Anda di halaman 1dari 3

ZA`IM UKHRAWI

D211 16 304
ETIKA PROFESI DAN HUKUM PERBURUHAN
MESIN B

A. Pengertian Profesi
1. Wikipedia
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess",
yang dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".
Profesi juga sebagai pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi,
kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut.
Seseorang yang berkompeten di suatu profesi tertentu, disebut profesional.
Walau demikian, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang
menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju
profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya,
sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.

2. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.

B. Pengertian Kode Etik Profesi


Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak uk dalam kategori
norma hukum yang didasari kesusilaan.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan kode etik
agar profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
C. Fungsi Kode Etik Profesi
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai
bidang.

D. Prinsip-prinsip Etika Profesi


1. Dalam menjalankan profesi, seseorang perlu memiliki dasar-dasar yang perlu
diperhatikan, diantaranya:
2. Prinsip Tanggung Jawab. Seorang yang memiliki profesi harus mampu
bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dari profesi tersebut,
khususnya bagi orang-orang di sekitarnya.
3. Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar seseorang mampu menjalankan
profesinya tanpa merugikan orang lain, khususnya orang yang berkaitan dengan
profesi tersebut.
4. Prinsip Otonomi. Prinsip ini didasari dari kebutuhan seorang profesional untuk
diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menjalankan profesinya.
5. Prinsip Integritas Moral. Seorang profesional juga dituntut untuk memiliki
komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan profesinya, dirinya, dan
masyarakat.

E. Pelanggaran Etika Profesi


Menurut saya hal-hal yang akhir-akhir ini sering dilanggar ialah prinsip-prinsip
dasar (Catur Karsa) seorang insinyur pada poin 3 yang berbunyi “Bekerja secara
sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya”. Pada poin tersebut tedapat kalimat yang perlu digaris bawahi “Bekerja
secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat”. Pembangunan yang
terhambat yang marak saat ini menurut saya adalah kesalahan perusahaan yang
menangani proyek yang bekerja dengan kurang sungguh-sungguh.
Kemudian dalam tujuh tuntunan sikap (Sapta Dharma) seorang insinyur pada
poin 3 yang berbunyi “Insinyur Indonesia hanya menyatakan pendapat yang dapat
dipertanggung jawabkan”. Tentunya menandatangani tender yang didalamnya
terdapat estimasi waktu pembangunan rampung merupakan sikap yang menyatakan
bahwa mereka siap melaksanakan dan menyelesaikan apa yang tertera dalam kontrak.
Artinya, dengan tidak rampungnya pembangunan mencerminkan bahwa mereka tidak
dapat mempertanggung jawabkan apa yang telah mereka nyatakan sebelumnya. Itulah
yang akhir-akhir ini banyak dilanggar oleh pelaksana profesi
Terakhir, dalam UU No.11 Tahun 2014 pasal 2 poin (a) yaitu “profesionalitas”,
pasal 25 poin (d) yaitu “menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja
dengan Pengguna Keinsinyuran;”. Jadi, proyek mangkrak yang marak saat ini
merupakan pelanggaran yang dapat dijerat dengan pasal berlapis karena melanggar
beberapa pasal dalam UU No.11 Tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai