Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No.

1, April 2014
ISSN 2089-6697

KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR TERHADAP KENYAMANAN TERMAL


RUMAH SEWA
(STUDI KASUS RUMAH SEWA DI KEL. SERINGGU JAYA MERAUKE)

Muchlis Alahudin, Jayadi


muchlisalahudin@yahoo.co.id
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik
Universitas Musamus

ABSTRAK
Mengetahui pengaruh orientasi bangunan dan kondisi lingkungan mempengaruhi
kenyamanan termal pada rumah sewa di Kelurahan Seringgu jaya. Penelitian menggunakan
metode pendekatan kuantitatif. Variabel yang diamati adalah temperatur, kelembaban,
kecepatan angin dan keadaan lingkungan sekitar rumah sewa. Data pengukuran diperoleh
dengan menggunakan alat ukur antara lain: Thermo-Hygrometer, Envirotment meter, dan
Anemometer. Hasil perekaman dan pengukuran dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan standar kenyamanan penelitian terdahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu didalam bangunan adalah 29o – 32,5oC
sedangkan suhu diluar berkisar antara 28,5o – 31,5oC sementara kelembaban didalam
bangunan rata-rata 75,5 % dan diluar dengan kelembaban 76,28%, sedangkan untuk
kecepatan angin didalam bangunan rata-ratanya 0.01 m/s sementara diluar 0,5 m/s. Tinggi
suhu didalam bangunan masuk pada kondisi Hangat Nyaman menuju ke kondisi panas.
Untuk kondisi didalam maupun diluar bangunan masuk pada kategori Nyaman Optimal.
Tinggi suhu didalam bangunan disebabkan karena aliran angin tidak mengalir dengan
sempurna, disamping itu kecepatan angin memang rendah yaitu 0,4 m/s untuk diluar
bangunan. Selain itu kondisi vegetasi yang kurang baik vegetasi ground cover maupun
vegetasi perdu membuat kondisi disekitar rumah sewa sangat panas serta keberadaan
bangunan yang tidak tertata dengan konsep yang baik (pola tata masa bangunan yang tidak
rapi) menghambah aliran udara

Kata kunci : Arsitektur Tropis, Merauke, Rumah Sewa/Kontrakan, Kenyaman termal.

PENDAHULUAN (1969) berpendapat bahwa bentuk bangunan


Selain berfungsi sebagai bangunan tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja
yang dapat memberikan perlindungan yang (Iklim), melainkan merupakan pencerminan
aman dan nyaman bagi penghuninya, rumah dari adanya berbagai desakan seperti sosial-
juga harus dapat menampung aktivitas dasar budaya : termasuk agama, kepercayaan,
manusia, diantara lain: tidur, makan, keluarga, struktur keluarga, organisasi
bercengkraman, menyimpan, membersihkan sosial, hubungan sosial antar individu, dan
badan, membuang hajat, berkomunikasi, dan juga material yang tersedia.
bersosialisasi. Namun demikian Rapoport

21
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

Alahudin (2012) kondisi lingkungan di TINJAUAN PUSTAKA


luar bangunan ditentukan oleh iklim 1. Definisi Rumah Sehat
setempat (iklim mikro) dan keadaan Dalam Undang-undang Nomor 4
lingkungan disekitarnya (iklim mikro), Tahun 1992 tentang Perumahan dan
disamping itu perkerasan yang luas di sekitar Permukiman, perumahan adalah kelompok
akan memantulkan panas ke dalam rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
bangunan/hunian, sehingga akan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang
mempengaruhi kondisi suhu/temperatur dan dilengkapi dengan prasarana dan sarana
juga bangunan lain berpengaruh juga lingkungan.
terhadap kondisi didalam bangunan ini Rumah harus dapat mewadahi
dikarenakan aliran udara yang terhambat dan kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi
pantulan panas yang dihasilkan dari penutup seluruh pemakainya, sehingga kebutuhan
bangunan sekitar. Sedangkan kondisi ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat
lingkungan di dalam bangunan yang berjalan dengan baik. Lingkungan rumah
diinginkan bergantung kepada kriteria juga sebaiknya terhindar dari faktor-faktor
kesehatan dan kenyamanan yang diinginkan yang dapat merugikan kesehatan (Hindarto,
bagi penghuninya. Sebagai bangunan 2007). Rumah sehat dapat diartikan sebagai
pribadi, rumah harus dilengkapi dengan tempat berlindung, bernaung, dan tempat
studi tentang keinginan penghuninya agar untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan
selaras dengan keinginan tersebut dan dapat kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani,
melindungi penghuninya dari pengaruh maupun sosial (Sanropie dkk., 1989).
cuaca dan bahaya lain yang ada (Kukreja, 2. Kriteria Rumah Sehat
1978). Hal ini sesuai dengan pendapat Kriteria rumah sehat yang diajukan
Rapoport (1969), yang mengatakan bahwa oleh dalam Entjang (2000) antara lain:
sebagai tempat berlindung, rumah sangat a. Harus dapat memenuhi kebutuhan
diperlukan manusia karena merupakan fisiologis
faktor utama dalam usahanya untuk tetap b. Harus dapat memenuhi kebutuhan
bertahan melawan musuh, iklim, hewan buas psikologis
dan sebagainya. Menurut Talarosha (2005) c. Harus dapat menghindarkan terjadinya
Suhu nyaman thermal untuk orang Indonesia kecelakaan
berada pada rentang suhu 22,8°C - 25,8°C d. Harus dapat menghindarkan terjadinya
dengan kelembaban 70%. penularan penyakit

