Anda di halaman 1dari 20

BAB I

1.1 Latar belakang

Jalur pariwisata yang berkembang membuka banyak peluang untuk bisnis


perhotelan, seperti yang terjadi pada bisnis perhotelan yang cukup marak di Indonesia.
Hampir semua hotel di provinsi di Indonesia telah memiliki hotel berbintang termasuk
provinsi riau (pekanbaru). Banyak diantara hotel di pekanbaru dahulunya merupakan
tempat penginapan saja namun sekarang telah berkembang sesuai dengan pesatnya
perkembangan daerah. Hotel dapat berkembang dimana saja, tergantung lokasi tempat
berdirinya hotel. Lokasi hotel dapat menentukan keberhasilan usaha hotel tersebut. Oleh
karena itu pemilihan lokasi hotel harus strategis dan menarik. Kebanyakan hotel di
bangun berdekatan dengan jalan besar, bandara, pusat perbelanjaan, dll agar pengunjung
tertarik menginap di hotel tersebut.

Hotel merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial,
yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut
makanan dan minuman (berdasarkan SK Menteri Perhubungan No. PM 16/PW 301/PHB
77 tanggal 22 Desember 1977 pada bab Pasal 7 ayat a). berdasarkan pengertian ini, hotel
memerlukan pengelolaan secara terus menerus untuk melayani konsumennya. Hal ini
juga sesuai dengan rumusan dari aspek pariwisata yang menyatakan bahwa hotel adalah
suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bagian dari jenis
bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya
bagi kepentingan umum yang dikelola secara komersial. (keputusan menteri pariwisata,
pos telekomunikasi RI). Perancangan sebuah hotel perlu mempertimbangkan dua aspek
utama pada perancangan bangunan komersial, yaitu efisiensi dan kenyamanan. Dua
aspek ini secara keseluruhan akan mempengaruhi keputusan sebuah rancangan hotel
dengan melihat kepentingan konsumen hotel yang menjadi sasaran hotel tersebut.

Pada perencanaan hotel di sebuah lahan/lokasi di pekanbaru, terlebih dahulu


harus mengetahui karakteristik dan pengguna hotel yaitu pengunjung (visitor). Pada
perencanaan hotel ini sangat berpengaruh terhadap program ruang, maka diperlukan
pertimbangan kapasitas pengunjung yang akan menginap/bermalam di hotel tersebut,
karena jumlah pengunjung akan berpengaruh terhadap besaran ruang. Oleh karena itu
diharapkan untuk perancangan hotel ini akan mendapatkan respon serta nilai – nilai
positif bagi para pengunjung yang akan menggunakan jasa penginapan hotel tersebut.

Hotel merupakan suatu bangunan yang dikelola secara komersil guna


memberikan fasilitas penginapan kepada masyarakat umum, dengan fasilitas yaitu jasa
penginapan, pelayanan barang bawaan, pelayanan fasilitas hotel, pelayanan makan dan
minuman, dll.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1. Tujuan

 Menjadikan Surprise Hotel sebagai hotel yang nyaman serta aman bagi
pengunjung.
 Mewadai kegiatan para pengunjung dengan fasilitas yang memadai dan bersifat
modern.
 Memberikan bentuk desain hotel yang unik serta modern agar dapat bersaing
dengan hotel sekitar.
1.2.2. Maksud

 Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan


perancangan Surprise Hotel berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan.
1.3 Identifikasi Masalah
Dalam perencanaan dan perancangan botanical garden ada 3 aspek permasalahan
arsitektur yang harus di hadapi,yaitu :

1.3.1 Lingkungan

- Bagaimana menyesuaikan keberadaan bangunan yang sesuai dengan kondisi


lingkungan ataupun kawasan setempat.
- Meminimalkan kemacetan jalan utama yaitu jalan sudirman untuk dapat masuk ke
hotel ini.
1.3.2 Aspek manusia

- Berkaitan dengan prilaku atau karakter pengguna bangunan.


- Berkaitan dengan kegiatan dari pengguna bangunan

1.3.3 Bangunan
- Bangaimana merancang bangunan yang ramah terhadap lingkungan,yang tidak
menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan.
1.4 Menata penzoningan di dalam bangunan secara efektif dan efesien.Batasan Masalah
 Pemanfaatan lingkungan sekitar
 Perataan sirkulasi
 Orientasi matahari
 Menyesuaikan bentuk sesuai tema
 Dll
1.5 Strategi/ Pola Pemikiran

HOTEL

TUJUAN DESKRIPSI ANALISIS


Sebagai tempat PROYEK - Tapak
tinggal - Judul proyek - Fungsi
bagi - Pengguna
- Aktifitas
PERMASALAHAN - Ruang
- Penatanaan DATA - Sirkulasi
ruangan - - Bentuk
- desain sesuai tema Tapak bangunan
- respon terhadap - Akustik

Konsep dan
Desain
skematik

BAB II
“DESAIN
2.1 Tinjauan Teoritis

 Pengertian Hotel
Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi
masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang
hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.

Sedangkan menurut The American Hotel and Motel Association (AHMA) hotel
adalah sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas
penginapan untuk umum dengan fasilitas sebagai berikut: pelayanan makan dan minum,
pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan
fasilitas/perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.

 Karakteristik Hotel

Hotel memiliki beberapa karakteristik yang membedakan antara hotel dengan industri
lainnya. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

 Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya
dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga
pekerja yang banyak pula.
 Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada.
 Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana
jasa pelayanannya dihasilkan.
 Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa
terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya.
 Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga memperlakukan pelanggan
sebagai partner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada
banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut.
 Produk perhotelan mempunyai empat karakteristik khusus, yaitu: produk nyata
(tangible), tidak nyata (intangible), bersifat “perishable” dan “non-perishable”.
Produk yang bersifat nyata antara lain kamar, makanan, minuman, kolam renang,
dsb. Produk yang bersifat tidak nyata, antara lain keramah-tamahan,
kenyamanan, keamanan, dsb.
 Produk bersifat perishable artinya bahwa produk tersebut hanya bisa dijual saat
ini, contohnya bahan makanan segar yang tidak dapat disimpan seperti sayur-
mayur. Produk yang bersifat nonperishable misalnya minuman keras, soft drink,
perlengkapan tamu (guest supply and amenities).
 Bisnis hotel mempunyai tujuan mendapatkan keuntungan seoptimal mungkin
melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu (guest need and wants).
Kepuasan tamu menjadi sasaran pelayanan untuk membentuk citra yang baik dan
sekaligus menjamin keberadaan hotel dalam jangka panjang.
 Klasifikasi Hotel

Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas
yang dimiliki wisatawan (Tarmoezi, 2000). Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari
lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi:

A. City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang


bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut
juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang
memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

B. Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinngiran kota besar yang jauh dari keramaian kota,
tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha. Hotel ini berlokasi di daerah-
daerah tenang, terutama karena diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam
jangka waktu lama. Dengan sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat
tinggal yang lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

C. Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi pantai
(beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti ini terutama
diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-hari libur atau bagi mereka
yang ingin berekreasi.

D. Motel

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang menghubungan
satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan raya dekat dengan pintu
gerbang atau batas kota besar. Hotel ini diperuntukkan sebagai tempat istirahat
sementara bagi mereka yang melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan
umum atau mobil sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk
mobil.

Sumber tinjauan teoritis :

(http://abstraksiekonomi.blogspot.co.id/2014/06/tinjauan-teori-tentang-hotel.html)

2.2 Tinjauan Empiris Proyek Sejenis


 Garden City Hotel New York

Contoh City Hotel

2.3 Data Tapak


Lokasi atau tapak yang akan digunakan adalah di JL. Sudirman. Terpilih nya lahan ini
atas berdasarkan pertimbangan nilai – nilai aspek bangunan yang mendukung di
lingkungan sekitar lahan tersebut, seperti dekat dari bandara, dekat dari pusat kota, dekat
dari perkantoran dan sebagainya.
BAB III
3.1 Judul Proyek

Judul yaitu “Perencanaan Pembangunan City Hotel di Pekanbaru”

3.2 Pengertian Proyek

 Perencanaan : merupakan sebuah patokan untuk mempermudah menejer agar tercapainya


sebuah tujuan, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan
rencana aktivitas kerja organisasi.
 Hotel : merupakan suatu bentuk bangunan, lambing, perusahaan atau badan usaha
akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan
minuman, serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi
masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang
hanya menggunakan fasilitas tertentu yang di miliki hotel itu.
 City Hotel : merupakan hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi
masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City
hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis
yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut.

3.3 Latar belakang dan Perkembangan

Berkembangnya bisnis pariwisata di Indonesia mengundang banyak orang untuk


berdatangan baik itu asing maupun local, dalam hal berbisnis, hiburan, dll. Pariwisata di
Indonesia sendiri cukup potensial mengingat banyaknya keindahan alam, keunikan dan
keragaman budaya, dan sebagainya. Hal itu cukup membuat Indonesia menjadi destinasi
bagi siapapun yang ingin berkunjung. Indonesia sendiri sedang dikatakan berkembang
dalam artian “membangun” kembali apa – apa yang telah direnggut setelah seperti yang
diketahui Indonesia pernah dijajah, mungkin dari segi teknologi dan kemajuan lain nya
kurang pesat, sehingga membuat Indonesia ketinggalan.

Tetapi Indonesia yang sekarang sudah berbeda, dimana sudah ada tahapan – tahapan atau
progres nyata yang dapat dilihat dari pesatnya bangunan – bangunan ibu kota, dan kota –
kota lain nya. Tak luput pula bisnis perhotel-an di Indonesia, dengan semakin banyak nya
pengunjung dari luar, dan tuntutan pebisnis lokal dana sing. Sangat disayangkan apabila
di sebuah kota di Indonesia tidak memiliki hotel yang bagus sesuai standard an
kenyamanan bagi para pelaku bisnis atau masyarakat umum yang akan menggunakan
jasa penginapan di hotel tersebut. Maka dari itu, hotel di Indonesia harus lebih
berkembang lagi, untuk menunjang kebutuhan masyarakat umum maupun pelaku bisnis
dan sebagainya,

3.4 Fungsi Proyek

 Sebagai destinasi bagi para pelaku bisnis, untuk lebih mengutamakan kepuasan dan
kenyamanan di hotel tersebut.
 Sebagai destinasi bagi para keluarga yang sedang liburan (khususnya yang berdatangan
ke pekanbaru), sehingga menimbulkan rasa betah/senang seketika berada di hotel
tersebut.
 Memfasilitasi sesuai standar yang berlaku demi kenyamanan dan keamanan agar tamu
hotel yang berdatangan puas dengan seluruh fasilitas hotel.
 Dll.

3.5 Tema Proyek

Tema pada proyek ini adalah “Folding Arsitektur”

 Pengertian Folding Arsitektur

Folding arsitektur sendiri merupakan proses menghasilkan suatu bentuk gubahan massa
dalam desain arsitektur, melalui eksperimen. Penerapannya dalam arsitektur
menggunakan karakter kertas dan mentransformasikannya ke dalam bentuk gubahan
massa dengan cara lipat, potong, tekukan, membagi lipatan, membuka lipatan,
melubangi, membuat simpul, memintir, melipat dengan pola, mengayam dan
menembuskan.

Dalam pengapikasiannya, folding arsitektur harus mampu menerapkan unsur desain yaitu
titik, garis, bidang, prinsip – prinsip arsitektur seperi laras – kontras, regular – irregular,
keseimbangan (balance), hirarki, aksentuasi, keutuhan, repetisi, dan unity (kesatuan)
yang membentuk ruang.

3.6 Pemilik Proyek

“Swasta/Pribadi”

3.7 Lokasi Proyek

Jadi lokasi terpilih dari alternative tapak yaitu lokasi pertama di Jl.Sudirman – Pekanbaru.

ASPEK POINT

 PENCAPAIAN 4

 VIEW 3

 BEBAS BANJIR 5

 KETENANGAN 3

JL. JENDRAL SUDIRMAN


JUMLAH 15

ASPEK POINT

 PENCAPAIAN 5

 VIEW 3

 BEBAS BANJIR 2

 KETENANGAN 3

JL. JENDRAL SUDIRMAN


JUMLAH 13
ASPEK POINT

 PENCAPAIAN 3

 VIEW 3

 BEBAS BANJIR 3

 KETENANGAN 3

JL. DATUK SETIA


JUMLAH 12

3.8 Luas Lahan Proyek


3.9 KDB (Koefisien Dasar Bangunan)

Wilayah Perumaha Ban


No. Pendidikan Peribadatan Perkantoran Perdagangan Industri
Pengembangan n dara

(WP) % % % % % % %

1 WP 1 60 - 90 60 - 80 50 - 70 70 - 90 70 - 90 60 - 80 0

2 WP 2 50 - 70 50 - 70 50 - 70 60 - 80 60 - 80 30 - 60 0

3 WP 3 40 - 60 50 - 70 50 - 70 50 - 70 50 - 70 30 - 60 0

4 WP 4 50 - 70 50 - 70 50 - 70 50 - 70 60 - 80 30 - 60 20 - 40

5 WP 5 50 - 80 60 - 70 50 - 70 60 - 80 60 - 90 30 - 60 20 - 40

Di atas berikut adalah tabel pembagian KDB wilayah pekanbaru :

Sesuai aturan yang berlaku, karena lokasi berada di WP 1, maka luas yang di dapat yaitu 60 -
80%. Diambil 60%, luas lahan yang dapat di bangun : 60% x 18.000 m2 =10.800 m2
3.10 KLB (Koefisien Lantai Bangunan)

Wilayah Perumaha
No. Pendidikan Peribadatan Perkantoran Perdagangan Industri Bandara
Pengembangan n

(WP) (Indeks) (Indeks) (Indeks) (Indeks) (Indeks) (Indeks) (Indeks)

0.60 –
1 WP 1 0.60 – 2.70 0.60 – 1.60 0.50 – 0.70 0.70 – 2.80 0.70 – 2.70 0
0.60

0.30 –
2 WP 2 0.50 – 1.00 0.50 – 0.70 0.50 – 0.70 0.60 – 1.60 0.60 – 1.60 0
0.60

0.30 –
3 WP 3 0.40 – 1.20 0.50 – 0.70 0.50 – 0.70 0.50 – 0.70 0.50 – 0.70 0
0.60

0.30 – 0.20 –
4 WP 4 0.50 – 1.40 0.50 – 0.70 0.50 – 0.70 0.50 – 1.40 0.60 – 1.60
0.60 0.40

0.30 – 0.20 –
5 WP 5 0.50 – 1.60 0.50 – 1.40 0.50 – 0.70 0.60 – 2.40 0.60 – 1.60
0.60 0.40

Diatas berikut adalah tabel pembagian KLB pada wilayah pekanbaru :

Sesuai wilayah pengembangan yang telah di tetapkan yaitu WP 1, maka KLB yang dapat di
gunakan yaitu 0.60 – 2.70. Diambil 2.70 x 18000m2 = 48.600 m2

3.10 GSB (Garis Sempadan Bangunan)


Pengertian GSB

Dalam penjelasan dipasal 13 Undang-undang No. 28 tahun 2002, Garis Sempadan


Bangunan memiliki arti sebuah garis yang membataskan jarak bebas minimum dari sisi
terluar sebuah massa bangunan terhadap batas lahan yang dikuasai. Dapat disimpulkan
bahwa GSB adalah batas bangunan yang diperbolehkan untuk dibangun rumah atau
gedung. Untuk factor menentukan GSB adalah letak atau tempat dari lokasi bangunan
tersebut berdiri.

BAB IV
4.1 Aspek Manusia

4.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan

Pelaku Fungsi

Pengunjung/Tamu Hotel Berkunjung/Menikmati layanan hotel dan fasilitasnya

General Manager adalah puncak pimpinan dari sebuah


struktur organisasi hotel. Ia bertanggung jawab atas
General Manager (GM)
keseluruhan penyelenggaraan hotel dan kinerja seluruh
karyawannya.

Assistant General Manager atau Executive Assistan


Manager adalah wakil General Manager. Jabatan ini pada
umumnya ada di hotel-hotel besar di mana General
Manager perlu dibantu dan didukung oleh Assistan General
Assistant Manager (AGM) Manager. Penanganan tugas-tugas manajemen yang telah
dirumuskan dan diarahkan oleh General Manager
dilaksanakan dan dikomunikasikan kepada Assistant
General Manager. Selanjutnya diteruskan ke Departmen
Head.

Controller adalah akuntan internal hotel. Controller


bertanggung jawab atas efektivitas pengelolaan administrasi
Controller dan penyajian data keuangan yang disusun setiap hari. Ia
akan dimintai pendapat dan pandangannya dalam hal
keuangan hotel.

Plant Engineer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas


pemeliharaan, pengelolaan, dan perbaikan seluruh aset yang
Plant Engineer meliputi: gedung hotel, perlengkapan mekanik dan
elektronik, dan energi hotel. Pengelolaan listrik, gas, dan air
adalah tanggung jawab plant engineer.

Human Resources HRD Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola


Development Manager sumber daya manusia untuk keberhasilan hotel. HRD
Manager harus menguasai hukum dan perundang-undangan
yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, baik lokal,
nasional, maupun internasional. Ia bertugas menerima dan
mengangkat pegawai baru, menyelenggarakan semua
administrasi kepegawaian dan kegiatan karyawan, serta
mengadakan pelatihan terhadap karyawan.

Recreation Director adalah pejabat yang bertugas mengelola


Recreation Director kegiatan hotel yang berkaitan dengan kegiatan rekreasi di
area hotel.

Marketing and Sales Director adalah pejabat yang


Marketin & Sales Director menentukan keberhasilan hotel dalam menjual produk hotel
kepada konsumen.

F&B Manager adalah pejabat yang bertugas mengelola


Food and Beverage Department Untuk dapat menyajikan
makanan dan minuman berkualitas yang disenangi tamu.
Food & Beverage Manager
Merencanakan menu, memastikan bahwa setiap bawahanya
dapat menyajikan makanan dengan cepat dan ramah, dan
mengendalikan biaya Food and Beverage Department.

FO Manager adalah pejabat hotel yang bertanggung jawab


Front Office Manager
atas pengelolaan kantor depan.

Security Director bertanggung jawab atas keamanan hotel


secara keseluruhan. Ruang lingkup pengamanan hotel
Security Director meliputi para karyawan, para tamu, dan aset hotel. Security
perlu menciptakan kondisi yang aman sehingga tamu betah
tinggal di hotel dan para karyawan bekerja dengan nyaman.

Service director bertanggung jawab atas kebersihan dan


Service Director
pelayanan service tiap kamar tamu hotel.

4.1.2 Analisa Aktivitas Pelaku dan Kebutuhan Ruang

Fasilitas Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang


-Entrance/Hall
-Masuk/Keluar
-Receptionist
-Check in/out
Tamu Hotel -Area Duduk
-Menunggu Tamu
-Pusat Informasi
Lobby -Mencari Informasi
-Toilet

-Melayani Tamu -Receptionist


Pengelola/Karyawan Check in/ out -Pusat Informasi
-Memberi Informasi -Toilet

Tamu Hotel -Acara/Event -Ruang Meeting


Ruang Meeting -Mengurus Keper -Ruang Persiapan
Pengelola/Karyawan
luan Acara/Event -Toilet

-Makan dan Minum -Restaurant


Tamu Hotel
-Bersantai -Toilet
Restaurant -Menyiapkan Makan
-Dapur
Pengelola/Karyawan dan Minuman Tamu
-Toilet
Hotel

-Beristirahat -Kamar Hotel


Kamar Hotel Tamu Hotel
-Makan & Minum -Area Santai

Gym/Fitness Tamu Hotel -Berolahraga -Area Gym/Fitness

Bar Tamu Hotel -Bersantai -Area Bar

Taman Tamu Hotel -Bersantai -Area Taman

-Menyiapkan
kebutuhan makan
Dapur Pengelola/Karyawan -Area Dapur
dan minum tamu
hotel

-Monitoring
Gudang Pengelola/Karyawan kebutuhan dan -Area Gudang
keperluan hotel

-Menjaga Keamanan
-Pos Satpam
Area Parkir Pengelola/Karyawan di dalam maupun di
-Area Parkir
luar hotel
4.1.3 Analisa Pengelompokan Kegiatan

Tamu
Hotel

Datan

Parkir Inform Receptio Kamar


asi nist Hotel

Lobby Restaura Bar


nt
Ruang Gym/Fitn Taman
Meeting ess

Keluar
4.1.4 Program Kebutuhan dan Besaran Ruang

Standar Perhitungan
Nama Ruang 2 2
Luas (m2)
(m ) (m )
DROP OFF 18 m2 3mx6m 18 m2
LOBBY 109 m2 1 m x 109 m2 109 m2
LOUNGE 65.4 m2 0.6 x 109 m2 65.4 m2
LAVATORY (TOILET) 49 m2 7mx7m 49 m2
MUSHALAH 36 m2 6mx6m 36 m2
TANGGA DARURAT 10 m2 2.5 m x 4 m 10 m2
LIFT PENUMPANG 3.15 m2 1.5 m x 2.1 m 3.15 m2
KAMAR STANDAR 24 m2 3mx8m 24 m2
KAMAR DELUXE 32 m2 4mx8m 32 m2
MEETING ROOM 96 m2 12 m x 8 m 96 m
KANTOR MANAGER 80 m2 10 m x 8 m 80 m2
KANTOR DEVISI 56 m2 7mx8m 56 m2
R. ISTIRAHAT KARYAWAN 32 m2 4mx8m 32 m2
HOUSE KEEPING 48 m2 6mx8m 48 m2
RUANG LAUNDRY 64 m2 8mx8m 64 m2
GUDANG MAKANAN 48 m2 6mx8m 48 m2
RUANG CONTROL 9 m2 3mx3m 9 m2
RUANG SECURITY 9 m2 3mx3m 9 m2
RUANG GENSET 48 m2 6mx8m 48 m2
RUANG PANEL LISTRIK 4 m2 2mx2m 4 m2
RUANG SHAT SAMPAH 4 m2 2mx2m 4 m2
RUANG SHAFT PLUMBING 4 m2 2mx2m 4 m2
RUANG AHU 48 m2 6mx8m 48 m2
RESTAURANT 128 m2 16 m x 8 m 128 m2
80 m2 10 m x 8 m
6 m2 2mx3m

80 m2
6 m2

TOTAL

4.2.1 Analisa Regulasi

Terkait peraturan dalam membangun sebuah bangunan, Indonesia sendiri sangat


merasakan dampaknya, karena dipersulit oleh pemerintah/oknum – oknum tertentu
yang berujung pada pemerasan. Maka dari itu dalam pembangunan hotel ini harus
sesuai dengan standar rencana pembangunan, yang tidak merugikan masyarakat,
lingkungan sekitar bangunan, dan aspek – aspek penting lainnya yang dapat merusak
jalannya pembangunan hotel tersebut. Oleh karena itu ada ketentuan yang mengatur
tata letak bangunan pada site plan yaitu aturan GSB yang berfungsi untuk
mengantisipasi pengembangan bangunan dan lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai