Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Takengon adalah salah satu Kabupatendi Provinsi Aceh yang saat ini sedang

berkembang dalam bidang ekonomi dan sosial budaya.Kawasan ini merupakan

dataran tinggi yang berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 1200mdpl.Takengon

memiliki kekayaan alam yang melimpah,dimana 58,57% dari luas wilayahnya

merupakan kawasan lindung, dan sisanya 41,43% menjadi kawasan budaya.

Topografi yang bergunung-gunung dan tanah yang subur memberikan keuntungan

bagi usaha pertanian. Kabupaten ini masih menggantungkan ekonominya dari

komoditi pertanian. Kontribusinya mencapai Rp. 839,91 milyar yakni sebesar

32,05% atau senilai dengan Rp. 350,95 milyar disumbang dari perkebunan.(Lintas

Gayo, 2015)

Kota Takengon memiliki situs peninggalan kebudayaan seperti Loyang

Koro (Gua Kerbau) di Bintang, Gua Putri Pukes di Kebayakan, Loyang Datu

Merah Mege (Gua Nenek Merah Mege) di Isak, Gua Ceruk Mendale, dan Gua

Ceruk Ujung Karang di Mendale, gua-gua ini merupakan peninggalan kebudayaan

masyarakat pribumi pada masanya bahkan sampai sekarang masih terjaga keasrian

dan juga ramai pengunjung baik lokal dan asing pada hari-hari libur. Tidak

berhenti disitu saja Takengon juga memiliki kebudayaan seni tari seperti Tari

Bines berasal dari Gayo Lues, tari ini ditampilkan pada upacara pernikahan,

pembukaan dan penutupan tari saman dan didong yang berasal dari Gayo, tari ini

ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting, Tari Saman berasal

1
2

Gayo, tari ini ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting.

Masyarakat Aceh Tengah juga memiliki tradisi tahunan pada saat perayaan

Proklamasi Indonesia yaitu pacu kuda tradisional. Hal yang unik dari pacu kuda

tradisional ini adalah jokinya yang muda berumur antara 10-16 tahun, selain itu

joki juga tidak menggunakan pengaman apapun. Mulai tahun 2011 pacuan Kuda

diselengarakan 2 kali dalam setahun, di bulan Agustus pada saat perayaan

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan bulan Februari untuk memperingati hari

ulang tahun kota Takengon yang jatuh pada tanggal 17 Februari setiap tahunnya.

Diangkat dari hasil wawancara dengan Bapak Ir. Nasrun Liwanza selaku

Kabag Umum Sekda Kab. Aceh Tengah 2015, bahwa kegiatan yang berlangsung

di kota Takengon baik yang bersifatFormal seperti wisuda perguruan tinggi,

workshop, pengesahan dan penyerahan SK pangkat PNS,dan Non Formal seperti

acara keagamaan, ulang tahun perusahaan, pernikahan, perlombaan, pergelaran

seni budaya dan pesta rakyat. Adapun acara yang diselenggarakan dalam jangka

watu 1 tahun mencapai 78 acara.

Sebelumnya Takengon sudah memiliki gedung serba guna yang bernama

G.O.S (Gedung Olah Seni) akan tetapi gedung ini tidak layak digunakan untuk

acara besar dikarenakan kapasitas gedung ini hanya dapat menampung ± 500

pengunjung, dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Aceh Tengah

tahun 2015yang mencapai204.835 jiwa.

Tabel 1.1 Perkembangan jumlah penduduk


Perkembangan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Aceh Tengah, 2009-2013
PENDUDUK
2009 2010 2011 2012 2013
189.298 175.527 179.546 184.297 185.733
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Tengah, 2013
3

Gedung ini juga tidak memiliki ruang pendukung seperti ruanglighting,

ruang audio, ruang informasi, ruang pengelola, toilet pengunjung, dan ruang

ganti,penerangan juga kurang baik dikarenakan perletakan titik lampu yang buruk,

stageyang kecil.

Kecilnya ruangan gedung ini, menjadikankendala tersendiri bagi pelaksana

kegiatan karena sebahagian kegiatan harus dilakukan diluar gedung dengan cara

mendirikan tenda tambahan. Sedangkan untuk toilet, pengunjung harus berbagi

toilet dengan penyelenggara diruang ganti, serta pembuatan toilet darurat disudut

site bangunan.

Berdasarkan kondisi diatas, maka diperlukan bangunan Gayo Convention

Center sebagai wadah bagi kegiatan konvensi dan aktivitas pendukung kegiatan

sosial budaya. Konsep yang akan diangkat ialah arsitektur ekspresionis, yaitu

ekspresi orang gayo yang ramah terhadap tamu. Konsep ini akan digunakan pada

denah, fasad dan penggunaan material pada bangunan, sehingga nantinya

bangunan ini dapat menjadi Landmark Kota Takengon, Kota yang ramah terhadap

tamu yang berkunjung atauterhadap penguna gedung Gayo Convention Center ini.

1.2 Maksud dan Tujuan

A. Maksud

Maksud dari perancangan Gayo Convention Center ini adalah :

a) Menciptakan sebuah fasilitas sebagai sarana untuk kegiatan

pertemuan, pementasan, pameran, perayaan hari besar

keagamaandan lain-lain
4

b) Untuk meningkatkan potensi Takengon khususnya Kabupaten

Aceh Tengah sebagai kota bisnis sehingga dapat meningkatkan

kerjasama dengan Kabupaten lain.

B. Tujuan

Tujuan dari perancangan Gayo Convention Center ini adalah :

a) Menjadikan sebuah gedung pertemuan yang nyaman serta

dilengkapi saran dan prasarana penunjangnya;

b) Menciptakan fasilitas yang dapat mewadahi dan mengakomodir

semua kegiatan pertemuan dan pertunjukan bagi masyarakat Gayo.

c) Manjadikan salah satu Landmark di Kota Takengon.

1.3 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana merencanakan Gayo Convention Centeryang sesuai dengan

standar;

2. Bagaimana menerapkan temaarsitektur ekspresionis ke dalam

rancangan Gayo Convention Center.

1.4 Referensi Tugas Akhir Sejenis

Referensi tugas akhir sejenis ini diambil dari mahasiswa arsitektur

Muhammadiyah Aceh :

Nama : Dedi Junaidi

NIM : 99 310 220


5

Referensi tugas akhir ini berisi rangkuman dari laporan tugas akhir Banda

Aceh Convention Centerdengan temaArsitektur Fungsional. Fasilitas yang

terdapat pada Banda Aceh Convention Center ini meliputi lobby, runga pengelola,

ruang tamu,ruang pelayanan umum, retail, musholla, ruang sidang, ruang tungu

VIP, ruang penerjemah, ruang pameran, restoran, ruang pendukung, ruang ME

dan toilet. Konsep bentuk bangunan Banda Aceh Convention Center ini adalah

dari bidang persegi empat, lingkaran dan segitiga.

Tujuan dari pengambilan referensi ini sebagai acuan untuk mempermudah

dalam proses perencanaan dan perancangan Gayo Convention Center di Kota

Takengon.

Gambar 1.1Perspektif
(Sumber: Dedi Junaidi, 1999)

Gambar 1.2 Sistem Akustik


(Sumber: Dedi Junaidi, 1999)
6

Gambar 1.3 Layout Plan Gambar 1.4 Denah Basement BACC


(Sumber: Dedi Junaidi, 1999) (Sumber: Dedi Junaidi, 1999)

Gambar 1.5 Denah Lt. 1 BACC Gambar 1.6 Tampak Samping BACC
(Sumber: Dedi Junaidi, 1999) (Sumber: Dedi Junaidi, 1999)

Gambar 1.7 Potongan A - A


(Sumber: Dedi Junaidi, 1999)

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang dibahas dalam perancangan Gayo Convention Center ini

antara lain:

a) Manusia/Pemakai

Dalam pembahasan nantinya pemakai lebih ditekankan pada

jumlah/kapasitas yang tertampung dalam sebuah bangunan.


7

b) Bangunan sebagai wadah kegiatan pemakai

Pembahasan dilihat dari bentuk/tampilan bangunan, sirkulasi, pola

massa bangunan, struktur yang dipakai dan sistem utilitasnya.

c) Lingkungan

Pembahasan dilihat dari pengaturan layout atau tapak, penghijauan pada

tapak serta mengupayakan arsitektur ramah lingkungan.

d) Peraturan pemerintah

Peraturan - peraturan pemerintah yang dijadikan standar dalam sebuah

perancangan seperti KDB, GSB, dan lain sebagainya. Peraturan

pemerintah berdasarkan Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) kota

Banda Aceh tahun 2009 – 2029


8

1.6 Kerangka pikir

LatarBelakang

1. Diangkat dari hasil wawancara engan Kabag Umum Sekda Kab. Aceh Tengah dengan agenda tidak
cukupnya kapasitas pengunjung pada gedung GOS yang hanya dapat menampung ± 500 orang.
2. Dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2015 mencapai 204.835 jiwa.

Maksud dan Tujuan

1. Menciptakan sebuah fasilitas sebagai sarana untuk kegiatan-kegiatan pertemuan,


pementasan, pameran, perayaan hari besar keagamaan,dll
2. Menjadikan sebuah gedung pertemuan yang nyaman serta dilengkapi saran dan prasarana
penunjangnya.

Permasalahan

1. Bagaimana merencanakan Convention Center yang sesuai dengan standar dan


cukup menampung acara-acara berskala besar;
2. Bagaimana menerapkan tema arsitektur ekspresionis ke dalam rancangan Gayo
Convention Center.

Studi Literatur Studi Site Data

1. Fasilitas 1. Ukuran site 1. Studi literatur


2. Program ruang 2. Peraturan pemerintah 2. Studi banding
3. Kajian tema bangunan 3. Potensi 3. Survey & wawancara

Analisis

1. Analisis kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, hujan , angin & sempadan bangunan
2. Analisis fungsional yaitu: analisa aktivitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang.
3. Analisis penerapan arsitektur dan struktur pada bangunan.

Konsep

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan.

Pra Rancangan

Rekayasa desain untuk gambaran bangunan dengan lingkungan site.

Feedback
Desain Akhir

Gambar 1.8 Skema Kerangka Pikir


(Sumber : Analis)
9

1.7 Sistematika Laporan

Sistematika laporan yang digunakan oleh penulis dalam menyelesaikan

laporan penelitian dan Tugas Akhir ini disusun mengikuti sistematika laporan

yang telah dijabarkan pada Panduan Mata Kuliah Seminar dan Tugas Akhir

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Aceh, yaitu:

BAB I. Pendahuluan

Mengemukakan tentang perencanaan Gayo Convention Center di Kota Takengon

yang akan direncanakan, yang dijabarkan dalam latar belakang, maksud dan

tujuan, permasalahan, pendekatan, batasan, lingkup pembahasan, serta sistematika

penulisan.

BAB II. Deskripsi Proyek Rancanan

Berisi uraian deskripsi proyek secara umum dengan tinjauan teoritis materi

Convention Center secara umum yang dilanjutkan dengan tinjauan Gayo

Convention Centersecara spesifik atau khusus, tinjauan kawasan beserta

pengambilan dan luasannya, ketentuan-ketentuan umumnya dalam pembangunan.

Selanjutnya program kegiatan yang dikembangkan dalam kebutuhan ruang dan

dilengkapi dengan studi banding perancangan sejenis untuk memperoleh

gambaran umum mengenai Convention Center.

BAB III.Tema Prancangan

Membahas tema rancangan, berikut hal-hal yang mendasari terpilihnya tema yang

sesuai, kajian tema dan penerapan tema ke dalam rancangan serta studi banding

tema yang sejenis terhadap beberapa objek rancangan.


10

BAB IV. Analisa Perancangan

Merupakan uraian terhadap penjelasan mengenai lingkungan sekitar site

berdasarkan fakta dan bagaimana kemungkinan pengembangan. Kajian terhadap

kota, orientasi, sirkulasi dan pencapaian terhadap bangunan berupa pengguna dan

aktifitas, kebutuhan dan besaran ruang serta organisasi pola hubungan antar ruang.

Di samping itu, juga mengungkap analisis-analisis seperti sirkulasi, angin,

matahari, hujan, fisik bangunan serta utilitasnya. Dari analisis ini akan dihasilkan

kesimpulan yang digunakan untuk perencanaan dan perancangan.

BAB V. Konsep Perancangan

Berisi konsep dasar, rencana tapak yaitu tata letak, gubahan massa, orientasi,

pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir, utilitas dan tata hijau. Perancangan

bangunan meliputi bentuk, fungsi, struktur dan konstruksi, bahan material, desain

interior, utilitas, penyelesaian ruang luar/ landsekap.

Keseluruhannya menjadi penentu dan pengembangan kasus perancangan

sebagai keluaran akhir dari studi dalam pembahasan ini yang digunakan dalam

pembahasan tugas akhir.

Anda mungkin juga menyukai