Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tuan Y adalah seorang suami yang berusia 40 tahun dan ayah dari 3 orang anak
laki-laki dan bekerja sebagai kontraktor. Keluarganya sangat aktif dalam berbagai kegiatan
diluar rumah dan setiap akhir bulan biasanya mereka pergi mendaki gunung dan berkemah.
Saat mendaki gunung Tuan Y terluka sehingga salah satu kakinya harus diamputasi. Akibat
kondisinya tersebut Tuan Y harus mengganti pekerjaannya sehingga ia memperoleh gaji
yang lebih rendah. Kegiatan keluarganya diluar rumah menjadi jarang. Ketiga anaknya
menjadi kesal karena ayah mereka tidak dapat lagi mengajak mereka mendaki gunung dan
berkemah. Istrinya juga kesal karena penurunan penghasilan yang diterima keluarga
membuat mereka sulit mempertahankan standar kehidupan seperti standar sebelumnya.
Tuan Y menjadi kesal karena ia merasa bahwa istri dan ketiga anaknya seharusnya
bersyukur ia masih hidup dan seharusnya tidak khawatir dengan hal yang bersifat materi.
Tuan y mengekspresikan keraguan tentang apakah ia akan kembali kuat dan mampu untuk
kembali bekerja. Melihat kondisi ini Ners A ingin menerapkan konsep diri dan konsep
berubah dalam proses keperawatan kepada Tuan Y. Untuk itu Ners A perlu membina
hubungan terapeutik dengan Tuan Y.
B. Identifikasi Istilah
 Konsep : dirikonsep mengenali diri itu sendiri secatra utuh menyangkut fisik,
emosional, intelektual, social, spiritual, sifat dan potensi diri.
 Amputasi : tindakan pengambilan anggota gerak tubuh yang tidak berfungsi
 Kondisi : suatu keadaan seseorang , baik sehat/tidak
 Hubungan Terapi : hub. Yang terjalinantara perawat dan klien dalam proses komunikasi
untuk penyembuhan klien (orientasi-terminasi)
 Ekspresi keraguan : air muka/mimic yang menunjukan ketidakpastian
 Kesal : rasa ketidakpuasan terhadap sesuatu sifat maupun benda
 Khawatir : rasa takut, cemas/gelisah yang terjadi pada dirinya karna stressor
yang meningkat.
 Proses keperawatan: proses pengkajian sampai dokumentasi untuk mencapai tujuan
peningkatan kesehatan pasien.
 Konsep berubah : peralihan/transformasi

1
-
Proses peralihan daris tastis ke dinamis, yang menyebabkan
perubahan pada perilaku pada individu.
 Standar kehidupan : acuan hidup pokok, dimana keadaan seseorang dalam penuhan
kebutuhan hidupnya.
C. Daftar Masalah
1. Luka seperti apa yang harus diamputasi?
2. Ciri-ciri hubungan terapiutik?
3. Dimensi konsep diri?
4. Komponen konsep diri?
5. Mengapa perawat memakai konsep berubah dan diri dalam proses keperawatan?
6. Apakah konsep diatas hanya diterapkan oleh Ners untuk pasien? Bagaimana dengan
keluarga?
7. ASKEP pada kasus ini?
8. Hal-hal yang memepengaruhi konsep diri?
9. Jelaskan konsep berubah?
10. Jenis-jenis konsep diri?
11. Hal-hal yang dapat menganggu hubungan terapeutik?
12. Bagaimana membina hubungan terapeutik dengan pasien?
13. Apa saja peran perawat dalam kasus ini?
14. Cara mempertahankan standar kehidupan pada pasien tersebut?
15. Bagaimana jika klien menolak konsep yang diterapkan?
16. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan sikap seseorang?
17. Bagaimana perawatan pasien amputasi?
18. Bagaimana penerapan konsep berubah?
19. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri dan berubah?
20. Bagaimana agar istri dan anak bisa menerima keadaan pasien?
21. Bagaimana kondisi psikologi pada pasien setelah diamputasi?

D. Analisis Masalah
1. Luka menyebar yang dapat membahayakan organ lain. Dan luka yang terletak di
organ yang tidak berfungsi lagi pada pasien.
2. Berpusat pada klien, menghargai klien, meningkatkan partisipasi dalam pengobatan
perawatan, menghargai keluarga, kebudayaan, kepercayaan, nilai hidup dan pola
prilaku, privasi, saling percaya.
3. Sasaran belajar
4. Komponen konsep diri yaitu:
Pendapat pertama : identitas, citra tubuh, harga diri, peran
Pendapat kedua : gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri, identitas

2
5. Karena agar pasien dapat menerima keadaan dirinya (konsep berubah), pasien dapat
mengetahui konsep diri (konsep diri), karena pasien mengalami stress, supaya pasien
mengetahui presepsi klien tentang dirinya dan karakteristik serta apa yang ingin
klien ubah
6. tidak, konsep diri dan konsep berubah yang diaplikasikan oleh Ners kepada pasien,
harus juga diaplikasikan kepada keluarga pasien karena sikap keluarga juga
merupakan faktor penyebab timbulnya gangguan psikologis.
7. Sasaran belajar
8. Sasaran belajar
9. Teori-teori berubah :
kort lewin; pencarian (sesuatu/sifat), bergerak(u/ mendapatkan), pembekuan
(mematenkan).
Roger e.; kesadaran, minat, evaluasi,uji coba, penerimaan
Lippid; diagnosis, pengkajian, tujuan, peran.
10. Sasaran belajar
11. Hal-hal yang dapat mengganggu hubungan terapeutik yaitu:
 Pasien tidak sadar
 Pasien tidak mau bicara
 Sikap egosentrisme
 Kurangnya kepercayaan pasien
 Kesenjangan social
 Emosional pasien
 Kurangnya pengetahuan perawat.
12. Sasaran belajar
13. Peran perawat dalam kasus ini adalah :
 Pemberi asuhan
 Pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan pasien dan keluarga
 Fasilitator dan dapat menampung masalah kesehatan pasien/keluarga serta
membantu penyelesaiannya merubah perilaku pasien/keluarga.
 Pendidik (Educator)
Memberikan informasi yang memungkinkan klien membuat atau menentukan
pilihan dan mempertahankan autonominya.
 Advokat

3
Membantu klien dalam memperoleh hak-haknya sebagai pasien rumah
sakit/klinik.
 Konsultan
Wadah konsultasi dan penasehat tentang masalah kesehatan pasien
 care giver
14. Sasaran
15. Sasaran
16. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan sifat seseorang yaitu: Fisik, status
sosial, status ekonomi, support orang terdekat, gaya hidup, penyakit, lingkungan dan
pengalaman hidup.
17. Sasaran
18. Sasaran
19. Sasaran
20. Sasaran
21. Kondisi psikologis pasien postamputasi dapat berupa Stress (stressor: pencetus
stress(peran, harga diri, citra tubuh, peran)

E. Pohon Masalah(Diagram Masalah)

ASKEP
KONSEP KONDISI KONSEP
DIRI PSIKOLOGIS BERUBAH

PENYEBAB 4
F. Sasaran Belajar
1. Dimensi konsep diri!
2. Komponen konsep diri!
3. Hal-hal yang mempengaruhi konsep diri!
4. Jenis-jenis konsep diri
5. Bagaimana membina hubungan terapiutik dengan pasien?
6. Bagaiamana cara menyesuaikan Standar Kehidupan pada pasien tersebut?
7. Bagaimana jika klien menolak konsep yang diterapkan?
8. Bagaimana penerapan konsep berubah?
9. Faktor yang mempengaruhi konsep diri dan berubah!
10. Bagaimana agar istri dan anak bias menerima keadaan pasien?
11. Bagaimana kondisi psikologi pada pasien setelah amputasi?
12. ASKEP pada kasus ini!

Pembahasan Sasaran Belajar:


1. dimensi konsep diri:
 pengetahuan tentang diri : segala informasi yang dimiliki tentang diri seseorang
 pengharapan tentang diri : gagasan tentang kemungkinan yang terjadi
 penilaian terhadap diri :-pengukuran tentang keadaan disbanding apa yang
seharusnya terjadi pada diri
-orang yang tidak sesuai standar, harga diri rendah

*menurut allen, (2000), dimensi konsep diri:


1. konsep diri actual : persepsi realitis, contoh: usia, jenis kelamin
2. konsep diri ideal : persepsi diri harus seperti apa kedepan
3. konsep diri pribadi : gambaran bagaimana menjadi diri sendiri
4. konsep diri social : relasi kepada sesame, ingin orang memandang diri kita baik

2. komponen konsep diri (buku psikologi untuk keperawatan) yaitu:

1. gambaran diri : sikap individu terhadap tubuhnya, baik sadar maupun tidak

2. ideal diri : persepsi individu tentang perilaku

3. harga diri : penilain individu terhadap hasil yang dicapai

4. peran diri : pola perilaku, sikap, nilai dan aspirasi

5. identitas diri : kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan
Gambaran diri+ideal diri= citra tubuh(fundamental kep)

5
3. Faktor yang mempengaruhi konsep diri:
1. Lingkungan
- fisik: segala sarana penunjang konsep diri
- Psikologi: segala sarana penunjang kenyamanan dan perbaikan
2. Pengalaman masa lalu
hal-hal yang terjadi pada masa lalu yang dapat menyebabkan stressor dan gangguan harga
diri
3. Tingkat tumbuh kembang
adanya dukungan mental yang cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik

Menurut hedri heyes, faktor yang mempengaruhi :


1. Reaksi dari orang lain
mengamati pencerminan perilaku terhadap respon orang lain
2. Perbandingan dengan orang lain
tergantung pada perbandingan diri seseorang terhadap orang lain
3. Peranan seseorang
memiliki citra diri masing-masing
4. Identifikasi terhadap orang lain
seseorang ingin meniru sifat orang yang dikagumi

4. Jenis-jenis konsep diri:


 konsep diri negative, terbagi menjadi 5:
- peka terhadap kritik : seseorang yang tidak menyukai kritikan karena menurutnya
kritikan hanya menurunkan harga dirinya.
- Responsive terhadap pujian : menghindari pujian tetapi, memiliki antusiasme tinggi
pada saat dipuji.
- Cenderung berpikir hiperkritis :tidak dapat mengungkapkan kelebihin atau keunggulan
diri orang lain atau iri.
- Cenderung merasa tidak disenangi : seseorang yang merasa tidak diperhatikan
- Bersifat kompetisi terhadap kompetisi : seseorang yang memiliki sifat enggan bersaing
atau jatuh duluan sebelum bertarung.

