PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari bakteri flora normal.
1
1.3.2 Untuk mengetahui mekanisme perubahan bakteri flora normal
menjadi pathogen.
1.3.3 Untuk mengetahui cara pencegahan patogenitas bakteri flora normal
pada rongga mulut.
1.4 Manfaat
1.4.1 Memberikan infomasi mengenai definisi dari bakteri flora normal.
1.4.2 Memberikan informasi mengenai mekanisme perubahan bakteri flora
normal menjadi bakteri patogen.
1.4.3 Memberikan informasi mengenai cara pencegahan patogenitas
bakteri flora normal pada rongga mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Gambaran Umum Bakteri
Di dalam klasifikasi sistem lima kingdom, semua organisme yang tidak
memiliki membrane inti atau yang disebut sebagai organism prokariotik
digolongkan ke dalam kelompok Monera contohnya bakteri. Bakteri pertama
kali ditemukan oleh ilmuan asal Belanda bernama Anthony van
Leeuwenhoek.Bakteri (Yunani, bakterion = batang kecil) merupakan
mikroorganisme yang paling banyak jumlahnya diantara mikroorganisme
lainnya dengan ciri-ciri uniseluler, umumnya tidak memiliki klorofil,
memiliki ukuran tubuh 1-5 mikron. Bentuk dasar sel bakteriya itu coccus
(bulat), basil (batang), dan spirila (spiral). Struktur bakteri terdiri dari dinding
sel yang tersusun dari peptidoglikan, membrane plasma yang menyelubungi
sitoplasma, sitoplasma, ribosom sebagai tempat sintesis protein, materi
genetic pada nucleus, granula penyimpan, kapsul yang berfungsi membantu
sel bakteri melekat pada suatu permukaan, flagella sebagai alat gerak, dan
pili yang mirip flagella namun lebih pendek (Kee,2001).
Bakteri yang memiliki bentuk sel tubuh coccus (bulat) terbagi lagi ke
dalam beberapa sub klasifikasi bakteri coccus yang terdiri dari monococcus
(sel bakteri coccus tunggal, contohnya : Chlamydia trachomatis), diplococcus
(dua sel bakteri coccus berdempetan, contohnya : Diplococcus pneumonia
dan Neisseria gonorrhoeae), tetracoccus (empat sel bakteri coccus yang
berdempetan membentuk segiempat, contohnya Pediococcu scerevisiae),
sarcina (delapan sel bakteri coccus yang berdempetan membentuk kubus,
contohnya : Thiosarcinarosea), streptococcus (lebih dari empat sel bakteri
coccus yang berdempetan membentuk rantai, contohnya : Streptococcus
mutans), staphylococcus ( lebih dari empat sel bakteri yang berdempetan
secara bergerombol seperti buah anggur, contohnya : Staphylococcus aureus).
Sedangkan sub klasifikasi pada bakteri basil yaitu :monobasil (sel bakteri
yang berbentuk batang tunggal, contohnya : Escherichia coli dan
Propionibacterium acne), diplobasil (dua sel bakteri berbentuk batang
berdempetan), dan streptobasil (beberapa sel bakteri basil membentuk rantai,
contohnya Bacillus anthracisdan Azotobacter). Pada bakteri-bakteri spirila
memiliki bentuk-bentuk yaitu : spiral (bentuk sel bergelombang, contohnya :
Thiospirillopsis floridana), spiroseta (bentuk sel sekrup, contohnya :
Treponemapallidum), dan vibrio (bentuk sel seperti tanda koma, contohnya
Vibrio cholera) (Williamson, 2000).
3
Terdapat 700 spesies bakteri yang hidup di dalam rongga mulut. Rongga
mulut merupakan tempat keluar masuknya ataupun dapat disebut sebagai
pintu gerbang berbagai jenis mikroorganisme termasuk bakteri masuk
bersamaan dengan makanan ataupun minuman, baik mikroorganisme yang
bersifat patogen maupun yang tidak bersifat patogen. Pada rongga mulut
mikroorganisme yang masuk bersama dengan makanan maupun minuman
akan dinetralisir oleh zat yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan bakteri flora
normal pada rongga mulut (Ferdinand, 2007).
Kolonisasi flora normal yang terdapat pada rongga mulut umumnya
tidak bersifat patogen serta memiliki peranan penting dalam mkeanisme
sistem imun tubuh. Hal ini dikarenakan flora normal dapat mengahasilkan zat
yang dapat menghambat pertumbahan mikroorganisme lainnya dan bakteri-
bakteri patogen cenderung tidak dapat mengakses daerah-daerah yang dihuni
oleh bakteri flora normal. Namun apabila kondisi dimana sistem imun tubuh
rendah, flora normal tersebut dapat berubah sifat menjadi patogen dan dapat
menimbulkan suatu penyakit, misalnya karies, gingivitis, stomatitis, glossitis,
dan periodontitis (Aslim, 2014).
Pertumbuhan flora normal khususnya pada rongga mulut dipengaruhi
beberapa faktor, seperti suhu serta kelembaban yang tinggi pada rongga
mulut, ada tidaknya zat penghambat pertumbuhan flora normal, sisa-sisa
makanan yang diuraikan oleh bakteri menjadi asam yang akan menempel
pada email sehingga menyebabkan demineralisasi, serta beberapa faktor
lainnya yang menjadikan rongga mulut sebagai lingkungan yang ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Secara umum bakteri flora normal yang terdapat pada
rongga mulut, yaitu :
4
Gambar 2.2.1 Streptococcus mutans
5
Gambar 2.2.2 Staphylococcus aureus
2.2.3 Neisseria sp
Neisseria sp. merupakan bakteri yang menghuni di permukaan
gigi. Bakteri yang berasal famili Neisseriaceae merupakan bakteri gram
negatif yang berbentuk bulat(Coccus). Pada umumnya bakteri ini hidup
secara berkoloni, namun terdapat pula yang hidunya secara
soliter.Neisseriapaling baik tumbuh pada lingkungan aerob, namun
beberapa spesies bakteri ini yang tumbuh di lingkungan anaerob.
Diameter koloni bakteri ini berkisar antara 0,1-3µm. Koloni bakteri
Neisseria umumnya berwarna merah kekuningan. Bakteri ini mampu
tumbuh subur pada rentang suhu 35-37°C (Genco, 2010).
2.2.4 Corynebacterium
Corynebacterium merupakan kelompok bakteri gram positif yang
berbentuk batang dan tidak dapat bergerak. Bakteri ini tidak
membentuk spora dan tumbuh subur pada suhu 37°C dan ada yang
hidup secara aerob, fakultatif anaerob, dan saprofit. Bakteri yang
berasal dari filum Actinobacteria, famili Corynebacteriaceae
6
merupakan flora normal yang dominan terdapat pada kulit dan rongga
mulut. Bakteri ini tidak berkapsul dengan ukuran yang bervariasi
dengan lebar ±0,5-1 µm (Lestari,2010).
2.2.5 Lactobacillus sp
Lactobacillus sp merupakan bakteri anaerob fakultatif, berukuran
1 µm dan dapat tumbuh dengan subur pada suhu 30-37ºC. Bakteri ini
umumnya hidup secara berkoloni dengan warna koloni putih susu atau
agak krem. Bakteri ini berbentuk batang namun beberapa spesies
bakteri ini nampak bulat yang membentuk rantai pendek. Bakteri yang
berasal dari famili Lactobacillaceae ini umum dijumpai pada organ
pencernaan salah satunya rongga mulut. (Aryulina,2010).
7
Rongga mulut merupakan cermin dari tubuh kita sehingga setiap
perubahan didalamnya dapat dipakai sebagai indikator akan kesehatan
tubuh kita. Rongga mulut dan isinya sangat mudah terpengaruh oleh
tekanan mekanis, chemis dan mikrobakterium beserta produknya sehingga
kelainan yang timbul didalam mulut mungkin dapat berasal dari gangguan
di dalam mulut sendiri ataupun akibat manifestasi metastatik dari
gangguan organ didalam tubuh. Rongga mulut yang selalu basah oleh
saliva merupakan media yang cukup layak untuk perkembangbiakan
mikroba didalamnya. Semenjak manusia lahir, mikroba telah terdapat
didalam mulut seseorang dan pada umumnya merupakan flora mulut yang
apatogen (Radji, M. 2010).
