Anda di halaman 1dari 13

PERHITUNGAN CAMPURAN BETON NORMAL

DENGAN METODE SNI 7656-2012

*pada praktkum kali ini keompok kami mengalami kekeliruan dalam menentukan
beton tanpa tambahan udara atau beton dengan tambahan udara, oleh sebeb itu
kami menuliskan dua data hasil perhitungan.

Warna merah merupakan data yang kami gunakan tapi keliru

Warna biru merupakan data yang seharusnya digunakan tapi tidak kami gunakan

Kami berharap agar kekeliruan yang ada tidak berkelanjutan bagi praktikan-
pratikan berikutnya

Semoga

Analisa Data

1. Kuat tekan beton 28 hari


Berikut tabel pengali Standar Deviasi

Kondisi Standar Deviasi (MPa)


Pengerjaan Lapangan Laboratorium
Sempurna <3 < 1,5
Sangat Baik 3,00 - 3,50 1,50 – 1,75
Baik 3,50 - 4,00 1,75 – 2,00
Cukup 4,00 - 4,50 2,00 – 2,50
Kurang Baik >5 >2,50

*SD tetap dikali 1,64 (ketetapan)

Diketahui: Fc‘ = 17,5 Mpa

SD = 1,64 x 2,50

= 4,1 Mpa

Fc = Fc‛ + SD

= 17,5 + 4,1

= 21,6 Mpa

Pada praktikum kali ini, kami menggunakan Standar Deviasi dengan kondisi
pengerjaan “Cukup“ dengan rentang pada Laboratorium antara 2,00 sampai
2,50. Target kuat tekan beton pada umur 28 hari yang harus kelompok kami
dapatkan ialah sebesar 17,5 Mpa.

2. Semen yang digunakan


Pada praktikum ini, kami menggunakan semen PCC (Portland Composit
Cemen).

3. Berat jenis semen


Berat jenis semen yang digunakan ialah sebesar 2,92 sesuai dengan
aturan SNI 7656-2012.

4. Berat kering oven agregat kasar (Berat kering volume agregat kasar)
Diketahui : berat gembur = 1,522 kg/Liter
Berat padat = 1,672 kg/Liter
Berat isi rata-rata = (1,522 + 1,672)/2
= 1,5745 kg/Liter
Berat kering oven agregat kasar = (1,5745*1000) kg/m3
= 1574,5 kg/m3

5. Modulus kehalusan agregat halus (pan)


Modulus kehausan agregat halus didapat dari jumlah berat tertahan
kumulatif dibagi 100% . Data yang kami peroleh adalah sebagai berikut :

Berat Berat Wadah Berat Tertahan Komulatif (%)


No
Wadah + Beda uji (gram) (%) Tertahan Lolos

9,500 541,600 541,600 0,000 0,000 0,000 100,000


4,800 508,700 508,700 0,000 0,000 0,000 100,000
2,380 496,900 536,200 39,300 1,964 1,964 98,036
1,180 458,700 770,000 311,300 15,558 17,522 82,478
0,590 427,600 1586,700 1159,100 57,929 75,451 24,549
0,297 392,300 807,100 414,800 20,731 96,182 3,818
0,149 372,300 372,600 0,300 0,015 96,197 3,803
Pan 272,400 348,500 76,100 3,803 100 0,000
Jumlah 2000,900 100,000 287,316
Find Modulus 2,873

A. Berat wadah didapat dri hasil penimbangan


B. Berat wadah + bend uji didapat dari hasil penimbangan BU setelah di lakukan pengayakan
C. Berat tertahan adalah berah BU yg tertahan di saringan di hitung dengan B-A
D. Berat tertahan dalam % di dapat dengan cara C/2000*100
E. Komulatif tertahan di dapat dengan cara E9,5 + D4,8
F. Komulatif lolos di dapat dengan cara F9,5-E4,8
FINE MODULUS = jumalah komulatif tertahan tanpa pan / 100%

Σ Berat Tertahan
Fine Modulus =
100%

1,964+17,522+75,451+96,182+96,197+100
=
100%
287,316
= = 2,873
100
6. Modulus kehalusan agregat kasar
Modulus kehausan agregat kasar didapat dari jumlah berat tertahan
kumulatif dibagi 100% . Data yang kami peroleh adalah sebagai berikut :

Berat Berat Wadah Berat Tertahan Komulatif (%)


