Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh
tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan
Nasional, bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode
dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu
merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun
1970an para pakar banyak yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir
survei verifikatif dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan.
Di Indonesia, pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di daerah
perkotaan. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan.
Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian terbesar
dibandingkan di pedesaan. Mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik
daripada di desa. Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang
mereka bayangkan. Dalam hal ini penulis akan membahas dan menjelaskan tentang
ruang lingkup perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat ?
2. Apa yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan ?
3. Apa yang dimaksud dengan masyarakat perkotaan ?
4. Bagaimana hubungan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan?
C. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian masyarakat.
2. Untuk mengetahui pengertian masyarakat pedesaan.
3. Untuk mengetahui pengertian masyarakat perkotaan.
4. Untuk mengetahui hubungan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masyarakat
Beberapa definisi mengenai masyarakat dari para sarjana, seperti misalnya :
1. R. Linton mengemukakan masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan
dirinya berpikir tentang dirinya dalam kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu .
2. MJ. Herkovits mengemukakan masyarakat adalah kelompok individu yang
diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. J.L. Gilian mengemukakan masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan
mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat
itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil.
4. S.R. Steinmetz mengemukakan masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar,
yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang
mempunyai perhubungan yang erat dan teratur.
5. Hasan Sadily mengemukakan masyarakat adalah golongan besar atau kecil dari
beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan
mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat
adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh
lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua
perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah
sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial,
bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang .
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju
pada kepentingan dan tujuan bersama.

B. Masyarakat Pedesaan

2
3

Gambar 1. Masyarakat Pedesaan


Beberapa definisi mengenai desa menurut para ahli, seperti misalnya :
1. Sukardjo Kartohadi mengemukakan desa adalah suatu kesatuan hukum dimana
bertempat tinggal suatu masyarakat pemeritnahan sendiri.
2. Bintaro mengemukakan desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografi, sosial,
ekonomi, politik dan cultural yang terdapat disuatu daerah dalam hubungannya dan
pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
3. Paul H.Landis mengemukakan desa adalah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa
dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antra ribuan jiwa.
2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuaan terhadap kebiasaan.
3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat
dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang penduduknya hidup bersama di suatu
lokasi tertentu, kehidupan mereka meliputi unsur-unsur yang merupakan tanggung jawab
bersama dan masing-masing merasa terikat pada norma tertentu yang mereka taati
bersama. Masyarakat pedesaan mempunyai mata pencaharian utama dalam sektor
bercocok tanam, perikanan, peternakan.
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang
kuatsesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat
yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan
bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai
saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan
dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
a. Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang
lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya
di luar batas wilayahnya.

3
4

2. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.


3. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
4. Masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat
istiadat, dan sebagainya.
b. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa yang agraris dipandang sebagai masyarakat yang tenang, hal itu
terjadi karena sifat keguyuban/ gemeinscharft sehingga oleh orang kota dianggap
sebagai tempat untuk melepaskan lelah.
Tetapi dalam masyarakat desa terdapat pula perbedaan pendapat atau paham yang
menyebabkan ketegangan sosial, yaitu :
1) Konflik/pertengkaran, pertengkaran biasanya berkisar masalah sehari-hari/ rumah
tangga juga pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan.
2) Kontroversi/pertentangan, disebabkan oleh perubahan konsep-konsep
kebudayaan/adat istiadat, psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna/
black magic.
3) Kompetisi/persaingan, dapat besifat positif maupun negatif. Positif bila wujudnya
saling meningkatkan prestasi dan produksi, negatif bila berhenti pada sifat iri.
c. Kegiatan Pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilain yang tinggi terhadap mereka yang
dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi masyarakat pedesaan bukan
masyarakat yang senang diam tanpa aktivitas. Pada umumnya masyarakat desa sudah
bekerja dengan keras tetapi para ahli lebih memberikan perangsang yang dapat
menarik aktivitas masyarakat pedesaan, dan menjaga agar cara dan irama bekerja
bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan mengisi waktu-waktu kosong
bekerja karena keadaan musim/iklim di indonesia).
C. Masyarakat Perkotaan

Gambar 2. Masyarakat Perkotaan


Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti
pendapat beberapa ahli berikut ini.
a) Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
b) Max Weber

4
5

Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar


kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c) Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.

Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri


mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan
komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community.Masyarakat kota lebih
ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan. Secara umum masyarakat perkotaan merupakan suatu himpunan
penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan
kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
a. Ciri – Ciri Sosial Mayarakat Perkotaan.
Beberapa ciri sosial kehidupan masyarakat kota, antara lain :
1. Pelapisan Sosial Ekonomi
Perbedaan tingkat pendidikan dan status sosial dapat menimbulkan suatu keadaan
yang heterogen. Heterogenitas tersebut dapat berlanjut dan memacu adanya
persaingan, lebih-lebih jika penduduk di kota semakin bertambah banyak dan
dengan adanya sekolah-sekolah yang beraneka ragam terjadilah berbagai
spesialisasi di bidang keterampilan ataupun di bidang jenis mata pencaharian.
2. Individualisme
Perbedaan status sosial-ekonomi maupun kultural dapat menimbulkan sifat
“individualisme”. Sifat kegotongroyongan yang murni sudah sangat jarang dapat
dijumpai di kota. Pergaulan tatap muka secara langsung dan dalam ukuran waktu
yang lama sudah jarang terjadi, karena komunikasi lewat telepon sudah menjadi
alat penghubung yang bukan lagi merupakan suatu kemewahan. Selain itu karena
tingkat pendidikan warga kota sudah cukup tinggi, maka segala persoalan
diusahakan diselesaikan secara perorangan atau pribadi, tanpa meminta
pertimbangan keluarga lain.
3. Toleransi Sosial
Kesibukan masing-masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat
mengurangi perhatiannya kepada sesamanya. Apabila ini berlebihan maka mereka
mampu akan mempunyai sifat acuh tak acuh atau kurang mempunyai toleransi
sosial. Di kota masalah ini dapat diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan
yang berkecimpung dalam bidang kemasyarakatan.
4. Jarak Sosial

5
6

Kepadatan penduduk di kota-kota memang pada umumnya dapat dikatakan cukup


tinggi. Biasanya sudah melebihi 10.000 orang/km. Jadi, secara fisik di jalan, di
pasar, di toko, di bioskop dan di tempat yang lain warga kota berdekatan tetapi
dari segi sosial berjauhan, karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan.
5. Pelapisan Sosial
Perbedaan status, kepentingan dan situasi kondisi kehidupan kota mempunyai
pengaruh terhadap sistem penilaian yang berbeda mengenai gejala-gejala yang
timbul di kota. Penilaian dapat didasarkan pada latar belakang ekonomi,
pendidikan dan filsafat. Perubahan dan variasi dapat terjadi, karena tidak ada kota
yang sama persis struktur dan keadaannya.
b. Ada beberapa ciri-ciri pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan
keagamaan di desa.
2. Masyarakat perkotaan umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau
individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai
batas-batas yang nyata atau tertulis.
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak
diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan
daripaa factor pribadi.
6. Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar
kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
c. Aspek positif dan negatif
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial,
ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-
komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa
suatu lingkungan perkotaan seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
1. Wisma yaitu unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk
tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan
kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga.
2. Karya yaitu unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota,
karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.

6
7

3. Marga merupakan unsur yang mencangkup ruang perkotaan yang berfungsi untuk
menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam
kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka merupakan unsur bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan
penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna merupakan unsur bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum
secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni
kesatuan integral dari tiga komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah.
Ketiganya saling terkait, pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu
pengembangan yang tidak seimbang antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota
yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota.
Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian
lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha
masyarakat kota di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni
seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-
daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun
nasional.
D. Perbedaan desa dengan kota
1. Jumlah kepadatan peduduk, kota memiliki penduduk yang lebih banyak dari pada
desa.
2. Lingkungan hidup di pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas, lingkungan
perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal.
3. Mata pencaharian masyarakat desa berada pada sektor ekonomi primer yaitu bidang
agraris, sedangkan kota sektor ekonomi sekunder yaitu industri, dan ekonomi tersier
yaitu bidang pelayanan jasa.
4. Corak kehidupan sosial di desa masih homogen, sebaliknya di kota sangat heterogen
karena disana saling bertemu suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing
memliki kepentingan berlainan.
5. Stratifikasi sosial di kota jauh lebih komplek dibanding desa. Misalnya mereka yang
memiliki keahlian pekerjaan yang memerlukan banyak pemikiran memiliki
kedudukan dan upah yang tinggi dibanding tenaga kasar. Hal ini berakibat perbedaan
yang menyolok antara kaya dan miskin.
6. Mobilitas sosial di kota jauh lebih tinggi dibanding desa, baik secara vertikal yaitu
perpindahan kedudukan yang lebih tinggi atau rendah, maupun perpindahan
kedudukan yang setingkat atau horizontal.
7. Pola interaksi pada masyarakat pedesaan adalah motif-motif sosial, dalam interaksi
sosial selalu diusahakan agar kesatuan sosial tidak terganggu, konflik atau
pertentangan sosial sebisa mungkin dihindarkan. Sebaliknya pada masyarakat

7
8

perkotaan dalam interaksi lebih dipengaruhi oleh ekonomi daripada motif sosial.
Selain itu juga motif non sosial seperti politik, pendidikan.
8. Solidaritas sosial di desa lebih tinggi dibanding kota
9. Sedangkan dalam hirarki sistem administrasi nasional kedudukan kota lebih tinggi
daripada desa, semakin tinggi kedudukan suatu kota dalam hirarki tersebut maka
kompleksitasnya semakin meningkat/ makin banyak kegiatan disana.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat
hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling
membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan sperti beras, sayur mayor, daging, ikan. Desa juga merupakan
sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota misalnya saja buruh
bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan
raya atau jembatan. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerja musiman.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa
seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, minyak tanah,
obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan transportasi. Dalam kenyataannya hal ideal
tersebut kadang-kadang tidak terwujud karena adanya beberapa pembatas. Jumlah
penduduk semakin meningkat, tidak terkecuali di pedesaan. Padahal luas lahan pertanian
dan tanah sulit bertambah, terutama didaerah yang seudah lama berkembang seperti
pulau jawa. Peningkatan jumlah penduduk tanpa diimbangi dengan perluasan
kesempatan kerja ini pada akhirnya berakibat bahwa di pedesaan terdapat banyak orang
yangtidak mempunyai mata pencaharian tetap. Mereka merupakan pengangguran, baik
sebagai pengangguran penuh maupun setengah penuh.
E. Hubungan desa dengan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama
sekali, karena terdapat hubungan erat yang bersifat ketergantungan. Masyarakat kota
tergantung dengan masyarakat desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-
bahan pangan dan masyarakat desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis
pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya masyarakat kota menghasilkan barang-barang
yang diperlukan oleh orang desa seperti pakaian, alat dan obat pembasmi hama
pertanian, obat untuk memelihara kesehatan, alat transportasi, tenaga-tenaga dibidang
jasa seperti tenaga medis, montir-montir elektronika dan tenaga yang dapat membimbing
dalam upaya meingkatkan hasil pertanian, peternakan, perikanan.
Hubungan masyarakat kota dan masyarakat desa cenderung terjadi secara alami
yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan masyarakat desa dan
masyarakat kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan
kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa
cara, seperti :

8
9

1) Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan
merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan
dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
2) Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru
sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau
hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan.
3) Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses
ini yang sesungguhnya banyak terjadi.
Salah satu bentuk hubungan antara masyarakat kota dan masyarakat desa adalah :
1. Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan masyarakat desa dan masyarakat kota yang saling
ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni
Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat
pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
2. Sebab-sebab Urbanisasi
a. Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah
kediamannya (Push factors).
Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan
pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat
yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan
hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk
mencari penghidupan lain dikota.
b. Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan
menetap dikota (pull factors).
Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan
lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan
rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih
mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan
merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.

9
10

e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang
ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak
dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan
dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat.
2. Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang penduduknya hidup bersama di suatu
lokasi tertentu, kehidupan mereka meliputi unsur-unsur yang merupakan tanggung
jawab bersama dan masing-masing merasa terikat pada norma tertentu yang mereka
taati bersama.
3. Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Masyarakat perkotaan
merupakan suatu himpunan penduduk yang bertempat tinggal di dalam pusat
kegiatan ekonomi, pemerintahan kesenian, ilmu pengetahuan dan sebagainya.

10
11

4. Masyarakat pedesaan mencari mata pencaharian dengan cara bertani di sawah atau di
ladang, di desa belum mengenal teknologi canggih yang telah ada dizaman modern.
Sedangkan masyarakat kota mencari mata pencahariannya rata-rata menggunakan
tekhnologi yang canggih, seperti menggunakan tenaga mesin, komputer dan lain-lain.
5. Hubungan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan terdapat hubungan erat
yang bersifat ketergantungan. Masyarakat kota tergantung dengan desa dalam
memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan. Sebaliknya masyarakat
kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat desa seperti
pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, obat untuk memelihara kesehatan,
alat transportasi, tenaga-tenaga dibidang jasa seperti tenaga medis, montir-montir
elektronika dan tenaga yang dapat membimbing dalam upaya meingkatkan hasil
pertanian, peternakan, perikanan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineke Cipta.
http://celoteh-galang.blogspot.co.id/2012/11/masyarakat-pedesaan-masyarakat-
perkotaan.html di unduh pada Minggu, 20 Maret 2016

http://dapatkanyangandacari.blogspot.co.id/2011/12/komunitas-urban-dan-komunitas-
rural.html di unduh pada Minggu, 20 Maret 2016

http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html di
unduh pada Minggu, 20 Maret 2016

Evers,hans-dieter. 1979. Sosiologi Perkotaan. Jakarta: Universitas Indonesia

Harwantiyoko, Neltje F.Katuuk . 1997 . MKDU Ilmu Sosial Dasar . Jakarta : Universitas
Gunadarma

11
12

12

Anda mungkin juga menyukai

  • Cahaya 2
    Cahaya 2
    Dokumen11 halaman
    Cahaya 2
    انيزا نور صالحة
    Belum ada peringkat
  • Sampul
    Sampul
    Dokumen1 halaman
    Sampul
    انيزا نور صالحة
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    انيزا نور صالحة
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    انيزا نور صالحة
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    انيزا نور صالحة
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii
    انيزا نور صالحة
    Belum ada peringkat