Tahun 2012
. Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi
ekonomi untuk penilaian dan pengambilan keputusan dengan jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut.
. Akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, dan peringkasan
biaya-biaya yang terjadi di dalam perusahaan. Akuntansi biaya merupakan bagian
dari akuntansi keuangan.
. Akuntansi manajemen adalah penyajian informasi untuk para manajemen guna
perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan perusahaan.
. Akuntansi keuangan merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi
keuangan yang terutama untuk memenuhi keperluan manajemen puncak dan
pihak luar organisasi.
. Pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi:
1. Pihak intern seperti: pemegang saham, manajemen (perusahaan), pengelola
perusahaan untuk membuat perencanaan, kebijakan dimasa yang akan datang,
pengawas terhadap kegiatan perusahaan dan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan.
2. Pihak ekstern seperti:
a. Investor untuk menilai prospek usaha suatu perusahaan sehingga dapat
mengambil keputusan dalam melakukan investasi.
b. Kreditur untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian kredit.
c. Pemerintah untuk tujuan penentuan besarnya pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan dan pengawas pajak.
. Tipe organisasi dan perbedaannya:
keterangan Profit (organisasi laba) Non profit (organisasi
nirlaba)
Tujuan Mencari laba Tidak mencari laba
Sumber dana Modal disetor Sumbangan donator
Peraturan dan Modifikasi produk Tidak ada modifikasi
pengendalian produk produk
Harga barang dan jasa Harga pasar Harga pokok
Contoh PLN, Pertamina, bank, Gereja, sekolah negeri,
kantor pos indonesia, rumah sakit dan klinik
dll. publik, organisasi politis,
organisasi jasa
sukarelawan,
serikat buruh, asosiasi
profesional, institut riset,
museum, PMI, dll.
Nama-nama akun:
1. Aktiva lancar (current asset) adalah uang tunai atau aktiva lainnya yang
diharapkan segera menjadi uang tunai.
a. Kas (cash)
b. Piutang (account receivable)
c. Piutang wesel (notes receivable)
d. Perlengkapan (supplies) adalah barang-barang yang jangka waktu
penggunaannya akan habis dalam waktu kurang dari 1 tahun dan tidak ada
penyusutan serta tidak ikut dalam proses produksi. Contoh: alat tulis kantor, dll.
e. Investasi (investment)
f. Beban dibayar di muka (prepaid exspense)
g. Surat-surat berharga (Marketeble Securities)
h. Persediaan (inventory)
i. Pendapatan yang masih akan diterima (Accrued Revenues)
3. Aktiva tetap (fixed asset) adalah aktiva tahan lama berwujud yang digunakan
dalam usaha pokok perusahaan.
a. Tanah (land)
b. Gedung (building)
c. Kendaraan (car)
d. Mesin (Machinery)
e. Peralatan (equipment) adalah barang-barang yang masa penggunaanya lebih
dari 1 tahun dan ada biaya penyusutan serta ikut dalam proses produksi. Contoh:
mobil, komputer, mesin, dll.
f. Akumulasi penyusutan
4. Aktiva tidak berwujud (Intangible Asset) adalah mencerminkan hak atau posisi
yang mnguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.
a. Merk dagang
b. Hak paten
c. Hak cipta
d. Hak kekayaan
e. Lisensi dan waralaba
f. Franchise
g. Goodwill
9. Modal (capital)
a. Prive (drawing) adalah pengambilan modal yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan.
b. Modal saham
c. Laba ditahan (retained earning) adalah saldo laba bersih setelah dikurangi pajak
yang oleh RUPS (rapat umum tahunan) atau rapat anggota diputuskan untuk tidak
dibagikan.
d. Agio saham (additional paid-in capital) atau disagio saham yaitu selisih antara
setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham. Agio adalah selisih di atas
nominal, sedang disagio adalah selisih di bawah nominal. Di dalam neraca, agio
akan ditambahkan pada modal saham beredar, disagio diuangkan.
Jenis-jenis akun:
1. Akun riil adalah akun yang dicantumkan di neraca yang isinya aset, kewajiban,
dan modal.
2. Akun nominal adalah akun yang dicantumkan di laporan laba rugi yang isinya
biaya dan pendapatan.
. Siklus Akuntansi (accounting cycle) dimulai dari: transaksi .> bukti transaksi .>
jurnal .> buku besar .> neraca saldo .> ayat jurnal penyesuaian .> neraca lajur .>
laporan keuangan ( laporan laba rugi .> laporan perubahan modal .> neraca .>
laporan arus kas .> catatan atas laporan keuangan ) .> jurnal penutup .> jurnal
pembalik.
. Bukti transaksi (transaction document) adalah bukti fisik adanya transaksi yang
terjadi pada perusahaan.
