S1 2014 280593 Chapter1 PDF
S1 2014 280593 Chapter1 PDF
PENDAHULUAN
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat
reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan
Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan
katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya yang disebabkan oleh
kerusakan jaringan karena oksidasi, oleh karena itu diperlukan suatu antioksidan
Salah satu senyawa yang dapat menangkal atom radikal bebas yang ada
didalam tubuh adalah antioksidan. Selain obat-obat antiosidan sintetik dapat juga
digunakan senyawa dari bahan alam sebagai contoh adalah kurkumin. Peroksidasi
lipid dikenal sebagai reaksi berantai radikal bebas, diawali dengan kerusakan
membran sel. Peroksidasi dapat dihambat oleh kurkumin yang memainkan peran
penting dalam menangkap radikal bebas yang terlibat didalam peroksidasi tersebut
1
2
gugus fungsional termasuk gugus B-diketon, ikatan rangkap karbon, dan cincin
bentuk enol kurkumin secara signifikan lebih stabil daripada bentuk diketo dan
bond dissociation enthalpy (BDE) dari ikatan fenol O-H secara signifikan lebih
rendah dari BDE ikatan O-H yang berasal dari bentuk enol kurkumin, ini
menunjukkan bahwa abstraksi hidrogen berlangsung di gugus fenolik. Hal itu juga
menunjukkan bahwa kontribusi relatif dari gugus fenolik dan gugus metilen pada
keluarga Piperaceae, yaitu pada Piperis nigri (lada hitam), Piperis albi (lada
putih), Piperis retrofracti (cabe jawa). Tanaman yang termasuk dalam keluarga
dengan harga yang relatif rendah. Pada umumnya kandungan piperin dalam P.
nigri 1,7-7,4% (Septiatin & Eatin, 2008). Piperin mempunyai daya hambat enzim
rangkap terkonjugasi yang panjang. Hal ini juga dimiliki oleh piperin, oleh karena
vitamin C memiliki daya meredam radikal bebas (antioksidan) yang poten dan
antioksidan.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
dibanding vitamin C.
1. Agar dapat diketahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan dalam piperin.
antioksidan vitamin C.
E. Tinjauan Pustaka
1. Antioksidan
a. Definisi
atom atau gugus atom yang memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan
dalam tubuh sehingga dapat melawan kerusakan oksidatif. Ada dua cara dalam
mendapatkan antioksidan, yaitu dari luar tubuh (eksogen) dan dalam tubuh
sintetik seperti butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen (BHT) dan ter-
terhadap pengaruh buruk yang disebabkan oleh radikal bebas. Hal ini disebabkan
bebas dengan berfungsi sebagai pendonor atom H atau elektron pada radikal bebas
dan berdampak pada pembentukkan produk yang lebih stabil. Antioksidan primer
(AH) dapat memutuskan tahap inisiasi melalui reaksi dengan sebuah radikal bebas
atau menghambat reaksi propagasi dengan cara bereaksi dengan radikal peroksil
tokoferol, flavonoid dan asam askorbat. BHA, BHT dan TBHQ merupakan
radikal, menyerap radiasi UV, dan menginaktifkan oksigen singlet (Pokorny et al.,
2001).
kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh
antioksidan tersier adalah enzim DNA repair dan metionin sulfoksida reduktase
yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang disebabkan oleh radikal bebas
(Winarsi, 2007).
7
yaitu:
ekstraksi bahan alami atau terbentuk dari reaksi-reaksi kimia selama proses
meliputi flavon, flavanol, isoflavon, katekin, dan kalkon, sedangkan turunan asam
dari sintesis reaksi kimia.Contoh antioksidan sintetik adalah butil hidroksi anisol
(BHA), butil hidroksi toluen (BHT) dan ter-butil hidroksi quinon (TBHQ)
(Trilaksani, 2003).
8
Antioksidan sintetik seperti propil galat (PG) (gambar 3), butil hidroksi
toluen (BHT) (gambar 4), butil hidroksi anisol (BHA) (gambar 5), dan ter-butil
degradasi antioksidan sintetik ini (Farhoosh, 2005). BHA dan BHT yang sering
9
berasal dari bahan alami seperti tanaman, sayuran, dan buah-buahan mengalami
peningkatan.
c. Mekanisme Antioksidan
bebas peroksil atau hidroksil yang terbentuk dari hidroperoksida yang berasal dari
sehingga senyawa ini dapat mengurangi kandungan radikal bebas (Pokorny et al.,
2001).
bereaksi dengan radikal peroksil dan menghambat degradasi pendaran zat warna
pengukuran lebih baik terhadap total aktivitas antioksidan (Prior et al., 2003
(Awika et al., 2003 dalam Thaipong et al., 2005) dan metode ORAC hanya
b. ABTS (TEAC)
sistem penghasil radikal bebas dan pengaruh inhibisi terhadap efek radikal bebas
diukur untuk menentukan total kapasitas antioksidan dari sampel (Wang et al.,
sistem larutan berbasis air maupun organik, mempunyai absorbansi spesifik pada
panjang gelombang dari region visible, dan membutuhkan waktu reaksi yang lebih
sedikit (Lee et al., 2003). Selain itu, kelebihan metode ABTS dibandingkan
dengan metode DPPH adalah tidak adanya intervensi warna saat mengukur
metode iniadalah radikal ABTS yang digunakan pada metode TEAC tidak
2. Radikal Bebas
Radikal bebas adalah suatu molekul atau atom yang mempunyai satu atau
lebih elektron tidak berpasangan. Radikal ini dapat berasal dari atom hidrogen,
molekul oksigen, atau ion logam transisi. Senyawa radikal bebas sangat reaktif
dan selalu berusaha mencari pasangan elektron agar kondisinya stabil (Subeki,
1998). Menurut (Donatus, 1994), radikal bebas adalah suatu molekul atau atom
yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam kulit terluarnya, yang
mungkin terbentuk melalui reaksi oksidasi atau reduksi satu elektron atau
menyebabkan radikal bebas bersifat sangat reaktif. Apabila radikal bebas ini
bereaksi dengan senyawa biologis dalam tubuh maka akan menyebabkan reaksi
berantai.
