POLIOMYELITIS
1
Definisi
• Poliomielitis adalah penyakit menular akut
yang disebabkan oleh virus dengan
predileksinya merusak cornu anterior masa
kelabu sum-sum tulang belakang (anterior
horn cells of the spinal cord) dan batang otak
(brain stem)
• Dengan akibat, kelumpuhan otot-otot dengan
distribusi dan tingkat yang bervariasi serta
bersifat permanen
2
Poliomyelitis
• Kerusakan sel motor neuron (cornu anterior)
di medula spinalis akibat suatu peradangan
yang disebabkan oleh virus polio, dengan
manifestasi KELUMPUHAN.
3
Virus Polio agen penyebab poliomyelitis
• Virus RNA, ±7500 nucleotide
• Diameter 27-30 nm
• Genus enterovirus
• Fam. Picornaviridae
• Tahan terhadap : asam, sabun, ether,
chloroform
• Inaktivasi dengan : pemanasan, formalin, UV,
chlorine, pengeringan
4
• Pertmakali ditemukan oleh Karl Landsteiner
dan Erwin Popper pada tahun 1908 dengan
membuktikan penyebab paralisis bukan
bakteri, melainkan patogen yang lebih kecil,
yaitu virus.
• Salk pada tahun 1953 melaporkan
keberhasilan imunisasi dengan formalin-
inactivated poliovirus
• Sabin, dkk mengembangkan vaksin live
attenuated poliovirus dan mendapat lisensi
pada tahun 1962
5
Lama Virus Polio Bertahan Hidup
berdasarkan Suhu
• Suhu beku : beberpa tahun
• Suhu lemari es : beberapa bulan
• Suhu kamar : beberapa hari
• Suhu 50*C atau lebih : cepat rusak
6
Virus polio (cont..)
• 3 jenis enteroviruses
- Tipe 1 : Brunhilde (penyebab no. 1 paling sering)
- Tipe 2 : Lansig (penyebab no. 3 paling sering)
- Tipe 3 : Leon (penyebab no. 2 paling sering)
• Sangat menular
• Semua tipe menyebabkan kelumpuhan
• Sekali terinfeksi, penderita akan menularkan
ke semua orang yang tidak imun di sekitarnya.
7
Virus Polio
epidemilogy
• Reservoir : manusia
• Penularan :
Fecal – oral >>>
- masa virus dalam tinja lebih lama, beberapa saat/hari
sebelum lumpuh-maks. 100hr setelah lumpuh
- kebersihan lingkungan rendah :
*tinja dapat mencemari air dan makanan
* lalat virus dari tinja ke makan-minum
Oral – oral : sedikit
- Masa virus dalam air ludah pendek, maks. 2 minggu
- Kebersihan lingkungan baik
8
9
POLIOMYELITIS
faktor risiko
• Waktu – MUSIM :
- Musim hujan, di negara tropis
- Musim dingin / awal musim semi di negara 4 musim
• Tempat :
- Di daerah dengan :
* cakupan imunisasi yang rendah
* sanitasi lingkungan buruk
* perkotaan kumuh (padat)
• Orang :
- Tidak mempunyai kekebalan
- Anak < 3 th ; risiko tertular paling tinggi
- Umur > 15 th ; sangat kecil kemungkinan tertular 10
Masa Inkubasi
• Inkubasi pendek : 7-14 hr (terpendek 4 hr), range
3-35 hr
• Eksresi virus melalui tinja secara intermittern
sampai 6-8 minggu atau melalui air ludah 1-2
setelah lumpuh
• Eksresi virus terbanyak pada :
- Beberapa saat sebelum lumpuh – 2 minggu
setelah lumpuh
- Eksresi virus sangat menurun setelah 4 minggu
lumpuh
11
Patogenesis
• Virus masuk melalui mulut (oral)
• Replikasi pada lapisan tonsil dan usus, serta
kelenjar limfe
• Viremia melalui darah susunan saraf pusat
melalui sel saraf ke medula spinalis
• Motor neuron, pada cornu anterior medula
spinalis rusak karena replikasi virus lumpuh
• Berat – ringan kelumpuhan tergantung
banyaknya motor neuron yang rusak
12
HOST
faktor risiko
• Tidak mempunyai kekebalan terhdap polio
• Incident terbesar pada anak < 3th dan sangat
jarang ditemukan pada anak > 15th
13
Gejala klinis berdasarkan klasifikasi
Poliomyelitis dapat berupa :
1. Asimptomatis (silent infection)
2. Poliomyelitis abortif
3. Poliomyelitis non-paralitik
4. Poliomyelitis paralitik
14
• Setelah masa inkubasi 7-10 hari, karena daya tahan
tubuh maka tidak terdapat gejala klinis sama sekali.
• Pada suatu epidemic, diperkirakan terdapat pada
Silent 90%-95% penduduk dan menyebabkan imunitas
infection terhadap virus tersebut.
15
• Gejala klinik sama dengan poliomyelitis abortif, hanya
nyeri kepala, nausea, dan muntah lebih berat
• Gejala ini timbul 1-2 hari, kadang-kadang diikuti
penyembuhan sementara untuk kemudian remisi
Poliomyelitis demam atau masuk dalam fase kedua dengan nyeri otot
non-paralitik • Khas untuk penyakit ini ialah adanya : nyeri, kaku otot
belakang leher, tubuh dan tungkai hypertonia
16
Poliomyelitis Paralitik
secara klinik dapat dibedakan beberapa bentuk
sesuai dnegan tingginya lesi pada susunan saraf
1. Bentuk Spiral
• Dengan gejala kelemahan/paralisis/paresis
oto leher, abdomen, tubuh diafragma, toraks
dan terbanyak ekstremitas bawah.
• Tersering otot besar, pada tungkai bawah
otot kuadriseps femoris, pada lengan otot
deltoideus
17
2. Bentuk Bulber
• Gannguan motorik satu atau lebih saraf otak
dengan atau tanpa gangguan pusat vital yakni
pernapasan dan sirkulasi
3. Bentuk Bulbospinal
• Didapatkan gejala campuran antara bentuk spinal
dan bentuk spinal dan bentuk bulbar
4. Bentuk Ensefalitik
• Dapat disertai gelaja delirium, kesadaran
menurun, tremor dan kada-kadang kejang
18
19
Diagnostik Medis
Tujuan dari diagnostik medis ini adalah untuk
menetapkan keadaan normal atau menyimpang yang
disebabkan oleh suatu penyakit.
1. Viral Isolation
→ Pola virus dapat dideteksi secara biakan jaringan,
dari bahan yang di peroleh pada tenggorokan satu
minggu sebelum dan sesudah paralisis dan tinja
pada minggu ke 2-6 bahkan 12 minggu setelah
gejala klinis.
20
2. Uji Serologis
→ Uji serologi dilakukan dengan mengambil
sempel darah dari penderita, jika pada darah
ditemukan zat antibodi polio maka diagnosis
orang tersebut terkena polio benar.
Pemeriksaan pada fase akut dapat dilakukan
dengan melakukan pemeriksaan antibodi
immunoglobulin M (IgM) apabila terkena
polio akan didapatkan hasil yang positif.
21
3. Cerebrospinal Fluid (CSF)
• Cerebrospinal Fluid pada infeksi poliovirus
terdapat peningkatan jumlah sel darah putih
3
yaitu 10-200 sel/mm terutama sel limfosit
dan terjadi kenaikan kadar protein sebanyak
40 - 50 mg/100 ml
22
PENATALAKSANAAN POLIOMIELITIS
→ Simptomatis
• Poliomielitis abortif
a) Cukup diberikan analgetika dan sedatof
b) Diet adekuat
c) Istirahat sampai suhu tubuh normal
• Poliomielitis bulbar
a) Memerlukan inkubasi endotrakea
b) Menjaga saluran nafas
c) Menghindari aspirasi sekret yang tidak dapat ditelan.
