Anda di halaman 1dari 2

Literature Review

Teori Pasang Surut Setimbang (Equilibrium Tide Theory).


Afit Budimantoro (15/384971/TK/43633).

Menurut The International Hydrographic Organization (IHO), pasang surut adalah suatu
fenomena atau peristiwa naik turnnya permukaan air laut di bumi secara periodik yang disebabkan
oleh gaya Tarik benda benda langit terhadap bumi yang berotasi, khususnya adalah bulan dan
matahari. Sesungguhnya selain bulan dan matahari juga masih terdapat gaya Tarik dari benda
benda langit lainnya yang ikut mempengaruhi permukaan air laut di bumi, akan tetapi pengaruhnya
dapat diabaikan karena pengaruhnya yang kecil atau jaraknya yang jauh. (IHO dalam Joyosumarto,
2013). Meskipun demikian, penggerak utama dari gaya pembangkit pasut tetap bulan, karena
jaraknya yang lebih dekat dengan bumi jika dibandingkan dengan matahari meskipun ukuran
matahari lebih besar dari bulan. Efek dari gaya Tarik matahari hanya sebesar 46% dari gaya yang
Tarik bulan (L. Gorman, dkk, 1998).
Teori pasang surut setimbang atau biasa disebut equilibrium tide merupakan teori tentang
pasang surut pada permukaan air laut dengan mengasumsikan bahwa seluruh permukaan bumi
diliputi oleh masa air yang homogen dengan kedalaman, densitas dan potensial gravitasi yang
konstan dan sama besar. Selain itu, teori juga hanya berlaku jika tidak ada gesekan, tidak ada gaya
koriolis dan efek tarikan langsung (tanpa delay). Hipotesis yang mendasari teori pasut setimbang
adalah adanya bumi yang berbentuk bola sempurna dan diliputi oleh masa air yang homogen pada
seluruh permukaan bumi dan tetap dalam keadaan diam hingga ada gaya yang memepengaruhinya
(Ali dkk., 1994).

Gerakan bulan dan matahari menjadi dasar dalam perhitungan gaya pembangkit pasut.
Gerakan bulan dan matahari memiliki periode yang tertentu sehingga gaya-gaya yang
menghasilkan pasang surut dapat dikembangkan menjadi komponen yang periodik. Komponen
pasut teoritis hanya dapat dikembangkan pada kondisi bumi yang ideal seperti yang telah
disebutkan sebelumnya. Namun, sesungguhnya kondisi bumi tidaklah ideal seperti yang
disebutkan sebelumnya. Sehingga dengan kata lain, secara real teori pasang surut setimbang
(equilibrium tide) tidak akan pernah terjadi di bumi. Akan tetapi, teori tentang pasut setimbang
masih tetap penting, sebab menurut hukum yang dikemukakan oleh Laplace bahwa osilasi muka
laut memiliki periode yang sama (identik) dengan periode dari gaya gaya yang menghasilkan
osilasi tersebut. Sehingga, komponen harmonik pasut yang sebenarnya di permukaan bumi
memiliki periode yang sama dengan komponen harmonik pasut teoritis yang dikembangkan dari
kondisi pasut setimbang tersebut. Sementara itu, ketidaksesuaian kondisi muka bumi dan laut yang
sebenarnya dari konsisi idealnya akan menyebabkan terjadinya perubahan amplitudo serta
keterlambatan fase setiap komponen harmonik pasut (Khasanah, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., Mihardja D.K., dan Hadi, S., 1994, Pasang Surut Laut, Institut Teknologi Bandung,
Bandung.
Gorman, L., Morang, A., & Larson , R, 1998, Monitoring the coastal environment; part IV :
mapping, shoreline changes, and bathymetric analysis. Journal of Coastal Research.
Joyosumarto, S., 2013, Pengaruh Datum Vertikal (Tidal Datum) dalam Delimitasi Batas Maritim,
Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Khasanah, I.U., 2014, Perhitungan Nilai Chart Datum Stasiun Pasang Surut Jepara Berdasarkan
Periode Pergerakan Bulan, Bumi, dan Matahari Menggunakan Data Pasut Tahun 1994 s.d
2013, Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai