Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

AKUNTANSI PERBANKAN

”Akuntansi Kliring”

OLEH

NAMA : NURHASTUTI

STAMBUK : B1C1 15 088

KELAS :C

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-
surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang diselenggarakan oleh Bank
Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk.

A. Sistem Kliring

Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan :

a. Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta pemilahan warkat dilakukan secara
manual oleh setiap peserta.
b. Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaran kliring lokal yang dalam
pelakasanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
c. Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaran kliring lokal yang dalam pelaksanaan
perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, dan pemilahan warkat dilakukan oleh
penyelenggara secara otomasi.
d. Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang
selanjutnya di sebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal yang
dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring didasarkan pada
Data Keuangan Elektronik (DKE) disertai dengan penyampaian warkat peserta
kepada penyelenggara untuk diteruskan kepada peserta penerima.

B. Peserta Kliring

Peserta kliring adalah bank atau Bank Indonesia yang terdaftar pada penyelenggara
untuk mengikuti kliring. Peserta kliring dikelompokkan menjadi :

1. Peserta Langsung

Peserta langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring secara
langsung dengan menggunakan identitasnya sendiri. Untuk menjadi peserta langsung harus
memenuhi syarat :

a. Kantor bank yang dapat menjadi peserta langsung adalah :


1) Kantor cabang yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia;
2) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan diluar
negeri yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank Indonesia;
3) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan di
dalam negeri yang telah memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk
beroperasi di wilayah kliring yang berbeda dari kantor cabang induknya.
b. Kantor bank mempunyai kantor lain yang memiliki rekening giro di salah satu
kantor Bank Indonesia.
c. Lokasi kantor bank memungkinkan bank tersebut untuk mengikuti kliring secara
tertib sesuai jadwal kliring lokal yang ditetapkan.
2. Peserta Tidak Langsung

Peserta tidak langsung adalah peserta yang turut serta dalam pelaksanaan kliring
melalui dan menggunakan identitas peserta langsung yang menjadi induknya yang
merupakan bank yang sama. Untuk menjadi peserta tidak langsung harus memenuhi
persyaratan :

a. Kantor bank yang dapat menjadi peserta tidak langsung adalah :


1) Kantor cabang yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia;
2) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya yang berkedudukan
di luar negeri yang telah memperoleh izin pembukaan kantor dari Bank
Indonesia;
3) Kantor cabang pembantu dari bank yang kantor pusatnya berkedudukan di
dalam negeri yang telah dilaporkan kepada Bank Indonesia.
b. Kantor bank sebagaimana dimaksud pada huruf a menginduk kepala kantor lain
yang merupakan bank yang sama yang telah menjadi peserta langsung di wilayah
kliring yang sama.
C. Warkat dan Dokumen Kliring
a. Warkat

Warkat adalah alat pembayaran bukan tunai yang diperhitungkan atas beban atau
untung rekening nasabah atau bank melalui kliring. Warkat yang dapat diperhitungkan dalam
kliring otomasi adalah :
1. Cek
2. Bilyet Giro
3. Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
4. Surat Bukti Penerimaan Transfer (SBPT)
5. Nota Debet.
6. Nota Kredit
b. Dokumen Kliring
Dokumen kliring merupakan dokumen yang berfungsi sebagai alat bantu dalam
proses perhitungan kliring ditempat penyelenggara. Dokumen kliring yang digunakan dalam
penyelenggaraan kliring lokal dengan sistem manual berupa daftar warkat kliring penyerahan
(pengembalian) yang berfungsi sebagai bukti penyerahan (pengembalian) warkat baik pada
kliring penyerahan maupun kliring pengembalian.

c. Formulir Kliring

Formulir yang digunakan untuk proses perhitungan kliring lokal dengan sistem
manual meliputi :

1. Neraca kliring penyerahan/pengembalian gabungan.


2. Neraca kliring penyerahan/pengembalian.
3. Bilyet saldo kliring.
D. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring Lokal Manual
I. Kliring Penyerahan

Kliring penyerahan meliputi kegiatan yang dilakukan di kantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan ditempat penyelenggara.