22
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

3. Parameter dan Indikator Penilaian • Tidak terbuat dari bahan yang dapat
Rumah Sehat melepas zat-zat yang dapat
Berdasarkan Departemen Kesehatan membahayakan kesehatan.
Republik Indonesia (2002), lingkup • Tidak terbuat dari bahan yang dapat
penilaian rumah sehat dilakukan terhadap memungkinkan tumbuh dan
kelompok komponen rumah, sarana sanitasi berkembangnya mikroorganisme
dan perilaku penghuni. patogen.
a. Kelompok komponen rumah, meliputi
langit-langit, dinding, lantai, jendela b. Komponen dan penataan ruang rumah
kamar tidur, jendela ruang keluarga dan Komponen rumah harus memenuhi
ruang tamu, ventilasi, sarana pembuangan persyaratan fisik dan biologis seperti
asap dapur dan pencahayaan. berikut:
b. Kelompok sarana sanitasi, meliputi • Lantai yang kedap air dan mudah
sarana air bersih, sarana pembuangan dibersihkan.
kotoran, saluran pembuangan air limbah, Lantai dari tanah lebih baik tidak
sarana tempat pembuangan sampah. digunakan lagi, sebab bila musim
c. Kelompok perilaku penghuni, meliputi hujan akan lembab sehingga dapat
membuka jendela kamar tidur, membuka menimbulkan gangguan/penyakit
jendela ruang keluarga, membersihkan terhadap penghuninya. Untuk
rumah dan halaman, membuang tinja bayi mencegah masuknya air ke dalam
dan balita ke jamban, membuang sampah rumah, sebaiknya lantai dinaikkan
pada tempat sampah. kira-kira 20 cm dari permukaan tanah
Parameter yang dipergunakan untuk • Dinding, dengan pembagian:
menentukan rumah sehat adalah - Untuk di ruang tidur dan ruang
sebagaimana yang tercantum dalam keluarga dilengkapi dengan sarana
Kepmenkes Nomor ventilasi untuk pengaturan sirkulasi
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang udara;
Persyaratan Kesehatan Perumahan. - Untuk di kamar mandi dan tempat
a. Bahan bangunan cuci harus kedap air dan mudah
Syarat bahan bangunan yang dibersihkan.
diperbolehkan antara lain: - Fungsi dinding selain sebagai
pendukung atau penyangga atap,
dinding juga berfungsi untuk

23
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

melindungi ruangan rumah dari Diusahakan agar ruang tidur mendapat


gangguan, serangga, hujan dan cukup sinar matahari. Agar terhindar dari
angin, juga melindungi dari penyakit saluran pernafasan, maka luas
pengaruh panas dan angin dari luar. ruang tidur minimal 9 m2 untuk setiap
Bahan dinding yang paling baik orang yang berumur diatas 5 tahun/untuk
adalah bahan yang tahan api, yaitu orang dewasa dan 4 ½ m2 untuk anak-
dinding dari batu. anak berumur dibawah 5 tahun. Luas
• Langit-langit, Langit-langit harus lantai minimal 3 ½ m2 untuk setiap orang,
mudah dibersihkan dan tidak rawan dengan tinggi langit-langit tidak kurang
kecelakaan. dari 2 ¾ m.
• Bubungan rumah yang memiliki tinggi - Ruang tamu, ruang tamu yaitu suatu
10 m atau lebih harus dilengkapi ruangan khusus untuk menerima tamu,
dengan penangkal petir biasanya diletakkan di bagian depan
• Ruang di dalam rumah harus ditata rumah. Ruang tamu sebaiknya terpisah
agar berfungsi sebagai ruang tamu, dengan ruang duduk yang dapat
ruang keluarga, ruang makan, ruang dibuka/ditutup atau dengan gorden,
tidur, ruang dapur, ruang mandi, dan sehingga tamu tidak dapat melihat
ruang bermain anak. kegiatan orang-orang yang ada di ruang
Banyaknya ruangan di dalam rumah duduk.
biasanya tergantung kepada jumlah - Ruang duduk (ruang keluarga), ruang
penghuni. Banyaknya penghuni dalam suatu duduk harus dilengkapi jendela yang
rumah akan menuntut jumlah ruangan yang cukup, ventilasi yang memenuhi syarat,
banyak terutama ruang tidur. Tetapi pada dan cukup mendapat sinar matahari pagi.
umumnya jumlah ruangan dalam suatu Ruang duduk ini sebaiknya lebih luas dari
rumah disesuaikan dengan fungsi ruangan ruang-ruang lainnya seperti ruang tidur
tersebut, seperti: atau ruang tamu karena ruang duduk
- Ruang untuk istirahat/tidur (ruang tidur), sering digunakan pula untuk berbagai
rumah yang sehat harus mempunyai kegiatan seperti tempat berbincang-
ruang khusus untuk tidur. Ruang tidur ini bincang anggota keluarga, tempat
biasanya digunakan sekaligus untuk menonoton TV, kadang-kadang
ruang ganti pakaian, dan ditempatkan di digunakan untuk tempat membaca/belajar
tempat yang cukup tenang, tidak gaduh, dan bermain anak-anak. Selain itu
jauh dari tempat bermain anak-anak.

24
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

ruangan ini juga sering digunakan diusahakan salah satu dindingnya yang
sekaligus sebagai ruang makan keluarga. berlubang ventilasi harus berhubungan
- Ruang makan, ruang makan sebaiknya langsung dengan bagian luar rumah. Bila
mempunyai ruangan yang khusus, tidak, ruang/kamar mandi dan jamban ini
ruangan tersendiri, sehingga bila ada harus dilengkapi dengan alat penyedot
anggota keluarga sedang makan tidak udara untuk mengeluarkan udara dari
akan terganggu oleh kegiatan anggota kamar mandi dan jamban tersebut keluar,
keluarga lainnya. Tetapi untuk suatu sehingga tidak mencemari ruangan lain
rumah yang kecil/sempit, ruang makan (bau dari kamar mandi dan WC). Jumlah
ini boleh jadi satu dengan ruang duduk. kamar mandi harus cukup sesuai dengan
- Ruang dapur, dapur harus mempunyai jumlah penghuni rumah. Selain itu
ruangan tersendiri, karena asap dari hasil kebersihannya harus selalu terjaga.
pembakaran dapat membawa dampak Jamban harus berleher angsa dan 1
negatif terhadap kesehatan. Ruang dapur jamban tidak boleh dipergunakan untuk
harus memiliki ventilasi yang baik agar lebih dari 7 orang.
udara/asap dari dapur dapat teralirkan - Gudang, gudang berfungsi sebagai tempat
keluar (ke udara bebas). Luas dapur penyimpanan alat-alat atau bahan-bahan
minimal 4 m2 dan lebar minimal 1,5 m. lainnya yang tidak dapat ditampung di
Tersedia air bersih yang memenuhi ruangan lain, seperti alat-alat untuk
syarat kesehatan dan mempunyai sistem memperbaiki rumah (tangga, dan lain–
pembuangan air kotor yang baik, serta lain).
mempunyai tempat pembuangan sampah c. Pencahayaan
sementara yang baik/tertutup. Selain itu Pencahayaan dalam ruangan dapat
dapur harus tersedia tempat penyimpanan berupa pencahayaan alami dan atau
bahan makanan atau makanan yang siap buatan, yang secara langsung ataupun
disajikan. Tempat ini harus terhindar dari tidak langsung dapat menerangi seluruh
gangguan serangga (lalat) dan tikus. ruangan. Intensitas minimal pencahayaan
- Kamar mandi/WC, lantai kamar mandi dalam ruangan adalah 60 lux dan tidak
dan jamban harus kedap air dan selalu menyilaukan.
terpelihara kebersihannya agar tidak licin. d. Kualitas udara
Dinding minimal setinggi 1 ½ m dari Menurut Sanropie (1989) kualitas
lantai. Setiap kamar mandi dan jamban udara dalam ruangan tidak boleh melebihi
yang letaknya di dalam rumah, ketentuan sebagai berikut:

