AKUNTANSI PERBANKAN
”Akuntansi Kliring”
OLEH
NAMA : NURHASTUTI
KELAS :C
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2017
Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-
surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.
A. Sistem Kliring
a. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta pemilahan warkat dilakukan secara
manual oleh setiap peserta.
b. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaran kliring lokal yang dalam
pelakasanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
c. Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaran kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, dan pemilahan warkat dilakukan oleh
penyelenggara secara otomasi.
d. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang
selanjutnya di sebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada
Data Keuangan Elektronik (DKE) disertai dengan penyampaian warkat peserta
kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.
B. Peserta Kliring
Peserta kliring adalah bank atau Bank Indonesia yang terdaftar pada penyelenggara
untuk mengikuti kliring. Peserta kliring dikelompokkan menjadi :
1. Peserta Langsung
Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring secara
langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri. Untuk menjadi peserta langsung harus
memenuhi syarat :
Peserta tidak langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring
melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang menjadi induknya yang
merupakan bank yang sama. Untuk menjadi peserta tidak langsung harus memenuhi
persyaratan :
Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau
untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang dapat diperhitungkan dalam
kliring otomasi adalah :
1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
5. Nota Debet.
6. Nota Kredit
b. Dokumen Kliring
Dokumen kliring merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam
proses perhitungan kliring ditempat penyelenggara. Dokumen kliring yang digunakan dalam
penyelenggaraan kliring lokal dengan sistem manual berupa daftar warkat kliring penyerahan
(pengembalian) yang berfungsi sebagai bukti penyerahan (pengembalian) warkat baik pada
kliring penyerahan maupun kliring pengembalian.
c. Formulir Kliring
Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan sistem
manual meliputi :
Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang dilakukan di kantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan ditempat penyelenggara.
Kliring pengembalian meliputi kegiatan yang dilakukan di kantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan di tempat penyelenggara.
Kliring warkat luar wilayah adalah penyelenggaraan kliring atas cek dan BG yang
diterbitkan oleh kantor bank yang bukan peserta di wilayah kliring di mana cek dan BG
tersebut dikliringkan.
Penerapan kliring warkat luar wilayah akan memberikan manfaat berupa efisiensi
dalam penyelesaian pembayaran cek/BG luar kota, baik efisiensi waktu maupun biaya, sebab:
a. Efektifitas dana cek/BG sesuai jadwal kliring lokal di mana warkat dikliringkan
b. Biaya proses oleh Bank Indonesia sama dengan warkat lokal lainnya.
1. Cek dan BG yang diterbitkan oleh suatu kantor bank dapat dikliringkan di wilayah
kliring manapun sepanjang :
a. Cek dan BG tersebut diterbitkan oleh bank yang sudah terdaftar sebagai peserta
kliring warkat luar wilayah.
b. Di wilayah kliring di mana warkat tersebut dikliringkan terdapat kantor cabang
dari bank penerbit yang menjadi peserta kliring.
2. Kepesertaan :
a. Saat ini kepesertaan bank dalam kliring warkat luar wilayah tidak bersifat wajib,
tergantung pada kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank.
b. Pendaftaran untuk menjadi peserta kliring warkat luar wilayah cukup dilakukan
oleh kantor pusat bank dan berlaku bagi seluruh kantor bank yang bersangkutan.
c. Bank wajib menetapkan satu kantor koordinator di setiap wilayah kliring di mana
bank tersebut menjadi peserta.
3. Bank Indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam melakukan validasi
cek dan BG luar kotanya.
4. Dalam penyelenggaraan kliring, proses dan perhitungan atas cek dan BG luar kota
tidak dipisahkan dari proses warkat lokal lainnya.
5. Perhitungan antarkantor dan bank tertarik diselesaikan secara internal oleh masing-
masing bank.
Penerapan kliring warkat luar wilayah memberi implikasi bagi seluruh bank, baik
yang mendaftar maupun yang tidak mendaftar menjadi peserta kliring warkat luar wilayah,
karena :
1. Seluruh bank, baik yang mendaftar maupun tidak mendaftar menjadi peserta kliring
warkat luar wilayah dapat mengkliringkan cek/BG yang diterbitkan oleh bank peserta
kliring warkat luar wilayah di wilayah kliring maupun sepanjang di wilayah kliring
tersebut ada kantor cabang dari bank penerbit.
2. Nasabah tentu lebih memilih agar cek/BG luar kota dikliringkan melalui kliring lokal,
karena akan lebih cepat dan efisien daripada harus melalui mekanisme inkaso.
1. Sistem dan prosedur penerimaan dan pemrosesan cek/BG luar kota, untuk memilah
mana yang sudah dikliringkan lokal dan mana yang belum.
2. Terkait dengan sitem kliring yang digunakan di masing-masing wilayah kliring saat
ini, terdapat implikasi yang berbeda bagi bank-bank yang menjadi peserta kliring di
masing-masing wilayah kliring tersebut, yaitu :
a. Bank peserta kliring elektronik/otomasi
b. Bank peserta kliring SOKL
c. Bank peserta kliring manual
Bagi bank peserta kliring warkat luar wilayah, terdapat beberapa implikasi khusus sebagai
berikut :
Dalam kliring elektronik maupun otomasi, dokumen kliring yang digunakan sebagai
alat bantu dalam proses perhitungan kliring adalah :
Secara umum biaya kliring terdiri dari biaya administrasi, biaya proses warkat
kliring. Biaya-biaya ini akan dikreditkan oleh Bank Indonesia dari rekening giro BI yang
dimiliki oleh peserta kliring.
Perlakuan akuntansi untuk penyelenggaraan kliring dengan sistem ini tidak berbeda
dengan kliring manual. Yang membedakan proses penyelesaian kliring.
DAFTAR PUSTAKA
Taswan. 2012. Akuntansi Perbankan (edisi III). Jakarta : Upp Stim Ykpn.