PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ketersedian bahan pangan konvensional seperti beras, terigu, jagung dan kedelai.
lahan pertanian. Sedangkan terigu yang diolah dari gandum tidak dihasilkan di
Indonesia tetapi diimpor dari luar negeri dalam bentuk tepung atau gandum utuh
yang diolah menjadi tepung terigu di Jawa dan di Makasar (Ginting, Sundari dan
Kelti, 2013).
banyak terdapat di Nusa Tenggara Timur dan mudah tumbuh pada hampir semua
jenis tanah, dapat menjadi alternatif penghasil tepung karena mempunyai kadar
pati yang tinggi. Pati yang terdapat pada umbi talas mengandung amilopektin
yang tinggi dan tepat digunakan dalam pengolahan pangan karena akan
memberikan cita rasa yang khas dan tekstur yang pulen dan lengket seperti beras
ketan.
tahun 2014 sebesar 2.750 ton dengan luas areal 1.458 ha (Dinas Pertanian TTS,
2014). Hasil umbi talas yang berlimpah ini belum dimanfaatkan secara optimal
1
untuk meningkatkan nilai ekonominya oleh masyarakat kabupaten TTS.
Pengolahan hasil umbi talas masih sangat terbatas yaitu berupa ubi rebus dan ubi
tepung maka dapat dibuat berbagai jenis makanan yang mempunyai nilai ekonomi
Industri pengolahan pangan saat ini masih bergantung pada tepung terigu
sebagai bahan pokok dalam pembuatan berbagai jenis kue dan mi instan. Harga
terigu mahal saat ini karena harus diimpor dari luar negeri, sehingga sering kali
terjadi yaitu industri pengolahan dan home industri kekurangan bahan pokok
terigu. Oleh karena itu perlu dicari tepung alternatif sebagai pengganti terigu.
Umbi talas dapat menjadi pilihan sebagai pengganti terigu karena kandungan
patinya yang lebih tinggi (77,9%) dari kadar pati dalam terigu (77,3). Pati dalam
tepung tersebut yang berperan utama dalam bentuk kue dan mie instan.
tambahan telur, gula, margarine, susu, kelapa, pengembang dan bahan perisa serta
dalam pembuatannya dengan cara dioven. Tepung terigu yang digunakan dalam
pembuatan makaron dapat digantikan dengan tepung talas yang membuat cita rasa
dan tekstur produk makaron lebih menarik karena pati talas mempunyai beberapa
tepung terigu tidak disubstitusi hingga 100% tetapi masih digunakan hingga
beberapa persen karena tepung talas tidak mengandung protein gluten. Protein
2
Penelitian tentang substitusi tepung terigu dengan tepung talas dalam
pembuatan kue kering (makaron) yang telah dilakukan yaitu substitusi hingga
50% dan kualitas makaron yang dihasilkan cukup baik hingga kurang baik
kue kering kurang baik karena retak-retak yang disebabkan karena tidak tepatnya
kandungan protein gluten dan pembuatan tepung talas yang kurang baik. Tekstur
kue keras (tidak empuk) karena komposisi terigu, tepung talas dan telur yang
tidak seimbang. Komponen gizinya kurang baik karena kadar proteinnya lebih
rendah dari syarat yang ditetapkan oleh SNI 2005 untuk kue kering. Kadar protein
yang rendah ini dapat disebabkan karena proporsi terigu dan telur ayam yang
digunakan rendah. Oleh karena itu, proporsi terigu dan telur ayam dapat
terigu dengan tepung talas di bawah 50% dan di atas 50% serta proporsi telur
ayam dengan jumlah tertentu yang tepat belum diketahui dengan pasti atau hasil-
hasil penelitiannya masih terbatas. Selain itu penggunakan bahan baku umbi talas
lokal asal TTS dalam pembuatan makaron belum pernah dilakukan sehingga
kualitasnya belum diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, perlu melakukan
penelitian dengan judul kajian substitusi tepung terigu dengan tepung talas lokal
3
B. Tujuan
C. Manfaat
pemanfaatan bahan pangan berbasis bahan pokok lokal talas untuk meningkatkan
daya guna dan nilai ekonomi komoditi ubi-ubian. Sebagai informasi ilmiah bagi
D. Hipotesis
satu perlakuan substitusi tepung terigu dengan tepung talas yang memberikan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tepung Terigu
produk makanan seperti mie, kue, roti, biskuit dan produk lainnya. Nilai gizi dari
teriggu tergantung pada susunan kimia tepung murni pada bahan dasarnya.
pengikat bahan lain, dan mendistribusikan bahan lain secara merata serta
membentuk cita rasa (Matz, 1978). Menurut Kent (1975), tepung ialah bahan baku
pemanggangan, kekerasan dan bentuk dari biskuit (Widianto dkk., 2002). Tepung
juga memegang peranan penting dalam pembentukan cita rasa. Ada dua macam
tepung terigu yaitu terigu kuat dan lemah. Istilah kuat dan lemah menunjukkan
kadar protein (gluten) gandumnya. Terigu kuat mengandung protein (gluten) yang
Protein yang ada di dalam tepung terigu yang tidak larut dalam air akan
menahan gas CO2 hasil reaksi ragi dengan pati di dalam tepung. Komposisi kimia
5
Tabel 2.1. Komposisi Kimia Tepung Terigu (per 100 gram bahan)
Komposisi Jumlah
Kalori (kal) 365
Protein (g) 8,9
Lemak (g) 1,3
Karbohidrat (g) 77,3
Air (g) 12,0
P (mg) 106
Kalsium (mg) 16
Fe (mg) 1,2
Bdd 100
(Artama, 2001). Gluten terbentuk ketika tepung terigu dicampurkan dengan air.
Gluten terbentuk dari dua komplek yang dikenal sebagai gliadin dan glutenin.
mengandung lebih banyak lipida dalam tepung terigu dalam bentuk lipo protein
gluten dari tepung yang disubstitusi, karena gluten merupakan suatu massa yang
sebagian besar terdiri dari protein, lengket seperti karet dan dapat diperoleh dari
airmengalir (Winarno, 1993). Tepung terigu yang mengandung protein sekitar 7,5-
8% cocok untuk digunakan dalam pembuatan biskuit, kue kering dan crackers.
6
Tepung terigu jenis ini memiliki kemampuan menyerap air sedikit dan akan
B. Tepung Talas
(keripik, kolak, ubi goreng dan ubi rebus) atau tambahan sayur. Di negara-negara
lain seperti di Jepang dan New Zealand, talas telah dimanfaatkan sebagai bahan
baku produk berbasis karbohidrat seperti roti, kue-kue, makanan bayi atau
air yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pengental untuk soup ataupun
produk olahan lainnya. Granula patinya yang tahan panas memungkinkan tepung
talas digunakan sebagai pengental pada produk yang diolah pada suhu tinggi.
Dengan kapasitas absorpsi airnya yang juga tinggi, maka tepung ini sangat
lainnya seperti whipped toppings, sosis, chiffon, deserts, angel cake dan sponge
cake.
peneliti sebelumnya tepung talas dapat menggantikan fungsi tepung 100%, yang
7
teksur yang rapuh dan ringan, dan mampu membentuk struktur yang dapat
merupakan produk yang populer, juga merupakan jenis makanan yang digemari
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : plantae
Devisi : angiosperms
Kelas : monocots
Ordo : alismatales
Famili : araceae
Subfamili : aroideae
Bangsa : caladieae
Genus : xanthosoma
Spesies : Colocasia., Esculenta (L.) Schott
8
Talas (Colocasia.,Esculenta (L.) Schott) suku talas-talasan atau Araceae
Indonesia bagian barat. Talas mirip dengan keladi (taro) namun menghasilkan
D. Morfologi Tanaman
Daun talas berbentuk perisai yang besar. Daun ini dapat digunakan
rambut halus yang menjadikannya kedap air karena air akan mengalir langsung
E. Manfaat Tumbuhan
Dewasa ini tepung talas sudah cukup banyak dijumpai dipasaran. Hal ini
Indonesia khususnya di Pulau Jawa yang menempatkan talas sebagai salah satu
Dalam 100 gram talas kukus tanpa bumbu, terdapat 142 kalori. Mayoritas
kalori berasal dari karbohidratnya. Hebatnya, dalam 100 gram itu lemaknya cuma
0,75 gram, sedangkan seratnya sebanyak 5,3 gram. Jumlah ini sudah memenuhi
20,5% kebutuhan serat anda dalam sehari. Serat sangat bagus untuk memperlancar
kerja pencernaan.
9
Seperti halnya umbi-umbian yang lain, nutrisi terbanyak di dalam talas
dalam talas menjadikan rasa dan tekstur talas menjadi lengket dan pulen seperti
beras ketan. Pati di dalam talas memiliki sifat yang mudah dicerna, cocok
Kandungan nutrisi lain yang cukup berarti di dalam talas adalah protein.
Dibandingkan dengan singkong dan ubi jalar, kandungan protein talas setingkat
talas lebih tinggi. Setiap 100 g talas mengandung 1.9 g protein, sedangkan
singkong mengandung 1.2 g dan ubi jalar 1.8 g. Kandungan protein di dalam talas
isoleusin, triptofan dan metionin, karenanya variasikan umbi talas dengan bahan
mineral.Satu cangkir talas mengandung 10% magnesium dan fosfat, dan 13%
tembaga yang kita butuhkan setiap hari. Talas juga bahan pangan sempurna,
karena setiap cangkirnya mengandung 18% potasium, 30% mangan, dan kalium
yang anda butuhkan. Potasium berguna untuk menjaga kerja jantung dan tekanan
10
Tabel 2.2. Kandungan Gizi 100 g Tepung Talas
Komponen Kadar
Energi 19 kal
Protein 1,9 g
Lemak 0,2 g
Karbohidrat 23,7 g
Kalsium 28,0 mg
Fosfor 61 mg
Besi 1,0 mg
Vitamin A 3 RE
Vitamin C 4,0 mg
Vitamin B1 0,13 mg
Air 73,0 g
Bahan yang dapat dimakan 85 %
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI (1979).
komposisi pati diharapkan dapat menjadi data pendukung dalam menentukan jenis
produk yang akan dibuat dari pati atau tepung talas. Penelitian pada 71 sampel
umbi talas yang diambil dari negara Fiji, Samoa Barat dan Kepualauan Solomon,
diperoleh kadar pati rata-rata sebesar 24,5% dan serat sebesar 1,46% (Bradbury &
Holloway 1988).
sumber karbohidrat, protein dan lemak, talas juga mengandung beberapa unsur
pengganti nasi talas mengandung banyak karbohidrat dan protein yang terkandung
Komposisi zat yangt terkaanduung dalam 100gram talas dapat dillihat pada tabel
dibawahh ini:
11
Tabel 2. 3. Kandungan Gizi Talas Per 100 g Berat Basah Dan Tepung Talas
Vitamin A Re 3,0 0 -
1. Air
powder. Air dapat memberi kebasahan sehingga tekstur kue kering lebih empuk
12
(Lekker Snck and Cookies, 2011). Air yang digunakan yaitu air dengan kualitas
2. Gula Pasir
karena gula didalam tubuh sebagai sumber kalori. Selain sebagai bahan makanan,
karbohidrat, memiliki rasa manis dan larut dalam air (Adayanti, 1991).
3. Margarine
Fungsi margarine untuk menjaga kue agar tahan lama, menambah nilai
gizi, member aroma pada cookies, membuat cookies terasa empuk dan
kemampuan yang baik dalam pengkreman, rasa dan bau yang netral, harus mampu
mengemulsi dengan baik dan warnanya harus putih (Lekker Snack and Cookies,
2011).