 Konsep diri positif menurut kalhon


 penerimaan diri bukan suatu kebanggaan
 bersifat stabil dan variasi

Konsep positif: seseorang menyadari bahwa setiap orang mempunyai perasaan keinginan
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui. Berupa:
1. Mampu memperbaiki diri
2. Mampu mengatasi masalah

6
3. Merasa setara dengan orang lain

Konsep negative: konsep diri yang hanya sedikit mengetahui tentang dirinya. Ciri-ciri:
1. Pandangan seseorang tentang diri tidak teratur: tidak memiliki kestabilan, dialami oleh
remaja
2. Terlalu stabil dan teratur: individu menciptakan citra diri yang tidak ada penyimpangan dari
aturan hidup yang tepat

5. Membina hubungan terapiutik (BUKU KEPERAWATAN JIWA) :


1. membina hubungan saling percaya
2. menjaga privasi klien
3. menjadi pendengar yang baik
4. memperhatikan perbedaan budaya

Membina hubungan terapeutik :


- perawat harus memahami pasti apa yang sedang dipikirkan dan dialami pasien sehingga
menunjukkan keikhlasan
- perawat harus mengetahui pasti apa yang sedang dipikirkan dan dialami pasien sehingga
menimbulkan empati
- menciptakan hubungan saling membantu
Karakteristik
Tahapan hubungan terapeutik stuart sudden:
1. pra interaksi
mendapatkan informasi dari klien, membuat kontrak dan membuat rencana komunikasi
selanjutnya
2. perkenalan/orientasi:
memberi salam, evaluasi dan kontrak
3. fase kerja
ekspolirasi stressor yang tepat, mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan
mekanisme koping yang konstitutif mengatasi penolakan adaptif
4. terminasi
evaluasi hasil keperawatan

6. cara menyesuaikan standar kehidupan pada pasien :


1.mengubah cara hidup: cara hidup yang buruk diperbaiki
2. mengubah cara berpikir: lebih ke pandangan diri
3. menetapkan tujuan hidup: agar hidup lebih jelas
4. motivasi umum daur hidup: motivasi yang dilakukan non verbal

7
7. jika pasien menolak maka :
- klien akan mengalami fase yang lama dalam penyembuhannya
- perawat sulit memotivasi klien untuk sembuh
TAHAPAN:
1. paparkan konsep
2. Cari solusi yang terbaik namun tetap memprioritaskan kesembuhan
3. Penyerahan keputusan

8. pedoman penerapan konsep berubah :


1. Keterlibatan
Tidak ada satu orangpun mengetahui semuanya. Oleh karena itu menghargai
pengetahuan dan kemamouan orang lain serta melibatkannya dalam perubahan merupakan
langkah awal kesuksesan perubahan. Orang akan mau bekerja sama dan memeruma
pembaharuan kalau mereka menerima suatu informasi tanpa ancaman dan bermanfaat bagi
dirinya.
2. Motifasi
Orang akan terlibat aktif dalam pembaharuan kalau mereka termotifasi.motivasi
tersebut akan timbul jika apa yang sudah dilakukan bermanfaat dan dihargai.
3. Perencanaan
Perencanaan ini termasuk dimana system tidak bisa berjalan secara efektif, dan
perubahan apa yang harus dilaksanakan.
4. Legitimasi
Setiap perubahan harus mempunyai aspek legal yang jelas, siapa yang melanggar
dan dampak apa yang secara administrative harus diterima olehnya.
5. Pendidikan
Perubahan pada prinsipnya adalah pengulangan belajar atau pengenalan cara baru
agar tujuan dapat tercapai.
6. Manajemen
Sebagai agen pembaharu hrus menjadi model dalam perubahan dengan adanya
keseimbangan antara kepemimpinan terhadap orang dan tujuan/pridoksi yang harus dicapai.
7. Harapan
Berbagai harapan harus ditekankan oleh agen pembaharu: hasil yang berbeda dengan
sebelumnya direncanakan terselesaikannya masalah-masalah di institusi, Dan kepercayaan
dan reaksi yang positif dari staf.
8. Asuh (nurturen)
Bimbing dan dukungan staf dalam perubahan. Orang memerlukan suatu bimbingan
dan perhatian terhadap apa yang telah mereka lakukan termasuk konsultasi terhadap hal-hal
yang bersifat pribadi.
9. Percaya

8
Kunci utama dalam pelaksanaan perubahan adalah berkembangnya rasa percaya
antar tim. Semua yang terlibat harus percaya kepada agen penbaharu dan agen pembaharu
juga harus percaya kepada staf yang terlibat dalam perubahan.

9. factor yg mempengaruhi konsep diri:


1. Lingkungan: - fisik: segala sarana penunjang konsep diri
- Psikologi: segala sarana penunjang kenyamanan dan perbaikan
2. Pengalaman masa lalu: hal-hal yang terjadi pada masa lalu: stressor dan harga diri
3. Tingkat tumbuh kembang: adanya dukungan mental yang cukup akan membentuk konsep
diri yang cukup baik

Menurut hedri heyes:


1. Reaksi dari orang lain: mengamati pencerminan perilaku terhadap respon orang lain
2. Perbandingan dengan orang lain: tergantung pada perbandingan diri seseorang terhadap orang
lain
3. Peranan seseorang: memiliki citra diri masing-masing
4. Identifikasi terhadap orang lain: seseorang ingin meniru sifat orang yang dikagumi

Factor yang mempengaruhi konsep berubah:


1. Kebutuhan dasar manusia: berdasarkan hirarki kebutuhan
2. Kebutuhan dasar intrapersonal: dari perilaku seseorang

10. Strategi yang di gunakan perawat dalam hal ini adalah dengan penerapan askep.
11. kondisi pasien setelah amputasi:
 stress : perasaan negative, menganggu pandangang seseorang, gangguan dalam
mengatasu masalah
 rasa cemas
12. askep pada kasus ini adalah :
A. Pengkajian

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Gaji pasien lebih rendah perubahan peran gangguan proses
daripada sebelumnya, anak dan keluarga, keluarga
istrinya menjadi kesal. modifikasi dalam
DO : - keuangan dan
status keluarga.

2 DS : keluarga pasien menjadi kesal, Penyakit Ketidakefektifan


DO : kaki pasien di amputasi, pasien fisik,konflik, performa peran
mengekspresikan keraguan tentang kurang
apakah bisa kembali kuat penghargaan,
perubahan citra

9
tubuh
3 DS : Dukungan sosial Ketidakefektifan
DO : pasien kesal karena ia merasa yang tidak adekuat koping
bahwa seharusnya keluarganya
bersyukur ia masih hidup
DO : mengekspresikan keraguan
tentang dirinya
4 DO: salah satu kaki tuan Y di Cedera Gangguan citra
amputasi tubuh
DS: mengekspresikan keraguan

5 DO: salah satu kakinya di amputasi Gangguan citra Harga diri rendah
DS: tubuh situsional

B. Diagnosa
1. gangguan proses keluarga berhubungan dengan perubahan peran keluarga, modifikasi dalam
keuangan dan status keluarga.
Batasan karakteristik : perubahan dalam hubungan dan/ atau fungsi keluarga
NOC :
koping family
Adaptasi terhadap fisik yang tidak mampu
Indikator :
adaptasi terhadap fungsional yang terbatas
Modifikasi gaya hidup untuk mengakomodasi ketidakmampuan
NIC :
Dukungan keluarga
 Bantu harapanrealistik
 Memasukan anggota keluarga dengan pasien di tujuan keperawatan.
 Fasilitasi komunikasi untuk perasaan diantara pasien dengan keluarga
 Promosikan kepercayaan dengan keluarga
 Identifikasi dukungan spritual untuk keluarga
 Advokasi keluarga
 Identifikasi kongren antara pasien, keluarga, kesehatan.
 Tawarkan untuk terapy keluarga

Terapy keluarga

 Identifikasi bagaimana masala keluarga


 Identifikasi area konflik
 Menyediakan edukasi dan informasi
 Identifikasi gangguan khusus yang berhubungan dengan harapan peran.
10
2. Ketidakefektifan performa peran berhungan dengan Penyakit fisik,konflik, kurang
penghargaan, perubahan citra tubuh,
Batasan karakteristik
3. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan Dukungan sosial yang tidak adekuat.
Batasan karakteristik :
Ketidakmampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stressor, ketidakterampilan
respon yang dilakukan / ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya yang tersedia
NOC : dalam waktu 2 hari koping keluarga menjadi efektif terhadap klien dengan
menggunakan koping keluarga. Indikatornya :
Mendirikan peranan fleksibel
Manajemen masalah keluarga
Libatkan anggota keluarga pada diskusi
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan cidera yang ditandai dengan salah satu kaki tuan
Y di amputasi.
NOC : setelah melakukan asuhan keperawatan selama 24 jam klien mampu :
 Menyesuaikan diri terhadap penampilan fisik
 Menyesuaikan diri terhadap perubahan fungsi tubuh
 Menyesuaikan diri terhadap status kesehatan
5. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan citra tubuh yang ditandai
dengan salah satu kaki tuan Y diamputasi.
NOC :
 Mendeskripsikan perubahan peran dengan keadaan sakit atau kecacatan
 Mendeskripsikan perubahannya yang berubah sebagai orang yang lebih tinggi dalam
keluarganya
 Mengetahui periode perubahan
 Melaporkan harapan rasa nyaman dalam menjalani perannya
NIC :
Support keluarga
Aktivitas :
 Mendengarkan secara aktif mengenai keluarga, perasaan dan pertanyaan.
 Ajarkan pengobatan dan rencana perawat keluarga.

NO.DX NIC
4.  Tentukan harapan mendasar mengenai citra tubuh pasien untuk
meningkatkan tarafnya
 Gunakan pendahuluan pedoman dalam mempersiapkan pasien untuk
meramalkan perubahan citra tubuh
 Bantu pasien untuk menentukan tingkat perubahan dalam tubuhnya

11
5.  Bantu pasien untuk mengenali bagaimana perubahan peran dalam hidup
 Bantu pasien untuk mengenali bagaimna ha-hal yang diperankannya dalam
keluarga
 Ajari perilaku baru yang dibutuhkan pasien atau keluarga untuk menmukan
perannya.
 Bantu pasien untuk mengenali strategi positif untuk mengurus perbahan
perannya

12
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status
tetap (statis) menjadi statis yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang ada.

