PERIODE 2017/2018
Oleh:
BOBBY MARCOS FRANSISCO KANDAMI
0120840044
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2017
ABSES BEZOLD
Oleh:
0120840044
Dosen Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2017
i
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima oleh Panitia Ujian Karya Tulis Ilmiah
Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih Jayapura.
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Pada :
Hari :
Tanggal :
Mengesahkan
Panitia Ujian Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran
Universitas Cenderawasih
Ketua Sekertaris
Tim Penguji
1. dr. 1.
NIP.
2. dr. 2.
NIP.
3. dr. 3.
NIP.
4. dr. 4.
NIP.
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini, penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, ayah (Julianus L. Kandami), ibu
terbesar kepada penulis baik dalam moril, materi, dan do’a sehingga penulis
3. Kepada teman, sahabat dan orang-orang terbaik Nur Inna Silvia Nugrawati,
serta Grup D’jaah dan Futbas yang selalu membantu dan mendukung penulis.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas restu-Nya penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu penulis ucapkan terimakasih dan
memberikan pahala yang sesuai dengan ketulusan hati yang telah memberikan
bantuan dan dorongan sampai selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Cenderawasih.
4. Bapak/ ibu dosen selaku panitia Karya Tulis Ilmiah yang sangat membantu
iv
Karya Tulis Ilmiah ini tentu saja masih banyak kekurangan, oleh karena itu
saran dan masukkan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan
Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR SINGKATAN
CN : Cranial Nerve
PO : Per Oral
IV : Intra Vena
I : Injeksi
x
BAB I
PENDAHULUAN
Abses Bezold pertama kali dijelaskan oleh Dr. Friedrich Bezold diakhir
abad ke 19, merupakan komplikasi yang jarang dari mastoiditis bakteri yang
abses Bezold (Saeedi, et al., 2015:12). Saat ini, sebagai hasil dari penggunaan
komplikasi lain dari Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) menjadi jarang
bahwa pada tinjauan literatur kasus yang dilaporkan antara tahun 2000 dan
2014, ditemukan sekitar 17 kasus dalam literatur dan tambahan 8 kasus yang
1
2
menjadi lebih mudah didiagnosis. Laporan kasus abses Bezold terlihat lebih
banyak pada orang dewasa (10 dari 18, 55.6%) dibandingkan pada anak-anak
dibawah 18 tahun (8 dari 18, 44.4%). Ditemukan lebih banyak pada laki-laki
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu
dan mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Oleh sebab itu,
Kedokteran.
4
ISI
2. 1 Definisi
terlihat dari otitis media supuratif kronis dan mastoiditis (Goksel, et al.,
2014:19).
jarang namun diagnosis sering terlambat ditegakkan karena kondisi ini tidak
penyebaran pus ke jaringan dalam karena erosi dari mastoid (Goksel, et al.,
2014:20).
Abses Bezold pertama kali dilaporkan pada tahun 1881 dan peristiwa
ini terjadi ketika otomastoiditis purulen mengikis ujung mastoid. Abses sub-
mastoideus, yang lebih umum dibandingkan abses Bezold, dimana pus dapat
5
6
2. 2 Epidemiologi
abses Bezold antara tahun 1966 dan 2001 sedangkan Uchida et al.
2016:180).
pasien dan yang mengalami komplikasi sekitar 43 pasien (24 pasien laki-
laki dan 19 pasien wanita) pada Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin – Bandung.
2. 3 Etiologi
bervariasi dan tergantung pada jenis otitis media. Dalam bentuk akut, yang
al., 2012:136).
Acinetobacter 3 (2.38)
Staphylococcus)
8
menyebabkan infeksi yang lebih cepat dibandingkan hanya satu agen bakteri
2.3.1 Patogenesis
ketika pus berhenti melalui sisi medial yang tipis dari ujung mastoid
2. 4 Penegakan Diagnosis
2. 4. 1 Anamnesis
2014:413).
2. 4. 2 Pemeriksaan fisik
palpasi tidak teraba adanya fluktuasi dengan baik, hal ini dikarenakan
abses yang terletak terlalu dalam dan sulit untuk diraba (Goksel, et al.,
2014:22).
2. 4. 3 Pemeriksaan penunjang
Kultur abses juga dapat diambil dari sekret telinga dan abses di
2. 5 Diagnosis Banding
dalam diagnosis banding dari abses Bezold. Selain itu, thrombosis sinus
12
dural dapat dilihat bersama-sama dengan abses Bezold ini (Goksel, et al.,
2014:22).
1. Abses Parapharyngeal
yang terakhir,
submaxilaris,
prolaps dari tonsil dan fossa tonsil, trismus (karena spasme otot
dan XII serta rantai simpatik, dan pembengkakan daerah parotis. Ada
2. 6 Terapi
2. 6. 1 Farmakoterapi
8-12mg/kg per hari dalam 3 atau 4 dosis, atau untuk infeksi yang
Sefalosporin
(aktif Gr -)
Sefuroksim axetil (PO) Anak : 125-250 mg 2 kali/hari p.c
(spektrum luas)
2. 6. 2 Non farmakoterapi
2007:78).
2. 7 Komplikasi
Abses Bezold bisa berakibat fatal jika menyebar ke sistem saraf pusat.
adanya perluasan pada kolom vertebra atau abses di dasar tengkorak yang
melibatkan sistem saraf pusat (kompresi otak dan medula spinalis). Oleh
sebab itu diagnosis dini dan terapi sangatlah penting (Goksel, et al.,
2014:20, 22).
2. 8 Rehabilitasi
2012:4).
2. 9 Prognosis
secara dini dan ditangani dengan penangan yang tepat. Bedah dan antibiotik
spektrum luas adalah metode paling signifikan dari pengobatan. Pada kasus
debridement abses dan irigasi dilakukan untuk drainase abses (Goksel, et al.,
2014:22).
2. 10 Edukasi
abses Bezold tidak mudah di deteksi (ciri awal secara umum), dengan
al., 2014:20).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Parapharyngeal.
18
19
9. Prognosis abses Bezold baik bila diketahui dan ditangani secara dini.
luas.
3.2 Saran
Bezold.
sedini mungkin.
2. Masyarakat
Saeedi, M., Jahanshir, A., Shirani, F., Karimi, E. 2015. Physical Examination Still
10.1007/s00405.0121.9248.
Report and Review of Cases over 14 Years. Indian Journal of Otology, 22,
10.1055/s0034.1372511.
Dhingra PL. 2007. Disease of Ear Nose and Throat edisi 4: New Delhi, Elsevier.
20
21
4, 19-22.
Farida, Y., Sapto, H., Oktaria, D. 2016. Tatalaksana Terkini Otitis Media
DOI: 10.4103/0971.7749.103440.
Govea, H. L., et al. 2015. Diagnosis and Treatment of the Complication of Otitis