25
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

• Suhu udara nyaman berkisar 18° tidak memiliki sistem ventilasi yang baik
sampai 30° C akan menimbulkan keadaan yang
• Kelembapan udara berkisar antara merugikan kesehatan, antara lain:
40% sampai 70% • Kadar oksigen akan berkurang,
• Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi padahal manusia tidak mungkin dapat
0,10 ppm/24 jam hidup tanpa oksigen dalam udara.
• Pertukaran udara (air exchange rate) = • Kadar karbon dioksida yang bersifat
5 kaki kubik per menit per penghuni. racun bagi manusia, akan meningkat.
• Konsentrasi gas CO tidak melebihi • Ruangan akan berbau, disebabkan oleh
100 ppm/8 jam bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan
• Konsentrasi gas formaldehid tidak mulut.
melebihi 120 mg/m3 • Kelembapan udara dalam ruangan
e. Ventilasi akan meningkat disebabkan oleh
Luas penghawaan atau ventilasi penguapan cairan oleh kulit dan
alamiah yang permanen minimal 10% pernafasan (Azwar,1990).
dari luas lantai. Ventilasi sangat penting Berdasarkan Azwar (1990) ada dua
untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena cara yang dapat dilakukan agar ruangan
ventilasi mempunyai fungsi ganda. mempunyai sistem aliran udara yang baik,
Fungsi pertama sebagai lubang masuk yaitu:
udara yang bersih dan segar dari luar ke • Ventilasi alamiah, yaitu ventilasi yang
dalam ruangan dan keluarnya udara kotor terjadi secara alamiah dimana udara
dari dalam keluar (cross ventilation). masuk melalui jendela, pintu, ataupun
Dengan adanya ventilasi silang (cross lubang angin yang sengaja dibuat untuk
ventilation) akan terjamin adanya gerak itu.
udara yang lancar dalam ruangan. • Ventilasi buatan, ialah ventilasi berupa
Fungsi kedua dari ventilasi adalah alat khusus untuk mengalirkan udara,
sebagai lubang masuknya cahaya dari misalnya penghisap udara (exhaust
luar seperti cahaya matahari, sehingga ventilation) dan AC (air condition).
didalam rumah tidak gelap pada waktu f. Binatang penular penyakit
pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh • Di dalam rumah tidak boleh ada binatang
karena itu untuk suatu rumah yang penular penyakit seperti tikus, nyamuk,
memenuhi syarat kesehatan, ventilasi lalat. Tikus yang bersarang di dalam
mutlak harus ada. Suatu ruangan yang rumah dapat menyebarkan penyakit

26
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

leptospirosis, yaitu penyakit yang gangguan angin, panas dan hujan, juga
ditularkan oleh kencing tikus yang melindungi isi rumah dari pencemaran
mengandung kuman leptospira, dapat udara seperti: debu, asap, dan lain-lain.
menyebabkan gagal ginjal, gagal liver, Atap yang paling baik adalah atap dari
dan lain-lain. genteng karena bersifat isolator, sejuk
Nyamuk dapat menyebarkan penyakit dimusim panas dan hangat di musim
malaria dan demam berdarah, sedangkan hujan.
lalat menyebarkan kuman penyebab diare, 1. Konsep Kenyamanan
muntaber bahkan tiphus. Mengaitkan penelitian Lippsmeier
g. Air (menyatakan pada temperatur 26°C TE
• Tersedia sarana air bersih dengan umumnya manusia sudah mulai berkeringat
kapasitas minimal 60 liter/hari/orang. serta daya tahan dan kemampuan kerja
• Kualitas air harus memenuhi persyaratan manusia mulai menurun) dengan pembagian
kesehatan air bersih dan atau air minum suhu nyaman orang Indonesia menurut
sesuai perundang-undangan yang berlaku. Yayasan LPMB PU, maka suhu yang kita
h. Tersedianya sarana penyimpanan butuhkan agar dapat beraktifitas dengan baik
makanan yang aman. adalah suhu nyaman optimal (22,8°C -
i. Limbah 25,8°C dengan kelembaban 70%). Angka ini
• Limbah cair yang berasal dari rumah berada di bawah kondisi suhu udara di
tidak mencemari sumber air, tidak Indonesia yang dapat mencapai angka 35°C
menimbulkan bau, dan tidak mencemari dengan kelembaban 80%.
permukaan tanah. Bagaimana usaha mengendalikan
• Limbah padat harus dikelola agar tidak faktor-faktor iklim di atas untuk
menimbulkan bau, pencemaran terhadap memperoleh kenyamanan termal di dalam
permukaan tanah, serta air tanah. bangunan. Cara yang paling mudah adalah
j. Kepadatan hunian ruang tidur. dengan pendekatan mekanis yaitu
Luas ruang tidur minimal 9 m2, dan menggunakan AC tetapi membutuhkan
tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua biaya operasional yang tidak sedikit.
orang tidur dalam satu ruang tidur, Pendekatan kedua adalah mengkondisikan
kecuali anak di bawah umur 5 tahun. lingkungan di dalam bangunan secara alami
k. Atap dengan pendekatan arsitektural.
Fungsi atap adalah untuk Pengkondisian lingkungan di dalam
melindungi isi ruangan rumah dari bangunan secara arsitektural dapat dilakukan

