Latihan LATEX

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 26

Modul Praktikum Sistem Kendali

Faisal Wahab
ii
Contents

1 The First Chapter 1


1.1 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Dasar Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2.1 Motor DC . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3 Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3.1 Penentuan Fungsi Transfer Secara Eksperimental . . . 2

2 Sistem Pengendali Kecepatan 5


2.1 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2 Dasar Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2.1 Pengendal Kecepatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2.2 Pengendali PID . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.2.3 Alat dan Komponen yang digunakan . . . . . . . . . . 7
2.2.4 Tugas Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.2.5 Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
2.2.6 Pengendalian Kecepatan Lingkar Tertutup . . . . . . . 8

3 Sistem Pengendali Posisi 11


3.1 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
3.2 Dasar Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
3.2.1 Pengendalian Posisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
3.2.2 Alat dan Komponen yang digunakan . . . . . . . . . . 13
3.2.3 Tugas Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
3.3 Percobaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
3.3.1 Pengendalian Posisi Lingkar Tertutup . . . . . . . . . . 14

4 Sistem Pengendali Kecepatan dan Posisi 19


4.1 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
4.2 Dasar Teori . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
4.2.1 Pengendalian Kecepatan dan Posisi . . . . . . . . . . . 19

iii
iv CONTENTS

5 Sistem Pengendali Kecepatan dan Posisi II 21


Chapter 1

The First Chapter

1.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah memahami konsep pemodelan untuk sistem
pengendalian motor DC. Agar pemahaman dari konsep pemodelan motor
bisa tercapai, maka dalam percobaan ini diharapkan mampu untuk:

1. Memahami sistem dan komponen sistem DCMCT Quanser.

2. Memahami model rangkaian motor DC secara umum.

3. Mendapatkan parameter-parameter model sistem DCMCT Quanser.

4. Mendapatkan fungsi transfer model sistem DCMCT Quanser.

1.2 Dasar Teori


1.2.1 Motor DC
Motor adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi
gerakan mekanik rotasional. Motor DC sendiri merupakan salah satu je-
nis motor yang menggunakan energi listrik arus searah atau direct current
untuk kemudian diubah menjadi gerakan rotasional. Motor DC terdiri dari
stator dan rotor. Stator adalah bagian yang tidak bergerak (statis) dan rotor
adalah bagian yang berputar. Dari jenis komutasinya, motor DC dibedakan
menjadi dua, yaitu motor DC tanpa sikat (brushless) dan motor DC den-
gan sikat (brushed). Motor DC dengan sikat sendiri dibedakan menjadi 5
berdasarkan cara medan magnet dibangkitkan, yaitu konfigurasi seri (series),
paralel (shunt), campuran (compound), eksitasi terpisah (separately excited)

1
2 CHAPTER 1. THE FIRST CHAPTER

dan magnet tetap. Masing-masing konfigurasi memiliki karakteristik (kelebi-


han dan kekurangan) yang berbeda-beda.Untuk praktikum sistem kendali ini
digunakan motor DC dengan sikat.
Agar motor DC bisa dikendalikan dengan suatu pengendali tertentu, terlebih
dahulu perlu diketahui karakteristik-karakteristik apa saja yang dimiliki oleh
motor tersebut. Pemodelan merupakan salah satu proses untuk mengetahui
model matematika dari suatu sistem yang akan dikendalikan (kendalian). Se-
belum merancang pengendali motor, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah menurunkan persamaan untuk model dari motor. Biasanya model
tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi transfer (transfer function).Gambar
berikut adalah model rangkaian motor DC dengan eksitasi terpisah[3]:
resistansi motor, adalah arus yang mengalir pada motor, adalah tegangan
gaya gerak listrik balik atau back electromotive force (back emf), adalah
torsi yang dihasilkan oleh motor, dan adalah kecepatan putaran rotor. Asum-
sikan fluks magnetik yang digunakan adalah tetap, maka hubungan antara
dan adalah berbanding lurus dengan faktor pengali . Hubungan antara dan
juga berbanding lurus dengan faktor pengali . Pada bagian mekanik, motor
memiliki redaman yang direpresentasikan oleh dan inersia rotor yang direp-
resentasikan oleh

1.3 Percobaan
1.3.1 Penentuan Fungsi Transfer Secara Eksperimen-
tal
Penentuan Resistansi Motor Rm
1. Siapakan alat dan komponen yang digunakan di atas meja. Nyalakan
komputer dan hubungkan adaptor AC ke Power sehingga DCMCT
Quanser aktif.
2. Pastikan jumper J6 terkonfigurasi untuk operasi HIL (lihat gambar 6).
3. Susun rangkaian pada breadboard menggunakan potensio/trimpot yang
dihubungkan dengan menggunakan kabel jumper sedemikian rupa agar
menghasilkan tegangan variabel dari 0 V hingga 5 V. Ambil tegangan
suplai dari J4 (lihat gambar 5).
4. Hubungkan keluaran potensio/trimpot ke Command pada jack RCA
atau pada J11 (lihat gambar 5) sedemikian sehingga motor bisa berputar
dengan kecepatan bervariasi yang bersesuaian dengan tegangan kelu-
aran potensio/trimpot.
1.3. PERCOBAAN 3

5. Putar potensio/trimpot pada level tertentu sehingga motor berputar


dengan kecepatan konstan. Ambil ini sebagai .

6. Pada kondisi ini, tahan rotor sehingga motor tidak berputar untuk
beberapa saat lalu catat tegangan keluaran Currentpada jack RCA.
Ambil ini sebagai . Perhatikan bahwa kondisi ini tidak boleh dilakukan
terlalu lama agar motor tidak rusak.

7. Dengan resolusi Current sebesar 0,556 A/V, hitung .

8. Nilai diperoleh melalui hubungan = .

9. Ulangi langkah 3 - 6 sehingga diperoleh 5 nilai yang berbeda. data


yang Anda peroleh dalam tabel 1.1. Hitung resistansi rata-rata .

Penentuan Konstanta Torsi Motor

1. Tanpa mengubah susunan rangkaian, putar potensio/trimpot sehingga


motor berputar dengan kecepatan konstan. Ambil ini sebagai .

2. Dengan kondisi motor berputar dengan kecepatan kostan, catat tegan-


gan keluaran Current pada jack RCA. Ambil ini sebagai .

3. Dengan resolusi Current sebesar 0,556 A/V, hitung .

4. Ukur tegangan keluaran tachometer, yaitu Tach pada jack RCA. Ambil
sebagai .

5. Dengan resoulsi tachometer sebesar 667 rpm/V, hitung kecepatan putaran


motor dalam rad/s.

6. Hitung konstanta torsi motor melalui persamaan berikut:

7. Ulangi langkah 8 – 13 sehingga diperoleh 5 nilai yang berbeda. Tuliskan


data yang Anda peroleh dalam tabel 1.2.

8. Dengan menggunakan nilai dan yang diperoleh secara eksperimental


dan yang diperoleh dari perhitungan (yang telah dikerjakan pada tugas
pendahuluan), maka estimasilah fungsi transfer motor (berdasarkan
persamaan (1.1)). Setelah itu, ubah fungsi transfer yang didapat ke
bentuk persamaan (1.2).
4 CHAPTER 1. THE FIRST CHAPTER
Chapter 2

Sistem Pengendali Kecepatan

2.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah memahami konsep pengendalian kecepatan
motor DC. Agar pemahaman dari konsep pengendalian motor bisa tercapai,
maka dalam percobaan ini diharapkan mampu untuk:
1. Memahami konsep sistem pengendalian kecepatan motor DC secara
umum.

2. Memahami sistem pengendali PID.

3. Mendesain sistem pengendalian kecepatan motor DC.

4. Melakukan simulasi sistem pengendalian kecepatan motor DC.

5. Mengimplementasikan sistem pengendalian kecepatan motor DC meng-


gunakan komponen analog.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Pengendal Kecepatan
Hubungan antara tegangan input motor Vm dengan kecepatan putaran motor
ωm dalam domain laplace, dinyatakan dalam persamaan berikut :
ωm (s) K
= (2.1)
Vm τs + 1
Terdapat dua jenis pengendalian, yaitu pengendalian lingkar terbuka (opeb
Loop) dan pengendalian lingkar tertutup (close loop). Pada pengendalian

5
6 CHAPTER 2. SISTEM PENGENDALI KECEPATAN

open loop, keluaran sistem tidak ada umpan balik (feedback ) untuk diband-
ingkan dengan sinyal referensi. berikut adalah diagram block sistem pengen-
dali open loop

2.2.2 Pengendali PID


Sistem pengendali PID (Proporsional Integral Derivatif) merupakan suatu
sistem pengendali yang digunakan secara luas di berbagai bidang industri.
Pengendali PID terdiri dari 3 komponen pengendali, yaitu proporsional, in-
tegral, dan derivatif.

• Proporsonal
Dalam domain waktu kontinyu, hubungan antara sinyal eror dengan
sinyal kontrol dinyatakan dalam persamaan berikut:

u(t) = Kp e(t) (2.2)


Dari persaamaan (2.1) terlihat bahwa pengendali proporsional meng-
hasilkan sinyal kontrol berupa sinyal eror yang dikalikan (proporsional)
dengan konstanta proporsonal . Pengendali proporsional digunakan
untuk memperbesar penguatan dan mempercepat respon transien.

• Integral Dalam pengendali integral, nilai eror diumpankan sebagai laju


perubahan sinyal kontrol sebagaimana dinyatakan dalam persamaan
berikut ini: Z t
u(t) = Ki e(t)dt (2.3)
0

Pengendali integral berfungsi untuk menghilangkan galat atau steady


state error meskipun juga dapat menyebabkan terjadinya overshoot dan
osilasi yang mengakibatkan keadaan tunak lama dicapai.

• Derivatif Pengendali derivatif akan memberikan suatu sinyal kontrol


yang bersesuaian dengan laju perubahan sinyal eror sebagaimana diny-
atakan dalam persamaan berikut ini:

de(t)
u(t) = Kd (2.4)
dt
Pengendali ini digunakan untuk mempercepat respon transien meskipun
memiliki kekurangan, yaitu dapat meningkatkan derau sistem.

Sistem pengendali PID bisa berupa kombinasi antara proporsional, integral,


dan derivatif, bergantung pada respon sistem yang diinginkan. Apabila
2.2. DASAR TEORI 7

ketiga jenis pengendali tersebut digunakan, maka persamaan yang meny-


atakan antara sinyal eror dengan sinyal kontrol dalam domain waktu kon-
tinyu adalah: Z t
de(t)
u(t) = Kp e(t) + Ki e(t)dt + Kd (2.5)
0 dt
Dalam domain Laplace dinyatakan sebagai:
ω(s) Ki
= Kp + + Kd s (2.6)
e(s) s
Berikut ini adalah diagram blok sistem secara umum yang menggunakan
pengendali PID:

2.2.3 Alat dan Komponen yang digunakan


1. Osiloskop.
2. Adaptor arus bolak-balik.
3. Potensio/trimpot 10 .
4. Penguat Operasional LM741.
5. Resistor 10
6. Resistor 100
7. Kapasitor.
8. Multimeter.
9. Kabel jumper.

2.2.4 Tugas Pendahuluan


1. Berdasarkan fungsi transfer yang telah diperoleh dari modul 1, simu-
lasikan sistem pengendali motor DC sesuai dengan diagram blok pada
gambar 1 dengan menggunakan Simulink pada MATLAB. Carilah kon-
stanta proporsional, integral, dan derivatifnya sehingga sistem akan
memberikan respon yang paling baik.
2. Berdasarkan fungsi transfer yang telah diperoleh dari modul 1, carilah
konstanta proporsional, integral, dan derivatifnya menggunakan teknik
Ziegler - Nichols.
3. Rangkai sistem pengendali kecepatan PID motor DC pada breadboard
menggunakan komponen yang telah disiapkan sebelumnya.
8 CHAPTER 2. SISTEM PENGENDALI KECEPATAN

2.2.5 Percobaan
Pengendalian Kecepatan Lingkar Terbuka
Persiapan

1. Siapakan alat dan komponen yang digunakan di atas meja. Hubungkan


adaptor AC ke Power sehingga DCMCT Quanser aktif. Pastikan jumper
J6 terkonfigurasi untuk operasi HIL.