Banyak definisi tentang berubah, dua diantaranya yaitu :


1. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan
keadaan sebelumnya ( Atkinson,1987)

2. Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau instuisi (
Brooten, 1987 )

Perubahan bisa terjadi setiap saat dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat
dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada
pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan,
kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah
orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini
penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba
menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara
konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.

Keperawatan yang sedang berada pada proses profesionalisasi terus berusaha membuat atau
merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan telah menjadi persyaratan kerja dalam
keperawatan. Personal keperawatan bekerja untuk beberapa pimpinan, termasuk klien dan
keluarganya, dokter, manajer keperawatan, perawat pengawas dan perawat penanggung jawab yang
berbeda dalam tiap ship. Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa
kali dalam satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang menjadi perawat klinik,
kadang menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang berbeda. Sebagai perawat pelaksana
maupun sebagai manajer keperawatan kita perlu membuat perubahan untuk meningkatkan
kesadaran dan keterlibatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat tentu saja
berharap perubahan tersebut jangan sampai menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya
perawat perlu mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.

Keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang berhubungan dengan perubahan, mereka
melakukan inovasi dan perubahan atau mereka dapat dirubah oleh suatu keadaan atau sutuasi.
Perawat mempunyai keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses keperawatan yaitu
merupakan pendekatan dalam penyelesaian masalah yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu di kelas dan mempunyai
pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.

13
B. Macam – macam Perubahan

a. Perubahan ditinjau dari sifat proses:

1. Perubahan bersifat berkembang

Mengikuti drai proses perkembangan yang ada baik pada individu, kelompok atau masyarakat
secara umaum.

2. Perubahan bersifat spontan

Dapat terjadi karena keadaan memberikan respon tersendiri terhadap kejadian yang bersifat alami
yang diluar kehendak manusia yang tidak dapat diramalkan/ diprediksikan sehingga sulit untuk
diantisifasi.

3. Perubahan bersifat direncanakan

Sifat perubahan satu ini dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat imgin mengadakan
perubahan kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari
keadaan yang lebih baik.

b. Perubahan ditinjau dari sifat keterlibatan

1. Perubahan partisipatif

 Melalui penyediaan informasi yang cukup


 Adanya sikap positif terhadap inovasi
 Timbulnya komitmen

2. Perubahan paksaan (coerced change)

 Melalui perubahan total dari organisasi


 Memerlukan kekuatan personal (personal power)

1. Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan

1. Perubahan berencana

 Menyesuaikan kegiatan dengan tujuan


 Dengan titik mula yang jelas dan dipersipkan, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

1. Perubahan acak/ kacau

 Tanpa usaha mempersiapkan titik awal perubahan.


 Tidak ada usaha mempersipakan kegiatan sesuai dengan tujuan.

14
C. Jenis dan Proses Perubahan

Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang direncanakan
atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direcanakan adalah perubahan yang terjadi
tanpa suatu persiapan, sebaliknya perubahan yang direncanakan adalah peribahan yang
direncanakan dan dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya
suatu tujuan yang jelas. Perubahan terencana lebih mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi
pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat karena suatu ancaman. Untuk alasan
tersebut, perawat harus dapat mengelola perubahan.

D. Teori Perubahan

1. Teori kurt lewin

Lewin mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3 tahapan :

1. Pencairan (unfreezing)
Motifasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan berubahnya keseimbangan yang
ada. Merasa perlu untuk berubah dan berupaya untuk berubah, menyiapkan diri dan siap untuk
berubah dan melakukan perubahan. Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan
dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan
keluar yang terbaik.

2. Bergerak (moving)
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap perkembangan baru, karena memiliki
cukup informasi, serta sikap dan kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dipahami
dan mengetahui langkah-langkah penyalasaian yang harus dilakukan, melakukan langkah nyata
untuk berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru. Pada tahap ini perawat berusaha
mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu
memecahkan masalah.

3. Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai keseimbangan baru. Tingkat baru yang
dicapai harus dijaga untuk tidak mengalami kemunduran atau atau bergerak kembali pada tingkat
atau tahap perkembangan semula. Oleh karena itu perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan
umpan balik, kritik yang konstroktif dalam upaya pembinaan yang terus menerus dan
berkelanjutan.

Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah perubahan diintegrasikan dan
distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai agen berubah
berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.

15
2. Teori Rogers

Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :


1. Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan

Menjadi lebih baik dari metodeyang sudah ada

2. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada

Tidak bertentangan

3. Kompleksitas

Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk
dilaksanakan.

4. Dapat dibagi

Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil.

5. Dapat dikomunikasikan

Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan disebarkan.

Roger menjelaskan 5 tahap dalam perubahan, yaitu : Kesadaran, Keinginan, Evaluasi,


Mencoba, Penerimaan. Roger percaya proses penerimaan terhadap perubahan lebihh komplek dari
pada 3 tahap yang dijabarka lawin. Terutana dalam setiap individu yang terlibat dalam proses
perubahan dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja
suatu saat akan ditolak setelah perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat
keberadaanya. Roger mengatakan bahwa berubah yang efektif tergantung dari indifidu yang terlibat
tertarik dan berupaya untuk sellalu berkembang / maju serta mempunyai suatu komitmen untuk
bekerja dan melaksanakannya.

3. Teori Lippitt

Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus
diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu :

1. Mendiagnosis masalah

Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.

16
2. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah

Mencoba mencari pemecahan masalah

3. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen

Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun
berdasarkan pengalaman.

4. Menyeleksi objektif akhir perubahan

Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.

5. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah

Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.

6. Mempertahankan perubahan

Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.

7. Mengakhiri hubungan saling membantu

Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau situasi
yang diubah sudah dapat mandiri.

4. Teori Redin

Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan seorang manajer sebelum
melakukan perubahan, yaitu :

1) Ada perubahan yang akan dilakukan

2) Apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat

3) Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan

4) Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya

Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan :

1) Diagnosis

2) Penetapan objektif bersama

3) Penekanan kelompok

17
4) Informasi maksimal

5) Diskusi tentang pelaksanaan

6) Penggunaan upacara ritual

Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-orang yang akan terlibat atau
terpengaruh dengan perubahan. Sehingga diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan
tersebut.

5. Teori Havelock

Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan
mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.

1) Membangun suatu hubungan

2) Mendiagnosis masalah

3) Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan

4) Memilih jalan keluar

5) Meningkatkan penerimaan

6) Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

6. Teori Spradley

Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan dipantau untuk
mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut
adalah langkah dasar dari model Spradley :

1) Mengenali gejala

2) Mendiagnosis masalah

3) Menganalisa jalan keluar

4) Memilih perubahan

5) Merencanakan perubahan

6) Melaksanakan perbahan

7) Mengevaluasi perubahan

18
8) Menstabilkan perubahan.

E. Tingkat Perubahan

Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku,
individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka
pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey
dan Blanchard (1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan perubahan.

Perubahan peratama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling


mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen.
Sedangkan perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau
negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.
Tingkat kesulitan berikutnya adalah perilaku individu. Misalnya seorang manajer mungkin saja
mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik dibandingkan beberapa model
asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai
alasan, misalnya merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut. Perilaku kelompok merupakan
tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang . Disamping kita harus
merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga
sangat sulit.

Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua
sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan. Perubahan Partisipatif
akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku kelompok. Pertama-
tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka akan mengembangkan sikap positif
pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa orang berperilaku berdasarkan sikap-sikap mereka
maka seorang pemimpin akan menginginkan bahwa hal ini memang benar. Sesudah berprilaku
dalam cara tertentu maka orang-orang ini menjadi guru dan karenanya mempengaruhi orang lain
untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. Siklus perubahan partisipatif dapat digunakan
oleh pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan positif. Perubahan ini bersifat lambat atau
secara evolusi, tetapi cenderung tahan lama karena anak buah umumnya menyakini apa yang
merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam secara instrinsik dan bukan merupakan tuntutan
eksterinsik.

Perubahan diarahkan atau paksaan Bertolak belakang dengan perubahan partisifatif,


perubahan ini dilakukan dengan menggunakan kekuasaan, posisi dan manajemen yang lebih tinggi
memberikan tengatng aarah dan perilaku untuk system dari masalah : aktualnya seluruh organisasi
dapat menjadi fokus. Perintah disusun dan anak buah diharapkan untuk memenuhi dan
mematuhinya. Harapan mengembangkan sikap positif tentang hal tersebut dan kemudian
mendapatkan pengetahuan lebih lanjut. Jenis perubahan ini bersifat berubah-ubah, cenderung
menghilang bila manajer tidak konsisten untuk menerapkannya.

F. Respon Terhadap Suatu Perubahan

Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam
meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai

19
sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini
didapat. apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang penting atau negatif.
Umumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan
dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami perubahan tersebut.

Menolak perubahan atau mempertahankan status quo ketika berusaha melakukan


perubahan, bisa saja terjadi. Karena perubahan bisa merupakan sumber stress. Oleh karenanya
timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering didasarkan pada ancaman terhadap keamanan dari
individu, karena perubahan akan mengubah perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah maka harus diberitahukan mengenai dampak yang mungkin timbul
akibat perubahan.

Faktor-faktor yang akan merangsang penolakan terhadap perubahan misalnya, kebiasaan,


kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego. Orang-orang biasanya takut berubah
karena kurangnya pengetahuan, prasangka yang dihubungkan dengan pengalaman dan paparan
dengan orang lain serta ketakutan pada perlunya usaha yang lebih besar untuk menghadapi
kesulitan yang lebih tinggi. Perubahan memang menuntut investasi waktu dan usaha untuk belajar
kembali. Bila keperawatan yang sekarang berada pada proses profesionalisasi untuk menjadi
sebuah profesi yang mandiri takut atau tidak siap dengan perubahan dan dampak yang mungkin
ditimbulkannya, bagaimana profesionalisasi itu akan terjadi ? Beberapa contoh ketakutan yang
mungkin dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain :

1. Takut karena tidak tahu

2. Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkait dengan
pekerjaannya

3. Takut karena kehilangan kepercayaan / kedudukan

4. Takut karena kehilangan imbalan

5. Takut karena kehilangan penghargaan,dukungan dan perhatian orang lain.

G. Motivasi dalam Perubahan

 Abraham Maslow

1. Fisiologi

2. Aman & keamanan

3. Mencintai/keb. sosial

4. Harga diri

20
5. Aktualisasi diri

Motivasi dalam perubahan adalah untuk mencapai Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).

H. Faktor penghambat Perubahan

Menurut New dan Couillard(1981) faktor penghambat (restraining force) :

1. Mengancam kepentingan peribadi

2. Presepsi yang kurang tepat

3. Reaksi psikologis

4. Tolleransi untuk berubah rendah

1. I. Strategi Membuat Perubahan

Ada beberapa strategi untuk memecahkan masalah-masalah dalam perubahan, strategi tersebut
antara lain yaitu :

1) Strategi Persahabatan

Penekanan didasarkan pada kebersamaan dalam kelompok, dengan cara mengenal


kelompok, membangun ikatan sosial, diantara anggotanya. Strategi ini cocok diterapkan pada anak
buah yang membutuhkan rasa sosial yang tinggi. Model ini cocok diterapkan pada kondisi
pertimbangan tinggi dan struktur rendah.

2) Strategi Politis

Hal ini identik dengan struktur kekuasaan formal dan informal. Setelah struktur ini di
identifikasi , baru dilakukan beberapa upaya untuk mempengaruhi mereka yang berada pada
kekuasaan. Anggapan dasar strategi ini adalah sesuatu akan dicapai bila orang-orang yang
berpengaruh dalam sebuah sistem mau melakukannya.

3) Strategi Ekonomis

Tekanannya pada bagaimana mengendalikan materi. Dengan sumber daya materi, apaun
dan siapapun dapat membeli / menjual. Pelibatan hal ini kedalam kelompok sering didasarkan pada
pemilikan atau pengendalian sumber-sumber daya yang dapat di jual.

4) Strategi Akademis

21
Strategi ini menekankan pada pengetahuan dan pendalaman pengetahuan yang merupakan
pengaruh primer. Anggapan dasarnya adalah logis dan rasional,objektif : bahwa keputusan yang
didasarkan pada apa yang dianjurkan oleh penelitian adalah jalan terbaik untuk diikuti. Strategi ini
tidak mementingkan emosi. Jika mengusulkan cara maka pemimpin dapat mencari studi penelitian
yang mendukung tujuannya.

5) Strategi Teknis

` Metoda ini tepat bagi orang-orang yang mengabaikan subjek-subjek dengan memperhatikan
lingkungannya. Ini merupakan salah satu pendekatan sosiologis dengan anggapan dasar bahwa
lingkungan disekelilingnya berubah.

6) Strategi Militer

Metode ini berdasarkan pada kekuatan fisik dan ancaman yang nyata. Posisi/kekuasaan
digunakan juga dalam bentuk dan ancaman, bila keinginan pimpinan tidak dipatuhi. Ini merupakan
strategi struktur tingkat tinggi.

7) Strategi Konfrontasi

Pendekatan ini menimbulkan konflik non kekerasan dan non fisik diantara orang. Dengan
melakukan ini, seorang pemimpin mendesak orang untuk mendengar dan melihat apa yang terjadi
selanjutnya akan terjadi perubahan. Orang sering terbagi kedalam kelompok atau geng sebagai
akibat strategi ini. Bila kelompok merasa bahwa mereka tidak akan atau tidak dapat didengar
dengan suatu cara, maka strategi ini sering dipilih. Pemogokan kerja adalah salah satu contohnya.

Konsep diri terdiri dari 5 ( lima ) komponen (Stuart dan Sundeen, 1991):
1. Citra Tubuh
Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan individu secara sadar atau
tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan
obyek yang kontak secara terus menerus ( anting, make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda)
dengan tubuh.
Pandangan ini terus berubah oleh pengalaman dan persepsi baru. Gambaran tubuh yang
diterima secara realistis akan meningkatkan keyakinan diri sehingga dapat mantap dalam menjalani
kehidupan.
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak
dengan tubuh.
Pada klien yang dirawat dirumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin terjadi.
Stressor pada tiap perubahan adalah :

22
 Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
 Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan infus
 Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat di
dalam tubuh
 Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh
 Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan
 Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada
tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)

2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individual tentang bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan
standart, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa ideal diri sama dengan
cita-cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri. Ideal diri diperlukan oleh individu untuk memacu
pada tingkat yang lebih tinggi.
Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak realistis.
Ideal diri yang samar dan tidak jelas dan cenderung menuntut.
Pada klien yang dirawat dirumah sakit karena sakit fisik maka ideal dirinya dapat terganggu.
Atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar dicapai.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
1. Mengungkapkan keputusasaan akibat penyakitnya , misalnya : saya tidak bisa ikut ujian karena
sakit, saya tidak bisa lagi jadi peragawati karena bekas operasi di muka saya, kaki saya yang
dioperasi tidak dapat main bola.
2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi, misalnya : saya pasti bisa sembuh padahal
prognosa penyakitnya buruk; setelah sehat saya akan sekolah lagi padahal penyakitnya
mengakibatkan tidak mungkin lagi sekolah.

3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung
menghasilkan perasaan berharga.
Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, sebagai individu
yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal atau kalah. Harga diri diperoleh dari penghargaan

23
diri sendiri dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adakah perasaan diterima,
dicintai, dihormati serta frekwensi kesuksesan.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
o Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan
perneal).
o Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
o Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa persetujuan.
Kondisi ini banyak ditemukan pada klien gangguan fisik.
2. Kronik, yaitu perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum
sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat akan
menambah persepsi negarif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada
klien gangguan jiwa.

Gangguan gejala yang dapat dikaji :


1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah
sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri
3. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan
tidak tahu apa-apa.
4. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin bertemu dengan orang lain,
lebih suka sendiri.

24
5. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif
tindakan
6. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien
ingin mengakhiri kehidupan.

4. Penampilan peran / Peran diri


Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan
fungsi individu pada berbagai kelompok sosial. Tiap individu mempunyai berbagai peran yang
terintregrasi dalam pola fungsi individu.
Menurut Stuart dan Sundeen ada 5 ( lima ) factor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan
peran :
1. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
2. Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran individu
3. Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
4. Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
5. Kesesuaian situasi yang dapat mendukung pelaksanaan peran
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan
oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja
Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi
peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
 Peran dalam keluarga
 Peran dalam pekerjaan/sekolah
 Peran dalam berbagai kelompok
Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat dirumah sakit.
Atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan perannya yang biasa.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji :


1. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran
2. Ketidakpuasan peran
3. Kegagalan menjalankan peran yang baru
4. Ketegangan menjalankan peran yang baru

25
5. Kurang tanggung jawab
6. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa

Masalah keperawatan yang mungkin muncul :


1. Perubahan penampilan peran
2. Gangguan harga diri rendah
3. Keoutusasaan
4. ketidakberdayaan

5. Identitas diri
Identitas diri pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung jawab terhadap
kesatuan, berkesinambungan, konsistensi dan keunikan individu. Pembentukan identitas dimulai
pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa
remaja. Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang.

Gangguan identitas adalah kekaburan / ketidakpastian memandang diri sendiri. Penuh


dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji :


1. Tidak ada percaya diri
2. Sukar mengambil keputusan
3. Ketergantungan
4. Masalah dalam hubungan interpersonal
5. Ragu / tidak yakin terhadap keinginan
6. Projeksi ( menyalahkan orang lain )

Masalah keperawatan yang mungkin timbul :


1. Gangguan identitas personal
2. Perubahan penampilan peran
3. Ketidakberdayaan

26
4. Keputusasaan

Faktor yang mempengaruhi konsep diri


1. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud di sini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.
Lingkungan fisik adalah segala sarana yang dapat menunjang perkembangan konsep diri,
sedangkan lungkungan psikologis adalah segala lingkungan yang dapat menunjang
kenyamanan dan perbaikan psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.
2. Pengalaman masa lalu
Adanya feed back dari orang-orang penting, situasi stressor sebelumnya, penghargaan diri dan
pengalaman sukses atau gagal sebelumnya, pengalaman penting dalam hidup, atau faktor yang
berkaitan dengan masalah stressor, usia, sakit yang diderita, atau trauma, dapat mempengaruhi
perkembangan konsep diri.
3. Tingkat tumbuh kembang
Adanya dukungan mental yang cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik.
Sebaliknya, kegagalan selama masa tumbuh kembang akan membentuk konsep diri yang
kurang memadai.

Stresor Mempengaruhi Konsep Diri


Stresor konsep diri adalah segala perubahan nyata atau yang diserap yang mengancam
identitas, citra tubuh, harga diri, atau perilaku peran.
a. Stresor identitas
Definisinya adalah perubahan yang nyata yang mengancam identitas seseorang tersebut.
Contohnya : kehilangan pekerjaan, perceraian, kelalaian, perkosaan, pelecehan,
ketergantungan pada orang lain, konflik dengan orang lain.
b. Stresor Peran

27
Definisinya adalah perubahan yang nyata yang bisa mengancam peran orang tersebut.
Contohnya adalah ketidakmampuan untuk menjadi ibu dari seorang anak, kehilangan peran
yang memuaskan, keterbatasan untuk melakukan peran.
c. Stresor Citra tubuh
Definisinya adalah perubahan yang nyata yang mengancam citra tubuh seseorang tersebut .
contohnya adalah stroke, kebutaan, kolostomi, anoreksi, artiritis, penuaan, diabetes. Semua
perubahan yang terjadi merupakan penyakit-penyakit yang tiimbul dari tubuhnya.
d. Stresor harga diri
Definisinya adalah perubahan yang nyata yang mengancam harga diri seseorang tersebut.
Contohnya tidak jauh berbeda dengan identitas yaitu kehilangan pekerjaan, perceraian,
kelalaian, perkosaan, pelecehan, ketergantungan pada orang lain, konflik dengan orang lain.
Identitas dengan harga diri memiliki kaitan yang erat.

28
BAB III
PENUTUP

Simpulan
Dari diskusi yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, seperti berikut :

1. Pada pasien yang mengalami disfungsi peran dapat diterapkan Konsep diri dan Konsep
berubah.
2. Komunikasi yang tepat yang dapat digunakan perawat pada pasien disfungsi peran keluarga
adalah komunikasi terapiutik.
3. Dampak yang akan muncul pada pasien kehilangan terbagi menjadi 2 dampak, yaitu
dampak psikologi dan dampak fisiologi.

Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu :

1. Untuk mendekati pasien, kita sebagai perawat perlu pendekat yang bertahap agar pada
nantinya akan timbul hubungan saling percaya antara pasien dan perawat.
2. Untuk menanggulangi dampak-dampak yang akan timbul pada pasien ada baiknya perawat
membangun kerja sama dengan tenaga ahli lainnya dalam menangani pasien dengan kasus
seperti ini.

29

Anda mungkin juga menyukai