BIOIKIMIA I
DISUSUN OLEH :
NAMA : BQ.HARTINA
NIM : E1M015017
KELAS :A
UNIVERSITAS MATARAM
2017
PERCOBAAN
A. ABSTRAK
Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas enzim
fenoloksidase pada buah apel dan kentang secara kualitatif.
Polifenoloksidase (PPO) adalah enzim yang bertanggung jawab atas reaksi
pencoklatan pada tanaman akibat adanya kerusakan sel terhadap tanaman
tersebut seperti akibat pemotongan atau yang lainnya. Pada pratikum ini
dilakukan 4 perlakuan berbeda pada 4 buah potongan apel dan kentang
untuk mengetahui aktivitas dari enzim fenoloksidase tersebut. Pada
potongan apel dan kentang yang diberikan perlakuan tidak terjadi reaksi
pencoklatan sedangkan pada potongan apel dan kentang yang tidak
diberikan perlakuan terjadi reaksi pencoklatan. Reaksi pencoklatan
berkaitan dengan aktivitas dari enzim fenoloksidase.
B. PENDAHULUAN
1
organisme berupa larutan kolodial dalam cairan tubuh, seperti air ludah,
darah, cairan lambung dan cairan pangkereas (Sumardjo, 2008 : 399).
2
fenolik menghasilkan sejumlah produk kuinon. Kuinon tersebut sangat
reaktif sehingga dapat bereaksi satu sama lainnya. Hal inilah yang dapat
menyebabkan pencoklatan sebagai kuinon yang lama kelamaan berwarna
bintik- bintik gelap (pigmen coklat tua) sebagai senyawa melanin yang
terjadi pada kulit buah, yang sering membuat buah atau sayuran tidak
termakan dalam sistem pangan, pencoklatan tersebut menyebabkan
kerusakan buah dan sayuran yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang
besar (Murniati dkk, 2014 : 51).
3
g. Label
D. PROSEDUR KERJA
1. Menguji aktivitas enzim fenoloksidase pada buah apel dan kentang
a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Diambil 1 buah apel kemudian dipotong menjadi 4 bagian .
c. Dikupas kulit buah apel tersebut sebelum diuji.
4
pencoklatan enzimatik ini biasanya terjadi pada buah-buahan yang banyak
mengandung subtrat senyawa fenolik. Proses browning enzimatik akan
terjadi apabila adanya reaksi antara enzim fenol oksidase dan oksigen
dengan subtrat tersebut..
Sedangkan pada reaksi non-enzimatis, reaksi pencoklatannya tidak
melibatkan peran enzim. Pemotongan juga dapat mempengaruhi proses
pencoklatan yang terjadi, pemotongan misalnya menggunakan pisau yang
berbeda akan menyebabkan perbedaan waktu pencoklatan yang berbeda
pula. Ukuran pemotoongan dari suatu buah juga mempengaruhi kecepatan
reaksi pencoklatan, semakin kecil potongan maka semakin cepat reaksi
pencoklatan berlangsung, begitu sebaliknya semakin besar potongan
kecepatan reaksi pencoklatannya relatif lebih lambat.
Percobaan ini bertujuan untuk mangetahui aktivitas enzim
fenoloksidase pada buah apel dan kentang yang diperlakukan berbeda.
Kecepatan perubahan pencoklatan enzimatis dapat dihambat oleh beberapa
inhibitor, biasanya cara yang dilakukan adalah perlakuan perendaman
diantaranya adalah dengan cara perendaman air, perendaman asam sitrat dan
perendaman sulfit. Perlakuan-perlakuan tersebut memiliki perbedaan
kekuatan penghambatan reaksi pencoklatan. Pada percobaan ini dilakukan 4
perlakuan yang berbeda pada buah apel dan kentang untuk melihat aktivitas
enzim fenoloksidase pada masing-masing perlakuan tersebut. Adapun
perlakuan yang dilakukan adalah masing-masing satu potongan apel dan
kentang yang diolesi vitacimin, direndam dalam air vitacimin, direndam
dalam air garam dan dibiarkan tanpa perlakuan sebagai kontrol.
5
Buah masih Buah lebih segar, Tidak terjadi Pada menit
tampak segar, warnanya lebih perubahan dan ke-5 buah
dan teksturnya hijau, dan buah buah lebih lunak sudah tampak
lebih keras lebih keras lebih coklat
a. Apel
b. Kentang
6
Gambar 2 Perbandingan perubahan pada apel dan kentang
Beradasarkan tabel 1 dan 2 diatas dapat diamati bahwa pada buah apel
dan kentang yang diolesi vitacimin menunjukkan hasil buah masih tampak
segar, dan teksturnya lebih keras. Hal ini disebabkan vitamin C (asam
askorbat) dari vitacimin merupakan senyawa reduktor dan juga bertindak
sebagai senyawa precursor untuk pembentukan warna coklat nonenzimik.
7
Dalam suasana asam,cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai secara
ireversibel dengan membentuk suatu senyawa diketogulonat, dan terjadilah
reaksi maillard dan pencoklatan. Hasil ini sama dengan buah apel yang di
rendam dengan air vitacimin, bedanya yaitu pada buah apel yang diolesi
vitacimin maka konsentrasi asam askorbatnya lebih besar sehingga
prosesnya berlangsung lebih cepat. Selain itu pada buah apel yang
direndam air vitacimin pada larutannya terjadi proses difusi dari zat-zat
yang terdapat dalam apel dengan larutan vitacimin sehingga potongan apel
menjadi lebih lunak.
F. SIMPULAN
8
enzimatis. Reaksi enzimatis yaitu proses terbentuknya warna coklat pada
bahan pangan secara alami karena aktivitas enzim polifenoloksidase. Pada
buah apel dan kentang yang dibiarkan tanpa perlakuan terjadi perubahan
warna menjadi coklat. perubahan warna ini terjadi karena tidak adanya
inhibitor yang menghambat aktivitas enzim fenoloksidase sehingga enzim
tersebut dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus monophenol
menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjutnya diubah lagi menjadi O-kuinon.
Gugus O- kuinon inilah yang membentuk warna coklat. Pada buah apel dan
kentang yang diberikan perlakuan tidak terjadi perubahan warna menjadi
coklat karena vitacimin dan air garam menghibisi kerja enzim
fenoloksidase.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11
12