Contoh dari radikal endogen adalah radikal bebas yang terbentuk sebagai sisa
kita konsumsi. Sementara radikal eksogen berasal dari bahan pencemar yang
kulit. Contoh dari radikal eksogen adalah polusi udara, asap kendaraan, sinar UV,
rheumatoid artritis, diabetes dan kanker (Haris & Shivanandappa, 2006). Radikal
bebas dan juga spesies oksigen reaktif lainnya dihasilkan secara terus-menerus
melalui proses fisiologis yang normal, terlebih lagi dalam keadaan patologis.
oksidasi radikal bebas pada tahap inisiasi atau propagasi karenanya mampu
menyebabkan kerusakan oksidatif mulai dari tingkat sel, jaringan, hingga ke organ
(Yuwono, 2009). Oleh karena itu, antioksidan dibutuhkan untuk dapat menunda
3. DPPH (Diphenylpicrylhydrazyl)
peredaman warna radikal bebas DPPH merupakan uji untuk menentukan aktivitas
dalam menangkal radikal sintetik dalam pelarut organik polar seperti metanol atau
etanol pada suhu kamar. Radikal sintetik yang digunakan adalah 2,2`-difenil-1-
(ABTS). DPPH merupakan salah satu radikal nitrogen organik yang stabil dan
berwarna ungu (gambar 6). Radikal ini tersedia dalam perdagangan dan tidak
harus dihasilkan terlebih dahulu sebagaimana dengan radikal ABTS (Prior et al.,
hidrazil. Prinsip uji ini adalah adanya donasi atom hidrogen dari substansi yang
(C6H5)2 (C6H5)2
(Windono, 2001)
14
+ AH
Gambar 7. Struktur Molekul DPPH Sebelum dan Setelah Menerima Donor Atom H
Perubahan warna yang akan terjadi adalah perubahan dari larutan yang
berwarna ungu menjadi berwarna kuning (Pauly, 2001). Dengan uji menggunakan
radikal DPPH, penangkapan radikal DPPH oleh suatu senyawa antioksidan diikuti
reduksi radikal tersebut oleh antioksidan atau bereaksi dengan spesies radikal lain,
menurut reaksi:
. .
DPPH + antioksidan DPPH-H + A
. .
DPPH + R DPPH-R
(Karadaget al., 2009). Kelemahan metode ini adalah radikal DPPH hanya dapat
dilarutkan dalam media organik (terutama media alkoholik), tidak pada media
dengan antioksidan dapat berkurang oleh cahaya, oksigen dan tipe pelarut. Telah
diketahui bahwa terjadi pengurangan kapasitas antioksidan ketika kadar air pelarut
2008).
dapat menganalisis sejumlah besar sampel dalam jangka waktu yang singkat (Kim
et al., 2002).
4. Vitamin C
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting
untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan
nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat (Frei, 1994).
cara memindahkan satu elektron ke senyawa logam. Selain itu, vitamin C juga
sel netrofil, monosit, protein lensa, dan retina. Vitamin ini juga dapat bereaksi
16
et al., 1995).
atau tanpa katalisator enzim. Reaksinya terhadap senyawa oksigen reaktif lebih
dengan anion superoksida, radikal hidroksil, oksigen singlet dan lipid peroksida.
Vitamin C (gambar 10) tidak dapat dihasilkan oleh badan kita sendiri,
maka untuk memperolehnya dapat melalui makanan atau dalam bentuk suplemen
tambahan. Kebanyakkan vitamin C yang diperoleh dari makanan hilang dalam air
kencing. Vitamin C dapat diperoleh dari buah beri, buah-buahan sitrus, dan
sayuran hijau. Sumber yang baik termasuk asparagus, alpukat, black currants,
kobis bunga, anggur, kubis, lemon, biji sawi hijau, bawang, betik, nanas, bayam,
5. Piperin
Piperin adalah suatu senyawa alkaloid yang ditemukan secara alami pada
tanaman golongan famili Piperaceae, seperti Piperis nigrum (lada hitam), Piperis
albi (lada putih) dan Piperis retrofracti (cabe jawa). Piperin adalah kandungan
utama pada tanaman tersebut dan diisolasi dari buah tanaman lada dan tanaman
piperin monoklinik jarum, sedikit larut dalam air, tetapi sangat larut dalam
dalam biotransformasi obat yang terkena dampak. Piperin juga dapat digunakan
lipase pada tikus. Piperin juga memiliki aktivitas ini bila diberikan dengan
F. Landasan Teori
Salah satu senyawa yang dapat menangkal atom radikal bebas yang ada
senyawa dari bahan alam yang telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan
sebagai contoh adalah kurkumin. Aktivitas ini disebabkan karena struktur molekul
G. Hipotesis
2,2`-difenil-1-pikrilhidrazil.
21
antioksidan vitamin C.