Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan kondisi hiperglikemia kronik disertai
beraneka kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yg menimbulkan
beraneka komplikasi kronik yang terjadi pada mata, ginjal, saraf, &
pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan menggunakan sebuah mikroskop electron( Mansjoer dkk, 2007 ).

Menurut WHO, Indonesia menepati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah


penderita diabetes mellitus di dunia. Tahun 2000 saja terdapat sekitar 5,6
juta penduduk Indonesia mengidap diabetes. Seiring berjalannya waktu
pada tahun 2006 perkiraan jumlah penderita diabetes meningkatkan tajam
menjadi 14 juta orang dengan 50% yang sadar mengidapnya dan 30%
yang datang berobat teratur. Sangat disayangkan bahwa banyak penderita
diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit ini. Hal ini
disebabkan karena kurangnya informasi tentang diabetes terutama gejala-
gejalanya, keluhan dan penyebabnya serta kurangnya perhatian keluarga
dalam memerhatikan keluarganya karena mengingat kesibukan yang
dilakukan oleh anggota keluarga. Sebagian besar kasus diabetes yang
diderita diabetes tipe 2 dan diabetes tipe 1 hal ini dipengaruhi oleh gaya
hidup seseorang dan pola yang dikembangkan keluarganya.

Maka dari itu, dalam mengatasi masalah ini peran keluarga sangat
diperlukan karena keluarga juga memiliki tugas dalam pemeliharaan
kesehatan para anggota, sehingga memahami masalah kesehatan
anggtanya antara satu dengan lainnya sehingga mampu memberi dampak
positif alah satunya dengan merawat dan mencari pelayanan kesehatan
untuk kesehatan yang sempurna. Sehingga keluarga mampu menjalankan
tugas dan perannya perlu dilakukan suatu tindakan yaitu asuhan
keperawatan keluarga pada penderita diabetes agar dapat memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada setiap anggota keluarga dalam
memelihara kesehatan keluarganya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Diabetes Melitus ?
2. Apa etiologi Diabetes Melitus ?
3. Bagaimana patofisilogi Diabetes Melitus ?
4. Apa manifestasi Klinis Diabetes Melitus ?
5. Apa komplikasi Diabetes Melitus ?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes Melitus ?

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahsiswa mengetahui dan memahami tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan Diabetes Melitus.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiwa mampu mengetahui penegertian Diabetes Melitus
b. Mahasiwa mampu mengetahui etiologi Diabetes Melitus
c. Mahasiswa mampu memahami patofisiologis Diabtes Melitus
d. Mahasiswa mampu mengetahui Mmanifestasi klinis dari Diabetes
Melitus
e. Mahasiswa mampu mengetahui komplikasi Diabetes Mellitus
f. Mahasiswa mampu memenuhi Asuhan Keperawatan Keluarga
dengan Diabetes Melitus
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yg berarti “mengalirkan atau
mengalihkan” (siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yg bermakna manis
atau madu. Penyakit diabetes melitus bisa diartikan individu yg mengalirkan
volume urine yg banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes melitus ialah
penyakit hiperglikemia yg ditandai dengan ketidak adaan absolute
insulin/penurunan relative insensitivitas sel pada insulin (Corwin, 2009).

Diabetes Melitus (DM) merupakan kondisi hiperglikemia kronik disertai


beraneka kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yg menimbulkan
beraneka komplikasi kronik yang terjadi pada mata, ginjal, saraf, & pembuluh
darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan
menggunakan sebuah mikroskop electron( Mansjoer dkk, 2007 ).

Menurut American Diabetec Association (ADA) th 2005, DM ialah sebuah


kelompok panyakit metabolik dengan adanya karakterristik hiperglikemia yg
terjadi dikarenakan adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau bisa saja
terjadi kedua-duanya.Diabetes Mellitus (DM) yaitu kelainan defisiensi dari
insulin & kehilangan toleransi pada glukosa ( Rab, 2008)

DM ialah sekelompok kelainan heterogen yg ditandai oleh kelainan kadar


glukosa dalam darah atau hiperglikemia yg disebabkan defisiensi insulin atau
akibat kerja insulin yg tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang membutuhkan


perawatan medis berkelanjutan pada pasien sehingga dibutuhkan pengelolaan
diri, pendidikan dan dukungan untuk mencegah komplikasi akut dan untuk
mengurangi risiko komplikasi jangka panjang (ADA, 2012) Diabetes Mellitus
(DM) adalah penyakit kronis yang membutuhkan perawatan medis
berkelanjutan pada pasien sehingga dibutuhkan pengelolaan diri, pendidikan
dan dukungan untuk mencegah komplikasi akut dan untuk mengurangi risiko
komplikasi jangka panjang (ADA, 2012).

