Tanpa Udara
Tanpa Udara
*pada praktkum kali ini keompok kami mengalami kekeliruan dalam menentukan
beton tanpa tambahan udara atau beton dengan tambahan udara, oleh sebeb itu
kami menuliskan dua data hasil perhitungan.
Warna biru merupakan data yang seharusnya digunakan tapi tidak kami gunakan
Kami berharap agar kekeliruan yang ada tidak berkelanjutan bagi praktikan-
pratikan berikutnya
Semoga
Analisa Data
SD = 1,64 x 2,50
= 4,1 Mpa
Fc = Fc‛ + SD
= 17,5 + 4,1
= 21,6 Mpa
Pada praktikum kali ini, kami menggunakan Standar Deviasi dengan kondisi
pengerjaan “Cukup“ dengan rentang pada Laboratorium antara 2,00 sampai
2,50. Target kuat tekan beton pada umur 28 hari yang harus kelompok kami
dapatkan ialah sebesar 17,5 Mpa.
4. Berat kering oven agregat kasar (Berat kering volume agregat kasar)
Diketahui : berat gembur = 1,522 kg/Liter
Berat padat = 1,672 kg/Liter
Berat isi rata-rata = (1,522 + 1,672)/2
= 1,5745 kg/Liter
Berat kering oven agregat kasar = (1,5745*1000) kg/m3
= 1574,5 kg/m3
Σ Berat Tertahan
Fine Modulus =
100%
1,964+17,522+75,451+96,182+96,197+100
=
100%
287,316
= = 2,873
100
6. Modulus kehalusan agregat kasar
Modulus kehausan agregat kasar didapat dari jumlah berat tertahan
kumulatif dibagi 100% . Data yang kami peroleh adalah sebagai berikut :
500,0
= 500,0+677,8−987,3
= 2,624
5000
= 5000−3119
= 2,658
5000−496,7
= x100%
496,7
= 0,664%
5000−4965,6
= x100%
4965,6
= 0,692%
2000−1982,1
= x100%
2000
= 0,895%
2500−2483,6
= x100%
2500
= 0.656%
TAHAPAN
Pada praktikum kali ini, kami menggunakan kebutuhan untuk beton tanpa
tambahan udara dengan ukuran agregat sebesar 23,33. Dikarenakan tidak ada data
untuk ukuran tersebut, maka dari itu kami gunakan metoda interpolasi sebagai
berikut
19 23,33 25
75 – 100 205 X 193
Maka didapatlah persamaan seperti berikut
23,33−19 25−23,33
=
𝑥−205 193−𝑥
4,33 1,67
= 193−𝑥
𝑥−205
835,69 – 4,33 = 1,67x – 342,35
1.178,05 = 6x
x = 196,34 kg/m3
maka didapatlah hasil seperti di atas sebesar 196,34 untuk kebutuhan air
pencampur
Dan untuk banyaknya kadar udara yang di gunakan kami melakukan interpolasi
23,33 − 19 25 − 23,33
=
𝑥−2 1,5 − 𝑥
4,33 1,67
=
𝑥 − 2 1,5 − 𝑥
6,495 − 4,33 = 1,67𝑥 − 3,34𝑥
6,496 + 3,334 = 1,67𝑥 + 4,33𝑥
9,835 = 6𝑥
𝑥 = 0,613
INTERPOLASI
21,6 − 20 25 − 21,6
=
x − 0,6 0,52 − x
x = 0,5744
23,33 − 20 25 − 23,33
=
𝑥 − 0,69 0,61 − 𝑥
3,33 1,67
=
𝑥 − 0,69 0,61 − 𝑥
2,0313 − 3,33𝑥=1,67x-1,1525
3,1836 = 5𝑥
𝑥 = 0,63
196,340
Kadar air semen = 0,637
= 308,226 kg/m3
INTERPOLASI
2,8 2,87 3
19 0,62 x1 0,6
23,33 x2
25 0,67 x3 0,65
X1
2,87 − 2,8 3 − 2,87
=
x − 0,62 0,6 − x
0,07 0,13
=
x − 0,62 0,6 − x
0,1226 = 0,2x
x = 0,613
X2
23,33 − 19 25 − 23,33
=
𝑥 − 0,613 0,663 − 𝑥
4,33 1,67
=
𝑥 − 0,613 0,663 − 𝑥
3,893 = 6𝑥
𝑥 = 0,649
X3
0,1326 = 0,2𝑥
𝑥 = 0,663
Maka didapatlah hasil untuk volume agregat kasar yakni sebesar 0,649
Jumlah agregat kasar = volume agregat kasar kering oven x berat kering
oven batu
= 0,648 x 1574,5
= 1020,276 kg/m3
23,33 − 19 25 − 23,33
=
𝑥 − 2275 2290 − 𝑥
4,33 1,67
=
𝑥 − 2275 2290 − 𝑥
9915,7 − 4,33𝑥 = 1,67𝑥 − 3799,25
13714,95 = 6𝑥
𝑥 = 2285,825
23,33 − 19 25 − 23,33
=
𝑥 − 2345 2380 − 𝑥
4,33 1,67
=
𝑥 − 2345 2380 − 𝑥
10305,4 − 4,33𝑥 = 1,67𝑥 − 3916,15
10305,4 + 3916,15 = 1,67𝑥 + 4,33𝑥
14221,55 = 6𝑥
𝑥 = 2370,258
Jumlah agregat halus = berat jenis beton basah – jumlah agregat kasar – kadar
semen – kebutuhan air pencampur
= 2285,825 – 1020,276 – 342,05 – 196,34
= 727,159 kg/m3