PENDAHULUAN
1
-
Proses peralihan daris tastis ke dinamis, yang menyebabkan
perubahan pada perilaku pada individu.
Standar kehidupan : acuan hidup pokok, dimana keadaan seseorang dalam penuhan
kebutuhan hidupnya.
C. Daftar Masalah
1. Luka seperti apa yang harus diamputasi?
2. Ciri-ciri hubungan terapiutik?
3. Dimensi konsep diri?
4. Komponen konsep diri?
5. Mengapa perawat memakai konsep berubah dan diri dalam proses keperawatan?
6. Apakah konsep diatas hanya diterapkan oleh Ners untuk pasien? Bagaimana dengan
keluarga?
7. ASKEP pada kasus ini?
8. Hal-hal yang memepengaruhi konsep diri?
9. Jelaskan konsep berubah?
10. Jenis-jenis konsep diri?
11. Hal-hal yang dapat menganggu hubungan terapeutik?
12. Bagaimana membina hubungan terapeutik dengan pasien?
13. Apa saja peran perawat dalam kasus ini?
14. Cara mempertahankan standar kehidupan pada pasien tersebut?
15. Bagaimana jika klien menolak konsep yang diterapkan?
16. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan sikap seseorang?
17. Bagaimana perawatan pasien amputasi?
18. Bagaimana penerapan konsep berubah?
19. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri dan berubah?
20. Bagaimana agar istri dan anak bisa menerima keadaan pasien?
21. Bagaimana kondisi psikologi pada pasien setelah diamputasi?
D. Analisis Masalah
1. Luka menyebar yang dapat membahayakan organ lain. Dan luka yang terletak di
organ yang tidak berfungsi lagi pada pasien.
2. Berpusat pada klien, menghargai klien, meningkatkan partisipasi dalam pengobatan
perawatan, menghargai keluarga, kebudayaan, kepercayaan, nilai hidup dan pola
prilaku, privasi, saling percaya.
3. Sasaran belajar
4. Komponen konsep diri yaitu:
Pendapat pertama : identitas, citra tubuh, harga diri, peran
Pendapat kedua : gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri, identitas
2
5. Karena agar pasien dapat menerima keadaan dirinya (konsep berubah), pasien dapat
mengetahui konsep diri (konsep diri), karena pasien mengalami stress, supaya pasien
mengetahui presepsi klien tentang dirinya dan karakteristik serta apa yang ingin
klien ubah
6. tidak, konsep diri dan konsep berubah yang diaplikasikan oleh Ners kepada pasien,
harus juga diaplikasikan kepada keluarga pasien karena sikap keluarga juga
merupakan faktor penyebab timbulnya gangguan psikologis.
7. Sasaran belajar
8. Sasaran belajar
9. Teori-teori berubah :
kort lewin; pencarian (sesuatu/sifat), bergerak(u/ mendapatkan), pembekuan
(mematenkan).
Roger e.; kesadaran, minat, evaluasi,uji coba, penerimaan
Lippid; diagnosis, pengkajian, tujuan, peran.
10. Sasaran belajar
11. Hal-hal yang dapat mengganggu hubungan terapeutik yaitu:
Pasien tidak sadar
Pasien tidak mau bicara
Sikap egosentrisme
Kurangnya kepercayaan pasien
Kesenjangan social
Emosional pasien
Kurangnya pengetahuan perawat.
12. Sasaran belajar
13. Peran perawat dalam kasus ini adalah :
Pemberi asuhan
Pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan pasien dan keluarga
Fasilitator dan dapat menampung masalah kesehatan pasien/keluarga serta
membantu penyelesaiannya merubah perilaku pasien/keluarga.
Pendidik (Educator)
Memberikan informasi yang memungkinkan klien membuat atau menentukan
pilihan dan mempertahankan autonominya.
Advokat
3
Membantu klien dalam memperoleh hak-haknya sebagai pasien rumah
sakit/klinik.
Konsultan
Wadah konsultasi dan penasehat tentang masalah kesehatan pasien
care giver
14. Sasaran
15. Sasaran
16. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan sifat seseorang yaitu: Fisik, status
sosial, status ekonomi, support orang terdekat, gaya hidup, penyakit, lingkungan dan
pengalaman hidup.
17. Sasaran
18. Sasaran
19. Sasaran
20. Sasaran
21. Kondisi psikologis pasien postamputasi dapat berupa Stress (stressor: pencetus
stress(peran, harga diri, citra tubuh, peran)
ASKEP
KONSEP KONDISI KONSEP
DIRI PSIKOLOGIS BERUBAH
PENYEBAB 4
F. Sasaran Belajar
1. Dimensi konsep diri!
2. Komponen konsep diri!
3. Hal-hal yang mempengaruhi konsep diri!
4. Jenis-jenis konsep diri
5. Bagaimana membina hubungan terapiutik dengan pasien?
6. Bagaiamana cara menyesuaikan Standar Kehidupan pada pasien tersebut?
7. Bagaimana jika klien menolak konsep yang diterapkan?
8. Bagaimana penerapan konsep berubah?
9. Faktor yang mempengaruhi konsep diri dan berubah!
10. Bagaimana agar istri dan anak bias menerima keadaan pasien?
11. Bagaimana kondisi psikologi pada pasien setelah amputasi?
12. ASKEP pada kasus ini!
1. gambaran diri : sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak
5. identitas diri : kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan
Gambaran diri+ideal diri= citra tubuh(fundamental kep)
5
3. Faktor yang mempengaruhi konsep diri:
1. Lingkungan
- fisik: segala sarana penunjang konsep diri
- Psikologi: segala sarana penunjang kenyamanan dan perbaikan
2. Pengalaman masa lalu
hal-hal yang terjadi pada masa lalu yang dapat menyebabkan stressor dan gangguan harga
diri
3. Tingkat tumbuh kembang
adanya dukungan mental yang cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik
Konsep positif: seseorang menyadari bahwa setiap orang mempunyai perasaan keinginan
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui. Berupa:
1. Mampu memperbaiki diri
2. Mampu mengatasi masalah
6
3. Merasa setara dengan orang lain
Konsep negative: konsep diri yang hanya sedikit mengetahui tentang dirinya. Ciri-ciri:
1. Pandangan seseorang tentang diri tidak teratur: tidak memiliki kestabilan, dialami oleh
remaja
2. Terlalu stabil dan teratur: individu menciptakan citra diri yang tidak ada penyimpangan dari
aturan hidup yang tepat
7
7. jika pasien menolak maka :
- klien akan mengalami fase yang lama dalam penyembuhannya
- perawat sulit memotivasi klien untuk sembuh
TAHAPAN:
1. paparkan konsep
2. Cari solusi yang terbaik namun tetap memprioritaskan kesembuhan
3. Penyerahan keputusan
8
Kunci utama dalam pelaksanaan perubahan adalah berkembangnya rasa percaya
antar tim. Semua yang terlibat harus percaya kepada agen penbaharu dan agen pembaharu
juga harus percaya kepada staf yang terlibat dalam perubahan.
10. Strategi yang di gunakan perawat dalam hal ini adalah dengan penerapan askep.
11. kondisi pasien setelah amputasi:
stress : perasaan negative, menganggu pandangang seseorang, gangguan dalam
mengatasu masalah
rasa cemas
12. askep pada kasus ini adalah :
A. Pengkajian
9
tubuh
3 DS : Dukungan sosial Ketidakefektifan
DO : pasien kesal karena ia merasa yang tidak adekuat koping
bahwa seharusnya keluarganya
bersyukur ia masih hidup
DO : mengekspresikan keraguan
tentang dirinya
4 DO: salah satu kaki tuan Y di Cedera Gangguan citra
amputasi tubuh
DS: mengekspresikan keraguan
5 DO: salah satu kakinya di amputasi Gangguan citra Harga diri rendah
DS: tubuh situsional
B. Diagnosa
1. gangguan proses keluarga berhubungan dengan perubahan peran keluarga, modifikasi dalam
keuangan dan status keluarga.
Batasan karakteristik : perubahan dalam hubungan dan/ atau fungsi keluarga
NOC :
koping family
Adaptasi terhadap fisik yang tidak mampu
Indikator :
adaptasi terhadap fungsional yang terbatas
Modifikasi gaya hidup untuk mengakomodasi ketidakmampuan
NIC :
Dukungan keluarga
Bantu harapanrealistik
Memasukan anggota keluarga dengan pasien di tujuan keperawatan.