Meskipun sebagai flora normal dalam keadaan tertentu bakteri-
bakteri flora normal bisa berubah menjadi patogen karena adanya faktor
predisposisi yaitu kebersihan rongga mulut. Sisa-sisa makanan dalam
rongga mulut akan diuraikan oleh bakteri menghasilkan asam, asam yang
terbentuk menempel pada email menyebabkan demineralisasi akibatnya
terjadi karies gigi. Bakteri flora normal mulut bisa masuk aliran darah
melalui gigi yang berlubang atau karies gigi dan gusi yang berdarah
sehingga terjadi bakterimia (Jawetz, 2005).
9
2.3.1.1 Mekanisme Karies Gigi
10
Faktor host meliputi faktor morfologi gigi
(ukuran dan bentuk gigi), struktur enamel, faktor
kimia dan kristalografis (S Shapiro, 2002).
11
yang dibutuhkan karies untuk berkembang
menjadi suatu kavitas cukup bervariasi,
diperkirakan 6-48 bulan karena dibutuhkan waktu
tertentu bagi plak dan karbohidrat yang
menempel pada gigi untuk membentuk asam dan
mampu mengakibatkan demineralisasi email,
tidak semua karbohidrat sama derajat
kariogeniknya (Shapiro,2012).
12
dengan adanya tindakan preventif ini, penyakit mulut bisa terdeteksi lebih
dini dan tidak akan menimbulkan gangguan pada organ lain.
Karies merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di rongga
mulut. Namun, penyakit ini sering tidak mendapat perhatian dari masyarakat
karena jarang membahayakan jiwa. Padahal jika dibiarkan penyakit ini akan
berkembang menjadi penyakit kronis yang akan mengganggu kesehatan dan
memerlukan waktu lama dalam penyembuhannya. Oleh karena itu perlu
adanya tindakan preventif untuk mencegah penyakit ini.
13
Xylitol mampu menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans saat mengubah gula dan
karbohidrat lain menjadi asam. Dalam kedokteran
gigi, xylitol telah banyak diaplikasikan dalam
berbagai macam produk seperti permen karet,
tablet hisap, serta pasta gigi. Pasta gigi
mengandung xylitol dapat menghambat serta
mempunyai efek anti bakteri terhadap
pertumbuhan Streptococcus mutans. Semakin
tinggi konsentrasi pasta gigi mengandung xylitol
maka semakin besar zona hambat yang terbentuk
pada pertumbuhan Streptococcus mutans. (Resti,
2008).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
14
3.1 Kesimpulan
Bakteri flora normal adalah mikroorganisme yang menghuni tubuh
manusia tanpa menimbulkan penyakit pada kondisi normal dan biasanya
merupakan kelompok bakteri aerobs namun ada juga yang anaerobs. Bakteri flora
normal yang umumnya menghuni rongga mulut adalah Streptococcus mutans
adalah bakteri gram positif dan anaerob fakultatif yang berbentuk bulat (coccus),
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang berbentuk bulat
dengan diameter berkisar 1µm yang hidup secara berkoloni, Neisseriaceae
merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk bulat (coccus), Corynebacterium
merupakan bakteri gram positif yang berbentuk batang dan tidak dapat bergerak,
dan Lactobacillus sp merupakan bakteri anaerob fakultatif yang berbentuk batang.
Bakteri flora normal bisa menjadi patogen karena adanya faktor virulensi
yaitu kemampuan bakteri untuk menimbulkan suatu infeksi berupa antigen I/II,
glukosiltransferase, dan glucan binding protein yang berperan penting dalam
patogenesis karies gigi. Salah satu kelainan yang dapat ditimbulkan oleh bakteri
flora normal adalah karies gigi. Karies gigi dapat dicegah dengan 2 tahap, yaitu
secara primer dan secara sekunder.
3.2 Saran
15