B. Etiologi
Penyebab diabetes melitus belum diketahui pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter memegang
peranan. Diabetes mellitus dapat dibedakan atas dua yaitu :
1. Diabetes type I (Insulin Depedent Diabetes Melitus/IDDM ) tergantung
insulin dapat disebabkan karena faktor genetik, imunologi dan mungkin
lingkungan misalnya infeksi virus.
a. Faktor genetik, penderita diabetes tidak mewarisi diabetes type 1 itu
sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik
kearah terjadinya diabetes type 1.
b. Faktor immunologi, pada diabetes type 1 terdapat bukti adanya suatu
proses respon autoimun.
c. Faktor lingkungan, virus ataau vaksin menurut hasil penelitian dapat
memicu destruksi sel beta atau dapat memicu proses autoimun yang
dapat menimbulkan destruksi sel beta.
2. Diabetes type II (Non Insulin Depedent Diabetes Melitus /NIDDM) yaitu
tidak tergantung insulin. Faktor genetik diperkirakan memegang peranan
penting dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Menurut Kwinahyu (2011) ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan


diabetes melitus, yaitu :
1. Pola Makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes melitus. Hal
ini disebabkan jumlah/kadar insulin oleh sel β pankreas mempunyai
kapasitas maksimum untuk disekresikan. Oleh karena itu, mengonsumsi
makanan secara berlebihan dan tidak diimbangi oleh sekresi insulin
dalam jumlah memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah
meningkat dan meyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan yang lebih besar untuk terserang diabetes melitus
dibanding dengan orang yang tidak gemuk.
3. Faktor genetic
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabetes melitus orang tua.
Biasanya, seseorang yang menderita diabetes melitus mempunyai
anggota keluarga yang juga terkena.Jika kedua orang tua menderita
diabetes, insiden diabetes pada anak-anaknya meningkat, tergantung
pada umur berapa orang tua menderita diabetes.Risiko terbesar bagi
anak-anak terserang diabetes terjadi jika salah satu atau kedua orang tua
mengalami penyakit ini sebelum berumur 40 tahun.Riwayat keluarga
pada kakek dan nenek kurang berpengaruh secara signifikan terhadap
cucunya.
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang pankreas.Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan
pankreas tidak berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon
yang diperlukan unuk metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon
insulin.
5. Penyakit dan infeksi pada pancreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas.Hal itu menyebabkan sel β
pada pankreas tidak bekerja optimal dalam mensekresi insulin.Beberapa
penyakit tertentu, seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat
meningkatkan risiko terkena diabetes melitus.
C. Tanda Dan Gejala
Menurut Kwinahyu (2011) manifestasi klinik dapat digolongkn menjadi gejala
akut dan gejala kronik
1. Gejala Akut
Gejala penyakit DM ini dari satu penderita ke penderita lainnya tidaklah
sama ; dan gejala yang disebutkan di sini adalah gejala yang umum tibul
dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya variasi gejala lain, bahkan
ada penderita diabetes yang tidak menunjukkan gejala apa pun sampai
pada saat tertentu. Pada permulaan gejala ditunjukkan meliputi tiga serba
banyak, yaitu :
a. Banyak makan ( polifagia )
b. Banyak minum ( polidipsia )
c. Banyak kencing ( poliuria )

Bila keadaan tersebut tidak cepat diobati, lama-kelamaan mulai timbul


gejala yang disebabkan kurangnya insulin. Jadi, bukan 3P lagi melainkan
hanya 2P saja (polidipsia dan poliuria ) dan beberapa keluhan lain seperti
nafsu makan mulai berkurang, bhkan kadang-kadang timbul rasa mual
jika kadar glukosa darah melebihi 500 mg/ dl, disertai :

a. Banyak minum
b. Banyak kencing
c. Berat badan turun dengan cepat ( bisa 5- 10 kg dalam waktu 2-4
minggu.
d. Mudah lelah
e. Bila tidak lekas diobati akan timbul rasa mual, bahkan penderita akan
jatuh koma ( tidak sadarkan diri ) dan di sebut koma diabetik.

2. Gejala Kronik
Kadang-kadang penderita DM tidak menunjukkan gejala sesudah beberapa
bulan atau beberapa tahun mengidap penyakit DM. Gejala ini di sebut
gejala kronik atau menahun.Gejala kronik yang sering timbul adalah
seorang penderita dapat mengalami beberapa gejala, yaitu :
a. Kesemutan
b. Kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum.
c. Rasa tebal di kulit sehingga kalau berjalan seperti di atas bantal atau
kasur.
d. Kram
e. Mudah mengantuk.

D. Komplikasi
Menurut Tarwoto (2012) komplikasi yang berkaitan dengan diabetes melitus
digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Komplikasi Akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka
pendek dalam glukosa darah, yaitu : hipoglikemia, ketoasidosis diabetik,
sindrom hiperglikemik hiperosmolar non-ketotic (HHNK).
a. Hipoglikemia
Sindrom hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis penderita merasa
pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam
(pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung
meningkat, sampai hilang kesadaran.Apabila tidak segera ditolong
dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian.

Menurut Depkes (2005), serangan hipoglikemia pada penderita diabetes


umumnya terjadi apabila penderita:
1) Lupa atau sengaja meninggalkan makan (pagi, siang atau malam)
2) Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh dokter
atau ahli gizi .
3) Berolah raga terlalu berat
4) Mengkonsumsi obat antidiabetes dalam dosis lebih besar dari pada
seharusnya.
5) Minum alcohol
6) Stress.
7) Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan risiko.

b. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar non- ketotic


HHNK terjadi pada manula, penyandang diabetes dengan obesitas,
seringkali adanya diabetes tidak terdiagnosis sebelumnya.Seringkali
ditemukan faktor pencetus seperti infark miokard, stroke, atau
infeksi.Onsetnya lambat dengan poliuri selama 2-3 minggu dan
dehidrasi progresif. Kadar glukosa darah tinggi (sering di atas 45,0
mmol/L) dan osmolalitas (seringkali di atas 400 mmol/L). Bikarbonat
plasma biasanya normal tanpa disertai ketonuria. Jika kadar
bikarbonat plasma rendah, pikirkan asidosis laktat. Pasien ini
memrlukan cairan dalam jumlah banyak (10 liter) yang diberikan
dalam bentuk Nacl 0,9 % (David. dkk, 2011).

2. Komplikasi kronis
Umumnya terjadi 10 sampai 15 tahun setelah awitan, yaitu :
makrovaskuler, mikrovaskular, dan penyakit neuropati.
a. Komplikasi mikrovaskuler
Komplikasi mikrovaskuler berupa retinopati, nefropati, dan
neuropati merupakan kelainan yang lebih sering timbul setelah
pubertas, namun juga dapat terjadi selama periode prepurbertas
memberikan efek yang tidak sama pada masing-masing individu
dalam hal komplikasi.
b. Neuropati
Menurut Batubara (2010), sistem saraf sentral dan perifer juga
terkena oleh diabetes. Pola keterlibatan yang paling sering adalah
neuropati perifer simetris di ekstremitas bawah yang mengenai, baik
fungsi motorik maupun sensorik, terutama yang terakhir.Walaupun
gejala klinis kelainan saraf pada anak dan remaja jarang didapatkan
namun eberadaan kelainan subklinis sudah didapatan. Evaluasi klinis
dari pemeriksaan saraf perifer harus meliputi :
1. Anamnesis timbulnya nyeri,parestasia,maupun rasa tebal.
2. Penentuan sensasi vibrasi.
c. Komplikasi makrovaskuler
1) Penelitian tentang penebalan intima-media pada karotis
merupakan tanda yang sensitif untuk timbulnya komplikasi
makrovaskuler yaitu penyakit jantung koroner dan penyakit
serebro vaskuler.
BAB III

PEMBAHASAN

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga :

Nama kepala keluarga : Tn. S

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 51 thn

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Muara Bahari RT020/RW001 Sunter


Agung Tanjung Priok. Jakarta Utara

No.Telepon : 081317695478

2. Susunan anggota keluarga :

No Nama Umur Gender Agama Hub.dgn Pendidik Pekerjaan Ket


KK an

1. Tn. S 51 thn L Islam Ayah Sma Wiraswasta


2. Ny. J 40 P Islam Ibu Smp Ibu rumah
tangga

3. Nn. M 20 P Islam Anak D3 Mahasiswa

4. nn. s 16 P Islam Anak Sma Pelajar

5. An.i 7 L islam Anak Sd Pelajar

3. Genogram

X X X

Ny. J (40th)
Tn. S (51th)
Diabetes Melitus

Nn. S(16th)

Nn. M (20th) An. I (7th)

Keterangan :
: Laki-Laki : Tinggal satu rumah

: Perempuan X : Meninggal

: Pasien/Klien : Penunjuk klien


a. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.S adalah keluarga inti yang terdiri dari 2 orang anak
kandung dari perkawinan Tn.S dan Ny.J selama kurang lebih 20
tahun.
b. Suku Bangsa
Tn. E berasal dari jawa sedangkan istrinya berasal dari sunda, bahasa
yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, pola makanan
yang berhubungan dengan suku bangsa antara lain keluarga Tn.S
khususnya Ny.J suka mengkonsumsi makanan yang pedas dan lalapan
sedangkan Tn.S senang makanan yang manis. Keluarga Tn.S tinggal di
lingkungan masyarakat yang bersuku jawa dan makassar. Saat
dilakukan pengkajian tidak ada faktor budaya yang mempengaruhi
kesehatan individu.
c. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. S adalah agama islam, anggota
keluarga tidak pernah meninggalkan solat wajib. Pemahaman keluarga
Tn. S tentang agama baik, Ny. S sering mengikuti pengajian disekitar
lingkugannya, sedangkan Tn.S sering ikut dalam pengajian rutin yang
di laksanakan setelah sholat maghrib dimusholla dekat rumahnya.
d. Status social ekonomi keluarga
Kondisi keuangan keluarga Tn. S di dapat dari penghasilannya sebagai
wiraswasta. Tn. S juga berperan sebagai pengatur dana untuk
kebutuhan rumah tangga, kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan ketiga
anaknya yang masih sekolah. Pendapatan keluarga dalam sebulan
kurang lebih Rp5.000.000/per bulan.
e. Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn.S jarang rekreasi keluar rumah karena waktu untuk
rekreasi jarang ada. Jika berkumpul bersama ketika sedang menonton
televisi dan makan bersama.
4. Lingkungan
Tempat tinggal Tn.S berada di lingkungan yang cukup padat dan berada di
pusat kota dengan luas rumah 5x12 m yang terdiri dari dua kamar tidur,
satu dapur, satu kamar mandi, satu ruang tamu, dan satu ruang keluarga,
lantainya terbuat dari keramik, kondisi rumah bersih, penempatan perabot
tertata cukup rapih, ventilasi cukup besar yang ada di ruang tamu dan
dapur, sedangkan di kamar terdapat juga ventilasi dan penyedot udara.
Sampah yang ada dirumah Tn. E diletakan di kantong plastik di dapur lalu
nanti di buang di luar yang akan di ambil oleh petugas kebersihan,
penampungan air terlihat bersih dan tidak terdapat jentik dengan warna air
yang yang cukup jernih dan tidak berbau, tidak berasa, sehigga air mampu
utuk di mium. WC terlihat bersih, disekitar rumah terdapat got dengan
kondisi cukup bersih, pada tempat instlasi listrik memenuhi standar,
penerangan dirumah cukup baik.
5. Struktur Keluarga
Dalam mengambil keputusan biasanya dilakukan oleh Tn. S dengan jalan
musyawarah dan berdiskusi dengan Ny.S untuk mencapai kesepakatan
demi kepentingan keluarga.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah dengan anak usia remaja.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja adalah :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab :
Tn.S dan Ny.J memberikan kebebasan kepada anak yang pertama
berusia 20th dan anak yang kedua berusia 16th untuk bergaul dengan
pengawasan dari Tn.S dan Ny.J begitu juga dengan anaknya yang
ketiga berusia 7th masih diperlukan pengawasan
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga :
Tn.S dan Ny.J sangat harmonis, dan berkomunikasi secara terbuka
dengan ketiga anaknya.
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua :
Komunikasi Tn.S dan Ny.J sangat terbuka dengan ketiga anaknya
jarang terjadi perdebatan, permusuhan dan kecurigaan.
d. Perubahan system peran dan peraturan :
Keluarga Tn.S menjalani perannya masing-masing dan membatasi
peraturan dalam membentuk keluarga
2. Tugas keluarga yang belum terpenuhi /terlaksana pada tahap
perkembangan
Semua tugas keluarga tahap perkembangan dengan usia remaja telah
terpenuhi dan terlaksana dengan baik, karena Tn.S dan Ny.J telah
menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab terhadap anak-anaknya
untuk menjadi anak yang dewasa dan mandiri. Tn.S dan Ny.J selalu
memberikan perhatian yang lebih untuk ketiga anaknya secara adil. Tn.S
dan Ny.J telah memberikan kebebasan kepada ketiga anaknya tetapi tetap
memberikan tanggung jawab besar kepada anak-anaknya dan selalu
mempertahankan komunikasinya dengan baik.
3. Riwayat keluarga inti
Keluarga Tn.S adalah asli suku Jawa dan Ny.J adalah suku asli sunda.
Mereka bertemu di bogor dan berpacaran kurang lebih 5 bulan pada tahun
dan menikah pada tahun 1996. Kemudian Tn.S dan Ny.J dikaruniai 1 anak
beberapa bulan kemudian pada tahun 1997.
4. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pada Tn.S dan Ny.J termasuk ke dalam tipe Keluarga Inti.
Yang terdiri dari Ayah, ibu, dan tiga orang anak didalam satu rumah.
C. STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi dalam keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka, bila ada
anggota keluarga yang mempunyai masalah mereka selalu terbuka dengan
anggota keluarga yang lain, dan menyelesaikan masalah bersama-sama.
Tn.S sangat terbuka dan kooperatif namun tegas. Begitu juga dengan Ny.J.
2. Struktur keluarga
Pemegang keputusan keluarga adalah Tn. S, namun sebelum mengambil
keputusan, Tn.S mendiskusikan terlebih dahulu kepada Ny.J dan anak-
anaknya. Bila ada suatu hal penting Tn. E tidak ada dirumah maka yang
mengambil keputusan adalah Ny. J setelah Tn.S berada dirumah Ny. J
mengomuikasikan bersama dengan Tn. S sebagai pengambil keputusan
utama dalam keluarga.
3. Struktur Nilai
Nilai yang digunakan oleh keluarga adalah budaya sunda, nilai budaya
sunda sangat mempengaruhi keluarga misalnya, anak-anak diajarkan untuk
mandiri. Selain itu, Tn.S juga menerapkan aturan-aturan sesuai ajaran
agama islam dan mengharapkan agar anak-anaknya selalu taat dan tidak
meninggalkan ibada sholat.
4. Struktur peran
Peran Tn. S adalah sebagai pencari nafkah yang bekerja sebagai
wiraswasta, Ny.J juga sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengurus
segala urusan rumah tangga, ketiga anak- anak Tn.S dan Ny. J
menjalankan tugasnya sebagai pelajar untuk mendapatkan nilai yang baik
membuat Tn. S dan Ny. J bangga pada kedua anaknya, terkadang ketiga
anak-anaknya ikut membantu membersihkan rumah disaat hari libur.
D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Hubungan dengan keluarga Tn. S harmonis, keluarga Tn.S merasa
nyaman dengan keadaan saat ini, antara keluarga saling menghargai,
menghormati, dan tidak saling memaksakan kehendak.
2. Fungsi sosial
Hubungan keluarga Tn. S dengan lingkungan sekitarnya berjalan dengan
baik, tidak ada pertengkaran antara tetangga sekitar. Kegiatan
kemasyarakatan yg dilakukan oleh Ny. S adalah mengikuti pengajian
dengan ibu-ibu setiap malam jumat.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.S khususnya Ny.J mengatakan bahwa untuk saat ini tidak ada
niat untuk mempunyai anak lagi, dikarenakan usianya yang sudah tua, oleh
karena itu Ny. R memakai KB susuk. Saat ini keluarga Tn. S mempunyai 3
orang anak. Tn.S juga mengatakan bahwa di keluarganya pernah
mendapatkan pendidikan tentang seksualitas.
4. Fungsi ekonomi
Kondisi keuangan keluarga Tn. S di dapat dari penghasilannya sebagai
wiraswasta. Tn. S juga berperan sebagai pengatur dana untuk kebutuhan
rumah tangga, kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan ketiga anaknya yang
masih sekolah. Pendapatan keluarga dalam sebulan kurang lebih
Rp5.000.000/per bulan.
5. Fungsi pemeliharaan Kesehatan
Jika ada anggota keluarga Tn. S yang sakit, kalau sakitnya masih bisa di
tangani sendiri baisanya membeli obat sendiri, tapi jika sakitnya
berkepanjangan akan berobat ke puskesmas terdekat. Dalam kebutuhan
makan sehari-hari istri Tn. S yaitu Ny. S memasak sendiri sesuai dengan
kecukupan gizi yang dibutuhkan. Dan ketika menyajikan makanan, Ny. J
juga selalu menjaga kebersihan makanannya. Ketika makan, keluarga Tn.S
akan menyempatkan diri untuk makan bersama.
6. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
Setiap anggota keluarga Tn. S mempunyai kamar tidur masing-masing.
Anaknya yang paling terakhir pun sudah tidak tidur dengan ayah ibunya.
Tn. S menetapkan peraturan jika anaknya tidak boleh tidur lewat dari jam
22.00 malam.
7. Pemenuhan kebutuhan rekreasi dan latihan
Keluarga Tn.S jarang rekreasi keluar rumah karena waktu untuk rekreasi
jarang ada. Jika berkumpul bersama ketika sedang menonton televisi dan
makan bersama.
8. Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
Keluarga rajin dalam kebersihan dirinya, mandi secara teratur. Tuan S juga
sangat memperhatikan kebersihan keluarganya.

E. STRESSOR DAN KOPING


1. Stress jangka pendek Tn.S mengetahui bahwa dirinya mempunyai
penyakit Diabetes, keluhan yang dirasakan lemas, pusing, sering buang air
kecil dimalam hari.
2. Koping keluarga jika gula darah naik akan mengeceknya sendiri dan
menanganinya dengan cara minum obat.
3. Jika ada salah satu keluarga yang mengalami permasalahan maka Tn. S
dan keluarga akan membantu mencari jalan keluar dan menyelesaikan
permasalahan tersebut sesegera mungkin

F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
Tempat tinggal Tn.S berada dilingkungan yang cukup padat dan berada di
tengah-tengah pusat kota dengan luas rumah kurang lebih 5x12 m yang
terdiri dari 2 kamar tidur, satu dapur, satu kamar mandi, dan satu ruang
keluarga, lantai terbuat dari keramik, dan dinding batako. Kondisi rumah
cukup bersih, penempatan perabotan rapih, ventilasi cukup besar di ruang
tamu, sedangkan di kamar tidak ada ventilasi. Namun cahaya matahari
bisa masuk ke dalam rumah melalui jendela. Atap rumah terbuat dari
asbes, dan menggunakan penerangan dari listrik.

Denah rumah

pintu
Ruang Tamu Keterangan :

Pintu Depan
Kamar 1

Jendela
Kamar 2

RUANG

KELUARGA

D
A
P
U Kamar
R
Mandi

2. Pengelolaan sampah
Sampah yang ada dirumah Tn.S diletakkan di kantong plastik dapur lalu
nanti di buang di luar yang akan diambil oleh petugas kebersihan.
3. Sumber air
Penampungan air terlihat bersih dan tidak ada jentik-jentik, warna air
bersih dan tidak berbau. Keadaan kamar mandi bersih, tidak berlumut,
tidak licin.
4. Jamban keluarga
Rumah Tn.S mempunyai WC sendiri dengan kondisi yang terlihat bersih
dan sering dirapihkan.
5. Pembuangan air limbah
Disekitar rumah terdapat saluran pembuangan air/selokan yang mengalir
ke sungai.

G. FASILITAS SOSIAL DAN FASILITAS KESEHATAN


Ny.J mengikuti kegiatan kemasyarakatan khususnya posyandu. Dan di sekitar
perumahan terdapat puskesmas terdekat dan dapat dijangkau dalam 30menit.
Biasanya keluarga Tn. S menuju ke puskesmas dengan menggunakan motor.

H. PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksa Fisik Tn. S Ny.J Nn. M Nn. S An. I
No
1 Keadaan umum Baik Baik Baik Baik Baik

- TD 120/80 mmHg 120/70 mmHg 110/70 120/80 mmHg --


- Nadi
- Suhu 78 x/menit 80 x/menit 90 x/menit 80 x/menit 80 x/menit
- TB
- RR 36,10C 36,30C 36,10C 36,50C 36,50C
- Berat badan
173 cm - - - -
- Kesadaran
- Tes urine 20 x/menit 22 x/menit 21 x/menit 20 x/menit 20 x/menit
- LK perut
- LK lengan 65 kg - 16 kg - -

Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis

Normal - -

83 - -

26 - -

2 Kepala

- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris


- Kulit kepala
- Warna rambut Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
- Luka
- Nyeri tekan Beruban Beruban Hitam Hitam Hitam

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pemeriksa Fisik Tn. S Ny.J Nn. M Nn. S An. I
No
3 Mata

- Penglihatan Jelas Kabur Jelas Jelas Jelas


- Bentuk
- Pupil Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Skela
- Konjungtiva Isokor Isokor Isokor Isokor Isokor
- Nyeri tekan
Anikterik Anikterik Anikterik Anikterik Anikterik

Ananemis Ananemis Ananemis Ananemis Ananemis

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

4 Telinga

- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris


- Pengeluaran
Cairan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Ketajaman
pendengaran Dapat menjawab Dapat menjawab Dapat menjawab Dapat menjawab Dapat
pertanyaan dengan pertanyaan dengan pertanyaan dengan pertanyaan dengan menjawab
baik baik baik baik pertanyaan
dengan baik

5 Hidung

- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris


- Polip
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

6 Mulut

- Mukosa bibir Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab


- Gigi
- Kebersihan Tidak caries Tidak caries Tidak caries caries caries

Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih

7 Leher

- P.Kelenjar tonsil Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Peningkatan
tekanan vena Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
jugularis
- Lesi
- Nyeri
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

8 Paru

- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris


- Suara nafas
Pemeriksa Fisik Tn. S Ny.J Nn. M Nn. S An. I
No
Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler

9 Abdomen

- Bentuk dada Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris


- Turgor
- Lesi Elastis elastis Elastis Elastis Elastis
- Asites
- Pemb. Hepar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

10 Ektremitas

- Turgor Elastis Elastis Elastis Elastis Elastis


- Lesi
- Capillary refill Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Sianosis
- Kaki <3 detik <3 detik <3 detik <3 detik <3 detik
- Kekuatan otot
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada

Normal Normal Normal Normal Normal

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
PEDOMAN PENJAJAKAN II

1. Masalah kesehatan keluarga: Diabetes


Tn. S mengatakan sering buang air kecil setiap malam, merasa lemas, dan
suka mengantuk. Menurut Tn.S diabetes adalah gula darah tinggi dan
tanda tandanya biasa nya sering kencing di malam hari, merasa lemas dan
cepat ngantuk, dan cepat lapar. Tn. S juga mengetahui akibat dari penyakit
diabetes yang berkepanjangandan tidak terkontrol akan mengakibatkan
penyakit lain seperti, glukoma, kolesterol, dan penyakit jantung.
2. Bila hal itu terjadi biasanya Tn.S mengatasinya dengan mengecek gula
darah sendiri, dan jika hasilnya tinggi Tn. S meminum obat penstabil gula
darah. Dan apabila gula darah nya menurun maka Tn.S mengatasinya
dengan memakan permen dan minum teh manis.
3. Upaya yang dilakukan oleh anggota keluarga lain jika gula darah Tn.S
rendah ialah Ny.J memberikan teh manis hangat dan menyiapkan makan
untuk memenuhi kebutuhan gula darah nya.
4. Keluarga Tn.S dalam meningkatkan keberhasilan penyelesaian masalah
diabetes yaitu dengan mengatur pola makan, mengurangi konsumsi yang
mengandung glukosa tinggi, serta olahraga ringan setiap 2 minggu sekali.
5. Keluarga Tn. S selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitar
rumah dalam mengatasi diabetes.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA

A. Analisa Data
Setelah data focus terkumpul maka, data-dat yang akan dirumuskan dalam
analisa data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi ialah :

Nama Keluarga : Keluarga Tn. S

N
Data Masalah Etiologi
o
1 DS: Resiko hipoglikemia Ketidakmampuan

- Tn. S mengatakan keluar keringat penyakit diabetes mellitus keluarga dalam


dingin bila lapar dan rasa ingin di keluarga Tn. S merawat anggota
khususnya pada Tn. S keluarga yang sakit.
pingsan
- Tn. S mengatakan makannya lebih
sedikit dari biasanya
- Tn. S mengatakan makanan yang
dimakannya tidak ditimbang
DO:

- Klien mengkonsumsi glibenclamid


- Kliem mengkinsumsi Metformin
- Hasil cek gula darah sewaktu 125
mg/dl
- Makan klien hanya sedikit
- Tn. S selalu beraktivitas sendiri
N
Data Masalah Etiologi
o
2 DS: Resiko terjadi serangan Ketidakmampuan

- Tn. S mengatakan semenjak sakit klien ulang penyakit diabetes keluarga dalam
mellitus di keluarga Tn. S merawat anggota
tinggal di rumah.
ini khususnya pada Tn. S keluarga yang sakit.
- Tn. S mengatakan selama
berobatnya di Puskesmas
- Tn. S mengatakan kadar gulanya tidak
stabil
- Tn. S mengatakan keluar keringat
dingin bila lapar, dan terasa ingin
pingsan.
- Tn. S mengatakan lututnya terasa
capek dan sering linu-linu
- Tn. S mengatakan makanan yang
dimakannya tidak di timbang.
DO:

- GDS: 3 bulan terakhir


- Desember : 187 mg/dl
- Januari : 215 mg/dl
- Februari : 188 mg/dl
- Jumlah makanan tidak ditimbang
- BB : 65 kg
- TD : 120/80 mmHg
- TB: 173 cm
B. Prioritas Masalah Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Tn. S

khususnya pada Tn. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit ditandai dengan:

DS:
- Tn. S mengatakan keluar keringat dingin bila lapar dan rasa ingin pingsan

- Tn. S mengatakan makannya lebih sedikit dari biasanya

- Tn. S mengatakan makanan yang dimakannya tidak ditimbang

DO:
- Klien mengkonsumsi glibenclamid

- Klien mengkonumsi diabetasol susu

- Glucotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif

- Makan klien hanya sedikit

- Tn. S selalu beraktivitas sendiri

2. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Tn. S

khususnya Tn. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit ditandai dengan:

DS:
- Tn. S berumur 51 tahun

- Tn. S mengatakan kurang mengerti tentang diit bagi penderita diabetes

mellitus.
DO:
- GDS: 3 bulan terakhir

- Desember : 187 mg/dl


- Januari : 215 mg/dl
- Februari : 188 mg/dl
- Jumlah makanan tidak ditimbang

- BB : 65 kg

- TD : 120/80 mmHg

- TB: 173

Prioritas Masalah Keperawatan/Skoring

1. Resiko Hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Tn. S

khususnya pada Tn. S

No Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah

- Aktual 3 Resiko akan terjadi bila


2 2
1 x1  tidak dilakukan tindakan
- Resiko 3 3
2 keperawatan
- Potensial
1

2 Kemungkinan masalah untuk


diubah Sumber-sumber dan
2 tindakan untuk
1
- Mudah 2 x2  1
1 2 memecahkan masalah dapat
- Sebagian dijangkau oleh keluarga
- Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk
dicegah Keluarga mempunyai
3 kemauan dalam tindakan
2
1 x1= 2
- Tinggi 3 3 perawatan dan
2
- Cukup penatalaksanaan
- Rendah 1

4 Menonjolnya masalah

- Segera ditangani 2 Keluarga menyadari adanya


2
- Masalah ada tapi tidak 1 x 1=1 masalah yang harus
2
1 ditangani
perlu segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan 0

3 1
-
Total 3

2. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Tn. S

khususnya Tn. S

No Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah

- Aktual 3 Resiko akan terjadi bila tidak


2 2
1 x1  dilakukan tindakan
- Resiko 3 3
2 keperawatan
- Potensial
1

2 Kemungkinan masalah untuk


diubah Sumber-sumber dan tindakan
2 1
x 2  1 untuk memecahkan masalah
- Mudah 2 2
1 dapat dijangkau oleh
- Sebagian keluarga
- Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk 1 2 2


x1  Keluarga mempunyai
3 3
dicegah 3 kemauan dalam tindakan
perawatan dan
- Tinggi 2
penatalaksanaan
- Cukup
1
- Rendah
4 Menonjolnya masalah

- Segera ditangani 2
- Masalah ada tapi tidak 2 Keluarga menyadari adanya
1 x 1=1
perlu segera ditangani 2 masalah yang harus ditangani
- Masalah tidak dirasakan 1

1
- 3
Total 3

Anda mungkin juga menyukai