24
Komplikasi
• Komplikasi yang paling berat dari penyakit
polio adalah kelumpuhan yang menetap
• Beberapa penyakit akibat komplikasi polio
seperti Hiperkalsuria, Melena, Pelebaran
lambung akut, Hipertensi ringan, Pneumonia,
Ulkus dekubitus, emboli paru, dan Psikosis.
25
IMUNISASI
MENCEGAH SAKIT POLIO
26
KEKEBALAN
thd Poliomeylitis
• Melalui pemberian imunisasi/infeksi
• Kekebalan terhadap satu tipe tidak
menyebabkan kekebalan pada tipe lain.
• Kekebalan berlangsung seumur hidup
• Bayi yang lahir dari ibu yang mempunyai
antibodi tinggi akan terlindungi selama
beberapa minggu pertama
27
Imunisasi dengan OPV
(Oral Polio Vaccine)
• OPV yang direkomendasikan oleh WHO
diproduksi memakai Strain Sabin
• Setiap dosis OPV berisi 3 type polio dengan
titer :
tipe 1 : (10 5.5 – 106.5)
tipe 2 : (10 4.5 – 105.5)
tipe 3 : (10 5.0 – 106)
• OPV : Kekebalan intestinal dan humoral
28
MANFAAT
Imunisasi dengan OPV
• Membentuk kekebalan
– 4 dosis Topv (3 serotypes) pada bayi sebelum
umur 1 tahun.
• Memutus transmisi virus polio
– Mop-up / Sub PIN/PIN, tanpa melihat status
imunisasi sebelumnya.
• Mempunyai Community effect
29
BEDA OPV & IPV
• OPV (Oral Polio Vaccine) → Vaksin polio buatan
Albert Sabin yang mengandung virus polio yang
dilemahkan. Pemberiannya dilakukan dengan
meneteskan ke mulut. Vaksin polio iini
memberikan perlindungan di usus.
30
LATAR BELAKANG PERALIHAN
OPV → IPV
• Di Amerikan per tahunnya ada 4-8 kasus anak
terkena polio menjadi lumpuh permanen
karena OPV.
31
• Di AS perubahan
32
• Di AS perubahan perekomendasian virus
polio dari OPV → IPV melalui tangan
seorang anak penderita polio (John
Salamone) seorang jurnalis dan legislatif
yang putranya lumpuh terkena polio dari
virus polio yang terdapat di dalam vaksin
OPV
35
Mengapa OPV harus diganti dengan
IPV ?
• Eradikasi virus polio di dunia sudah mendekati fase akhir. Bila
transmisi virus polio liar telah berhasil dihentikan, maka
penggunaan OPV yang terus menerus dapat menimbulkan banyak
masalah.
• OPV adalah vaksin yang hidup, selain dapat menimbulkan
kelumpuhan pada penerima vaksin (VAPP),penggunaan yang lama
akan menyebabkan virus yang lemah dapat bermutasi menjadi
ganas yang disebut dengan VDPV (Vaccine Derived Polio Virus),
selain itu virus tersebut dapat menimbulkan outbreak paralytic
poliomyelitis.
• Outbreak yang disebabkan oleh VDPV telah terjadi di beberapa
negara termasuk di Indonesia (Madura ada 45 kasus + 1 kasusu di
Bondowoso). Oleh karena itu setelah sertifikasi bebas polio secara
global tercapat, maka penggunaan OPV harus dihentikan
36
Bagaimana memberikan IPV
• Tempa
– IPV diberikan dengan dosis 0,5 ml ke
dalam otot di bagian luar paha kiri
• Prosedur
– Sebelum menyuntik, cuci tangan
Anda dengan air mengalir selama 15
detik.
– Tahan otot antara ibu jari dan jari
telunjuk.
– Pegang jarum suntik seperti pensil
kemudian suntikkan dengan sudut 90
derajat
37
38