No
Wadah + Beda uji (gram) (%) Tertahan Lolos

37,5 541,1 541,1 0,000 0,000 0,000 100


25,4 493,100 493,100 0,000 0,000 0,000 100,000
19,1 499,200 817,400 318,200 12,728 12,728 87,272
12 597,4 1611 1013,6 40,544 53,272 46,728
9,5 512,200 1012,100 499,900 19,996 73,268 26,732
4,8 508,600 1040,900 532,300 21,292 94,560 5,440
2,38 497,5 581,300 83,800 3,352 97,912 2,088
Pan 349,300 401,500 52,200 2,088 100,000 0,000
Jumlah 2500 100 431,740
Find Modulus 4,317

A. Berat wadah didapat dri hasil penimbangan


B. Berat wadah + bend uji didapat dari hasil penimbangan BU setelah di lakukan
pengayakan
C. Berat tertahan adalah berah BU yg tertahan di saringan di hitung dengan B-A
D. Berat tertahan dalam % di dapat dengan caraC/2500*100
E. Komulatif tertahan di dapat dengan cara E9,5 + D4,8
F. Komulatif lolos di dapat dengan cara F9,5-E4,8
FINE MODULUS = jumlah komulatif tertahan /100%
Σ Berat Tertahan
Fine Modulus =
100%
12,728+53,272+73,268+94,560+97,912+100
=
100
431,740
= = 4,317
100

7. Berat jenis SSD agregat halus


Berat jenis SSD agregat halus dapat ditentukan dengan menggunakan
beberapa data pratikum yang telah kelomok kami peroleh di antaranya
Diketahui: (a) berat contoh kondisi SSD = 500,0 gr
(b) berat piknometer + air = 677,8 gr
(c) berat piknometer + air + contoh SSD = 987,3 gr

maka berat jenis SSD dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan


berikut:
𝑎
Berat jenis SSD = 𝑎+𝑏−𝑐

500,0
= 500,0+677,8−987,3

= 2,624

8. Berat jenis SSD agregat kasar


Berat jenis SSD agregat kasar dapat ditentukan dengan menggunakan
beberapa data pratikum yang telah kelomok kami peroleh di antaranya
Diketahui: (a) berat contoh SSD = 5000 gr
(b) berat dalam air = 3119 gr

maka berat jenis SSD dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan


berikut:
𝑎
Berat jenis SSD = 𝑎−𝑏

5000
= 5000−3119

= 2,658

9. Absorbsi agregat halus


Diketahui dari data praktikum:
(a) Berat contoh kondisi SSD = 500,0 gr
(b) Berat contoh kering = 496,7 gr
maka diperoleh persentase absorbsi agregat halus dengan menggunakan
persamaan berikut:
𝑎−𝑏
absorbsi air = x100%
𝑏

5000−496,7
= x100%
496,7

= 0,664%

10. Absorbsi agregat kasar

Diketahui dari data praktikum:


(a) Berat contoh kondisi SSD = 5000 gr
(b) Berat contoh kering = 4965,6 gr

maka diperoleh persentase absorbsi agregat kasar dengan menggunakan


persamaan berikut:
𝑎−𝑏
absorbsi air = x100%
𝑏

5000−4965,6
= x100%
4965,6

= 0,692%

11. Kadar air agregat halus


Diketahui dari data praktikum:
(a) Berat benda uji = 2000 gr
(b) Berat benda uji kering = 1982,1 gr

maka diperoleh kadar air agregat halus dengan menggunakan persamaan


berikut:
𝑎−𝑏
absorbsi air = x100%
𝑎

2000−1982,1
= x100%
2000

= 0,895%

12. Kadar air agregat kasar


Diketahui dari data praktikum:
(a) Berat benda uji = 2500 gr
(b) Berat benda uji kering = 2483,6 gr
maka diperoleh kadar air agregat kasar dengan menggunakan persamaan
berikut:
𝑎−𝑏
absorbsi air = x100%
𝑎

2500−2483,6
= x100%
2500

= 0.656%

TAHAPAN

13. Slump yang diminta


Slump yang kami gunakan pada praktikum kali ini ialah berkisar antara 75
mm sampai dengan 100 mm.