4. Tepung Terigu
gluten dengan persentase berbeda.sampai saat ini belum ada bahan dasar lain
sebagai pengganti gandum untuk membuat terigu, karena gandum adalah satu-
5. Tepung Talas
13
Tepung talas cocok untuk membuat cookies karena berdasarkan hasil
peneliti sebelumnya tepung talas dapat menggantikan fungsi tepung 100%, yang
teksur yang rapuh dan ringan, dan mampu membentuk struktur yangdapat
merupakan produk yang populer, juga merupakan jenis makanan yang digemari
6. Kelapa Sangrai
7. Susu Bubuk
adonan roti, kue kering atau cake. Susu bubuk juga biasa dilarutkan dengan air
dan bias digunakan sebagai bahan pelarut saus masakan atau pengganti krim
kental. Dalam pembuatan adonan roti, cake atau kue kering, susu bubuk sebaiknya
dicampurkan dengan bahan kering yang lain. Seperti tepung terigu dangula halus.
Bahan ini kemudian diayak agar mudah tercampur rata dengan bahan lain.
akan lebih harum tekstur roti lebih lembut, berserat halus, lebih lembab dan cita
rasanya lebih lezat. Fungsi susu bubuk didalam cake juga memberikan aroma cake
lebih harum, tekstur cake lebih moist dan struktur remah cake lebih lembut.
Berbeda dengan kue kering dengan menambahkan susu bubuk didalam adonan
kue kering, hasil warna kue akan lebih kuning kecoklatan, aroma kue lebih harum
14
dan rasa lebih lezat. Susu bubuk juga bias ditambahkan kedalam adonan kering
bercita rasa gurih, seperti pada adonan Kastagels dan kulit pie.
8. Telur
Telur merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi berasal dari
dibutuhkan tubuh manusia, seperti asam amino, vitamin dan mineral yang mudah
dicerna.
9. Vanili
digunakan untuk menambahkan atau menguatkan aroma pada bahan cake, roti,
tambahan telur, gula, margarine, susu, kelapa, pengembang dan bahan perisa serta
dalam pembuatannya dengan cara dioven. Tepung terigu yang digunakan dalam
pembuatan makaron dapat digantikan dengan tepung talas yang membuat cita rasa
dan tekstur produk makaron lebih menarik karena pati talas mempunyai beberapa
terigu tidak disubstitusi sehigga 100% tetapi masih digunakan sehingga beberapa
persen karena tepung talas tidak mengandung protein gluten. Protein gluten yang
15
membuat adonan lebih elastis sehingga mempermudah dalam percetakan dan
dilumatkan, kemudian dimasak dan dicetak berupa lempengan tipis yang disebut
kue kering (Kemal, 2001). Standar mutu kue kering menurut 01-2973-1992 dapat
1. Pemilihan bahan.
2. Pencampuran bahan.
3. Percetakan
4. Pengovenan
5. Cookies makaron
6. Pengemasan
16
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Kompor gas, Wajan, Pisau, Nampan, Sutel, Oven kue, Loyang, Mixer kue, Garpu
Alat yang digunakan dalam analisis kimia kue kering makaron yaitu:
Cawan Porselen, Oven, Timbangan analitik, Desikator, Tanur, Labu ukur, Lemari
Bahan : Gula pasir ( yang telah di haluskan ), margarine, tepung terigu, tepung
talas, kelapa sangria (buah kelapa yang sudah di kupas, diparut dan digoreng ),
Bahan yang digunakan dalam analisis kimia kue kering makaron yaitu
sampel kue kering makaron, H2SO4, aquades, H2BO3 2%, selenium, NaOH 40%,
17
C. Metode Penelitian
faktor tunggal substitusi terigu dengan tepung talas (a) dengan 6 perlakuan yaitu:
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Proses pembuatan tepung talas melalui tahap sebagai berikut:
Sortasi
Pemilihan umbi talas yang baik dan segar untuk proses pembuatan tepung
talas
Ubi talas segar
Pengupasan dan pencucian
Umbi talas yang akan digunakan sebagai bahan baku tepung talas harus
cukup umur berkisar 6-18 bulan ditandai dengan daun yang tampak mulai
kemudian di cuci hingga bersih agar kotoran yang menempel pada umbi
Pengirisan
Umbi talas yang telah dicuci kemudian dirajang (pengirisan) menjadi
18
Umbi talas yang sudah di Rajang harus di rendam menggunakan air dan
NaCl (garam) yang berfungsi untuk menghilangkan getah pada umbi talas.
Pencucian
Umbi talas yang sudah di rendam harus di cuci menggunakan air bersih
efektif selama dua hari hingga umbis mudah patah apabila diremas. Proses
Celsius, cara ini digunakan apabila cuaca hujan. Kualitas terbaik adalah
alat ini untuk mencapai tingkat kehalusan 100 mesh perlu diayak dengan
pengayak tepung.
Pengirisan
Perendaman
Pencucian
Pengiringan
Penepungan
19
Tepung Talas
Gambar 3.1. Diagram Alir Pembuatan Tepung Talas
Langkah kerja:
Masukkan 200 g margarine,60 g gula halus dan 3 butir telur (bagian
menjadi putih.
Masukkan ½ kg tepung talas,1/2 kg tepung terigu,1/2 kg kelapa sangrai,60
g susu bubuk dan vanili secukupnya, ke dalam adonan pertama yang telah
Kue Kering
Gambar 3.2. Diagram alir pembuatan kue kering makaron berbasis tepung
talas
E. Parameter Pengamatan
Karakter mutu kue kering makaron yang diamati dalam penelitian ini adalah
dingin, kemudian dibuang kedalam labu ukur 100 mL sambil dibilas dengan
21
100 mL aquades disuling hingga volume penampung menjadi kurang lebih 50
isinya. Dititrasi dengan larutan HCI atau H 2SO4 0,02 N, perhitungan kadar
dengan tanda skala 10 mL dengan pelarut lemak yang sama dengan memakai
diketahui beratnya (a gram ) lalu diovenkan dengan suhu 1000C selama 3 jam.
dengan prosedur kerja pengukuran kadar air yaitu Cawan kosong dan
22
ditimbang dengan cepat kurang lebih 5g sampel yang sudah
3 jam. Cawan didinginkan selama 3-5 menit, setelah itu bahan ditimbang
sampai diperoleh berat yang tetap. Dihitung kadar airnya dengan rumus :
dimasukkan ke dalam tanur dan dibakar sampai dapat abu berwarna abu – abu
bahan makanan yang di konsumsi setiap hari, sumber energinya terdapat pada
23
Kadar karbohidrat dihitung menggunakan rumus :
% Karbohidrat = 100-(% air +% abu + % protein + % lemak)
6. Analisis Kadar Mineral Fe (Sudarmadji dkk, 1997)
dalam aquaria yaitu asam sitrat : HCl ( 3:1 )p, kemudian ditetapkan
volumenya dalam labu takar 50 mL. Setelah itu larutan disebarkan dalam
nyala api yang ada di dalam alat AAS (Atomic Absorpyion Spectrophotometer)
sehingga absorpsi atau emisi logam Fe dapat dianalisa dan diukur pada
kerenyahan atau kekerasan dapat dilihat pada angka yang ditunjukkan oleh
meter penunjuk.
kelayakan suatu produk agar dapat diterima oleh panelis (konsumen). Metode
24
adalah (5) sangat suka, (4) suka, (3) agak suka, (2) tidak suka dan, (1) sangat
Yij=µ + αi + εij
i=1, 2, 3, 4, 5, 6
j=1, 2, 3
Dimana:
Yij = nilai hasil pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
εij= pengaruh galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
program SPSS versi 21,0 yang meliputi sidik ragam dan uji Tukey HSD
statistic non parametrik yaitu uji Friedmann dan uji lanjut Least
BAB IV.
