Anda di halaman 1dari 19

BAB IV PENGATURAN IPAL

PT. UNITED TRACTOR TBK

4.1. Penentuan Dosis Bahan Kimia (Untuk Proses Koagulasi –


Flokulasi)

4.1.1. Jar Test

Proses pengolahan limbah secara Koagulasi – Flokulasi


didasari dengan suatu penetian yang disebut jar test. Jar Test
adalah suatu metode untuk menentukan bahan kimia (coagulant dan
flocculant) yang paling sesuai untuk aplikasi limbah tertentu
sekaligus menentukan dosis yang optimal. Aplikasi flocculant dan
coagulant yang tepat dapat membantu mengurangi kekeruhan air
buangan. Prinsip koagulasi yang dikombinasikan dengan flokulasi
yang tepat dapat mengurangi suspended solid secara siknifikan.
Dengan test ini akan diperoleh hasil terbaik dengan biaya minimal.

Perbedaan geografis menghasilkan sumber air yang tidak


sama antara satu tempat dengan tempat yang lain. Demikian pula
produk yang dihasilkan oleh suatu pabrik berbeda antara satu
dengan yang lain. Hal ini mengakibatkan limbah yang dihasilkan juga
berbeda-beda antara pabrik satu dengan pabrik yang lain. Jar Test
sangat diperlukan untuk mengetahui jenis bahan kimia (flocculant
dan coagulant) yang paling sesuai dengan cost yang paling efisien
dan hasil yang optimal.

103
Pelaksanaan jar test untuk penentuan dosis bahan kimia
(coagulant dan flocculant) limbah PT. United Tractors Tbk ini telah
dilakukan dua kali. Jar test pertama dilaksanakan pada saat
melakukan disain IPAL, dan digunakan sebagai dasar pemilihan
teknologi pengolahannya. Jar test kedua dilaksanakan di IPAL
secara langsung saat melakukan start-up IPAL. Secara detil hasil jar
test dan foto-foto pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah sebagai
berikut:

4.1.2. Prosedur Jar Test

Jar test dipergunakan untuk mengetahui dosis dan chemical


(flocculant/coagulant) yang paling sesuai untuk diaplikasikan di
sistem.

1. Siapkan larutan/solution dari chemical (flocculant dan


coagulant) yang akan diseleksi.
2. Ukur 500 ml (atau 1000 ml) sampel, masukkan ke dalam
masing-masing beaker glass.
3. Hidupkan agitator/pengaduk dengan kecepatan rendah (20 rpm)
4. Tambahkan asam untuk menurunkan pH sampai nilai tertentu.
5. Siapkan coagulant yang akan diseleksi.
6. Masukkan coagulant ke dalam beaker glass no. 2,3 dan 4
dengan dosis tertentu dengan menggunakan syringe. Beaker
glass no 1 sebagai blank.
7. Naikkan putaran agitator menjadi 100 rpm, tunggu 1 – 3 menit
sambil diamati terjadinya pembentukan floc.

104
8. Tambahkan kapur untuk menaikkan pH sampai nilai tertentu.
9. Hentikan agitator, amati flok yang terbentuk terutama mengenai
ukuran, keseragaman, dan kecepatan terbentuknya floc pada
step 6. Bandingkan dengan blank pada beaker glass no. 1.
10. Pilih yang paling sesuai dan paling optimal.
11. Langkah 1-8 diulang- ulang sampai diperoleh coagulant yang
paling sesuai.
12. Hidupkan kembali agitator dengan kecepatan 30 rpm.
13. Masukkan ke dalam masing-masing beaker glass flocculant
yang akan diseleksi dengan dosis tertentu dengan
menggunakan syringe.
14. Setelah 3 menit dan floc-floc dengan ukuran lebih besar sudah
terbentuk, matikan agitator.
15. Keluarkan beaker glass, dan diamkan selama 5-10 menit.
16. Amati kecepatan pengendapan dan ukuran flok yang terbentuk
serta kejernihan dari air yang diperoleh.
17. Pilih yang paling sesuai dan paling optimum.
18. Ulangi sampai diperoleh hasil yang optimum.
19. Dosis yang digunakan divariasikan antara coagulant dan
flocculant.

4.1.3. Pelaksanaan Jar Test /Sampling Limbah

Sampel jar test ke I diambil tgl. : 10 Mei 2007.


Pengambil sampel : Tim UPJTL, PT. United Tractors Tbk, dan
PT. Kurita
Sumber limbah : PT. United Tractors Tbk,
Komponen limbah : TSS, Oli, pelarut kimia.
105
Warna : limbah coklat tua kemerahan.

Gambar 4.1 : Sampel Air Limbah Segar Di Unit Equalisasi Yang


Akan Di Jar Test

4.1.4. Hasil Jar Test :

Tahap awal pelaksanaan jar test adalah untuk seleksi jenis


chemical (coagulant dan flocculant) yang paling sesuai untuk limbah
PT. United Tractors Tbk. Bahan kimia yang telah dipakai/uji cobakan
untuk proses koagulasi dan flokulasi adalah : poly aluminium chloride
(PAC), tawas (alum), zeta ace C-502, zeta ace C-504, kuriflok PA-
322 dan bahan pengatur pH (larutan NaOH). Gambar-gambar

106
berikut menunjukkan perbedaan hasil dari masing-masing bahan
yang digunakan dalam jar test tersebut.

Gambar 4.2 : Foto Hasil Jar Tes Gambar 4.3 : Foto Hasil Jar Tes

Keterangan: Keterangan :

1. Zeta ace 502, 750 ppm + 1. Zeta ace 502, 250 ppm +
kuriflok 5 ppm, kuriflok 10 ppm + NaOH 80
ppm,
2. Zeta ace 502, 500 ppm +
kuriflok 5 ppm, 2. Zeta ace 502, 400 ppm +
kuriflok 10 ppm + NaOH 80
3. Zeta ace 502, 500 ppm +
ppm.
kuriflok 10 ppm,

4. Zeta ace 502, 1.000 ppm +


kuriflok 10 ppm.

107
Gambar 4.4 :Foto Hasil Jar Tes Gambar 4.5 : Foto Hasil Jar Tes

Keterangan: Keterangan:

1. Tawas 500 ppm + kuriflok 1. Zeta ace 504, 100 ppm +


10 ppm + NaOH 80 ppm, kuriflok 10 ppm,

2. Tawas 1.000 ppm + kuriflok 2. Zeta ace 504, 250 ppm +


10 ppm + NaOH 80 ppm. kuriflok 10 ppm,

108
Gambar 4.6 : Foto Hasil Jar Tes

Keterangan:

1. Zeta ace 504, 400 ppm + kuriflok 10 ppm,

2. Zeta ace 504, 500 ppm + kuriflok 10 ppm,

109
4.1.5. Dosis Bahan Kimia

Berdasarkan seleksi chemical di atas, dicoba untuk


dilakukan optimasi dosis dengan hasil optimal sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Dosis Bahan Kimia

Keterangan Baker 1 (ppm) Baker 2 (ppm)

Zeta ace C-504, 400 500


Kuriflok PA-322 10 10
Pengatur pH -- --
Flok besar-besar, Flok besar-besar,
Warna jernih, Warna kurang jernih,
Performance endapan bagus dan endapan bagus dan
cepat mengendap, cepat mengendap, filtrat
filtrat bersih. kurang bersih.

4.1.6. Kesimpulan Jar Test

Dari Jar Test yang sudah dilakukan dengan data-data di atas,


diperoleh hasil sebagai berikut : Kombinasi antara koagulant zeta ece
C-504 dengan dosis 400 ppm dan kuriflok PA-322 dengan dosis 10
ppm tanpa ada pengaturan pH lagi dapat memberikan hasil yang
optimum.

110
4.1.7. Konsumsi Bahan Kimia dan Biayanya

Dengan kondisi limbah yang seperti saat ini (saat dilakukannya


jar test) biaya yang diperlukan untuk bahan kimia per meter kubik
limbah adalah Rp. 2.765/m3. Jika terjadi perubahan karakteristik dari
limbah yang diolah, maka dapat merubah kebutuhan bahan kimia yang
diperlukan.

Tabel 4.2 : Konsumsi dan Biaya Bahan Kimia

Dosis, Konsumsi, Harga, Cost,


Chemical
ppm Kg/m3 Rp./Kg Rp./m3
Zeta ace C-504 400,0 5.900 2.360

Kuriflok PA-322 10,0 32.000 320

Asam/ basa -- -- -- --

Kaporit 5,0 17.000 85

Total kebutuhan biaya bahan kimia 2.765

111
4.2. Persiapan Pembuatan Larutan

4.2.1. Pembuatan Larutan Koagulan (Tawas, PAC, Zeta ace)

a. Timbang serbuk PAC sebanyak 2 kg,


b. Masukkan serbuk PAC ke dalam ember.
c. Larutkan serbuk PAC tersebut dalam air sampai habis (dengan
air bersih).
d. Masukkan larutan PAC ke dalam tangki kimia I,
e. Bilas ember tempat melarutkan serbuk PAC dengan air bersih,
f. Masukkan air bilasan ember tersebut ke dalam tangki kimia I,
g. Tambahkan air ke dalam tangki kimia I tersebut hingga mencapai
100 lt.
h. Aduk larutan hingga merata.
i. Untuk bahan tawas/alum lakukan hal yang sama.
j. Untuk larutan zeta ace tidak perlu dilarutkan/ masukkan secara
langsung ke dalam tangki kimia.

4.2.2. Pembuatan Larutan Kaporit

a. Timbang serbuk kaporit sebanyak 2 kg,


b. Masukkan serbuk kaporit ke dalam ember.
c. Larutkan serbuk kaporit tersebut dalam air sampai habis (dengan
air bersih).
d. Masukkan larutan kaporit ke dalam tangki kimia I,
e. Bilas ember tempat melarutkan serbuk kaporit dengan air bersih,

112
f. Masukkan air bilasan ember tersebut ke dalam tangki kimia I,
g. Tambahkan air ke dalam tangki kimia hingga mencapai 100 lt.
h. Aduk larutan hingga merata.
i. Larutan siap digunakan.

4.2.3. Pembuatan Larutan Kuriflok PA-322

a. Timbang serbuk kuriflok PA-322 sebanyak 100 gram,


b. Masukkan serbuk kuriflok PA-322 ke dalam ember,
c. Larutkan serbuk tersebut dalam air sampai habis (dengan air
bersih),
d. Masukkan larutan ke dalam tangki kimia II,
e. Bilas ember tempat melarutkan serbuk kuriflok dengan air bersih,
f. Masukkan air bilasan ember tersebut ke dalam tangki kimia II,
g. Tambahkan air ke dalam tangki kimia II tersebut hingga mencapai
100 lt.
h. Aduk larutan hingga merata.
i. Larutan sudah siap digunakan.

4.3. Setting Pompa (Untuk Proses Koagulasi – Flokulasi)

4.3.1. Pompa Feed Proses

Fungsi untuk mengatur debit limbah yang akan diproses dengan


menggunakan 2 kran pengatur aliran.

113
Cara mengukur debit : Dengan
menampung limbah yang
terpompa ke tangki reaktor
Chemical Treatment (Q feed) per
lima detik.

Perhitungan :

Rumus :

ol liter detik menit m


Qfeed
detik menit jam liter

Vol = Volume limbah yang terpompa ke tangki Chemical


Treatment. (litert/5 detik)

Q feed = Debit limbah yang diproses. (m3/jam)

Setting Proses adalah 1,0 m3/jam = 1.000 liter/jam.


Konversi ke detik :

Q feed = 1,0 m3/jam = 1.000 liter/jam.

Q . liter jam menit


detik jam menit detik

= 1,39 liter/ 5 detik


114
Jadi debit pompa feed proses (Q feed) harus di atur menjadi 1,39
liter/ 5 detik. Pengaturan dapat dilakukan dengan mengatur kran
yang ada pada kedua sisi pipa pompa.

4.3.2. Pompa Feed Larutan Zeta Ace C-504 (P zt)

Konsentrasi Larutan Zeta Ace (C Zt) = 100 %.

Kebutuhan Zeta Ace untuk proses (B. Zt) = 400 ppm (400 mg/liter)

Q feed = 1,0 m3/jam

= 1.000 liter / jam.

Kebutuhan Zeta Ace untuk proses (B. Zt) / jam

= 400 mg/liter x 1.000 liter/jam

= 400.000 mg/ jam.

= 400 gram / jam.

Menghitung debit pompa zeta ace (Q. P Zt) :

B. Zt = C Zt x Q. P Zt

400 g /jam = 1.000 gram x Q. P Zt


liter

Q. P Zt = 400 gram x 1 liter


jam 1.000 gram
115
= 0,4 liter /jam

= 0,4literx 1.000 ml x 1 jam


jam liter 60 menit

= 6,67 ml/ menit.

4.3.3. Pompa Feed Larutan Kuriflok PA-322 (P Kr)

Konsentrasi Larutan (C. Kr) = 0,1 %. (1 g/ lt)

Kebutuhan kuriflock untuk proses (B. Kr) = 10 ppm (10 mg/liter)

Q feed = 1,0 m3/jam


= 1.000 liter / jam.

Kebutuhan kuriflock untuk proses (B. Kr ) / jam


= 10 mg/liter x 1.000 liter/jam

= 10.000 mg/ jam.

= 10 g /jam.

Menghitung debit pompa kuriflock (Q. P Kr ) :

B. Kr = C Kr x Q. P Kr

10 g /jam = 1g x Q. P Kr
liter

116
Q. P Kr = 10 g x 1 liter
jam 1 gram

= 10 liter /jam

= 10literx 1.000 ml x 1 jam


jam liter 60 menit

= 166,67 ml / menit.

4.4. Perawatan IPAL

Agar IPAL ini dapat beroperasi dengan baik dan tidak


banyak menemui kendala dalam operasionalnya, maka unit ini
memerlukan beberapa perawatan dan beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :

 Hindari sampah padat (plastik, kain, batu, dll) yang masuk ke


dalam bak pengumpul.

 Diusahakan sedapat mungkin untuk mencegah masuknya


sampah padat ke dalam sistem IPAL.

 Bak kontrol harus dibersihkan secara rutin minimal satu minggu


sekali atau segera jika terjadi penyumbatan oleh sampah padat.

 Angkat lumpur di bak pengendap lumpur di cuci unit minimal satu


minggu sekali.

 Menghindari masuknya zat-zat kimia yang bersifat asam kuat


atau basa kuat yang dapat menggaggu proses koagulasi –

117
flokulasi, sebab di unit ini tidak dilengkapi dengan sistem kontrol
pH.

 Perlu pengurasan lumpur di dalam Bak ekualisasi dan bak


pengendapan awal secara periodik untuk menguras lumpur yang
tidak dapat terurai secara biologis. Biasanya dilakukan 24 bulan
sekali atau disesuaikan dengan kebutuhan.

 Perlu perawatan rutin terhadap pompa pengumpul, pompa air


limbah, pompa sirkulasi serta blower yang dilakukan sesuai
dengan brosur setiap unit peralatan yang ada.

 Perlu perawatan rutin terhadap flow meter. Flow meter yang


digunakan adalah type rotary dimana didalamnya ada baling-
baling kipas yang akan berputar jika ada aliran air. Apabila
flowmeter mengalami gangguan, maka putaran baling-baling
kipas akan lambat sehingga pembacaan flow meter lebih rendah
dari angka aslinya. Salah satu penyebabnya adalah tumbuhnya
lumut atau lapisan film pada baling-baling flow meter. Untuk itu
perlu dilakukan pembersihan setiap 6 bulan sekali.

4.5. Permasalahan Yang Mungkin Timbul dan Cara Pena-


nganannya

Berikut ini adalah tabel uraian penjelasan tentang bagaimana


cara untuk menangani permasalahan yang mungkin timbul di IPAL.

118
Jenis
Penyebab Cara mengatasi
Permasalahan
Bak penampung atau Pompa pengumpul air Cek aliran listrik pompa, cek
bak kontrol air limbah limbah tidak berjalan posisi pelampung otomatis
luber. atau saringan buntu. pompa, bersihkan saringan
dari kotoran-kotoran
Aliran air limbah ke Pompa air limbah di Cek pompa air limbah, cek
dalam reaktor lambat dalam bak ekualisasi saringan air limbah, Jika
atau pelan. kurang lancar, tersumbat harus
tersumbat kotoran. dibersihkan.
Blower udara di bak Pipa saluran udara Lepas pipa, dan kemudian
aerobik bekerja namun bocor sambung lagi sampai tidak
tidak mengeluarkan bocor.
hembusan udara.
Blower udara di bak Listrik tidak mengalir. Cek instalasi kelistrikan ke
aerobik tidak bekerja. blower.
Terjadi pengapungan di Udara kurang. Cek aliran distributor udara
bak aerobik dari blower.
Kualitas air limbah hasil Proses peruraian limbah Atur debit air limbah rata-
olahan tidak memenuhi berkurang karena rata sesuai dengan
baku mutu lingkungan aktifitas mikroba kapasitas.
melemah. Periksa blower dan pipa
Hembusan udara di unit pengeluaran udara. Apabila
aerobik kurang. debit air terjadi kebocoran, perbaiki.
limbah melebihi
kapasitas IPAL.
Air olahan yang keluar Mikroba dalam IPAL Tunggu sampai dengan
masih bau belum tumbuh. Suplai proses start-up selesai. Cek
udara kurang, debit air blower sudah bekerja
limbah melebihi dengan baik atau tidak.
kapasitas IPAL.

119
Lanjutannya…
Level air saluran cuci - Ipal tidak dioperasikan. - Operasikan IPAL.
unit naik - Pompa di bak - Hidupkan pompa transfer
pengumpul limbah cuci limbah cuci unit ke IPAL
unit dalam posisi off. - Angkat lumpur yang ada di
- Bak pengendap sudah bak pengendap
penuh lumpur, sehingga - Bersihkan saringan limbah
air tidak mengalir. ke bak pengumpul dari
- Saringan air di bak kotoran.
pengumpul tersumbat
sampah.
Oli di bak pemekat oli - Waktu tinggal di bak - Tunggu beberapa saat lagi
terikut kembali ke oil pemekat kurang, baru dilakukan pemompaan
trap sehingga air dan oli lagi.
belum terpisah. - Setting kembali level kontrol
- Setting level kontrol agar lapisan atas yang
kurang pas (posisi off berupa oli tidak terpompa
kurang tinggi). kembali ke oil trap.
- Jumlah oli sudah terlalu - Jika jumlah oli sudah
banyak di bak pemekat. banyak, segera pindahkan
- ke dalam drum oli.
Pompa oli tidak - Aliran listrik tidak ada. - Cek kondisi kelistrikkan
berfungsi dengan baik - Motor berputar, tetapi pompa.
impeler pompa tidak - Cek / Setting level kontrol
berputar (terjadi slip). kembali.
- Ada kotoran didalam geer
pompa oli sehingga motor
tidak kuat untuk memutar.

120
Lanjutannya..
Tidak terjadi flok di - Bahan kimia tidak - Cek arus listrik.
reaktor terpompa - Cek lampu indicator pompa
dosing
- Cek setting stroke dan
setting frekvensi pompa
dosing.
- Cek valve inlet di dalam
larutan
- Cek injektor outlet pompa
dosing.
- Keluarkan kandungan udara
di dlm body pompa.
- Kuras saluran selang pompa
dosing dengan air bersih.
- Komposisi bahan kimia- Atur kembali komposisi
kurang tepat bahan kimia (koagulant dan
flokulant) maupun debit
limbahnya.
Terbentuk busa di - Sedang terjadi - Jika busa tidak banyak tidak
reaktor kegiatan cuci dengan mengganggu proses.
deterjent - Jika busa mengganggu
proses, maka dapat
ditambahkan anti form.
(Selama ini belum muncul
gangguan akibat busa).
Jarum flow meter tidak - Impeler flow meter - Cek aliran limbah.
berjalan terhambat benda - Buka fleng flow meter, cek
keras. kondisi impeler.
- Tes dengan memutar
impeler.

121

Anda mungkin juga menyukai