27
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

dengan mempertimbangkan perletakan kenyamanan penghuni di dalam


bangunan (orientasi bangunan terhadap bangunan). Ventilasi adalah proses
matahari dan angin), pemanfaatan elemen- dimana udara ‘bersih’ (udara luar),
elemen arsitektur dan lansekap serta masuk (dengan sengaja) ke dalam
pemakaian material/bahan bangunan yang ruang dan sekaligus mendorong udara
sesuai dengan karakter iklim tropis panas kotor di dalam ruang ke luar. Ventilasi
lembab. Melalui ke 4 (empat) hal di atas, dibutuhkan untuk keperluan oksigen
temperatur di dalam ruangan dapat bagi metabolisme tubuh, menghalau
diturunkan beberapa derajat tanpa bantuan polusi udara sebagai hasil proses
peralatan mekanis. metabolisme tubuh (CO2 dan bau) dan
a. Orientasi Bangunan kegiatan-kegiatan di dalam bangunan.
• Orientasi Terhadap Matahari Untuk kenyamanan, ventilasi berguna
Orientasi bangunan terhadap dalam proses pendinginan udara dan
matahari akan menentukan besarnya pencegahan peningkatan kelembaban
radiasi matahari yang diterima udara (khususnya di daerah tropika
bangunan. Semakin luas bidang yang basah), terutama untuk bangunan
menerima radiasi matahari secara rumah tinggal.
langsung, semakin besar juga panas b. Elemen Arsitektur
yang diterima bangunan. Dengan 1. Pelindung Matahari
demikian, bagian bidang bangunan Apabila posisi bangunan pada arah
yang terluas (mis: bangunan yang Timur dan Barat tidak dapat dihindari,
bentuknya memanjang) sebaiknya maka pandangan bebas melalui jendela
mempunyai orientasi ke arah Utara- pada sisi ini harus dihindari karena
Selatan sehingga sisi bangunan yang radiasi panas yang langsung masuk ke
pendek, (menghadap Timur – Barat) dalam bangunan (melalui
yang menerima radiasi matahari bukaan/kaca) akan memanaskan ruang
langsung . dan menaikkan suhu/temperatur udara
• Orientasi terhadap Angin (Ventilasi dalam ruang. Di samping itu efek silau
silang) yang muncul pada saat sudut matahari
Kecepatan angin di daerah iklim rendah juga sangat mengganggu.
tropis panas lembab umumnya rendah. Gambar di bawah adalah elemen
Angin dibutuhkan untuk keperluan arsitektur yang sering digunakan
ventilasi (untuk kesehatan dan

28
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

sebagai pelindung terhadap radiasi


matahari (solar shading devices).

Tabel 2. Suhu Nyaman menurut Standar Tata Cara Perencanaan


Teknis Konservasi Energi pada Bangunan Gedung
Temperetur Efektif Kelembaban (RH)
(TE)

 Sejuk Nyaman 20,5°C - 22,8°C 50 %


Ambang atas 24°C 80%
 Nyaman Optimal 22,8°C - 25,8°C 70%
Ambang atas 28°C
 Hangat Nyaman 25,8C – 27,1°C 60%
Ambang atas 31°C
Sumber: Talarosha B., 2005

c. Elemen Lansekap penguapan. Efek bayangan oleh


2. Vegetasi vegetasi akan menghalangi pemanasan
Di samping elemen arsitektur, permukaan bangunan dan tanah di
elemen lansekap seperti pohon dan bawahnya.
vegetasi juga dapat digunakan sebagai Pohon dan tanaman dapat
pelindung terhadap radiasi matahari. dimanfaatkan untuk mengatur aliran
Keberadaan pohon secara udara ke dalam bangunan. Penempatan
langsung/tidak langsung akan pohon dan tanaman yang kurang tepat
menurunkan suhu udara di sekitarnya, dapat menghilangkan udara sejuk yang
karena radiasi matahari akan diserap diinginkan terutama pada periode
oleh daun untuk proses fotosintesa dan puncak panas. Menurut White R.F

29
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

(dalam Concept in Thermal Comfort, dari 10 mph (mil per jam). Untuk
Egan, 1975) kedekatan pohon terhadap bangunan tinggi, pengujian dengan
bangunan mempengaruhi ventilasi menggunakan model bangunan yang
alami dalam bangunan. berskala untuk memprediksi kekuatan
Sekumpulan pohon juga dapat bangunan terhadap kecepatan angin
dimanfaatkan sebagai ‘windbreak’ seringkali harus dilakukan dengan
untuk daerah yang kecepatan anginnya menggunakan terowongan angin (wind
cukup besar. Pohon sebagai tunnels). Di bawah ini menunjukkan
‘windbreak’ dapat mengurangi bagaimana pengaruh kecepatan angin
kecepatan angin lebih dari 35 % jika terhadap manusia.
jaraknya dari bangunan sebesar 5 x
tinggi pohon. Bangunan harus
dirancang dimana kecepatan angin di
daerah pedestrian dan bukaan kurang

Pohon berjarak 1,5 m Pohon berjarak 3 m dari Pohon berjarak 9 m dari


dari Bangunan Bangunan Bangunan, gerakan udara di
dalam bangunan semakin
besar/baik

Baik Semakin baik


Gambar 1. Jarak Pohon terhadap Bangunan dan Pengaruhnya terhadap Ventilasi Alami
• Penentuan Daerah Pengukuran
METODOLOGI PENELITIAN Penentuan daerah pengukuran pada tiap
• Lokasi Penelitian rumah sampel dibagi atas dua titik ukur yaitu
Lokasi penelitian dilaksanakan pada : ruang luar dan ruang dalam.
Kabupaten Merauke, rencana rumah sewa Ruang luar titik pengukuran yaitu pada
yang diteliti berada di kecamatan Merauke teras rumah sewa dan juga ruang luar
kelurahan Seringgu Jaya, fokus penelitian disekitar bangunan yang tersinari matahari
hanya 1(satu) rumah sewa kurang lebih 1-2 meter dari bangunan.
Sedangkan pengukuran direncanakan
dengan ketinggian yaitu pada permukaan

30
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

lantai / 0 cm, 75 cm dari permukaan lantai, cm, 75 cm dari permukaan lantai, 150 cm
150 cm dari permukaan lantai dan 200 cm dari permukaan lantai dan 200 cm dari
dari permukaan lantai. permukaan lantai.

