Anda di halaman 1dari 3

Mengembalikan Fungsi Partai Politik Dari Realita Perilaku Partai

Politik Saat Ini

Partai politik merupakan salah satu pilar dari demokrasi yang memainkan pernanan
penting dalam proses penyelenggaraan Negara. Partai politik merupakan salah satu bentuk dari
partisipasi politik masyarakat secara langsung dengan melibatkan diri dalam perebutan
kekuasaan politik. Tumbuhnya partai politik secara bebas merupakan sebuah indikasi dari
tumbuhnya demokrasi karena partai politik adalah sebuah pilar demokrasi dan menjadi
instrument penting dalam berdemokrasi. Lalu apakah yang dimakud dengan partai politik itu?
Miriam budiardjo mengartikan partai politik sebagai suatu kelompok yang terorganisir, yang
anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok
ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan melalui kekuasaan itu, melaksanakan
kebijakan-kebijakan mereka.1 Sedangkan perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang
berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik, yang melakukan
kegiatan adalah pemerintah dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan pada dasarnya dibagi
menjadi dua yakni, fungsi-fungsi pemerintahan yang dipegang oleh pemerintah dan fungsi-
fungsi politik yang dipegang oleh masyarakat.2
Partai politik sejatinya mempunyai beberapa fungsi utama yang harus dijalankan oleh
partai politik yang ada di Indonesia, antara lain partai politik sebagai komunikasi politik diamana
partai politik menjadi sarana organisasi yang dapat manjadi sarana komunikasi antara
masyarakat dengan pemerintah. Kemudian partai politik sebagai sosialisasi politik dimana partai
politik adalah suatu organisasi yang mempunyai fungsi sebagai organisasi yang memberikan
informasi, pengetahuan, dan pengertian kepada masyarakat agar masyarakat tahu dan peduli
akan kehidupan politik. Partai politik sebagai rekruitmen politik dimana partai politik berperan
sebagai organisasi yang melahirkan dan mendidik para penerus bangsa untuk menjadi seorang
politikus atau pemimpin yang dibutuhkan oleh negara. Dan yang terakhir partai politik sebagai
pengatur konflik yang mana partai politik diharapkan dapat menyelesaikan konflik-konflik yang

1
Ahmad Sukardja, Hukum Tata Negara (Jakarta Timur: Sinar Grafika 2014) hlm.148
2
Joko Budi Santoso, Modul Kewarganegaraan (Solo: Hayati, 2006) hlm. 12
ada dalam pemerintah sebagai pihak yang memfasilitasi atau mediator agar konflik tidak
mengganggu jalannya pemerintahan.
Tujuan partai politik sebenarnya adalah untuk menampung atau menggali aspirasi dari
rakyat agar pemerintah tahu akan apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Hal itulah yang menjadi
pokok berdirinya partai politik yang dapat membantu jalannya pemerintahan dan pemerintah
dapat mensejahterakan rakyat dengan mengetahui apa yang dibutuhkan dan apa yang di inginkan
masyarakat. Akan tetapi Partai politik saat ini sangatlah jauh dari apa yang diharapkan oleh
masyarakat kebanyakan, hal-hal yang semestinya menjadi tugas dan fungsi partai politik saat ini
sudah mulai luntur atau melenceng bahkan mulai hilang serta tidak dilaksanakan lagi dan juga
seperti kehilangan jati dirinya sebagai tujuan adanya partai politik. Partai politik tidak lagi
sepenuhnya berfungsi sebagai organisasi yang menampung aspirasi dari rakyat. Partai politik
saat ini hanya mengutamakan dan menjalankan peranya sebagai partai politik yang
memperjuangkan kepentingan-kepentingan tertentu tanpa memikirkan fungsi utamanya.
Seperti yang sudah kita ketahui diatas bahwasanya peran partai politik merupakan satu
alat atau wadah untuk menyalurkan aspirasi masyarakat dan sangat berperan sekali dalam
kehidupan politik di Negara Indonesia. Partai politik melahirkan banyak aktor politik yang
berpengaruh untuk membantu atau tampil sebagai pejabat negara yang memperjuangkan
kepentingan rakyat. Namun pada realitanya aktor politik yang duduk di kursi pemerintahan saat
mereka menjabat, tidak sedikit ada yang hanya berjuang untuk kepentingan partai politiknya,
bahkan ada juga yang kemudian membangkang dari partainya dan hanya mementingkan
kepentingannya sendiri tanpa mementingkan kepentingan partai ataupun rakyat yang semestinya.
Munculnya perilaku partai politik yang demikian, tidak lain akibat dari sebuah
mekanisme politik alias sistem politik yang membuat partai-partai politik mau tidak mau berlaku
demikian. Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa dinamika partai politik Indonesia memiliki
kecendrugan akan kekuasaan pada pemerintahan, yang kurang mementingkan kebutuhan Negara
sendiri. Masalah seperti ini yang harus secepat mungkin untuk disadari oleh partai politik dan
diminimalisir dari negeri kita, jika hal ini terus berlangsung maka, negara akan tetap menjadi
negara yang rakus akan kekuasaan dan tanpa adanya kemajuan. Keinginan negara untuk
terintegrasi akan menjadi angan-angan belaka. Serta pandangan buruk masyarakat terhadap
politik di Indonesia pun semakin menjadi-jadi. Kritis masyarakat dibutuhkan dalam masalah
yang sedang dihadapi negara ini.
Oleh karena itu perlu disadari bersama, bahwa masalah dalam mekanisme atau sistem
politik seperti inilah yang seharusnya dirubah dan mencari sistem politik lain, yang mampu
mengembalikan peran dan fungsi partai politik ke jalan yang benar, sebagai penyalur aspirasi
umat, pencerdas masyarakat, dan pengontrol pemerintah. Sebuah sistem yang menjadikan partai
politik bukan lagi sebagai kendaraan untuk meraih kekayaan dan kekuasaan. Tetapi, bagaimana
menjadikan partai politik sebagai pengontrol penguasa agar kehidupan masyarakat tetap terjamin
kesejahteraannya dengan memberikan pencerdasan kepada masyarakat dan yang akan menjadi
pendengar aspirasi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai