Tanda khas insufisiensi arteri perifer adalah lodikasi intermitan. Nyeri ini
datang mendadak dan dapat dirasakan sebagai ngilu, kram, kelelahan, atau
kelemahan. Nyeri istirahat bersifat menentap,nyiu dan tidak nyaman dan biasanya
terjadi dibagian distal ekstremitas.menaikan ekstremitas atau meletakkannya
secara horizontal akan meningkatkan nyeri,sedang bila digantungkan akan
mengurangi nyeri.sebagian pasien tidur dengan tungkai yang sakit ergangtung
disisi tempat tidur sebagai usaha mengurangi nyeri.
Pengkajian
Misalnya ; bilaa tekanan lengan kanan 160 mmHg dan dorsalis pedis
kanan 90 mmHg, maka ABI nya adalah 120 dibagi 160 atau 0,75. ABI normal
adalah 0,9 sampai 1. ABI dapat memberikan gambaran cepat mengenai beratnya
penyakit. Pasien dengan ABI dibawah 0,75 sampai 0,4 biasanya mengalami
klaudikasi.bila ABI dibawah 0,40 ,dianggap iskemik.
Pembuluh darah yang mengalami klasifikasi tidak dapat ditekan dan dapat
memberikan pembacaan ABI yang terlalu tinggi. Penekanan gelombang volume
nadi, yang normalnya tampak dalam bentuk gelombang arteri, akan berubah
bentuknya bila ada oklusi jika terdapat klasifikasi pembuluh darah, maka
penekanan gelombang volume nadi akan lebih akurat daripada ABI bila terdapat
klasifikasi pada pembuluh darah.
Bila lesi tunggal atau lesi teridentifikasi selama angiografi dapat dilakukan
angioplasti atau transluminal terkutaneus (PTA). Dengan astesialokal, cateter
balon dimasukkan melintasi daerah stenosis atau oklusi. Balon kemudian
dikembangkan untuk memecah lesi, dengan menekannya melawan dinding
pembuluh darah. Angioplasti dapat dilakukan untuk berbagai tingkat lesi namun
paling baik dilakukan pada stenosis srteri iliaka. Komplikasi PTA meliputi
pembentukan hematom, embolus diseksi arteri dan perdarahan.
Ada beberapa kasus infusifiensi arteri tes latihan sangat berguna untuk
menentukan beratnya aktifitas yang bisa dijalankan sebelum awitan klaudikasi
intermiten. Penghambatan simpatis lumbar adalah suatu tes yang di gunakan
untuk mengevaluasi sirkulasi perifer. Tes ini dilakukan menyuntikkan anastei
lokal pada rongga epidural lumbal untuk menghambat saraf simpatis yang menuju
ketungkai. Karena saraf simpatis mengotrol tegangan pembuluh darah,maka
penghambatan saraf ini mengakibatkan vasodilatasi dan peningkatan suhu
tungkai. Karena pembuluh aterosklerotik tak mampu bervasodilatasi,maka tidak
akan terjadi meningkatkan suhu pada tungkai atau hanya terjadi sedikit
peningkatan. Tes ini sering digunakan untuk menentukan apakah simpatektomi
(pemotongan jarasafferen bagian simpatis saraf otonom) ada gunanya bagi pasien
dengan gangguan sirkulasi tungkai. Simpatektomi menghilangkan vasospasmi dan
memperbaiki liran darah perifer. Simpatektomi hanya dilakukan bila tidak ada
pilihan pembedahan lain dan pada kasus distofia simpatis refleks.distofia simpatis
refleks adalah suatu bentuk nyeri kausalbia (rasa terbakar). Nyeri ini dapat
disebabkan oleh keruskan iskemik saraf perifer setelah revaskularisasi tertunda.
Atau terjadi setelah cedera yang tidak sengaja saat pembedahan.