2. Susun rangkaian sesuai dengan gambar 2.5 pada breadboard.

3. Hubungkan keluaran potensio SP ke kanal 1 osiloskop dan keluaran


Tach ke kanal 2 osiloskop.

4. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan


level tertentu dan motor dapat berputar.

5. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.

6. Bebani motor sehingga kecepatan putaran motor berkurang. Amati


respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.

7. Ulangi langkah 3 sampai 5 untuk tegangan keluaran potensio SP yang


berbeda.

2.2.6 Pengendalian Kecepatan Lingkar Tertutup


Pengendali Proporsional

1. Susun rangkaian sesuai dengan gambar

2. Hubungkan keluaran potensio SP ke kanal 1 osiloskop dan keluaran


Tach ke kanal 2 osiloskop.

3. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan


level tertentu dan motor dapat berputar.

4. Putar potensio R2 sampai diperoleh dua nilai resistansi yang berbeda.


Amati respon sistem untuk masing-masing nilai resistansi yang berbeda
dan lakukan analisis. Ukur besarnya masing-masing resistansi sehingga
didapatkan nilai Kp.
2.2. DASAR TEORI 9

5. Putar potensio R2 sampai motor memberikan respon transien yang


optimal.

6. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.

7. Bebani motor sehingga kecepatan putaran motor berkurang. Amati


respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.

8. Ukur besar hambatan potensio R2 dan nilai aktual resistor R1.

9. Nilai Kp diperoleh melalui persamaan

Pengendali Proposional - Intergral

1. Susun rangkaian sesuai dengan gambar 2.7 pada breadboard.

2. Hubungkan keluaran potensio SP ke kanal 1 osiloskop dan keluaran


Tach ke kanal 2 osiloskop.

3. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan


level tertentu dan motor dapat berputar.

4. Putar potensio R3 sampai diperoleh dua nilai resistansi yang berbeda.


Amati respon sistem untuk masing-masing nilai resistansi yang berbeda
dan lakukan analisis. Ukur besarnya masing-masing resistansi sehingga
didapatkan nilai Ki.

5. Putar potensio R2 dan R3 sampai motor memberikan respon transien


yang optimal.

6. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.

7. Bebani motor sehingga kecepatan putaran motor berkurang. Amati


respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.

8. Ukur besar hambatan potensio R2 dan R3.

9. Nilai Kp diperoleh melalui persamaan dan nilai Ki diperoleh melalui


persamaan

Pengendali Proporsional – Derivatif

1. Susun rangkaian sesuai dengan gambar 2.8 pada breadboard.


10 CHAPTER 2. SISTEM PENGENDALI KECEPATAN

2. Hubungkan keluaran potensio SP ke kanal 1 osiloskop dan keluaran


Tach ke kanal 2 osiloskop.
3. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan
level tertentu dan motor dapat berputar.
4. Putar potensio R4 sampai diperoleh dua nilai resistansi yang berbeda.
Amati respon sistem untuk masing-masing nilai resistansi yang berbeda
dan lakukan analisis. Ukur besarnya masing-masing resistansi sehingga
didapatkan nilai Kd.
5. Putar potensio R2 dan R4 sampai motor memberikan respon transien
yang optimal.
6. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.
7. Bebani motor sehingga kecepatan putaran motor berkurang. Amati
respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.
8. Ukur besar hambatan potensio R2 dan R4.
9. Nilai Kp diperoleh melalui persamaan dan nilai Kd diperoleh melalui
persamaan .
Pengendali Proporsional - Integral - Derivatif
1. Susun rangkaian sesuai dengan gambar 2.9 pada breadboard.
2. Hubungkan keluaran potensio SP ke kanal 1 osiloskop dan keluaran
Tach ke kanal 2 osiloskop.
3. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan
level tertentu dan motor dapat berputar.
4. Putar potensio R2, R3, dan R4 sampai motor memberikan respon tran-
sien yang optimal.
5. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.
6. Bebani motor sehingga kecepatan putaran motor berkurang. Amati
respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.
7. Ukur besar hambatan potensio R2, R3, dan R4.
8. Nilai Kp diperoleh melalui persamaan , nilai Ki diperoleh melalui per-
samaan , dan nilai Kd diperoleh melalui persamaan
Chapter 3

Sistem Pengendali Posisi

3.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah memahami konsep pengendalian posisi
motor DC. Agar pemahaman dari konsep pengendalian motor bisa tercapai,
maka dalam percobaan ini diharapkan mampu untuk:
1. Memahami konsep sistem pengendalian posisi motor DC secara umum.

2. Memahami sistem pengendali PID.

3. Mendesain sistem pengendalian posisi motor DC.

4. Melakukan simulasi sistem pengendalian posisi motor DC.

5. Mengimplementasikan sistem pengendalian posisi motor DC menggu-


nakan komponen analog.

3.2 Dasar Teori


3.2.1 Pengendalian Posisi
Berdasarkan fungsi transfer motor yang telah diperoleh dari percobaan pada
modul sebelumnya, maka hubungan antara tegangan input motor dengan
posisi sudut motor dalam domain Laplace sebagaimana dinyatakan dalam
persamaan berikut:
θm (s) K
= 2 (3.1)
Vm (s) τs + s
Pada dasarnya terdapat dua jenis sistem pengendalian, yaitu pengendalian
lingkar terbuka dan pengendalian lingkar tertutup. Pada pengendalian lingkar

11
12 CHAPTER 3. SISTEM PENGENDALI POSISI

terbuka, keluaran sistem tidak diumpan balikkan untuk dibandingkan dengan


sinyal referensi. Berikut ini adalah gambar diagram blok sistem pengendalian
lingkar terbuka:
Sedangkan pada pengendalian lingkar tertutup, keluaran sistem diumpan
balikkan untuk dibandingkan dengan sinyal referensi. Hal ini berguna agar
keluaran sistem bisa Berikut ini adalah gambar diagram blok sistem pengen-
dalian lingkar tertutup:

Pengendali PID
Sistem pengendali PID (Proporsional Integral Derivatif) merupakan suatu
sistem pengendali yang digunakan secara luas di berbagai bidang industri.
Pengendali PID terdiri dari 3 komponen pengendali, yaitu proporsional, in-
tegral, dan derivatif.
• Proporsonal
Dalam domain waktu kontinyu, hubungan antara sinyal eror dengan
sinyal kontrol dinyatakan dalam persamaan berikut:
u(t) = Kp e(t) (3.2)
Dari persaamaan (2.1) terlihat bahwa pengendali proporsional meng-
hasilkan sinyal kontrol berupa sinyal eror yang dikalikan (proporsional)
dengan konstanta proporsonal . Pengendali proporsional digunakan
untuk memperbesar penguatan dan mempercepat respon transien.
• Integral
Dalam pengendali integral, nilai eror diumpankan sebagai laju peruba-
han sinyal kontrol sebagaimana dinyatakan dalam persamaan berikut
ini: Z t
u(t) = Ki e(t)dt (3.3)
0
Pengendali integral berfungsi untuk menghilangkan galat atau steady
state error meskipun juga dapat menyebabkan terjadinya overshoot dan
osilasi yang mengakibatkan keadaan tunak lama dicapai.
• Derivatif Pengendali derivatif akan memberikan suatu sinyal kontrol
yang bersesuaian dengan laju perubahan sinyal eror sebagaimana diny-
atakan dalam persamaan berikut ini:
de(t)
u(t) = Kd (3.4)
dt
Pengendali ini digunakan untuk mempercepat respon transien meskipun
memiliki kekurangan, yaitu dapat meningkatkan derau sistem.
3.2. DASAR TEORI 13

Sistem pengendali PID bisa berupa kombinasi antara proporsional, integral,


dan derivatif, bergantung pada respon sistem yang diinginkan. Apabila
ketiga jenis pengendali tersebut digunakan, maka persamaan yang meny-
atakan antara sinyal eror dengan sinyal kontrol dalam domain waktu kon-
tinyu adalah: Z t
de(t)
u(t) = Kp e(t) + Ki e(t)dt + Kd (3.5)
0 dt
Dalam domain Laplace dinyatakan sebagai:
ω(s) Ki
= Kp + + Kd s (3.6)
e(s) s
Berikut ini adalah diagram blok sistem secara umum yang menggunakan
pengendali PID:

3.2.2 Alat dan Komponen yang digunakan


1. Osiloskop.
2. Adaptor arus bolak-balik.
3. Potensio/trimpot 10 .
4. Penguat Operasional LM741.
5. Resistor 10
6. Resistor 100
7. Kapasitor.
8. Multimeter.
9. Kabel jumper.

3.2.3 Tugas Pendahuluan


1. Berdasarkan fungsi transfer yang telah diperoleh dari modul 1, simu-
lasikan sistem pengendali motor DC sesuai dengan diagram blok pada
gambar 1 dengan menggunakan Simulink pada MATLAB. Carilah kon-
stanta proporsional, integral, dan derivatifnya sehingga sistem akan
memberikan respon yang paling baik.
2. Rangkai sistem pengendali posisi PID motor DC pada breadboard
menggunakan komponen yang telah disiapkan sebelumnya.
14 CHAPTER 3. SISTEM PENGENDALI POSISI

3. Pada gambar 3.9 buktikan bahwa konstanta Kp, Ki, dan Kd berturut-
turut ditentukan melalui persamaan , , dan .

3.3 Percobaan
Persiapan

1. Siapakan alat dan komponen yang digunakan di atas meja. Hubungkan


adaptor AC ke Power sehingga DCMCT Quanser aktif. Pastikan jumper
J6 terkonfigurasi untuk operasi HIL. Hubungkan motor dan poten-
siometer dengan menggunakan belt.

2. Siapakan alat dan komponen yang digunakan di atas meja. Hubungkan


adaptor AC ke Power sehingga DCMCT Quanser aktif. Pastikan jumper
J6 terkonfigurasi untuk operasi HIL.

3. Hubungkan motor dan potensiometer dengan menggunakan belt.

4. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan


level tertentu dan motor dapat bergerak ke posisi tertentu.

5. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.

6. Ganggulah motor sehingga posisi motor berubah. Amati respon motor


pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.

7. Ulangi langkah 3 sampai 5 untuk tegangan keluaran potensio SP yang


berbeda.

3.3.1 Pengendalian Posisi Lingkar Tertutup


Pengendali Proporsional

1. Susun rangkaian sesuai dengan gambar 3.6 pada breadboard

2. Hubungkan keluaran potensio SP ke kanal 1 osiloskop dan keluaran Pot


ke kanal 2 osiloskop.

3. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan


level tertentu dan motor dapat bergerak ke posisi tertentu.
3.3. PERCOBAAN 15

4. Putar potensio R2 sampai diperoleh dua nilai resistansi yang berbeda.


Amati respon sistem untuk masing-masing nilai resistansi yang berbeda
dan lakukan analisis. Ukur besarnya masing-masing resistansi sehingga
didapatkan nilai Kp.

5. Putar potensio R2 sampai motor memberikan respon transien yang


optimal.

6. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.

7. Ganggulah motor sehingga posisi motor berubah. Amati respon motor


pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.

8. Ukur besar hambatan potensio R2 dan nilai aktual resistor R1.

9. Nilai Kp diperoleh melalui persamaan


Pengendali Proporsional - Integral
1. Susun rangkaian sesuai dengan gambar 3.7 pada breadboard

2. Hubungkan keluaran potensio SP ke kanal 1 osiloskop dan keluaran Pot


ke kanal 2 osiloskop.

3. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan


level tertentu dan motor dapat bergerak ke posisi tertentu.

4. Putar potensio R3 sampai diperoleh dua nilai resistansi yang berbeda.


Amati respon sistem untuk masing-masing nilai resistansi yang berbeda
dan lakukan analisis. Ukur besarnya masing-masing resistansi sehingga
didapatkan nilai Ki.

5. Putar potensio R2 dan R3 sampai motor memberikan respon transien


yang optimal.

6. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.

7. Ganggulah motor sehingga posisi motor berubah. Amati respon motor


pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.

8. Ukur besar hambatan potensio R2 dan R3.

9. Nilai Kp diperoleh melalui persamaan dan nilai Ki diperoleh melalui


persamaan
16 CHAPTER 3. SISTEM PENGENDALI POSISI

Pengendali Proporsional - Derivatif


1. Susun rangkaian sesuai dengan gambar 3.8 pada breadboard.

2. Hubungkan keluaran potensio SP ke kanal 1 osiloskop dan keluaran Pot


ke kanal 2 osiloskop.

3. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan


level tertentu dan motor dapat bergerak ke posisi tertentu.

4. Putar potensio R4 sampai diperoleh dua nilai resistansi yang berbeda.


Amati respon sistem untuk masing-masing nilai resistansi yang berbeda
dan lakukan analisis. Ukur besarnya masing-masing resistansi sehingga
didapatkan nilai Kd.

5. Putar potensio R2 dan R4 sampai motor memberikan respon transien


yang optimal.

6. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.

7. Ganggulah motor sehingga posisi motor berubah. Amati respon motor


pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.

8. Ukur besar hambatan potensio R2 dan R4.

9. Nilai Kp diperoleh melalui persamaan dan nilai Kd diperoleh melalui


persamaan
Pengendali Proporsional - Integral - Derivatif
1. Susun rangkaian sesuai dengan gambar 3.9 pada breadboard. 38. Hubungkan
keluaran potensio SP ke kanal 1 osiloskop dan keluaran Pot ke kanal 2
osiloskop.

2. Putar potensio SP sehingga memberikan tegangan keluaran dengan


level tertentu dan motor dapat bergerak ke posisi tertentu.

3. Putar potensio R2, R3, dan R4 sampai motor memberikan respon tran-
sien yang diinginkan.

4. Amati respon motor pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan anal-
isis.

5. Ganggulah motor sehingga posisi motor berubah. Amati respon motor


pada osiloskop. Catat hasilnya lalu lakukan analisis.
3.3. PERCOBAAN 17

6. Ukur besar hambatan potensio R2, R3, dan R4.

7. Nilai Kp diperoleh melalui persamaan , nilai Ki diperoleh melalui per-


samaan , dan nilai Kd diperoleh melalui persamaan .
18 CHAPTER 3. SISTEM PENGENDALI POSISI
Chapter 4

Sistem Pengendali Kecepatan


dan Posisi

4.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah mampu melakukan pengendalian kecepatan
dan posisi motor DC menggunakan software QICii. Agar pemahaman dari
konsep pengendalian motor bisa tercapai, maka dalam percobaan ini dihara-
pkan mampu untuk:
1. Memahami konsep sistem pengendalian kecepatan dan posisi motor DC
secara umum.
2. Memahami sistem pengendali PID.
3. Melakukan simulasi sistem pengendalian kecepatan dan posisi motor
DC.
4. Mengimplementasikan sistem pengendalian dan posisi motor DC meng-
gunakan software QICii.

4.2 Dasar Teori


4.2.1 Pengendalian Kecepatan dan Posisi
Dari percobaan modul sebelumnya telah didapat model motor DC DCMT
yang memberikan hubungan antara tegangan input motor dengan kecepatan
putaran motor dalam domain Laplace sebagaimana dinyatakan dalam per-
samaan berikut:
θm (s) K
= (4.1)
Vm (s) τs + s

19
20 CHAPTER 4. SISTEM PENGENDALI KECEPATAN DAN POSISI

Sedangkan hubungan antara tegangan input motor dengan posisi sudut mo-
tor dalam domain Laplace sebagaimana dinyatakan dalam persamaan berikut:

θm (s) K
= 2 (4.2)
Vm (s) τs + s

Dalam praktikum ini hanya akan diimplementasi sistem pengendalian lingkar


tertutup.
Chapter 5

Sistem Pengendali Kecepatan


dan Posisi II

21
22 CHAPTER 5. SISTEM PENGENDALI KECEPATAN DAN POSISI II

Anda mungkin juga menyukai