25
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Kue kering merupakan salah satu jenis makanan ringan yang diminati
pencampuran dan resep yang digunakan, dengan adonan yang lunak, renyah, dan
tekstur yang kurang padat. Dalam pembuatan kue kering, tepung, telur, baking
tepung terigu dengan tepung talas yaitu A1 =500g tepung terigu, A2 = 450g
tepung terigu + 50g tepung talas A3 = 400g tepung terigu + 100g tepung talas A4
= 300g tepung terigu + 200g tepung talas A5 = 200g tepung terigu + 300g tepung
Penelitian ini diawali dengan sortasi dimana pemilihan ubi talas yang
layak digunakan dalam pembuatan tepung, setelah itu talas yang sudah terpilih
dikupas kulitnya kemudian di cuci hingga bersih agar kotoran yang menempel
pada umbi menjadi bersih kemudian rendam dalam air bersih. Umbi talas yang
telah dicuci kemudian dirajang (pengirisan) menjadi bentuk chip (irisan melintang
Umbi talas yang sudah di rajang harus di rendam menggunakan air dan
NaCl(garam) yang berfungsi untuk menghilangkan getah pada umbi talas. Umbi
talas yang telah di cuci kemudian dijemur pada sinar matahari efektif selama dua
26
hari hingga singkong mudah patah apabila diremas. Proses pengeringan dapat
juga dilakukan dengan oven dengan suhu 50°C, cara ini digunakan apabila cuaca
apabila kapasitas dan volumenya banyak. Tingkat kehalusan tepung adalah 100
a) Ubi talas yang telah b) pengupasan ubi talas c) ubi talas dicuci
di sortasi menggunakan pisau menggunakan air bersih
d) ubi talas di iris e) ubi talas direndam f) irisan ubi talas di jemur
menggunakan alat menggunakan NaCl di sinar matahari
pengiris
g) tepung talas.
27
Penelitian selanjutnya persiapan bahan-bahan dan proses pembuatan kue
kering. Bahan yang akan digunakan ditimbang,setelah itu mikser bahan tersebut
hingga adonannya mengembang dan berwarna puti. Adonan tersebut dicetak dan
di dioven hingga matang. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
itu,untuk mengetahui sifat kimia kue kering makaron maka dilakukan beberapa
28
pengujian yang meliputi kadar protein,kadar lemak,kadar air,karbohidrat dan
kadar abu.
1. Kadar Protein Kue Kering Makaron
dengan tepung talas berpengaruh signifikan terhadap kadar protein kue kering
makaron.(dapat dilihat pada lampiran 5) Hasil uji lanjut Tukey HSD pada taraf
Tabel 4. Nilai rata-rata kadar protein (% d/b) padakue kering makaron hasil
substitusi tepung terigu dengan tepung ubi talas.
Perlakuan Rata-rata kadar protein (%)
A1 100% tepung terigu 20.10f
A2 90% tepung terigu + 10% tepung talas 18.41e
A3 80% tepung terigu + 20% tepung talas 15.99d
A4 60% tepung terigu + 40% tepung talas 12.95c
A5 40% tepung terigu + 60% tepung talas 10.18b
A6 20% tepung terigu + 80% tepung talas 7.22a
Keterangan:Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama berbeda signifikan pada uji Tukey HSD pada α 0,05.
Berdasarkan hasil uji Tukey HSD menunjukan bahwa nilai rata-rata
tertinggi terdapat pada A1 (100% tepung terigu) dan yang terendah terdapat
29
pada A6 (20% tepung terigu + 80% tepung talas) Dimana rata-rata kadar
memberi lebih banyak energi daripada karbohidrat atau protein lemak juga
diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa. Lemak pada
Adiono,2010)
tepung terigu dengan tepung talas tidak berpengaru signifikan (p < 0,05)
terhadap kadar lemak kue kering makaron dapat dilihat pada Lampiran 9.
Hasil uji lanjut Tukey HSD pada taraf α.0,05 terhadap nilai rata-rata
30
Tabel 5. Nilai rata-rata kadar lemak (% d/b) pada kue kering makaron hasil
substitusi tepung terigu dengan tepung ubi talas.
lemak tertinggi terdapat pada A1 (100% tepung terigu) dan yang terendah
terdapat pada A6 (20% tepung terigu + 80% tepung talas) hal ini disebabkan
karena kandungan lemak pada tepung talas lebih rendah bila dibandingkan
makaron adanya penambahan kelapa sangrai, margarine, room buter dan susu.
lipid dan sebagian dari lipid itu terdapat dalam bentuk terikat lipoprotein.
