Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut yang
diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala demam,
radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput lendir
campak dan bintul kulit.
Hepatitis adalah peradangan pada jaringan hati. Salah satu serangan
penyakit hepatitis adalah warna mata dan kulit penderita tampak kuning
(ikterik). Oleh karena itu, hepatitis sering juga di sebut orang sakit kuning.
Ikterik ini disebabkan karena terbendungnya saluran empedu oleh
pembekakan jaringan hati.
Poliomyelitis adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh suatu
kelompok virus neurutropik (tipe I, II, III). Penyakit ini menyerang system
saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan total. Penyakit polio hanya dapat
menyerang balita dan penyebarannya dari manusia lewat mulut dengan
perantara makanan, air dan kotoran.
Didaerah Gorontalo berdasarkan data mengenai jumlah kasus penyakit
campak yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo selama tiga
tahun terakhir yaitu tahun 2003 dengan jumlah 330 kasus, tahun 2004 dengan
jumlah 442 kasus dan tahun 2005 dari bulan januari sampai mei dengan
jumlah kasus 55 kasus (Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo 1995).
Program pencegahan dan pemberantasan campak di Indonesia pada saat
ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan KLB hasil
pemeriksaan sampel darah dan urine penderita campak pada saat KLB
menunjukkan logam positif sekitar 70% - 100%.
Masalah hepatitis B meningkat, prevalensi pengidap di Indonesia tahun
1993 bervariasi antar daerah yang berkisar dari 2,8% - 33,2%. Bila rata – rata
5% penduduk Indonesia adalah carier hepatitis B maka di perkirakan saat ini
ada 10 juta orang. Para pengidap ini akan semakin menyebar kemasyarakat

1
luas. Negara dengan tingkat HbsAG>8% dihimbau oleh WHO untuk
menyertakan hepatitis B kedalam program imunisasi nasional. Target di tahun
2007 adalah Indonesia bebas dari hepatitis B sebesar 50% dari ibu hamil
pengidap hepatitis B akan menularkan penyakit tersebut kepada bayinya. Data
epidemiologi menyatakan sebagian kasus yang terjadi pada penderita hepatitis
B (10%) menjurus kepada kronis dan dari kasus yang kronis ini 20%nya
menjadi hepatoma, dan kemungkinan akan kronisitas akan lebih banyak
terjadi pada anak – anak balita karena respon imun pada mereka belum
sepenuhnya berkembang sempurna.
Menurut Prof.Dr.Umar Fahmi, hasil penyelidikan di Kabupaten Lebak
provinsi Banten ditemukan kasus AFP yang mengelompok (clustering). Data
yang dikumpulkan oleh Tim Pusat (Surveilans dan WHO) menyatakan
ditemukan 31 kasus AFP dari 6 kecamatan yaitu Cipanas 17, Sajira 7,
Rangkas Bitung 4, Cimarga 4, Sobang 1, dan Warungunung 1. hasil
pemeriksaan dari laboratorium Litbangkes Depkes Jakarta bahwa diketahui 2
kasus positif VPL.
Ada beberapa pencegahan yang dapat di lakukan di antaranya adalah
memberikan imunisasi polio pada semua anak sebanyak empat kali sebelum
usia satu tahun sebagai bagian imunisasi rutin untuk mencegah tujuh penyakit
utama anak. Lewat pekan imunisasi nasional semua anak di bawah usia lima
tahun di beri dua dosis vaksin polio dengan tenggang waktu satu bulan. Yang
dilakukan saat ini untuk mencegah penyakit polio adalah melindungi semua
anak dan balita dengan memastikan bahwa mereka memperoleh 2 tetes vaksin
polio OPV pada pekan imunisasi nasional pada imunisasi rutin lainnya.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyakit Campak

2
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi penyakit campak
b. Untuk mengetahui besarnya masalah campak
c. Untuk mengetahui tingkat keganasan campak
d. Untuk mengetahui intensitas vaksin campak

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular yang di tandai
dengan demam, batuk, konjungtivis (peradangan selaput ikat mata /
konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup
percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam
waktu 2 – 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak di gunakan secara meluas. Wabah campak terjadi
setiap 2 – 3 tahun, terutama pada anak – anak usia prasekolah dan anak – anak
SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia
akan kebal terhadap penyakit ini.
Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut
yang diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala
demam, radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput
lendir campak dan bintul kulit.

B. Besarnya Masalah Campak


Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit infeksi yang sangat
mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih
4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh
paramiksovirus (virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari
hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).
Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif
dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak
adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan
imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.

4
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak
terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-
anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya
dia akan kebal terhadap penyakit ini.

C. Tingkat Keganasan Campak


Pada penyakit campak, bercak merah timbul biasanya pada demam hari
ke III-V, kemudian akan berkurang pada minggu keII dan menimbulkan bekas
terkelupas dan bercak kehitaman. Penyakit campak harus diawali dengan
keluhan pilek dan batuk mulai demam pada hari pertama
Dalam perjalan penyakit pada campak di tandai dengan tiga periode
dengan keluhan yang khas pada seorang penderita :
1. Stadium Pertama
Stadium masa tunas, di perkirakan berlangsung 10 – 12 hari. Pada stadium
pertama ini, seorang anak belum memperlihatkan gejala –gejala penyakit
tapi virus penyebab sudah berada dalam tubuh penderita.
2. Stadium Prodromal
Pada stdium ini sudah tampak gejala berupa demam salesma, hidung
berair, batuk pilek, mata yang merah dan berair (konjungtiva), fotofobia
(mata mudah silau) dan sukar menelan.
3. StadiumErupsi
Ditandai dengan gejala khas berupa demam yang tinggi diikuti dengan
keluarnya bercak atau bintik warna merah yang khas (koplik spot). Bintik
merah ini mula – mula keluar di bagian belakang telinga. Seterusnya,
bintik – bintik ini akan menjalar kewajah, leher, dada, perut, kaki hingga
merebak keseluruh badan. Ruam kulit merupakan bintik berwarna merah
muda, ketika penyakit bertambah berat ruam kulit dapat saling
bersambungan dan menunjukkan warna merah tua.

Komplikasi pada anak yang sehat dan gizinya cukup campak jarang
berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak adalah

5
infeksi bakteri, pneumonia, infeksi telinga tengah. Kadang terjadi penurunan
trombosit sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami
perdarahan ensefalitis (infeksi otak).
Penyakit campak berakibat buruk terhadap saluran pernafsan dan paru –
paru. Pada saluran pernafasan terjadi infeksi pada laring yaitu yang di sebut
dengan laryngitis. Pada jaringan paru – paru dapat terjadi radang paru – paru
yang di sebut Bronkopneumonia. Jika terjadi laryngitis, anak akan
memperlihatkan keluhan sesak nafas, suara mengorok atau suara serak.
Keluhan panas badan tetap ada dan dapat menghilang pelan – pelan sejalan
dengan penyembuhan penyakit. Peradangan paru – paru pada penyakit
campak ini dapat disebabkan langsung oleh virus campak (morbilivirus) atau
oleh adanya kuman lainnya. Jika terjadi peradangan paru – paru beberapa
penyakit akan muncul.
Gejala – gejala penyakit itu berupa : batuk, sesak nafas yang berat.
Anak tampak sangat kesulitan dalam bernafas. Bersamaan dengan munculnya
komplikasi terhadap paru – paru ini, keluhan panas badan tetap tinggi. Jika
panas badan sangat tinggi, tidak jarang anak yang menderita peradangan paru
– paru ini akan mengalami kejang. Dapat di perkirakan apakah peradangan
paru – paru disebabkan langsung oleh virus campak atau akibat bakteri lain.
Cara yang mudah adalah dengan melihat pola demam sejalan dengan
penyembuhan penyakit campak. Sejalan dengan penyembuhan penyakit, panas
badan langsung menghilang. Akan tetapi, jika kuman lain sebagai
penyebabnya, suhu tubuh tetap tidak turun walaupun tanda – tanda penyakit
campak telah menghilang, artinya peradangan paru – paru sebagai infeksi
sekunder oleh bakteri lain.

D. Intensitas Vaksin Campak


1. Anak saya sudah diimunisasi Campak pada usia 9 bulan, tapi ketika usia 5
tahun dia mendapat penyakit Campak, kenapa hal ini bisa terjadi ?
Vaksinasi yang diberikan pada usia di bawah 1 tahun tidak akan
memberikan proteksi yang lama, sehingga harus disusulkan dengan

6
pemberian second opportunity (booster). Di Indonesia anjuran imunisasi
Campak adalah pada usia 9 bulan, karena di Indonesia kejadian penyakit
Campak masih tinggi, sedangkan kematian lebih banyak terjadi pada anak
di bawah 1 tahun, sehingga walaupun tidak memberikan proteksi yang
lama, pemberian imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan diharapkan
dapat menurunkan angka kematian. Disamping itu, ada beberapa penyakit
yang mempunyai gejala mirip dengan penyakit Campak. Sehingga akan
lebih baik bila menderita gejala seperti penyakit Campak dilakukan
konfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium, sebagai diagnosa pasti.
2. Anak saya sudah pernah mendapat penyakit Campak, apakah perlu
diimunisasi lagi ? Ada beberapa penyakit dengan gejala yang mirip dengan
penyakit Campak. Bila ada konfirmasi laboratorium bahwa saat itu anak
anda menderita penyakit Campak, maka tidak perlu dilakukan imunisasi
Campak. Tapi bila anda tidak yakin dengan hal tersebut, sebaiknya tetap
dilakukan imunisasi.

a. Macam Vaksin
Macam vaksin yang digunakan untuk imunisasi:
1. Vaksin yang dilemahkan. Daya infeksi kuman atau virus dilemahkan
namun mampu menumbuhkan respon imun. Vaksin ini dapat berasal
dari keseluruhan organisme atau bagian dari organisme contoh vaksin
polio oral.
2. Vaksin yang telah dimatikan (bakteri, virus atau riketsia). Berasal dari
mikroorganisme yang telah dimatikan. Respon imun yang timbul lebih
lemah daripada vaksin hidup sehingga biasanya memerlukan imunisasi
ulang, contohnya kolera, pertusis.
3. Vaksin Subunit. Berasal dari bagian organisme misalnya komponen
kapsul bakteri (streptococcus pneumoniae). Keuntungan vaksin ini
aman diberikan pada anak, menghindari vaksin yang virulen.

7
4. Vaksin toksoid, dibuat dari bahan toksin bakteri. Meski tidak toksis
namun dapat merangsang pembuatan antibodi, contoh vaksin tetanus,
dan difteri.
5. Vaksin konyugat. Vaksin polisakarida murni ini kurang imunogenik
untuk anak di bawah usia 2 tahun. Untuk meningkatkan imunogenitas,
polisakarida dikonyugasikan dengan protein karier.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu penyakit yang sering menyerang anak – anak adalah campak.
Campak merupakan penyakit yang mudah menular. Campak di sebabkan pelh
virus yang di sebut paramyxovirus. Virus ini memasuki tubuh melalui saluran
pernafasan bagian atas. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan penderita atau melalui udara. Virus campak mudah
menyerang anak dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun. Daya tahan
tubuh anak yang lemah dan kondisi tubuh kekurangan gizi menyebabkan anak
– anak mudah terserang campak. Inkubasi virus penyebab campak kedalam
tubuh terjadi dalam waktu 10 – 14 hari. Gejala – gejala penyakit ini akan
tampak setelah inkubasi virus tersebut.
Gejala – gejala campak antara lain :
· Demam dan menggigil, hidung dan mata berair
· Batuk – batuk
· Perasaan lemah dan lelah
· Sensitif terhadap cahaya
· Nafsu makan turun
· Konjungtivitis (mata membengkak)
· Suara parau
· Setelah tiga hari, ruam – ruam besar berwarna kelihatan di kulit muka,
leher dan juga pada selaput lendir mulut. Ruam ini menyebabkan rasa
gatal kulit.
· Dalam keadaan parah, suhu badan naik sampai 40% celcius atau lebih
sehingga penderita merasa sakit.

Campak sangat mudah tertular sewaktu periode prodormal. Pada akhir


dari fase prodormla terdapat bintik yang di sebut dengan bintik koplik. Bintik
kecil, biru kecokelatan yang di lingkari warna merah. Kelihatan di dalam

9
mulut pada pipi yang berlawanan dengan geraham dan kadang – kadang
terjadi perdarahan. Sesudah 3 hari erbentuk bintik koplik, temperatur badan
mulai meningkat, bintik mulai menghilang dan timbul ruam yang gatal. Ruam
ini mulai dari kecil, rata pada bagian belakang telinga, leher dan pipi. Dari
ukuran kecil ruam akan membesar berwarna merah dan menimbulkan rasa
gatal di kulit. Kondisi tersebut membuat tubuh menjadi tidak nyaman.
Untuk mencegah penyakit campak sebaiknya pada usia tertentu, anak
diberikan vaksinasi anticampak. Vaksinasi anti campak biasanya di berikan
pada waktu bayi berumur 9 bulan dan cukup satu kali saja.
Selain melakukan vaksinasi anticampak, untuk mencegah terjadinya
penyakit campak sebaiknya adalah hidup sehat, menjaga kebersihan
lingkungan, pakaian dan badan. Linkungan buruk dengan sanitasi rendah
merupakan sumber penyakit dan mempermudah penularannnya.
Penyakit campak menyerang tubuh dengan kondisi kurang gizi.
Kekurangan gizi menyebabkan metabolisme tubuh terganggu pertumbuhan
dan perkembangan terhambat, sistem imunitas tubuh pun merupakan sistem
penangkal kuman penyakit yang memasuki tubuh juga menyebabkan tubuh
tidak dapat merespons untuk membentuk antibody yang akan menangkis
serangan kuman penyakit. Oleh karena itu kita perlu menjaga mutu makanan
yang kita konsumsi.

B. Saran
Diharapkan kepada instansi terkait untuk dapat mencegah peningkatan
prevalensi penyakit campak, khususnya di wilayah Puskesmas Senapelan.

10
DAFTAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Demam_Campak - 29k
www.blogdokter.net/2007/03/31/campak-measles/ - 63k
www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1596&Itemid
=2 - 30k

11

Anda mungkin juga menyukai