1. Kegiatan di kantor peserta sebelum datang ke pertemuan kliring penyerahan ditempat


penyelenggara, peserta harus melakukan persiapan sebagai berikut :
a. Melakukan pengecekan terhadap warkat yang akan dikliring apakah warkat
tersebut merupakan warkat yang dapat dikliringkan dan telah memenuhi
spesifikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Memilah warkat berdasarkanb bank penerima.
c. Mengisi daftar warkat kliring penyerahan dengan rincian nominal warkat serta
jumlah lembar dan jumlah nominal warkat.
2. Kegiatan peserta di tempat penyelenggara pada saat pertemuan kliring penyerahan
ditempat penyelenggara, wakil peserta melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Wakil peserta wajib hadir dalam pertemuan kliring penyerahan pada jadwal yang
telah ditetapkan dengan mengisi daftar hadir yang disediakan penyelenggara.
b. Melakukan kegiatan pendistribusian warkat :
1) Menyerahkan ke masing-masing peserta penerima :
a) Lembar pertama daftar warkat kliring penyerahan; dan
b) Warkat
2) Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima pada lembar kedua daftar
warkat kliring penyerahan sebagai bukti penerimaan warkat.
3) Menyerahkan lembar ketiga daftar warkat kliring penyerahan kepada
penyelenggara.
c. Melakukan kegiatan penerimaan warkat :
1) Menerima dari peserta lain :
a) Lembar pertama daftar warkat kliring penyerahan; dan
b) Warkat.
2) Membubuhkan tanda tangan pada lembar kedua daftar warkat kliring
penyerahan yang diserahkan oleh peserta lain sebagai bukti penerimaan
warkat.
d. Mencocokkan rincian yang tercantum pada daftar warkat kliring penyerahan yang
diterima dari peserta lain dengan warkat yang diterima.
e. Menyusun neraca kliring penyerahan berdasarkan daftar warkat kliring
penyerahan yang diserahkan maupun yang diterima.
f. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta yang bersangkutan
pada neraca kliring penyerahan, kemudian menyerahkan lembar pertama neraca
kliring penyerahan kepada penyelenggara.
3. Kegiatan petugas penyelenggara
a. Menyusun neraca kliring penyerhan gabungan berdasarkan neraca kliring
penyerahan yang disampaikan oleh seluruh wakil peserta.
b. Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwal kliring
penyerahan yang ditetapkan, penyelenggara akan melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c, d, e dan f atas nama wakil peserta.
II. Kliring Pengembalian

Kliring pengembalian meliputi kegiatan yang dilakukan di kantor peserta dan kegiatan
yang dilakukan di tempat penyelenggara.

1. Kegiatan di kantor peserta sebelum dibawa ke pertemuan kliring pengembalian di


tempat penyelenggara, peserta harus melakukan persiapan sebagai berikut :
a. Melakukan verifikasi terhadap warkat yang diterima peserta pada pertemuan
kliring penyerahan apakah telah memenuhi persyaratan untuk dibukukan. Dalam
hal warkat debet :
1) Memenuhi salah satu atau lebih alasan penolakan sebagaimana diatur dalam
Surat Edaran Bank Indonesia No. 28/137/UPG tanggal 5 januari 1996 tentang
Cek/Bilyet Giro Kosong; atau
2) Merupakan nota debet, yang tidak memenuhi ketentuan mengenai nilai
nominal nota debet; maka warkat debet tersebut wajib ditolak dalam
pertemuan kliring pengembalian yang merupakan satu kesatuan siklus kliring
dengan kliring penyerahan yang bersangkutan.
b. Membuat Surat Keterangan Penolakan (SKP) warkat debet yang ditolak wajib
diserta dengan SKP.
c. Memilah warkat debet tolakan beserta SKP berdasarkan bank penerima.
d. Mengisi daftar warkat kliring pengembalain dengan rincian nominal serta jumlah
lembar dan jumlah nominal warkat debet tolakan untuk masing-masing bank
penerima sebanyak rangkap tiga.
2. Kegiatan peserta di tempat penyelenggara pada saat pertemuan kliring pengembalian
di tempat penyelenggar, wakil peserta melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Wakil peserta hadir dalam pertemuan kliring pengembalian pada jadwal yang
tetap ditetapkan dengan mengisi daftar hadir yang disediakan penyelenggara.
b. Melakukan kegiatan pendistribusian warkat debet tolakan :
1) Menyerahkan kepada masing-masing peserta penerima :
a) Lembar pertama daftar warkat kliring pengembalian;
b) Warkat debet tolakan; serta
c) Lembar pertama dan lembar kedua SKP
2) Meminta tanda tangan dari wakil peserta penerima pada lembar kedua daftar
warkat kliring pengembalian sebagai bukti penerimaan warkat debet tolakan.
3) Menyerahkan kepada penyelenggara :
a) Lembar ketiga daftar warkat kliring pengembalian; dan
b) Lembar ketiga SKP.
c. Melakukan kegiatan penerimaan warkat debet tolakan.
1) Menerima peserta lain :
a) Lembar pertama daftar warkat kliring pengembalian;
b) Warkat debet tolakan; serta
c) Lembar pertama dan lembar kedua SKP.
2) Membubuhkan tanda tangan pada lembar kedua daftar warkat kliring
pengembalian yang diserahkan oleh peserta lain sebagai bukti penerimaan
warkat debet tolakan.
d. Mencocokkan rincian yang tercantum pada daftar warkat kliring pengembalian
yang diserahkan oleh peserta lain sebagai bukti penerimaan warkat debet tolakan.
e. Menyusun neraca kliring pengembalian sebanyak rangkap dua berdasarkan daftar
warkat kliring pengembalian yang diserahkan maupun yang diterima.
f. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada neraca kliring
pengembalian, kemudian menyerahkan lembar pertama neraca kliring
pengembalian kepada penyelenggara.
g. Menyusun Bilyet Saldo Kliring (BSK) sebanyak rangkap dua berdasarkan neraca
kliring penyerahan dan neraca kliring pengembalian.
h. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas wakil peserta pada BSK,
kemudian menyerahkan BSK rangkap 2 kepada penyelenggara.
3. Kegiatan petugas penyelenggara
a. Menyusun neraca kliring pengembalian gabungan berdasarkan neraca kliring
pengembalian yang disampaikan oleh seluruh wakil peserta, kemudian
membubuhkan tanda tangan dan nama jelas petugas penyelenggara pada neraca
kliring pengembalian gabungan tersebut.
b. Mencocokkan antara neraca kliring penyerahan (pengembalian) gabungan yang
disusun oleh penyelenggara dengan BSK yang disusun oleh peserta.
c. Menandatangani dan mencantumkan nama jelas petugas penyelenggara pada BSK
rangkap dua setelah terdapat kecocokan antara neraca kliring
penyerahan/pengembalian gabungan dengan BSK.
d. Mendistribusikan BSK sebagai berikut :
1) Lembar pertama untuk penyelenggara;
2) Lembar kedua kepada masing-masing peserta.
e. Melakukan verifikasi terhadap tanda tangan pejabat pada SKP yang diserahkan
oleh seluruh peserta, sebelum disampaikan kepada Bank Indonesia.
f. Apabila wakil peserta belum hadir sampai dengan batas akhir jadwal kliring
pengembalian yang telah ditetapkan, penyelenggara akan melaksanakan kegiatan
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c, d, e, f, g, dan h atas nama wakil
peserta yang bersangkutan.
III. Penyelesaian Akhir

Prosedur penyelesaian akhir dilakukan sebagai berikut :

1. Penyelenggara mengirimkan informasi hasil kliring berdasarkan BSK ke kantor Bank


Indonesia yang ditetapkan dengan menggunakan sarana teleks setelah dilakukan test
key arrangement.
2. Atas dasar instruksi pelimpahan tersebut, kantor Bank Indonesia membukukan hasil
kliring ke rekening kantor lain dari masing-masing peserta yang ada di kantor Bank
Indonesia tersebut.
3. Tanggal valuta pembukuan hasil kliring adalah sama dengan tanggal hari kliring yang
bersangkutan (same day settlement).
4. Apabila terdapat kesalahan perhitungan hasil kliring yang diketahui setelah hasil
kliring tersebut dilimpahkan ke Bank Indonesia, maka penyelesaiannya dilakukan
antara penyelenggara dengan peserta.
5. Dalam keadaan darurat di mana tidak dimungkinkan menggunakan sarana teleks dan
telepon maka ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka tiga tidak berlaku dan
pelimpahan serta pembukuan hasil kliring dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
E. Jadwal Kliring Lokal dan Pelimpahan Hasil Kliring

Jadwal penyelenggara kliring manual serta jadwal pelimpahan hasil kliring


ditetapkan oleh penyelenggara dengan persetujuan Bank Indonesia yang mewilayahi. Jadwal
kliring lokal yang ditetapkan merupakan rentang waktu bagi wakil peserta diperkenankan
untuk hadir dan mendistribusikan warkat pada proses penyelenggaraan kliring
penyerahan/pengembalain.

F. Sistem Kliring Warkat Luar Wilayah

Kliring warkat luar wilayah adalah penyelenggaraan kliring atas cek dan BG yang
diterbitkan oleh kantor bank yang bukan peserta di wilayah kliring di mana cek dan BG
tersebut dikliringkan.

Penerapan kliring warkat luar wilayah akan memberikan manfaat berupa efisiensi
dalam penyelesaian pembayaran cek/BG luar kota, baik efisiensi waktu maupun biaya, sebab:

a. Efektifitas dana cek/BG sesuai jadwal kliring lokal di mana warkat dikliringkan
b. Biaya proses oleh Bank Indonesia sama dengan warkat lokal lainnya.

Prinsip-prinsip Umum Kliring Warkat Luar Wilayah

Prinsip-prinsip umum dalam penyelenggaraan kliring warkat luar wilayah adalah :

1. Cek dan BG yang diterbitkan oleh suatu kantor bank dapat dikliringkan di wilayah
kliring manapun sepanjang :
a. Cek dan BG tersebut diterbitkan oleh bank yang sudah terdaftar sebagai peserta
kliring warkat luar wilayah.
b. Di wilayah kliring di mana warkat tersebut dikliringkan terdapat kantor cabang
dari bank penerbit yang menjadi peserta kliring.
2. Kepesertaan :
a. Saat ini kepesertaan bank dalam kliring warkat luar wilayah tidak bersifat wajib,
tergantung pada kebutuhan dan kesiapan masing-masing bank.
b. Pendaftaran untuk menjadi peserta kliring warkat luar wilayah cukup dilakukan
oleh kantor pusat bank dan berlaku bagi seluruh kantor bank yang bersangkutan.
c. Bank wajib menetapkan satu kantor koordinator di setiap wilayah kliring di mana
bank tersebut menjadi peserta.
3. Bank Indonesia tidak mengatur mekanisme internal bank dalam melakukan validasi
cek dan BG luar kotanya.
4. Dalam penyelenggaraan kliring, proses dan perhitungan atas cek dan BG luar kota
tidak dipisahkan dari proses warkat lokal lainnya.
5. Perhitungan antarkantor dan bank tertarik diselesaikan secara internal oleh masing-
masing bank.

Penerapan kliring warkat luar wilayah memberi implikasi bagi seluruh bank, baik
yang mendaftar maupun yang tidak mendaftar menjadi peserta kliring warkat luar wilayah,
karena :

1. Seluruh bank, baik yang mendaftar maupun tidak mendaftar menjadi peserta kliring
warkat luar wilayah dapat mengkliringkan cek/BG yang diterbitkan oleh bank peserta
kliring warkat luar wilayah di wilayah kliring maupun sepanjang di wilayah kliring
tersebut ada kantor cabang dari bank penerbit.
2. Nasabah tentu lebih memilih agar cek/BG luar kota dikliringkan melalui kliring lokal,
karena akan lebih cepat dan efisien daripada harus melalui mekanisme inkaso.

Implikasi bagi bank secara umum adalah sebagai berikut :

1. Sistem dan prosedur penerimaan dan pemrosesan cek/BG luar kota, untuk memilah
mana yang sudah dikliringkan lokal dan mana yang belum.
2. Terkait dengan sitem kliring yang digunakan di masing-masing wilayah kliring saat
ini, terdapat implikasi yang berbeda bagi bank-bank yang menjadi peserta kliring di
masing-masing wilayah kliring tersebut, yaitu :
a. Bank peserta kliring elektronik/otomasi
b. Bank peserta kliring SOKL
c. Bank peserta kliring manual

Bagi bank peserta kliring warkat luar wilayah, terdapat beberapa implikasi khusus sebagai
berikut :

1. Sistem verifikasi cek/BG


2. Prosedur pemberian fasilitas overdraft terkait dengan kebijakan intern bank mengenai
pemberian fasilitas overdraft kepada nasabahnya
3. Pencetakan warkat
G. Mengenal Kliring Elektronik dan Otomasi

Dalam kliring elektronik maupun otomasi, dokumen kliring yang digunakan sebagai
alat bantu dalam proses perhitungan kliring adalah :

a. Bukti Penyerahan Warkat Debet - Kliring Penyerahan (BPWD);


b. Bukti Penyerahan Warkat Kredit - Kliring Penyerahan (BPWK);
c. Lembar Substitusi;
d. Kartu Batch;
e. Bukti Penyerahan Rekaman Warkat Kliring Pengembalian (BPRWKP).
Warkat atau dokumen kliring harus diisi harus memperhatikan jenis angka dan
simbol MICR code line.

Jenis Biaya Kliring

Secara umum biaya kliring terdiri dari biaya administrasi, biaya proses warkat
kliring. Biaya-biaya ini akan dikreditkan oleh Bank Indonesia dari rekening giro BI yang
dimiliki oleh peserta kliring.

Akuntansi Kliring Elektronik dan Otomasi

Perlakuan akuntansi untuk penyelenggaraan kliring dengan sistem ini tidak berbeda
dengan kliring manual. Yang membedakan proses penyelesaian kliring.
DAFTAR PUSTAKA

Taswan. 2012. Akuntansi Perbankan (edisi III). Jakarta : Upp Stim Ykpn.

Anda mungkin juga menyukai