200
cm
150
cm
75 cm

0 cm

Gambar 2. Rencana Peletakan Alat Ukur di


Gambar 5. Rencana Peletakan Alat Ukur di
Luar Bangunan Rumah Sewa
Dalam Bangunan Rumah Sewa
Pada ruang dalam, pengukuran • Analisis Data
dilakukan pada empat ruangan yaitu : ruang 1. Analisis Diskriptif
tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Analisa diskriptif digunakan
Untuk mempermudah dan mempercepat untuk meninjau Orientasi serta
proses pengukuran di lapangan, maka perlu kondisi lingkungan bangunan rumah
adanya penentuan titik ukur di daerah sewa.
pengukuran setiap ruang sampel dan table 2. Analisis Kualitatif
pengukuran yang memuat : daerah titik ukur, Analisis kualitatif digunakan
waktu pengukuran, temperatur udara, untuk menganalisis Orientasi dan
kelembaban dan kecepatan angin yang lingkungan disekitar rumah tinggal
terjadi. Di dalam ruang bangunan, rumah sewa, elemen-elemen
pengukuran dilakukan dengan tujuh titik pembentuknya untuk mengetahui
ukur pada empat ruangan. Pengukuran pengaruh terhadap kondisi termal
dengan ketinggian pada permukaan lantai / 0 dalam ruang.

31
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

3. Analisis Kuantitatif secara normal dan kadar


Analisis kuantitatif dilakukan kelembaban udara
untuk menganalisis hasil observasi b. Untuk menentukan Temperatur
dilapangan yaitu untuk mendapatkan Efektif digunakan diagram
indeks kenyamanan di dalam Temperature Effective yang
ruangan. Data hasil pengukuran yang menunjukkan kombinasi
berupa data kuantitatif, baik temperatur udara, kelembaban
pengukuran diluar maupun di dalam dan kecepatan angin.
bangunan diperbandingkan dengan
standart kenyamanan termal
kemudian melakukan analisis c. Untuk mengetahui kenyamanan
kuantitatif. Diagram yang termal juga digunakan standart
digunakan untuk menganalisis kenyamanan dari hasil
adalah sebagai berikut : penelitian Talarosha (2005),
a. Untuk menentukan Wet Bulb standarnya yaitu:
Temperatur (WBT) digunakan
Diagram Psikometric yang
menunjukkan kombinasi antara
temperatur kering yang diukur
Tabel 2. Standar kenyamanan Termal
Temperetur Efektif Kelembaban (RH)
(TE)
Sejuk Nyaman 20,5°C - 22,8°C 50 %
Ambang Atas 24°C 80%
Nyaman Optimal 22,8°C - 25,8°C 70%
Ambang Atas 28°C
Hangat Nyaman 25,8C – 27,1°C 60%
Ambang Atas 31°C

HASIL DAN PEMBAHASAN semakin bertambahnya jumlah penduduk di


Rangkuman Hasil Penelitian kota Merauke menyebabkan kebutuhan akan
Kebutuhan akan hunian merupakan hunian semakin besar sehingga permintaan
salah satu kebutuhan dasar manusia, akan rumah sewa bertambah banyak, akan

