Teripang Keling (Holothuria leucospilota Brandt.) diketahui mengandung
golongan senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, triterpenoid dan saponin. Diduga beberapa dari golongan senyawa yang terkandung di dalam teripang memiliki potensi sebagai daya antelmintik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antelmintik, konsentrasi paling efektif dan nilai LC50 yang dapat ditimbulkan oleh fraksi etil asetat teripang pada cacing Ascaridia galli dan Raillietina tetragona secara in-vitro. Metodologi: Ada 5 kelompok pengamatan daya antelmintik yakni fraksi etil asetat teripang yang disiapkan dalam tiga konsentrasi, yaitu 10mg/ml, 20mg/ml dan 30mg/ml. larutan NaCl 0,9% dan albendazol digunakan sebagai kontrol normal dan kontrol positif. Hewan uji yang digunakan adalah cacing Ascaridia galli dan Raillietina tetragona.Waktu kematian cacing dicatat dan dilakukan analisis data. Hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan analisis LSD jika terdapat perbedaan yang bermakna anatara kelompok kemudian dilanjutkan dengan analisis Probit menggunakan SPSS for windows untuk mengetahui nilai LC50nya. Hasil penelitian menunjukkan pada cacing Ascaridia galli fraksi etil asetat teripang konsentrasi 30 mg/ml memiliki daya antelmintik berupa perbedaan bermakna terhadap albendazol. Dan untuk cacing Raillietina tetragona yang menunjukkan perbedaan bermakna terhadap albendazol adalah konsentrasi 30 mg/ml. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi etil asetat teripang mempunyai daya antelmintik. Konsentrasi yang paling efektif fraksi etil asetat teripang sebagai antelmintik adalah 30mg/ml. Nilai LC50 dari Ascaridia galli dan Raillietina tetragona masing-masing sebesar 15,35 mg/ml dan 15,153 mg/ml.
Kata Kunci: Antelmintik, Holothuria leucospilota Brandt., Fraksi Etil Asetat,