Fasilitasi komunikasi untuk perasaan diantara pasien dengan keluarga
Promosikan kepercayaan dengan keluarga
Identifikasi dukungan spritual untuk keluarga
Advokasi keluarga
Identifikasi kongren antara pasien, keluarga, kesehatan.
Tawarkan untuk terapy keluarga
Terapy keluarga
NO.DX NIC
4. Tentukan harapan mendasar mengenai citra tubuh pasien untuk
meningkatkan tarafnya
Gunakan pendahuluan pedoman dalam mempersiapkan pasien untuk
meramalkan perubahan citra tubuh
Bantu pasien untuk menentukan tingkat perubahan dalam tubuhnya
11
5. Bantu pasien untuk mengenali bagaimana perubahan peran dalam hidup
Bantu pasien untuk mengenali bagaimna ha-hal yang diperankannya dalam
keluarga
Ajari perilaku baru yang dibutuhkan pasien atau keluarga untuk menmukan
perannya.
Bantu pasien untuk mengenali strategi positif untuk mengurus perbahan
perannya
12
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perubahan
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi statis yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang ada.
2. Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau instuisi (
Brooten, 1987 )
Perubahan bisa terjadi setiap saat dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat
dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada
pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan,
kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah
orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini
penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba
menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara
konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.
Keperawatan yang sedang berada pada proses profesionalisasi terus berusaha membuat atau
merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan telah menjadi persyaratan kerja dalam
keperawatan. Personal keperawatan bekerja untuk beberapa pimpinan, termasuk klien dan
keluarganya, dokter, manajer keperawatan, perawat pengawas dan perawat penanggung jawab yang
berbeda dalam tiap ship. Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa
kali dalam satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang menjadi perawat klinik,
kadang menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang berbeda. Sebagai perawat pelaksana
maupun sebagai manajer keperawatan kita perlu membuat perubahan untuk meningkatkan
kesadaran dan keterlibatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat tentu saja
berharap perubahan tersebut jangan sampai menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya
perawat perlu mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.
Keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang berhubungan dengan perubahan, mereka
melakukan inovasi dan perubahan atau mereka dapat dirubah oleh suatu keadaan atau sutuasi.
Perawat mempunyai keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses keperawatan yaitu
merupakan pendekatan dalam penyelesaian masalah yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu di kelas dan mempunyai
pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
13
B. Macam – macam Perubahan
Mengikuti drai proses perkembangan yang ada baik pada individu, kelompok atau masyarakat
secara umaum.
Dapat terjadi karena keadaan memberikan respon tersendiri terhadap kejadian yang bersifat alami
yang diluar kehendak manusia yang tidak dapat diramalkan/ diprediksikan sehingga sulit untuk
diantisifasi.
Sifat perubahan satu ini dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat imgin mengadakan
perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari
keadaan yang lebih baik.
1. Perubahan partisipatif
1. Perubahan berencana
14
C. Jenis dan Proses Perubahan
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang direncanakan
atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direcanakan adalah perubahan yang terjadi
tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang direncanakan adalah peribahan yang
direncanakan dan dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya
suatu tujuan yang jelas. Perubahan terencana lebih mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi
pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat karena suatu ancaman. Untuk alasan
tersebut, perawat harus dapat mengelola perubahan.
D. Teori Perubahan
1. Pencairan (unfreezing)
Motifasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan berubahnya keseimbangan yang
ada. Merasa perlu untuk berubah dan berupaya untuk berubah, menyiapkan diri dan siap untuk
berubah dan melakukan perubahan. Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan
dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan
keluar yang terbaik.
2. Bergerak (moving)
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap perkembangan baru, karena memiliki
cukup informasi, serta sikap dan kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dipahami
dan mengetahui langkah-langkah penyalasaian yang harus dilakukan, melakukan langkah nyata
untuk berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru. Pada tahap ini perawat berusaha
mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu
memecahkan masalah.
3. Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai keseimbangan baru. Tingkat baru yang
dicapai harus dijaga untuk tidak mengalami kemunduran atau atau bergerak kembali pada tingkat
atau tahap perkembangan semula. Oleh karena itu perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan
umpan balik, kritik yang konstroktif dalam upaya pembinaan yang terus menerus dan
berkelanjutan.
Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah perubahan diintegrasikan dan
distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai agen berubah
berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.
15
2. Teori Rogers
Tidak bertentangan
3. Kompleksitas
Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk
dilaksanakan.
4. Dapat dibagi
5. Dapat dikomunikasikan
3. Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus
diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu :
1. Mendiagnosis masalah
16
2. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun
berdasarkan pengalaman.
Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.
6. Mempertahankan perubahan
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau situasi
yang diubah sudah dapat mandiri.
4. Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum
melakukan perubahan, yaitu :
1) Diagnosis
3) Penekanan kelompok
17
4) Informasi maksimal
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-orang yang akan terlibat atau
terpengaruh dengan perubahan. Sehingga diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan
tersebut.
5. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan
mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
2) Mendiagnosis masalah
5) Meningkatkan penerimaan
6. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk
mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut
adalah langkah dasar dari model Spradley :
1) Mengenali gejala
2) Mendiagnosis masalah
4) Memilih perubahan
5) Merencanakan perubahan
6) Melaksanakan perbahan
7) Mengevaluasi perubahan
18
8) Menstabilkan perubahan.
E. Tingkat Perubahan
Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku,
individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka
pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey
dan Blanchard (1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan perubahan.
Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua
sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan. Perubahan Partisipatif
akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku kelompok. Pertama-
tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka akan mengembangkan sikap positif
pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa orang berperilaku berdasarkan sikap-sikap mereka
maka seorang pemimpin akan menginginkan bahwa hal ini memang benar. Sesudah berprilaku
dalam cara tertentu maka orang-orang ini menjadi guru dan karenanya mempengaruhi orang lain
untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. Siklus perubahan partisipatif dapat digunakan
oleh pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan positif. Perubahan ini bersifat lambat atau
secara evolusi, tetapi cenderung tahan lama karena anak buah umumnya menyakini apa yang
merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam secara instrinsik dan bukan merupakan tuntutan
eksterinsik.
Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam
meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai
19
sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini
didapat. apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang penting atau negatif.
Umumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan
dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami perubahan tersebut.
2. Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkait dengan
pekerjaannya
Abraham Maslow
1. Fisiologi
3. Mencintai/keb. sosial
4. Harga diri
20
5. Aktualisasi diri
Motivasi dalam perubahan adalah untuk mencapai Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).
3. Reaksi psikologis
Ada beberapa strategi untuk memecahkan masalah-masalah dalam perubahan, strategi tersebut
antara lain yaitu :
1) Strategi Persahabatan
2) Strategi Politis
Hal ini identik dengan struktur kekuasaan formal dan informal. Setelah struktur ini di
identifikasi , baru dilakukan beberapa upaya untuk mempengaruhi mereka yang berada pada
kekuasaan. Anggapan dasar strategi ini adalah sesuatu akan dicapai bila orang-orang yang
berpengaruh dalam sebuah sistem mau melakukannya.
3) Strategi Ekonomis
Tekanannya pada bagaimana mengendalikan materi. Dengan sumber daya materi, apaun
dan siapapun dapat membeli / menjual. Pelibatan hal ini kedalam kelompok sering didasarkan pada
pemilikan atau pengendalian sumber-sumber daya yang dapat di jual.
4) Strategi Akademis
21
Strategi ini menekankan pada pengetahuan dan pendalaman pengetahuan yang merupakan
pengaruh primer. Anggapan dasarnya adalah logis dan rasional,objektif : bahwa keputusan yang
didasarkan pada apa yang dianjurkan oleh penelitian adalah jalan terbaik untuk diikuti. Strategi ini
tidak mementingkan emosi. Jika mengusulkan cara maka pemimpin dapat mencari studi penelitian
yang mendukung tujuannya.
5) Strategi Teknis
` Metoda ini tepat bagi orang-orang yang mengabaikan subjek-subjek dengan memperhatikan
lingkungannya. Ini merupakan salah satu pendekatan sosiologis dengan anggapan dasar bahwa
lingkungan disekelilingnya berubah.
6) Strategi Militer
Metode ini berdasarkan pada kekuatan fisik dan ancaman yang nyata. Posisi/kekuasaan
digunakan juga dalam bentuk dan ancaman, bila keinginan pimpinan tidak dipatuhi. Ini merupakan
strategi struktur tingkat tinggi.
7) Strategi Konfrontasi
Pendekatan ini menimbulkan konflik non kekerasan dan non fisik diantara orang. Dengan
melakukan ini, seorang pemimpin mendesak orang untuk mendengar dan melihat apa yang terjadi
selanjutnya akan terjadi perubahan. Orang sering terbagi kedalam kelompok atau geng sebagai
akibat strategi ini. Bila kelompok merasa bahwa mereka tidak akan atau tidak dapat didengar
dengan suatu cara, maka strategi ini sering dipilih. Pemogokan kerja adalah salah satu contohnya.
Konsep diri terdiri dari 5 ( lima ) komponen (Stuart dan Sundeen, 1991):
1. Citra Tubuh
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar atau
tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan
obyek yang kontak secara terus menerus ( anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda)
dengan tubuh.
Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Gambaran tubuh yang
diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani
kehidupan.
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak
dengan tubuh.
Pada klien yang dirawat dirumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi.
Stressor pada tiap perubahan adalah :
22
Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan infus
Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat di
dalam tubuh
Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh
Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan
Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada
tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individual tentang bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan
standart, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa ideal diri sama dengan
cita-cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri. Ideal diri diperlukan oleh individu untuk memacu
pada tingkat yang lebih tinggi.
Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis.
Ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut.
Pada klien yang dirawat dirumah sakit karena sakit fisik maka ideal dirinya dapat terganggu.
Atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar dicapai.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
1. Mengungkapkan keputusasaan akibat penyakitnya , misalnya : saya tidak bisa ikut ujian karena
sakit, saya tidak bisa lagi jadi peragawati karena bekas operasi di muka saya, kaki saya yang
dioperasi tidak dapat main bola.
2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya : saya pasti bisa sembuh padahal
prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan sekolah lagi padahal penyakitnya
mengakibatkan tidak mungkin lagi sekolah.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung
menghasilkan perasaan berharga.
Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, sebagai individu
yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri diperoleh dari penghargaan
23
diri sendiri dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adakah perasaan diterima,
dicintai, dihormati serta frekwensi kesuksesan.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
o Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan
perneal).
o Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
o Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
Kondisi ini banyak ditemukan pada klien gangguan fisik.
2. Kronik, yaitu perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negarif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada
klien gangguan jiwa.
24
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif
tindakan
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien
ingin mengakhiri kehidupan.
25
5. Kurang tanggung jawab
6. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa
5. Identitas diri
Identitas diri pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, berkesinambungan, konsistensi dan keunikan individu. Pembentukan identitas dimulai
pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa
remaja. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang.
26
4. Keputusasaan
27
Definisinya adalah perubahan yang nyata yang bisa mengancam peran orang tersebut.
Contohnya adalah ketidakmampuan untuk menjadi ibu dari seorang anak, kehilangan peran
yang memuaskan, keterbatasan untuk melakukan peran.
c. Stresor Citra tubuh
Definisinya adalah perubahan yang nyata yang mengancam citra tubuh seseorang tersebut .
contohnya adalah stroke, kebutaan, kolostomi, anoreksi, artiritis, penuaan, diabetes. Semua
perubahan yang terjadi merupakan penyakit-penyakit yang tiimbul dari tubuhnya.
d. Stresor harga diri
Definisinya adalah perubahan yang nyata yang mengancam harga diri seseorang tersebut.
Contohnya tidak jauh berbeda dengan identitas yaitu kehilangan pekerjaan, perceraian,
kelalaian, perkosaan, pelecehan, ketergantungan pada orang lain, konflik dengan orang lain.
Identitas dengan harga diri memiliki kaitan yang erat.
28
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari diskusi yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, seperti berikut :
1. Pada pasien yang mengalami disfungsi peran dapat diterapkan Konsep diri dan Konsep
berubah.
2. Komunikasi yang tepat yang dapat digunakan perawat pada pasien disfungsi peran keluarga
adalah komunikasi terapiutik.
3. Dampak yang akan muncul pada pasien kehilangan terbagi menjadi 2 dampak, yaitu
dampak psikologi dan dampak fisiologi.
Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu :
1. Untuk mendekati pasien, kita sebagai perawat perlu pendekat yang bertahap agar pada
nantinya akan timbul hubungan saling percaya antara pasien dan perawat.
2. Untuk menanggulangi dampak-dampak yang akan timbul pada pasien ada baiknya perawat
membangun kerja sama dengan tenaga ahli lainnya dalam menangani pasien dengan kasus
seperti ini.
29