32
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

tetepi seringkali dalam pembangunan rumah kurangnya bukaan dan sirkulasi udara yang
sewa lebih memikirkan dari segi profit atau kurang lancar,
keuntungan daripada segi keamana, 3. Pengaruh Pergerakan Udara
kenyamana, dan kesehatan penghuninya. Kecepatan gerak udara sangat
Perletakan ruang dan bukaan yang tidak penting dalam usaha menciptakan suatu nilai
tepat menyebabkan ruangan pada rumah kenyamanan. Bila dilihat bukaan yang ada
sewa menjadi kurang sehat dan nyaman pada tumah sampel kurang memenuhi.
untuk di tempati. Keceptan angin rata-rata didalam bangunan
Berdasarkan analisis dari hasil tidak melebihi 0,3 m/s sedangkan kecepatan
pengukuran, pencatatan dan pengamatan angin diluar bangunan dapat mencapai 0,7
maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan m/s. Orientsi arah bangunan yang tidak
rumah sewa beserta lingkungan telah dapat searah dengan pergerakan angin, kurangnya
merespon terhadap pengaruh variabel iklim vegetasi perletakan bangunan yang rapat dan
tropis untuk mencapai kondisi termal dalam kurangnya bukaan merupakan faktor
ruang bangunannya adalah sebagai berikut: penghambat masuknya aliran udara kedalam
1. Pengaruh Temperatur Udara rumah.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa rentang Pengaruh iklim terhadap termal dalam
temperatur didalam bangunan adalah 29◦C ruang serta hasil pengukuran
sampai 32◦C, sedangkan temperatur rata-rata 1. Kondisi Rumah
diluar bangunan antara 28◦C hingga 31◦C,
• Luas rumah sewa:
semua daklam kondisi hangat nyaman
7,20 m x 3,50 m
hingga panas.
• Jendela:
Dimensi jendela 70cm x130cm
2. Pengaruh Kelembaban
menggunakan kaca nako, dengan
Kelembaban rata-rata didalam dan
jumlah 2 jendela pada sisi depan.
diluar bangunan antara 72% hingga 80% ,
• Pintu:
pada pukul 08.00-09.00 kelembabannya
Dimensi pintu 210cm x 80cm dengan
mencapai 80% yang bisa dikategorikan
jumlah 2 pintu, yaitu pintu ruang
dalam kondisi pengap setelah itu menurun
tamu dan pintu kamar, sedangkan
hingga kelembaban kurang nyaman pada
pintu kamar mandi mempunyai
pukul 10.00 – 16.00. Salah satu faktor
dimensi 210cm x 70cm
penyebab tingginya kelembaban adalah

33
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

Suhu di dalam : 31◦C – 32,5◦C

Suhu di luar : 30,5◦C - 31,5◦C

• 14.00 – 16.00  panas

Suhu di dalam : 31◦C – 31,5◦C

Suhu di luar : 30◦C – 31,5◦C


• Material atap: Pengaruh kelembaban udara:
Material atap menggunkan bahan • Di dalam bangunan
pabrikasi yaitu seng  Rata-rata: 75,5%
 Minimal : 74,04%
2. Kondisi Lingkungan  Maksimal: 76,6%
• Vegetasi • Di luar bangunan
Vegetasi disekitar rumah sewa sangat  Rata-rata: 76,28%
kurang. Vegetasi terdekat adalah  Minimal : 75,7%
pohon cermela.  Maksimal :76,6%
• Bangunan lain: rumah sampel
 Dilihat Prosentase Kelembaban diketahui
merupakan bagian dari satu bangunan
suhu 70% masuk dalam kategori Kurang
panjang yang dibagi menjadi beberapa
Nyaman, sementara prosesntase
petak, bangunan lain berupa rumah
kelembaban di Rumah rata-rata diatas
sewa tepat berada di depan rumah
70% sehingga masuk Kurang nyaman
sampel dan saling berhadapan. Rumah
dan mendekati pada Kondisi Udara
sampel berada pada kawasan padat
Pengap atau dengan prosentase
bangunan.
kelembaban 80% keatas
3. Pengaruh iklim terhadap kondisi
Pengaruh kecepatan udara
termal pada ruang
• Di dalam bangunan
Pengaruh temperatur udara, perbedaan  Rata-rata : 0.01
temperatur luar dan dalam:  Minimal : 0
• 08.00 – 10.00 hangat nyaman  Maksimal : 0.08
• Di Luar bangunan
Suhu di dalam : 29◦C - 31◦C
 Rata-rata : 0,4
Suhu di luar : 28,5◦C - 31◦C  Minimal : 0,3
• 11.00 – 13.00  panas  Maksimal : 0,5

34
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

4. Keterangan • Kurangnya bukaan menyebabkan


aliran udara kedalam rumah sangat
• Kondisi puncak temperatur pada
kurang sehingga tidak mempengaruhi
rumah sewa adalah pada pukul 11.00-
termal dalam bangunan.
13.00. puncak tertinggi temperatur
pada pukul 12.00
PENUTUP
• Kondisi bangunan dan lingkungan
disekitar bangunan sangat Kesimpulan

mempengaruhi termal di dalam 1. Kondisi bangunan

bangunan selain itu kurangnya - Untuk memaksimalkan lahan yang

vegetasi juga meningkatkan ada, maka desain bangunan rumah

temperatur dalam bangunan. sewa biasanya berupa bangunan


panjang yang kemudian dibagi
• Material dari atap memepengaruhi
menjadi beberapa petak/kopel hunian
temperatur dan kelembaban dalam
yang setiap petaknya terdiri atas ruang
bangunan
tamu, kamar tidur, dapur dan kamar
mandi akibatnya bangunan menjadi
minim bukaan pada samping
bangunan. Minimnya bukaan pada sisi
samping bangunan rumah sewa,
mengakibatkan meningkatnya suhu
dan kelembaban serta kurangnya aliran

• Keberadaan bangunan di sekitar angin di dalam bangunan.

menghambat aliran udara ke dalam - Untuk memaksimalnya potensi alam:

rumah kecepatan angin dan pencahayaan


alami, petak/kopel rumah sewa
seharunya direncanakan tidak banyak-
banyak.
2. Lingkungan sekitar bangunan
mempengaruhi pengkondisian termal
dalam rumah sewa.
- Minimnya vegetasi pada lingkungan
sekitar bangunan rumah sewa

35
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

mempengaruhi penghawaan pada dinilai dengan seksama/ketat oleh pihak


bangunan. yang terkait, sehingga tidak ada kesan
- Orientasi bangunan yang tidak sesuai bahwa IMB keluar tanpa ada penilaian
dengan arah angin. Sehingga udara yang ketat/asal memberi IMB.
tidak maksimal bisa masuk ke dalam Sedangkan bagi pengusaha perumahan
bangunan. seharusnya lebih baik lagi dalam
- Keberadaan bangunan rumah sewa merencanakan dan membangun rumah
yang berada pada lingkungan sewa, jangan hanya berpikir tentang
bangunan yang padat dan kurangnya keuntungan semata akan tetapi
space antar bangunan pada kenyamanan dan kesehatan rumah yang
lingkungan. disediakan tidak dipikirkan.

Saran
1. Terhadap pengaruh kondisi sekitar, DAFTAR PUSTAKA
disarankan : 1. Alahudin, M. 2012. Kenyamanan Termal
Perlu ada pemberian jarak antar Pada Bangunan Hunian Tradisional
bangunan sekitar rumah sewa, sehingga Toraja (Studi kasus Tongkonan dengan
masing-masing bangunan mempunyai material atap Seng). Mustek Anim Ha
space dan tidak terkesan padat. Selain itu Universitas Musamus Merauke.
juga agar memberikan efek pengarah 2. Aronin, Jeffrey Allison (1953), Climate
udara yang baik pada bangunan, & Architecture, New York: Reinhold
berfungsi juga untuk menurunkan kondisi Publishing Corporation.
kelembaban yang tinggi serta menjauhkan 3. Boutet, Terry S. 1987. Controlling Air
efek panas dari seng yang masuk ke Movement, Mc. Graw Hill Book Co, New
dalam hunian rumah sewa. York.
2. Terhadap pemerintah/instansi terkait : 4. Departemen Pekerjaan Umum (1993),
Bagi instansi yang terkait agar dapat Standar: Tata Cara Perencanaan
meningkatkan sosialisasi mengenai Teknis Konservasi Energi Pada
penataan dan desain rumah sewa di Bangunan Gedung, Bandung: Yayasan
Kabupaten Merauke agar menjadi rumah LPMB.
yang sehat dan layak huni. Sebelum 5. Egan, David, M. 1999. Konsep-konsep
rencana membangun rumah sewa menjadi Dalam Kenyamanan Thermal, alih
IMB, rencana yang diajukan seharus bahasa. Rosalia, Kelompok Sains dan

36
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014
ISSN 2089-6697

Teknologi Arsitektur, Jurusan Arsitektur 14. Saswiko Prasasto. 2009. Fisika


Universitas Merdeka, Malang. Bangunan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
6. Entjang. 2000. Ilmu Kesehatan 15. Soegijanto. 1999. Bangunan Di
Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti. Indonesia Dengan Iklim Tropis Lembab
Bandung Ditinjau Dari Aspek Fisika Bangunan.
7. Hindarto, Probo, 2007. Inspirasi Rumah Institut Teknonolgi Bandung. Bandung
Sehat di Perkotaan. Andi Offset. 16. Sudarya Arif, 2009. Agribisnis Cabai.
Yogyakarta Pustaka Grafika. Bandung
8. Kukreja, CP. 1978. Tropical 17. Suhardiyanto Herry, 2009, Teknologi
Architecture, Tata Mc. GrawHill Book Rumah Tanaman untuk Iklim Tropika
Publishing co.Limited, New York Basah (Pemodelan dan Pengendalian
9. Lakitan B. 2002. Dasar-dasar Lingkungan), IPB Press.
Klimatologi. PT. RajaGrafindo Persada. 18. Surjamanto, W. 2000. Iklim dan
Jakarta. Arsitektur. Institut Teknologi Bandung.
10. Lippsmeier, Georg. 1984. Bangunan Bandung
Tropis, Erlangga, Jakarta. 19. Szokolay, SV. 1980. Environment
11. Manguwijaya Y.B. 1994. Pengantar Science Handbook, Construction Press
Fisika Bangunan. Penerbit Djambatan. Longman, London.
Yogyakarta. 20. Talarosha Basaria, 2005. Menciptakan
12. Rapoport, Amos. 1969. House Form and Kenyaman Termal Dalam Bangunan,
Culture, Prentice Hall Englewood Jurnal Sistem Teknik Industri Volume
Cliffs. New Jersey. 6, no 3 Juli 2005. Universitas Sumatra
13. Sanropie, Djasio, dkk. 1989. Utara
Pengawasan Penyehatan. Lingkungan
Permukiman. Pusat Kesehatan Tenaga
Kerja. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta

37

Anda mungkin juga menyukai