BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh
tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan
Nasional, bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode
dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu
merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun
1970an para pakar banyak yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir
survei verifikatif dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan.
Di Indonesia, pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di daerah
perkotaan. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan.
Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian terbesar
dibandingkan di pedesaan. Mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik
daripada di desa. Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang
mereka bayangkan. Dalam hal ini penulis akan membahas dan menjelaskan tentang
ruang lingkup perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat ?
2. Apa yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan ?
3. Apa yang dimaksud dengan masyarakat perkotaan ?
4. Bagaimana hubungan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat.
2. Untuk mengetahui pengertian masyarakat pedesaan.
3. Untuk mengetahui pengertian masyarakat perkotaan.
4. Untuk mengetahui hubungan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masyarakat
Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
1. R. Linton mengemukakan masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan
dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu .
2. MJ. Herkovits mengemukakan masyarakat adalah kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. J.L. Gilian mengemukakan masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat
itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
4. S.R. Steinmetz mengemukakan masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar,
yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang
mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
5. Hasan Sadily mengemukakan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari
beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan
mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat
adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua
perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah
sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial,
bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang .
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju
pada kepentingan dan tujuan bersama.
B. Masyarakat Pedesaan
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
3. Marga merupakan unsur yang mencangkup ruang perkotaan yang berfungsi untuk
menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam
kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka merupakan unsur bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna merupakan unsur bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum
secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni
kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah.
Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu
pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota
yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota.
Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian
lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha
masyarakat kota di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni
seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-
daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun
nasional.
D. Perbedaan desa dengan kota
1. Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak dari pada
desa.
2. Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, lingkungan
perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
3. Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu bidang
agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi tersier
yaitu bidang pelayanan jasa.
4. Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat heterogen
karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing
memliki kepentingan berlainan.
5. Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya mereka yang
memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran memiliki
kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat perbedaan
yang menyolok antara kaya dan miskin.
6. Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal yaitu
perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun perpindahan
kedudukan yang setingkat atau horizontal.
7. Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam interaksi
sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau
pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada masyarakat
7
8
perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi oleh ekonomi daripada motif sosial.
Selain itu juga motif non sosial seperti politik, pendidikan.
8. Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
9. Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi
daripada desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka
kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak kegiatan disana.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat
hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling
membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor, daging, ikan. Desa juga merupakan
sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh
bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan
raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa
seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah,
obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal
tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah
penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian
dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah yang seudah lama berkembang seperti
pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan
kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang
yangtidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan pengangguran, baik
sebagai pengangguran penuh maupun setengah penuh.
E. Hubungan desa dengan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama
sekali, karena terdapat hubungan erat yang bersifat ketergantungan. Masyarakat kota
tergantung dengan masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-
bahan pangan dan masyarakat desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis
pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya masyarakat kota menghasilkan barang-barang
yang diperlukan oleh orang desa seperti pakaian, alat dan obat pembasmi hama
pertanian, obat untuk memelihara kesehatan, alat transportasi, tenaga-tenaga dibidang
jasa seperti tenaga medis, montir-montir elektronika dan tenaga yang dapat membimbing
dalam upaya meingkatkan hasil pertanian, peternakan, perikanan.
Hubungan masyarakat kota dan masyarakat desa cenderung terjadi secara alami
yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan masyarakat desa dan
masyarakat kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan
kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa
cara, seperti :
8
9
1) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan
merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan
dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
2) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru
sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau
hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan.
3) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses
ini yang sesungguhnya banyak terjadi.
Salah satu bentuk hubungan antara masyarakat kota dan masyarakat desa adalah :
1. Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan masyarakat desa dan masyarakat kota yang saling
ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni
Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat
pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
2. Sebab-sebab Urbanisasi
a. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya (Push factors).
Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan
pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat
yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan
hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk
mencari penghidupan lain dikota.
b. Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan
menetap dikota (pull factors).
Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan
lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan
rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih
mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan
merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
9
10
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang
ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak
dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan
dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat.
2. Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang penduduknya hidup bersama di suatu
lokasi tertentu, kehidupan mereka meliputi unsur-unsur yang merupakan tanggung
jawab bersama dan masing-masing merasa terikat pada norma tertentu yang mereka
taati bersama.
3. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Masyarakat perkotaan
merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat
kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
10
11
4. Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian dengan cara bertani di sawah atau di
ladang, di desa belum mengenal teknologi canggih yang telah ada dizaman modern.
Sedangkan masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan
tekhnologi yang canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain.
5. Hubungan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan terdapat hubungan erat
yang bersifat ketergantungan. Masyarakat kota tergantung dengan desa dalam
memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan. Sebaliknya masyarakat
kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat desa seperti
pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, obat untuk memelihara kesehatan,
alat transportasi, tenaga-tenaga dibidang jasa seperti tenaga medis, montir-montir
elektronika dan tenaga yang dapat membimbing dalam upaya meingkatkan hasil
pertanian, peternakan, perikanan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineke Cipta.
http://celoteh-galang.blogspot.co.id/2012/11/masyarakat-pedesaan-masyarakat-
perkotaan.html di unduh pada Minggu, 20 Maret 2016
http://dapatkanyangandacari.blogspot.co.id/2011/12/komunitas-urban-dan-komunitas-
rural.html di unduh pada Minggu, 20 Maret 2016
http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html di
unduh pada Minggu, 20 Maret 2016
Harwantiyoko, Neltje F.Katuuk . 1997 . MKDU Ilmu Sosial Dasar . Jakarta : Universitas
Gunadarma
11
12
12