1. Bukti ekstern adalah bukti transaksi yang digunakan di luar perusahaan, baik
yang dibuat oleh perusahaan ataupun pihak di luar perusahaan. Bukti transaksi
terdiri dari: cek, kuitansi, faktur, nota, nota debet (bukti transaksi pengembalian
barang yang dibuat oleh pihak pembeli), nota kredit (bukti transaksi pengembalian
barang yang dibuat oleh pihak penjual).
2. Bukti intern adalah bukti transaksi yang hanya digunakan dan dibuat di dalam
perusahaan. Contohnya adalah memo.
. Ayat jurnal penyesuaian (adjusting entries) adalah jurnal yang dibuat untuk
menyesuaikan akun-akun sementara setiap buku besar yang belum mencerminkan
jumlah (saldo) yang sebenarnya.
1. Data akuntansi yang memerlukan penyesuaian:
a. Pendapatan yang masih harus diterima (accrueel revenue).
b. Pendapatan diterima dimuka (defened revenue).
c. Biaya yang masih harus dibayar (accrued expense).
d. Biaya dibayar dimuka (prepaid expense).
e. Penyusutan aktiva tetap (fixed assets depreciation).
f. Amortisasi biaya (cost amortization).
g. Piutang yang tidak dapat ditagih (doubtful account).
2. Ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode dengan menggunakan metode fisik:
HPP xxx
Persediaan barang dagangan akhir xxx
Retur pembelian xxx
Potongan pembelian xxx
Pembelian xxx
Persediaan barang dagangan awal xxx
Beban angkut pembelian xxx
Ayat jurnal penyesuaian hanya menggunakan metode fisik karena metode ini
melakukan perhitungan persediaan akhir pada akhir periode atau secara berkala,
sedangkan metode perpetual apabila terjadi perubahan persediaan maka langsung
dicatat di buku pembantu persediaan barang dagangan. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa dalam metode perpetual dibuat penyesuaian apabila terjadi
kerusakan terhadap persediaan yang terjadi pada akhir periode setelah dilakukan
perhitungan fisik.
. Laporan keuangan
Kerangka konseptual laporan keuangan merupakan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai ekstern.
contoh:
1. Laporan laba rugi perusahaan jasa
Perusahaan XYZ
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2011
Pendapatan:
Pendapatan jasa xxx
Penambangan Migas xxx
Pendapatan sewa xxx
Pendapatan lain-lain xxx
Total pendapatan xxx
Biaya Operasi:
Biaya gaji xxx
Beban suplai xxx
Beban buku xxx
Biaya sewa xxx
Biaya listrik, telepon dan air xxx
Biaya iklan xxx
Biaya transportasi xxx
Biaya perlengkapan xxx
Biaya penyusutan xxx
Biaya bunga xxx
Biaya akomodasi xxx
Total biaya ( xxx )
Laba/Rugi xxx
2. Laporan laba rugi perusahaan dagang
Perusahaan XYZ
Laporan Laba Rugi
Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2011
Penjualan xxx
Retur penjualan xxx
Potongan penjualan xxx
Diskon penjualan xxx (xxx)
Penjualan bersih xxx
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal xxx
Pembelian xxx
Beban angkut pembelian xxx
Retur pembelian (xxx)
Potongan pembelian (xxx)
Beban operasional:
Beban angkut penjualan xxx
Beban gaji bagian toko xxx
Beban penyusutan xxx
Beban penjualan xxx
Beban perlengkapan bagian toko xxx
Beban administrasi:
Beban gaji bagian kantor xxx
Beban perlengkapan kantor xxx
Beban sewa xxx
Beban asuransi xxx
Beban listrik, air, dan telepon xxx
Beban iklan xxx
Beban penyusutan peralatan toko xxx
Beban penyusutan peralatan kantor xxx
Beban kerugian piutang xxx
Total beban operasional dan administrasi (xxx)
Pendapatan lain-lain:
Pendapatan bunga xxx
Pendapatan jasa giro xxx
Pendapatan sewa xxx
Beban lain-lain:
Beban bunga (xxx)
Beban bank (xxx) xxx
Laba bersih sebelum pajak xxx
Penjualan xxx
Retur pejualan xxx
Potongan penjualan xxx (xxx)
Penjualan bersih xxx
Beban usaha:
Beban pemasaran xxx
Beban administrasi umum xxx
Beban perlengkapan xxx
Beban kerugian piutang xxx
Beban sewa xxx
Beban gaji xxx
Total beban usaha (xxx)
IFRS
6. Laporan posisi keuangan awal dalam hal penyajian kembali atau reklasifikasi.
Bentuk-bentuk laporan keuangan:
1. All inclusive adalah semua laporan dimasukkan, contohnya laporan perubahan
modal.
2. Current operating income adalah kejadian luar biasa tidak dimasukkan (berupa
laporan keuangan pada tahun-tahun normal).
3. Comprehensive income adalah harta bersih tidak termasuk investasi dan
didistribusikan.
Jika rugi:
Modal xxx
Ikhtisar laba rugi xxx
. Jurnal pembalik (reversing entries) adalah jurnal yang dibuat pada awal periode
akuntansi berikutnya untuk membalik jurnal penyesuaian yang menimbulkan
perkiraan riil baru.
Hal-hal yang memerlukan jurnal pembalik:
1. Beban yang masih harus dibayar
2. Beban dibayar dimuka
3. Pendapatan yang masih harus diterima
4. Pendapatan diterima dimuka
. Jurnal koreksi adalah jurnal yang dilakukan untuk mendapatkan jurnal yang
benar dan diperlukan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan.
Contoh:
1. Dibeli Perlengkapan dengan cara kredit sebesar Rp.5.000.000
. Jurnal yang salah dan belum diposting ke buku besar
Peralatan 5.000.000
Kas 5.000.000
Bertambah:
Setoran dalam perjalanan xxx
Jasa giro xxx
Inkaso xxx
Penerimaan via bank xxx
Pendapatan bunga bank xxx xxx
Berkurang:
Kesalahan pencatatan xxx
Cek yang masih beredar xxx
Biaya administrasi xxx
Transfer/pengeluaran xxx
Cek ditempat xxx
Cek kosong xxx (xxx)
Saldo bank yang benar xxx
. Jenis-jenis Kas:
1. Cash at Bank adalah kas suatu perusahaan yang berada di bank.
2. Cash on Hand adalah kas keseluruhan yang berada di suatu perusahaan.
a. Cash (Kas) disini yang dimaksud dengan kas besar.
b. Kas kecil (petty cash) adalah uang tunai yang dicadangkan oleh perusahaan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya rutin
dalam jumlah rupiah yang relatif kecil.
. Karakteristik Kas
1. Bertambahnya saldo (D).
Yang terdapat pada jurnal khusus karena bertambahnya saldo ini yaitu dalam
penerimaan kas.
Setoran Tabungan :
Kas
Utang (tabungan)
Setoran Bunga :
Kas
Pendapatan (bunga)
Penjualan:
Kas
Pendapatan
Setoran Giro:
Kas
Utang (Giro)
Setoran Deposito :
Kas
Utang (Deposito)
Penarikan Tabungan :
Utang
Kas
Penarikan Giro :
Utang (Giro)
Kas
Penarikan Deposito :
Utang (Deposito)
Kas
Pembayaran Pajak :
Beban (Pajak)
Kas
Pembayaran Gaji :
Beban (Gaji)
Kas
Penarikan Bunga :
Beban (bunga)
Kas
Pembelian Tunai :
Pembelian
Kas
. Kliring adalah tata cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-surat
dagang dan surat-surat berharga dari suatu bank terhadap bank lainnya dengan
maksud agar penyelesaiannya dapat terselenggara dengan mudah dan aman, serta
untuk memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral.
Bank A :
Kliring
Giro-Rekening Tn. B
Bank B:
Giro-Rekening Tn. A
Bank Indonesia-Giro
Atau
Bank B:
Giro-Rekening Tn. B
Bank Indonesia-Giro
Bank A:
Bank Indonesia-Giro
Giro-Rekening Tn. A
. Giro adalah simpanan dari pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran
lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.
Transaksi Pembukaan :
Kas
Giro-rekening Tn. A
Barang cetakan-buku cek
Penyetoran Kliring :
Bank Indonesia-Giro
Warkat Kliring
Penarikan giro :
Giro-Rekening Tn. A
Kas Rupiah
Pembukaan :
Kas
Tabungan-rekening Tn. A
Penarikan :
Cabang lain :
Rekening Antar Kantor-Jakarta
Kas
Cabang Penerbit :
Tabungan-Rekening Tn. A
Rekening Antar Kantor-Bandung
Pembebanan Bunga :
Biaya Bunga-Tabungan
Tabungan-Rekening Tn. A
Penutupan Rekening :
Tabungan-Rekening Tn. A
Kas
. Persediaan
Metode penilaian persediaan:
1. Last in first out (LIFO) metode masuk terakhir keluar pertama adalah metode
untuk menghitung harga pokok penjualan dan persediaan akhir dari hasil
melakukan stock opname pada akhir suatu periode akuntansi. Harga pokok
penjualan dihitung dengan menggunakan harga barang yang masuk terakhir ke
gudang dan di keluarkan dahulu. Maka, barang yang masih ada yang belum terjual
adalah barang dari persediaan awalnya.
2. First in first out (FIFO) metode masuk pertama keluar pertama adalah harga
pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli adalah barang yang pertama
kali dijual. Dalam metode ini, persediaan akhir dinilai dengan harga pokok
pembelian yang paling akhir.
3. Average (rata-rata) adalah metode untuk menghitung harga pokok penjualan
dan persediaan akhir dari hasil melakukan stock opname pada akhir suatu periode
akuntansi. Harga pokok penjualan dihitung dengan menggunakan harga rata-rata
dari keseluruhan barang yang dimiliki perusahaan. Maka, harga pokok barang
terjual dan barang yang masih belum terjual atau persediaan akhir adalah sama
besar.
Metode pencatatan persediaan:
1. Metode fisik (sistem periodik) adalah persediaan hanya dicatat pada akhir
periode akuntansi, dan untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik maka
diakhir periode dilakukan perhitungan fisik (stock opname). Artinya, mutasi
persediaan barang tidak dicatat dalam akun persediaan (tidak mencatat mutasi
persediaan).
2. Metode perpetual (buku) adalah pencatatan atas persediaan barang dagang yang
dilakukan secara kontinyu (terus menerus), yaitu setiap transaksi yang
mempengaruhi persediaan barang dagang dicatat kedalam akun persediaan barang
dagang. Artinya, mutasi persediaan barang langsung dicatat dalam akun
persediaan (mencatat mutasi persediaan).
Jika rekening barang dalam proses dipecah menurut elemen biaya produksi, maka
jurnalnya adalah:
Barang dalam proses BOP
BOP dibebankan
Jika BOP sesungguhnya lebih kecil daripada BOP dibebankan, maka selisihnya
bersifat menguntungkan dan dijurnal:
BOP sesungguhnya
Selisih BOP
2. Metode harga pokok proses (proses cost method) adalah mnetode pengumpulan
harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tetentu,
misalnya bulan, triwulan, semester, tahun. Contoh: pabrik semen, kertas,
petrokimia, tekstil, penyulingan minyak mentah, PLN, air minum, perusahaan
angkutan dan sebagainya.
Process costing Job order costing
Proses pengolahan produksi terus-menerus terputus-putus
Produk yang dihasilkan standar tergantung pada pesanan
Produk ditujukan untuk mengisi gudang memenuhi pesanan
Biaya produksi tiap periode tiap pesanan
dikumpulkan
Harga pokok satuan akhir periode pesanan selesai
dihitung
. Rasio keuangan:
1. Rasio likuiditas (rasio neraca) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjang.
a. Current ratio yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
b. Cash ratio yaitu ratio untuk mengukur kemampuan membayar hutang yang
segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek
yang dapat diuangkan.
d. Working capital to total asset ratio yaitu ratio antara persediaan dengan (aktiva
lancar minus hutang lancar) atau ratio antara persediaan dengan modal kerja.
Persediaan / Aktiva lancar - Utang lancar x 100 %
2. Ratio Leverage atau Rasio solvabilitas (rasio neraca) yaitu ukuran atas dana
yang disediakan pemilik dibandingkan dengan keuangan yang diberikan kreditur
(kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang dengan aktiva).
a. Total Debt to equity ratio yaitu ratio antara total hutang dengan modal sendiri.
b. Total debt to total capital assets adalah beberapa bagian dari keseluruhan
kebutuhan dana yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin utang.
c. Tangible assets debt coverage yaitu ratio antara aktiva tetap berwujud dengan
hutang jangka panjang.
d. Long term debt to equity ratio yaitu ratio antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri.
4. Rasio rentabilitas atau rasio provitabilitas (rasio laporan laba rugi) adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan modal yang ada.
a. Gross Profit Margin adalah laba kotor per rupiah penjualan.
. Just in time (JIT) adalah tarikan permintaan dimana produksi dilakukan pada saat
dibutuhkan dan jumlahnya sesuai pesanan.
. Taxable dan deduxtable : bagi yang menerima merupakan penghasilan wajib
pajak maka bagi perusahaan yang membayar boleh dijadikan biaya, tetapi jika
bagi yang menerima bukan penghasilan wajib pajak maka bagi perusahaan yang
membayar tidak boleh dicatat sebagai biaya.
. Aktiva
Metode penyusutan aktiva tetap:
1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) adalah metode depresiasi yang
paling sederhana dan banyak digunakan karena depresiasi tiap periode jumlahnya
sama (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).
Cara perhitungannya:
2. Metode Jam Jasa (Service Hours Method) adalah beban depresiasi dihitung
dengan dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodik besarnya akan sangat
tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).
Cara perhitungannya:
Depresasi per jam = (Harga perolehan – nilai sisa ) / Taksiran jam jasa
3. Metode Hasil Produksi (Productive Output Method) adalah Beban depresiasi
dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan
berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi.
Cara perhitungannya:
Depresasi per unit = (Harga perolehan – nilai sisa) / Taksiran hasil produksi (unit)
Keterangan:
N = masa manfaat
Cara perhitungannya:
Beban penyusutan = 2 x tarif garis lurus x nilai buku awal tahun
. Pajak
Subjek PPh meliputi:
a. Orang pribadi
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak
c. Badan
d. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
e. Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di
Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan, atau yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
f. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
g. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
BUT di Indonesia.
h. Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang
tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima
atau memperoleh panghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia.
Objek PPh meliputi:
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh.
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.
c. Laba usaha.
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.
e. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi.
f. Royalty atau imbalan atas penggunaan hak.
g. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
h. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
i. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
j. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
k. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
l. Premi asuransi.
m. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari WP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
n. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak.
o. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
p. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang mengatur
mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
q. Surplus Bank Indonesia.
Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa
setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang
dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan
lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final
Bunga deposito dan tabungan
20%
5 % x Nilai Pengalihan
Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPnBM)
1. Tarif PPN adalah 10% (sepuluh persen).
2. Tarif PPN sebesar 0% (sepuluh persen) diterapkan atas:
. Ekspor Barang Kena Pajak (BKP) Berwujud
. Ekspor BKP Tidak Berwujud
. Ekspor Jasa Kena Pajak.
3. Tarif PPnBM adalah paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling tinggi
200% (dua ratus persen).
4. Tarif PPnBM atas ekspor BKP yang tergolong mewah adalah 0% (nol persen).
1. PPh pasal 21 adalah pasal yang mengatur pajak yang dikenakan terhadap
penghasilan yang diterima dari pekerjaan/jasa baik dalam hubungan kerja maupun
dari pekerjaan bebas oleh wajib pajak perorangan dalam negeri.
Tambahan untuk setiap anggota keluarga yang sedarah dalam satu garis keturunan
serta anak angkat (maksimal 3 orang) = 2.025.000
Di atas Rp 500.000.000 30%
Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) adalah sebesar
25%
2. PPh pasal 22 adalah tentang penghasilan yang berasal dari penjualan pada
instansi pemerintah, impor, dan industri tertentu (industri rokok, industri kertas,
industri otomotif, industri semen, industri baja, Pertamina, Bulog untuk tepung
terigu dan gula pasir).
Harga jual
lelang
Penjualan
0,25% Semen
0,1% Kertas
0,3% Baja
0,45% Otomotif
DPP PPN
5% x Harga jual
3. PPh pasal 23 adalah tentang penghasilan yang diperoleh dari penggunaan harta
atau modal (deviden, bunga, royalti, hadiah penghargaan, sewa, dan jasa).
Deviden x 15%
Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian
utang
Royalti
2%
Jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultas, jasa akuntansi, jasa
pengeboran, jasa penambangan, jasa penerbangan, jasa penebangan hutan, jasa
pengolahan limbah, jasa penyedia tenaga kerja, perdagangan surat-surat berharga,
jasa penitipan, dan jasa pengisian suara. 2%
4. PPh pasal 24 adalah tentang penghasilan yang berasal dari luar negeri.
Batas maksimum kredit pajak = penghasilan dari luar negeri / PKP x PPh terutang
Penghasilan bruto
20%
Perkiraan penghasilan neto
20%
Jenis-jenis dividen:
1. Dividen tunai (dividen kas) adalah metode paling umum untuk pembagian
keuntungan. Dibayarkan dalam bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun
pengeluarannya.
Ayat jurnal untuk mencatat cash dividend oleh perusahaan adalah:
3. Dividen saham adalah cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk
saham tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham
yang dimiliki.
5. Dividen skrip (dividen hutang) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah
tertentu diwaktu yang akan datang, hal ini disebabkan saldo kas yang ada tidak
cukup. Dividen ini bisa berbunga bisa tidak.
3. Berdasarkan fundamental:
a. Income stock adalah saham yang mempunyai pasar luas.
b. Growth stock adalah saham yang memimpin dalam industri yang prospektif.
c. Speculative stock adalah saham perusahaan yang belum pasti menghasilkan
hasil yang tetap.
d. Cyclical stock adalah saham perusahaan yang pergerakannya mengikuti gerak
ekonomi makro.
e. Defensive stock adalah saham perusahaan yang tidak dipengaruhi situasi
ekonomi.
. Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan.
Menentukan Harga Obligasi :
Harga jual atau harga beli obligasi tidak selalu sebesar nominalnya. Besarnya
harga obligasi ditentukan oleh tingkat bunga obligasi, semakin besar bunganya,
harga obligasi semakin tinggi dan sebaliknya. Untuk mengetahui apakah bunga
obligasi cukup besar, bandingkan persentase bunga obligasi dengan persentase
bunga di pasar. Perbandingan ini menghasilkan 2 pengertian:
1. Agio adalah persentase bunga obligasi melebihi tingkat bunga di pasar.
2. Disagio adalah persentase bunga obligasi kurang atau lebih rendah dari tingkat
bunga di pasar.
Jenis-jenis obligasi:
1. Dari sisi penerbit:
a. Corporate bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.
b. Government bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat.
c. Municipal bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemda.
2. Sistem pembayaran :
a. Zero coupon bond, yaitu obligasi yang tidak mewajibkan penerbitnya
membayar coupon (bunga) kepada pemegangnya.
b. Coupon bond (fixed coupun bond & Floating coupon bond), yaitu obligasi yang
mewajibkan penerbit untuk membayar coupon (bunga) baik tetap (fixed coupon
bond) maupun bungan mengambang (floating coupon bond).
c. Junk Bond adalah oligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang
tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula.
3. Dari sisi Hak penukaran :
a. Convertible bond, yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham penerbitnya
(ditukar saham emiten).
b. Exchangable bond, yaitu obligasi yang dapat ditukar dengan saham afiliasi
milik penerbit/emiten.
c. Callable bond, yaitu obligasi yang memberi hak kepada penerbitnya untuk
melakukan penarikan/pelunasan pada waktu tertentu (waktu penarikan biasanya
sudah diatur dalam perjanjian waktu penerbitan obligasi).
d. Putable bond, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemilik/pemegang
untuk menukarkan/meminta pelunasan kepada penerbit/emiten.
4. Dari sisi Jaminan :
a. Secure bond , yaitu obligasi yang dijamin pelunasannya dengan assets tertentu.
b. Guaranteed bond, jika penjaminnya adalah pihak ke 3.
c. Mortgage bond, jika dijamin dengan real properties (gedung)
d. Collateral trust bond, jika dijamin dengan surat berharga (sekuritas,
receivables).
e. Unsecured bond (Debentures), yaitu obligasi yang tidak dijamin oleh assets
tertentu.
5. Menurut perusahaan:
a. Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds) adalah obligasi yang diterbitkan
oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset real. Sehingga jika
perusahaan gagal memenuhi kewajibannya, maka pemegang obligasi berhak
untuk mengambil alih aset tersebut.
b. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond) adalah obligasi yang
diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real tertentu.
c. Obligasi konversi adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan
pada harga yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai
kesempatan untuk memperoleh capital gain.
d. Obligasi yang disertai warrant, dengan adanya waran, maka pemegang obligasi
mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah
ditentukan.
e. Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak
memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini umumnya ditawarkan pada harga
dibawah nilai parnya (discount).
f. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond) adalah obligasi
yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi
tingkat bunga pasar yang berlaku.
g. Sovereign Bonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam mata
uangnya sendiri, tetapi dijual di negara lain dalam mata uang negara tersebut.
. Yankee bonds adalah obligasi yang diterbitkan dalam mata uang US$ oleh pihak
yang memerlukan dana di luar negeri untuk para investor Amerika.
. Eurobonds adalah obligasi yang diterbitkan oleh pihak asing dan obligasi ini
dijual di luar negara yang mata uangnya digunakan sebagai denominasi obligasi.
. Samurai bonds adalah obligasi dalam denominasi yen, yang diterbitkan di
Jepang oleh pemerintah atau perusahaan negara lain.
. Dragon bonds adalah obligasi yang harganya ditetapkan di Asia untuk para
investor Asia selain Jepang.
Tipe obligasi:
a. Premium bonds adalah obligasi dengan harga lebih tinggi daripada nilai
nominalnya dikatakan dijual pada harga premi.
b. Discount bonds adalah obligasi dengan harga lebih rendah daripada nilai
nominalnya dikatakan dijual pada harga diskon.
c. Par bonds adalah obligasi dengan harga sama dengan nilai nominalnya
dikatakan dijual pada harga par.
Resiko-resiko obligasi:
1. Interest-Rate Risk
Harga dari sebuah obligasi akan berubah pada arah yang berlawanan dari
perubahan tingkat bunga: Jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi akan
turun. Begitu pula sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan
naik.
2. Reinvestment Risk
Variabilitas pada tingkat reinvestment akibat adanya perubahan pada tingkat
bunga pasar dinamakan reinvestment risk.
3. Call Risk
Sebagian perusahaan menetapkan untuk menarik atau membeli obligasi yang
diterbitkannya pada harga dan waktu tertentu.
4. Default Risk
Berkaitan dengan risiko gagal bayar, artinya risiko penerbit obligasi yang
mengalami kebangkrutan.
5. Inflation Risk
Peningkatan Inflation risk atau purchasing power risk disebabkan oleh
bervariasinya nilai aliran kas yang diterima oleh investor akibat dampak adanya
security due inflasi.
6. Exchange-Rate Risk
Obigasi yang diperdagangkan denominasi valuta asing, memiliki nilai yang tidak
dapat diketahui dengan pasti. Nilai obligasi dalam mata uang lokal baru dapat
diketahui ketika pembayaran kupon atau nilai pokok pinjaman terjadi.
7. Liquidity Risk atau marketable risk
Bergantung pada kemudahan suatu obligasi untuk dijual kembali sebesar nilai
obligasinya.
8. Volatility Risk
Harga suatu jenis obligasi tertentu bergantung pada tingkat suku bunga dan faktor-
faktor lainnya yang mempengaruhi nilai obligasi tersebut.
Jenis-jenis reksadana:
1. Dari segi bentuknya:
a. Reksadana Berbentuk Perseroan (corporate type)
Dalam bentuk reksadana ini, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana
dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasarkan di pasar
modal maupun pasar uang.
b. Reksadana berbentuk Kontak Investasi Kolektif (contractual type).
Reksadana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank
Kustodian yang mengikat Pemegang Unit Penyertaan, di mana Manajer Investasi
diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank
Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.
. Treasury stock adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran
untuk sementara waktu.
. Penggolongan biaya:
1. Menurut hubungannya dengan produk:
a. Biaya pabrikasi/pabrik adalah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi yang siap dijual.
. Biaya bahan baku adalah biaya yang membentuk bagian integral dari barang
jadi. Contoh: Biaya pembelian Kayu di perusahaan meubel.
. Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dikerahkan untuk
mengubah bahan langsung menjadi barnag jadi. Contoh: Biaya untuk
pembayaran pegawai yang membuat meja.
. Biaya overhead pabrik
b. Biaya komersial:
. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk. Contoh: biaya iklan, biaya promosi, dll.
. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan dalam mengatur
dan mengendalikan organisasi. Contoh: biaya gaji karyawan.
2. Menurut hubungan pertanggungjawaban:
a. Biaya Terkendali adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu tempat biaya dan
atas pengeluaran biaya tersebut seseorang harus mempertanggungjawabkan.
Contoh: Biaya pemasangan iklan merupakan biaya terkendali bagi manager
pemasaran.
b. Biaya Tak Terkendali adalah biaya yang tidak bisa dibebankan tanggungjawab
pengeluarannya pada seseorang manajer/pimpinan pusat biaya.
Contoh: Biaya penggunaan bahan merupakan biaya tidak terkendali bagi manager
pembelian.
8. Istilah lain:
a. Sunk cost adalah biaya yang telah dikeluarkan dan tidak dapat dipulihkan
kembali (biaya yang terjadi pada masa lalu).
b. Opportunity cost adalah biaya yang hilang karena memilih satu alternatif
tertentu.
. Opini audit:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Diberikan karena : Auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan
standar auditing (SPAP), mengumpulkan bahan bukti yang cukup, tidak
menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari Prinsip Akuntansi
Berterima Umum (PABU).
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas (Unqualified
Opinion with Explanatory Language)
Dalam keadaan tertentu, auditor menambahkan suatu paragraf penjelas (atau
bahasa penjelas yang lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan keuangan auditan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara
wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU) di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal
yang dikecualikan.
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion) diberikan karena auditor mengetahui
adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien dan ruang lingkup auditor
dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya
tidak dapat dikumpulkan.
5. Tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion) diberikan karena auditor
tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan
atau karena auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
. Langkah-langkah audit:
1. Melakukan audit pendahuluan
2. Melakukan review terhadap pengendalian manajemen
3. Melakukan audit lanjutan
4. Pelaporan
. Jenis-jenis audit:
1. Jenis audit menurut pihak yang melakukan audit
a. Audit intern adalah audit yang dilakukan oleh pihak dari dalam organisasi
auditi.
Contoh: Pemerintah Daerah dilakukan oleh aparat pengawasan intern daerah yang
bersangkutan (Bawasda), Kementerian Negara dilakukan oleh inspektorat jenderal
departemen, dan Pemerintah Pusat dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP).
b. Audit ekstern adalah audit yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi auditi.
Dalam pemerintahan Republik Indonesia, peran audit ekstern dijalankan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
2. Jenis audit menurut tujuan pelaksanaan audit
a. Audit keuangan adalah audit atas laporan keuangan.
b. Audit kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang
terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek
efektivitas.
3. Audit dengan tujuan tertentu
a. Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara
kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah
suatu indikasi penyimpangan atau kecurangan benar terjadi atau tidak terjadi.
2. Jasa Nonatestasi
a. Jasa Akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan,
posting, jurnal penyesuain dan penyusunan laporan keuangan klien (jasa
kompilasi) serta perancangan sistem akuntansi klien.
b. Jasa Perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan pajak.
c. Jasa Konsultasi Manajemen merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan
memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan
penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan
klien.
. Organisasi sektor publik tidak pernah bisa meninggalkan konsep “3E” (Value
For Money), apa maksudnya? Jelaskan!
Jawab:
Karena organisasi sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi,
pemborosan, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi, maka
digunakanlah konsep 3E yaitu:
a. Efisiensi adalah hubungan antara input dengan output. Efisiensi terjadi jika
sejumlah output tertentu dapat dicapai dengan jumlah input yang lebih kecil.
a. Efektivitas adalah tercapainya tujuan atau manfaat, dimana efektivitas diukur
berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Ekonomis adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang memenuhi standar
mutu dan waktu tertentu dengan biaya yang minimum. Ekonomis/hemat
berhubungan dengan perolehan input untuk pelaksanaan kegiatan, yaitu bila
harga/nilai input menjadi lebih rendah/murah/hemat.
. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) => di Indonesia SAK, di Amerika
GAAP
. Prinsip akuntansi berterima umum (PABU), terutama standar akuntansi,
menentukan bentuk, isi, dan susunan statemen keuangan.
. Pedoman resmi yang membentuk PABU ditetapkan dengan cara saksama (due
process).
. Rerangka konseptual harus dijabarkan dalam bentuk standar akuntansi
(accounting standards) sebagai pedoman operasional pelaporan di tingkat
perusahaan.
. Wesel tagih (notes receivable) adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu
pihak ke pihak lain untuk sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa
yang akan datang. Digunakan untuk memberikan kredit berdasarkan instrumen
kredit resmi, yang disebut wesel promes.
Jurnal untuk mencatat pendapatan bunga yang belum diterima perusahaan tahun
xxxx:
Piutang bunga
Pendapatan bunga
Jurnal untuk mencatat penagihan wesel tagih dimana sebagian dari pendapatan
bunga telah dicatat sebelumnya :
Kas
Wesel tagih
Piutang bunga
Pendapatan bunga
Kas
Disagio
Utang obligasi
Pendapatan dividen :
Kas
Pendapatan deviden
Pengecualian kewajiban
menyajikan laporan
keuangan konsolidasi
PTKP setahun:
WP sendiri = 24.300.000
Tambahan WP kawin = 2.025.000 +
Total PTKP = 26.325.000
PKP setahun (22.200.000 - 17.160.000) = 5.040.000
PPh Pasal 21 (5 % x 5.040.000) = 252.000
PPh Pasal 21 sebulan (252.000 x 12) = 21.000
3. Pegawai tetap menerima bonus, gratifikasi, tantiem, Tunjangan Hari Raya atau
tahun baru, premi dan penghasilan yang sifatnya tidak tetap, diberikan sekali saja
atau sekali setahun.
Ikhsan Alisyahbani adalah pegawai tetap di PT Tiurmas Lampung Indah. Ia
memperoleh gaji bulan Desember sebesar Rp. 2.500.000,00 menerima THR
sebesar Rp. 1.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 50.000,00
sebulan. Ikhsan Alisyahbani menikah tetapi belum mempunyai anak (status K/0)
PPh Pasal 21 atas gaji dan THR
Penghasilan Bruto setahun (12 x 2.500.000) = 30.000.000
THR = 1.000.000 +
Jumlah Penghasilan Bruto = 31.000.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x 31.000.000) = 1.550.000
Iuran pensiun (12 x 50.000) = 600.000 +
Total Pengurangan = 2.150.000
Penghasilan netto setahun = 28.850.000
PTKP (K/0) setahun = 17.160.000
PKP setahun = 11.690.000
PPh Ps. 21 terutang (5% x 11.690.000) = 584.500
PPh Pasal 21 atas gaji:
Penghasilan Bruto setahun (12 x 2.500.000) = 30.000.000
Pengurangan:
5% x 30.000.000 = 1.500.000
Iuran pensiun (12 x 50.000) = 600.000
Total Pengurangan = 2.100.000
Penghasilan netto setahun = 27.900.000
PTKP (K/0) setahun = 17.160.000 +
PKP setahun = 10.740.000
PPh Pasal 21 terutang (5% x 10.740.000) = 537.000
PPh Pasal 21atas gaji dan THR – PPh Pasal 21 atas gaji
(Rp. 584.500– Rp.537.000) = 47.500