14. Agregat kasar yang digunakan dengan ukuran maksimum


Pada praktikum kali ini kami ukuran yang kami gunakan ialah 23,33 mm

15. Perkiraan kebutuhan air pencampur


Berikut adalah tabel kebutuhan air pencampur dan kadar udara untuk
berbagai slump dan ukuran nominal agregat:

Air (kg/m3) untuk ukuran nominal agregat maksimum batu pecah


Slump 9,5 12,7 19 25 37,5 50 75 150
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
Beton tanpa tambahan udara
25 – 50 207 199 190 179 166 154 130 113
75 – 100 228 216 205 193 181 169 145 124
150 - 175 243 228 216 202 190 179 160 -
>175 -
Banyaknya
udara
3 2,5 2 1,5 1 0,5 0,3 0,2
dalam
beton (%)
Beton dengan tambahan udara
25 – 50 181 175 168 160 150 142 122 107
75 – 100 202 193 184 175 165 157 133 119
150 - 175 216 205 197 184 174 166 154 -
>175
Jumlah
kadar
udara yang
disarankan
4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0
untuk
tingkat
pemaparan
: ringan
Sedang
6,0 5,5 5,0 4,5 4,5 4,0 3,5 3,0
(%)
Berat (%) 7,5 7,0 6,0 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0

Pada praktikum kali ini, kami menggunakan kebutuhan untuk beton tanpa
tambahan udara dengan ukuran agregat sebesar 23,33. Dikarenakan tidak ada data
untuk ukuran tersebut, maka dari itu kami gunakan metoda interpolasi sebagai
berikut

19 23,33 25
75 – 100 205 X 193
Maka didapatlah persamaan seperti berikut
23,33−19 25−23,33
=
𝑥−205 193−𝑥
4,33 1,67
= 193−𝑥
𝑥−205
835,69 – 4,33 = 1,67x – 342,35
1.178,05 = 6x
x = 196,34 kg/m3
maka didapatlah hasil seperti di atas sebesar 196,34 untuk kebutuhan air
pencampur
Dan untuk banyaknya kadar udara yang di gunakan kami melakukan interpolasi
23,33 − 19 25 − 23,33
=
𝑥−2 1,5 − 𝑥
4,33 1,67
=
𝑥 − 2 1,5 − 𝑥
6,495 − 4,33 = 1,67𝑥 − 3,34𝑥
6,496 + 3,334 = 1,67𝑥 + 4,33𝑥
9,835 = 6𝑥
𝑥 = 0,613

16. Rasio Air-Semen


Berikut adalah tabel hubungan antara rasio air-semen atau rasio air-bahan
bersifat semen dan kekuatan beton
Rasio air-semen (berat)
Kekuatan beton umur 28
Beton tanpa tambahan Beton dengan tambahan
hari (MPa)
udara udara
40 0,42 -
35 0,47 0,39
30 0,54 0,45
25 0,61 0,52
20 0,69 0,60
15 0,79 0,70

Pada praktikum kali ini, kami menggunakan kekuatan beton dengan


harapan mencapai 21,6 MPa dan menggunakan beton dengan tambahan udara.
Dilihat pada tabel tidak terdapat data pada kuat tekan 21,6 MPa, maka dari itu
kami gunakan interpolasi sehingga didapat persamaan sebagai berikut :
20 21,6 25
0,60 X 0,52

INTERPOLASI

21,6 − 20 25 − 21,6
=
x − 0,6 0,52 − x

21,6 − 21,6 3,4


=
x − 0,6 0,52 − x

0,832 − 1,6x = 3,4x − 2,04

0,832 + 2,04 = 3,4x + 1,6x

x = 0,5744

Maka didapatlah rasio air-semen yang dibutuhkan yakni sebesar 0,5744

*Tapi karena kami mengalami kekeliruan seharusnya yang digunakan adalah


beton tanpa tambahan udara, dan di dapatlah hasil interpolasi nya sebagai berikut

23,33 − 20 25 − 23,33
=
𝑥 − 0,69 0,61 − 𝑥

3,33 1,67
=
𝑥 − 0,69 0,61 − 𝑥
2,0313 − 3,33𝑥=1,67x-1,1525

2,0313 + 1,1525 = 1,67𝑥 + 3,33𝑥

3,1836 = 5𝑥

𝑥 = 0,63

Kami berharap agar kekeliruan yang ada tidak berkelanjutan bagi


praktikan-pratikan berikutnya.

17. Kadar air semen


Kadar air semen di dapat dari perbandingan antara kebutuhan air
pencampur dengan rasio air-semen
196,34
Kadar air semen = 0,5744
= 342,05 kg/m3
*Tapi karena kami mengalami kekeliruan seharusnya yang digunakan adalah
beton tanpa tambahan udara, maka kadar air semen nya juga berubah menjadi

196,340
Kadar air semen = 0,637
= 308,226 kg/m3

18. Volume agregat kasar kering oven


Berikut adalah tabel volume agregat kasar per satuan volume beton :

Volume agregat kasar kering oven per satuan


volume beton untuk berbagai modulus
Ukuran nominal agregat maksimum kehalusan dari agregat halus
(mm) 2,40 2,60 2,80 3,00
9,5 0,50 0,48 0,46 0,44
12,5 0,59 0,57 0,55 0,53
19,0 0,66 0,64 0,62 0,60
25,0 0,71 0,69 0,67 0,65
37,5 0,75 0,73 0,71 0,69
50,0 0,78 0,76 0,74 0,72
75,0 0,82 0,80 0,78 0,76
150,0 0,87 0,85 0,83 0,81
Pada praktikum kali ini, kelompok kami mendapat data modulus
kehalusan agregat halus sebesar 2,8 dengan ukuran maksimum agregat kasar yang
digunakan sebesar 23,33 mm. Dikarenakan tidak ada data 2,8 pada tabel dan
23,33 pada ukuran agregat maka dari itu harus dilakukan metoda interpolasi dua
kali seperti berikut :

INTERPOLASI

2,8 2,87 3
19 0,62 x1 0,6
23,33 x2
25 0,67 x3 0,65

X1
2,87 − 2,8 3 − 2,87
=
x − 0,62 0,6 − x
0,07 0,13
=
x − 0,62 0,6 − x

0,042 − 0,07x = 0,13x − 0,0806

0,42 + 0,0806 = 0,13x + 0,07x

0,1226 = 0,2x

x = 0,613

X2

23,33 − 19 25 − 23,33
=
𝑥 − 0,613 0,663 − 𝑥
4,33 1,67
=
𝑥 − 0,613 0,663 − 𝑥

2,870 − 4,33𝑥 = 1,67𝑥 − 1,023

2,870 + 1,023 = 1,67𝑥 + 4,33

3,893 = 6𝑥

𝑥 = 0,649
X3

2,87 − 2,8 3 − 2,87


=
𝑥 − 0,67 0,65 − 𝑥
0,07 0,13
=
𝑥 − 0,67 0,65 − 𝑥

0,455 − 0,07𝑥 = 0,13𝑥 − 0,0871

0,0455 + 0,0871 = 0,013𝑥 − 0,07𝑥

0,1326 = 0,2𝑥

𝑥 = 0,663

Maka didapatlah hasil untuk volume agregat kasar yakni sebesar 0,649

19. Jumlah agregat kasar


Jumlah agregat kasar = volume agregat kasar kering oven x berat kering
oven batu
= 0,649 x 1574,5
= 1021,851 kg/m3

Jumlah agregat kasar = volume agregat kasar kering oven x berat kering
oven batu
= 0,648 x 1574,5
= 1020,276 kg/m3

20. Berat jenis beton basah

Perkiraan awal berat beton, kg/m3


Ukuran nominal agregat Beton tanpa
maksimum (mm) tambahan Beton dengan tambahan udara
udara
9,5 2280 2200
12,5 2310 2230
19,0 2345 2275
25,0 2380 2290
37,5 2410 2350
50,0 2445 2345
75,0 2490 2405
150,0 2530 2435

Interpolasi beton dengan tambahan udara

23,33 − 19 25 − 23,33
=
𝑥 − 2275 2290 − 𝑥
4,33 1,67
=
𝑥 − 2275 2290 − 𝑥
9915,7 − 4,33𝑥 = 1,67𝑥 − 3799,25

9915,7 − 3799,25 = 1,67 + 4,33

13714,95 = 6𝑥

𝑥 = 2285,825

*Tapi karena kami mengalami kekeliruan seharusnya yang digunakan adalah


beton tanpa tambahan udara, dan di dapatlah hasil interpolasi nya sebagai berikut

23,33 − 19 25 − 23,33
=
𝑥 − 2345 2380 − 𝑥
4,33 1,67
=
𝑥 − 2345 2380 − 𝑥
10305,4 − 4,33𝑥 = 1,67𝑥 − 3916,15
10305,4 + 3916,15 = 1,67𝑥 + 4,33𝑥
14221,55 = 6𝑥
𝑥 = 2370,258

21. Jumlah agregat halus


Jumlah agregat halus = berat jenis beton basah – jumlah agregat kasar –
kadar semen – kebutuhan air pencampur
= 2370,258 – 1021,851 – 308,226 – 196,340
= 843,841 kg/m3

Jumlah agregat halus = berat jenis beton basah – jumlah agregat kasar – kadar
semen – kebutuhan air pencampur
= 2285,825 – 1020,276 – 342,05 – 196,34
= 727,159 kg/m3

Anda mungkin juga menyukai