaran dari sistem perencanaan pembangunan nasional

(UU no.25 tahun 2010). Kajian tentang standar pelayanan di indonesia dalam

satu dasawarsa terakhir ini semakin mengemuka, sejalan dengan adanya

peraturan perundangan tentang Standar Pelayanan oleh pemerintah pusat

terhadap undang undang tentang pemerintah daerah minimal (SPM). Konsep

SPM muncul sebagai bentuk tindak lanjut yang diambil oleh pemeintah pusat

terhadap undang-undang tentang memerintah daerah yang mengatur adanya

pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah

daerah.SPM merupakan salah satu program strategis nasional sehingga harus

menjadi pehatian, tandas sesjen. Disebutkan dalam pasal 68 UU no 23 tahun

2014 tentang pemerintahan daerah bahwa kepala daerah yang tidak

melaksanaan program strategis nasional akan dikenai sanksi yaitu sanksi

administratif, diberhentikan sementara selama 3 bulan sampai diberhentikan

sebagai kepala daerah (Depkes 2017)

Keperawatan komunitas adalah suatu bidang dalam keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran serta aktif masyarakat serta mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu. Sasaran

keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

1
2

masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan,

untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga dapat

mandiri dalam kesehatanya (Mubarak, 2010).

Praktek keperawatan komunitas yang didasarkan atas sintesa dari

praktek kesehatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta

masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatan dan

mempertahankan kesehatan.

Tujuan praktek keperawatan komunitas dapat dicapai melalui proses

keperawatan yang merupakan serangkaian tindakan untuk menetapkan,

merencanakan, dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka

membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya secara

optimal. Fokus praktek pelayanan keperawatan komunitas adalah

meningkatkan kesehatan komunitas (upaya promotif) dan mencegah terjadinya

masalah kesehatan komunitas (upaya preventif) (Stanhope & Lancaster,

2012).

Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat membutuhkan peran

serta masyarakat yang bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam

berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan

masalah kesehatan. Peran serta masyarakat tersebut merupakan keikutsertaan

seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah kesehatan

yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri (Stanhope & Lancaster, 2012).

Peran serta masyarakat dapat diwujudkan melalui pemberdayaan

masyarakat. Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui upaya


3

menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan sehingga masyarakat memiliki kemandirian untuk

hidup sehat (Stanhope & Lancaster, 2012).

Wujud peran serta masyarakat dapat berupa terbentuknya

institusi/lembaga/organisasi kemasyarakatan, seperti Posyandu, Posbindu,

TOGA, LSM bidang kesehatan, dana seperti dana sehat, dan Kelompok Kerja

Kesehatan Masyarakat (POKJAKES).

POKJAKES merupakan suatu wadah yang dibentuk berdasarkan azas

gotong royong dengan prinsip dari oleh dan untuk masyarakat untuk

memfasilitasi masyarakat secara mandiri dalam menyelesaikan masalah

kesehatan diwilayahnya. Terbentuknya POKJAKES ini dapat memaksimalkan

potensi sumber daya manusia di masyarakat. Adapun tujuan dibentuknya

POKJAKES adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan

derajat kesehatan masyarakat. POKJAKES yang telah dibentuk terlibat secara

aktif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas mulai dari tahap

pengkajian (pengumpulan data), merumuskan diagnosa, menyusun intervensi

keperawatan, implementasi dan tahap evaluasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan mahasiswa dengan wali

Korong terdapat 119 KK, dan pada tanggal 27 sampai 28 November 2017

dilakukan pendataan dan pengisian kuesioner terdapat 100 KK, dimana 19 KK

lagi tidak ada dirumah. Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui

observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 27

November sampai 30 November 2017 di tentukan beberapa masalah

keperawatan komunitas yaitu resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan


4

pada anak, resiko penurunan status kesehatan pada lansia dan resiko

peningkatan penularan penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat. Berikut

ini akan diuraikan hasil beberapa perencanaan yang akan di lakukan untuk

mengatasi masalah tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melakukan praktek profesi keperawatan komunitas diharapkan

mahasiswa mampu melakukan Asuhan Keperawatan Komunitas di

Korong Padang Ampalu Nagari Lareh Nan Panjang Kecamatan VII Koto

Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman.

1.2.2 Tujuan Khusus

a) Melaksanakan pengkajian yang meliputi pengumpulan data, tabulasi

data dan mempresentasikan data yang diperoleh di lapangan.

b) Merumuskan masalah kesehatan dan memberikan gambaran analisa

data sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun.

c) Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah

kesehatan yang akan ditemukan dan diprioritaskan.

d) Mengimplementasi tindakan sesuai dengan rencana yang telah

disusun.

e) Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana

tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang

optimal.
5

1.3 Manfaat Penulisan

1. Untuk masyarakat (POKJAKES) diharapkan laporan hasil kegiatan ini

dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk

mengatasi masalah kesehatan di Korong Padang Ampalu Nagari Lareh

Nan Pajang Kecamatan VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang

Pariaman.

2. Untuk pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas sektoral

diharapkan laporan hasil kegiatan ini dapat dijadikan bahan maupun data

untuk menyusun kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan di masa

yang akan datang.

3. Untuk institusi pendidikan diharapkan laporan hasil kegiatan ini menjadi

bahan perbandingan untuk profesi berikutnya dan menjadi bahan evaluasi

terhadap program atau kurikulum keperawatan komunitas yang telah

ditetapkan.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapaun sistematika penulisan laporan akhir praktek profesi keperawatan

komunitas adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III APLIKASI

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai