Pada masa Rasulullah Saw masalah sosial tentu tidak sedikit karena itu banyak
sekali sahabat Rasul yang memerlukan bantuan sosial sebagai resiko dari keimanan yang
mereka hadapi dan sebagai konsekuensi dari perjuangan.
Mesjid bukan hanya sebatas tempat ibadah saja, tetapi mesjid diharapkan dapat
menjadi pusat aktivitas sosial dan ekonomi bagi para umat atau jamaah, sesuai dengan
potensi lokal yang tersedia.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang bagaimana mesjid itu
dapat dijadikan sebagai tempat pemberdayaan ekonomi umat, baik pada masa rasulullah
maupun zaman sekarang ini.
a. Rumusan masalah
1. Pengertian masjid dan fungsinya
2. Bagaimana peran mesjid terhadap pemberdayaan ekonomi ummat.
b. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dan fungsi masjid
2. Mengetahui peran msjid terhadap pemberdayaan ekonomi ummat
PEMBAHASAN
Sujud adalah pengakuan ibadah, yaitu pengertian pengabdian lahir yang dalam sekali.
Perubahan dari bunyi ma menjadi me disebabkan awalan me dalam bahasa Indonesia.
Dengan demikian, mesjid yang dimaksudkan dalam uraian ini adalah mesjid tidak
hanya dalam pengertian tempat ibadah, tetapi juga mencakup sebagai pusat pembinaan dan
kebudayaan dan sumber pusat peradaban Islam.
Kemudian, ada 4 fungsi masjid yakni ibadah/pembinaan iman dan taqwa, sosial
kemasyarakatan, pendidikan dan pembinaan sumber daya manusia, dan ekonomi. Dari
keempat fungsi ini umumnya baru fungsi pertama saja yang terlaksana sementara fungsi
kedua, ketiga dan keempat belum teroptimalkan.
Untuk bisa mengoptimalkan peran dan fungsi masjid pada masa sekarang ini, kita
harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana masjid difungsikan pada masa Rasulluah
SAW sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Fungsi Masjid pada masa Rasul
inilah yang sangat penting untuk kita ketahui agar kita tidak menyimpang dalam
memfungsikan masjid dari maksud mendirikannya. Menurut Drs. Miftah faridi: masjid
dalam peradaban Islam, bukan sekedar sebuah tempat kegiatan keagamaan dan kebudayaan,
tetapi merupakan suatu tata kelembagaan yang menjadi sarana pembinaan masyarakat dan
keluarga muslim serta insan-insan peradaban Islam.
Dimasa Nabi Muhammad SAW dan dimasa sesudahnya, masjid menjadi pusat atau
sentral kegiatan kaum muslimin. Kegiatan dibidang pemerintahan pun mencakup, ideologi,
politik,ekonomi, sosial, peradilan dan kemiliteran dibahas dan ddipecahkan dilembaga
masjid. Secara teoritis dan konseptual, masjid adalah pusat kebudayaan Islam.dari tempat
inilah, syiar keislaman yang meliputi aspek duniawi dan ukhrawi, material spiritual
dimulai.
Menurut Ahmad Sutarmadi masjid bukan sekedar memiliki peran dan fungsi sebagai
sarana peribadatan saja bagi jamaahnya. Masjid memiliki misi yang luas mencakup bidang
peningkatan hubungan sosial kemasyarakatan bagi para anggota jamaah, dan peningkatan
ekonomi jamaah, sesuai dengan potensi local yang tersedia.[3]
Kesimpulan
Mesjid merupakan sentral kekuatan umat muslim, tidak hanya sebagai tempat
ibadah shalat limawaktu, tetapi mesjid baik pada masa Rasulullah maupun sekarang ini
merupakan sebuah wadah untuk menyatukan Umat dan menyusun pertahanan akidah
umat. Secara umum fungsi mesjid ada empat, yaitu sebagai ibadah/pembinaan iman dan
taqwa, sosial kemasyarakatan, pendidikan dan pembinaan sumber daya manusia, dan
ekonomi.
Dimasa Nabi Muhammad SAW dan dimasa sesudahnya, masjid menjadi pusat atau
sentral kegiatan kaum muslimin. Kegiatan dibidang pemerintahan pun mencakup, ideologi,
politik,ekonomi, sosial, peradilan dan kemiliteran dibahas dan dipecahkan dilembaga
masjid. Secara teoritis dan konseptual, masjid adalah pusat kebudayaan Islam.dari tempat
inilah, syiar keislaman yang meliputi aspek duniawi dan ukhrawi, material spiritual
dimulai.
B. Saran
Mesjid memang bisa dijadikan sebagai sarana memeberdayakan ekonomi umat, tapi
perlu di ingat bahwa didalam mesjid tidak dibolehkan melakukan transksi jual beli atau
kegiatan ekonomi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sutarmadi Ahmad, Visi, Misi, dan Langkah strategis; Pengurus Dewan Mesjid Indonesia
dan Pengelola masjid, (Jakarta, Logos wacana Ilmu, 2002).
[1] Nana Rukmana, Manajemen Masjid Panduan Praktis membangun Dan Memakmurkan
masjid. (Bandung, MQS Publishing. 2009)hlm; 26
[2] Ahmad sutarmadi, Masjid, tinjauan Al-Qur’an As-sunnah dan manajemen, (Jakarta:
penerbitkalimah, 2001).hlm; 16
[3] Ahmad Sutarmadi, Visi, Misi, dan Langkah strategis; Pengurus Dewan Mesjid
Indonesia dan Pengelola masjid, (Jakarta, Logos wacana Ilmu, 2002) hlm: 462
[4] Mubyanto, membangun Sistem ekonomi,( Jogjakarta, BPFE, 2000) cet I hlm: 263
[5] Dikutip dari Abdul-Fikri-ashari(PDf), oleh Fauzan 20 april 2014