1. CONTROL (C)
Manajemen berkepentingan terhadap informasi yang digunakan dalam pengambilan
keputusan usaha secara relevan dan dapat dipercaya (reliable). Pengendalian merupakan
mekanisme utama di mana manajemen dapat memperoleh keyakinan tentang integritas
informasi. Auditor juga berkepentingan terhadap integritas informasi dan efektivitas
pengendalian yang dilakukan oleh manajemen. Dalam mengevaluasi efektivitas
pengendalian, auditor tidak hanya menekankan pada bagaimana pengendalian tersebut
disusun, tetapi juga penerapan atas pengendalian dalam prakteknya untuk mencapai tujuan
pengendalian yang ditetapkan.
Dalam mendokumentasikan dan mengevaluasi pengendalian, auditor harus
memperhatikan keterbatasan pengendalian untuk dapat menjamin administrasi yang efisien
dan kelengkapan dan kewajaran pembukuan. Auditot harus tetap memperhatikan faktor-
faktor yang dapat menurunkan efektivitas pengendalian. Penelitian berikut perlu
dipertimbangkan dalam mengevaluasi efektivitas pengendalian:
Pengendalian otorisasi dapat disalahgunakan oleh pejabat untuk kepentingan pribadi.
Manajemen sering membuat pengecualian atas pengendalian yang diterapkan.
Karena pengendalian tergantung pada faktor manusia, biasanya menimbulkan
kesalahan karena judgment (pertimbangan) atau interpretasi dan kesalahan dalam
pemahaman, kecerobohan, kelelahan, atau kebingungan.
Jika kemampuan dan integritas pegawai dapat dikendalikan dalam penyaringan dan
pendidikan, kualitas ini mungkin berubah karena tekanan baik dari dalam maupun luar
organisasi.
Tanpa memperhatikan seberapa kompeten pegawai, pengendalian dapat menjadi jauh
dari efektif jika pegawai tidak memahami fungsi mereka.
Fluktuasi
Jika analytical review menghasilkan perbedaan nilai yang signifikan, mungkin ada suatu hasil
dari perbandingan yang tidak dapat ditolerir dan berpengaruh terhadap tujuan audit. Dalam
melaksanakan, auditor mungkin menghadapi hasil atau fluktuasi yang material atas tren.
Kecuali dalam keadaan yang tidak biasa, ada beberapa fluktuasi atas hubungan dimana
auditor perlu melihat lebih mendalam sebelum memutuskan kesesuaiannya dnegan tujuan
audit.
Hal yang paling penting adalah bahwa fluktuasi dapat diterima dan yang tidak normal
ditindaklanjuti secara mendalam untuk melihat apakan hal tersebut dalat mengganggu tujuan
audit karena tidak dapat ditolerir (intolerable). Tindak lanjut dapat dilakukan dengan:
– Diskusi masalah dengan manajemen klien. Keterangan dari manajemen harus diverifikasi
kecuali keterangan tersebut beralasan dan auditor harus lebih berhati-hati dengan
keterangan yang dipaksakan (glib explanations).
– Kegiatan analytical review lebih mendalam atau pengujian alternatif seperti sampling,
melihat file, dan lain-lain.
6. Tidak adanya fluktuasi yang diharapkan perlu ditelusuri sebagaimana adanya fluktuasi
yang tidak diharapkan.
Ini umumnya berhubungan dengan mendefinisikan di muka, fluktuasi signifikan apa yang
perlu dijelaskan dan ditindaklanjuti. Auditor hanya dapat melakukan ini jika mengetahui apa
tujuannya dan jenis fluktuasi yang bisa ditolerir.
4. SAMPLING
Pengujian substantif (substantive test) merupakan alternatif terakhir dalam melakukan
pemeriksaan. Pengujian substantif dilakukan setelah ketiga prosedur sebelumnya dilakukan.
Pengujian substantif mungkin tidak diperlukan manakala ketiga pengujian sebelumnya telah
memberikan keyakinan yang memadai untuk memberikan keyakinan atas kewajaran laporan
keuangan.
Dalam menentukan perlu tidaknya melakukan sampling, auditor dapat menggunakan
Statistical Sampling Worksheet. Dalam Statistical Sampling Worksheet, informasi yang
diperlukan dibagi dalam beberapa tahap yaitu:
a. Sifat pengujian substantif
1) Tolerable error yang telah ditentukan sebelumnya
2) Total nilai populasi, seperti total biaya
3) Risk assessment
Risk assessment didasarkan pada keyakinan atas efektivitas pengendalian dan resiko
kesalahan yang terjadi. Semakin rendah resiko, semakin kecil jumlah sample (berkaitan
dengan hasil pengujian atas pengendalian).
b. Kombinasi prosedur
1) Total nilai key items yang telah diaudit
2) Total cakupan key items.
3) Nilai populasi dikurangi key items
4) Dasar ukuran sample
5) Tabel Faktor Resiko Audit
6) c. Menentukan jumlah sampel.
Sampel yang diambil merupakan perkalian antara Dasar Ukuran Sampel dengan Tabel Faktor
Resiko Audit. Jika hasil perkalian tersebut lebih rendah dari 10, maka auditor tidak perlu lagi
melakukan pengujian substantif karena prosedur sebelumnya sudah dapat memberikan
keyakinan atas kewajaran laporan keuangan.
Inti pengambilan sample ini adalah dengan mengurangkan populasi yang akan diperiksa
dengan key items yang telah diperiksa. Selanjutnya dilihat berapa cakupan populasi yang
telah diperiksa. Jika cakupan tersebut belum dapat memberikan keyakinan yang memadai,
maka auditor perlu menambah sample yang diperlukan berdasarkan hasil statistical sampling
worksheet.