Margarine bila ditambah pada adonan maka adonan tersebut akan mempunyai
pada bahan pangan, karena kandungan air dalam bahan pangan dapat
31
tersebut.kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan
yang dinyakan dalam%. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan
Kandungan kadar air pada kue kering makaron tepung terigu dengan
(dapat dilihat pada lampiran13 ). Hasil uji lanjut Tukey pada taraf α.0,05
terhadap nilai rata-rata kue kering makaron dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Nilai rata-rata kadar air (% w/b) pada kue kering makaron hasil
substitusi tepung terigu dengan tepung ubi talas.
kandungan air kue kering makaron setiap perlakuan berbeda signifikan. Nilai
rata-rata kandungan air kue kering makaron berkisar antara 3,01 samapai 5,62
terigu) dan terendah terdapat pada perlakuan A6 (20 %tepung terigu + 80%
tepung talas). Hal ini disebabkan karena kandungan air pada tepung talas lebih
rendah bila dibandingkan dengan kandungan air pada tepung terigu karena
32
Menurut Winarno (1999) menyatakan bahwa pati yang terkandung
dalam tepung talas mempunyai kemampuan yang besar untuk menyerap air
bila diikuti oleh kenaikan suhu sehingga akan mengembang secara maksimal.
Winarno (1999) menyatakan bahwa tinggi rendahnya kadar air suatu bahan
ditentukan air terikat dan air bebas yang terdapat dalam bahan. Air terikat ini
membutuhkan suhu yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan air bebas yang
memiliki air terikat yang lebih banyak memiliki kadar air yang lebih tinggi.
terhadap kadar abu kue kering makaron dapat dilihat pada Lampiran 17. Hasil
uji lanjut Tukey HSD pada taraf α.0,05 terhadap nilai rata-rata kandungan abu
Tabel 7. Nilai rata-rata kadar abu (% d/b) pada kue kering makaron hasil
substitusi tepung terigu dengan tepung ubi talas.
Perlakuan Rata-rata kadar abu(%)
A1 100% tepung terigu 1,11a
A2 90% tepung terigu + 10% tepung talas 1,13a
A3 80% tepung terigu + 20% tepung talas 1,16a
A4 60% tepung terigu + 40% tepung talas 1,22a
A5 40% tepung terigu + 60% tepung talas 1,24a
A6 20% tepung terigu + 80% tepung talas 1,28a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berbeda signifikan pada uji Tukey HSD pada α 0,05.
Berdasarkan hasil uji Tukey HSD menunjukan bahwa nilai rata-rata
kandungan abu kue kering makaron setiap perlakuan tidak berbeda signifikan.
33
kandungan abu tertinggi terdapat pada A6 (20% tepung terigu + 80% tepung
talas) dan kandungan terendah terdapat pada A1 (100% tepung terigu).Hal ini
disebabkan karena kandungan abu pada tepung talas meningkat pada saat
putih tepung.
banyak terdapat dalam bahan pangan nabati, baik berupa gula sederhana,
34
karbohidrat kue kering makarondapat dilihat pada Lampiran 21. Hasil uji
Tukey HSD pada taraf α. 0,05 terhadap nilai rata-rata kandungan karbohidrat
Tabel 8. Nilai rata-rata kadar karbohidrat (% d/b) pada kue kering makaron hasil
substitusi tepung terigu dengan tepung ubi talas.
pada A6 (20% tepung terigu + 80% tepung talas) dan kandungan terendah
terdapat pada A2 (90% tepung terigu + 10 % tepung talas). Hal ini disebabkan
35
Hasil analisis ragam menunjukan bahwa faktor tingkat substitusi
terhadap kadar fe kue kering makaron dapat dilihat pada Lampiran 25. Hasil
uji lanjut Tukey HSD pada taraf α.0,05 terhadap nilai rata-rata kandungan Fe
Tabel 9. Nilai rata-rata kadar Fe (ppm) pada kue kering makaron hasil
substitusi tepung terigu dengan tepung ubi talas.
pada perlakuan A6 (20% tepung terigu + 80% tepung talas). Hal ini
36
Hasil analisis ragam menunjukan bahwa faktor tingkat substitusi
kekerasan kue kering makaron dapat dilihat pada Lampiran 32. Hasil uji
Tukey HSD pada α = 0,05 terhadap nilai rata-rata kue makaron. Menurut
perlakuan tingkat substitusi tepung terigu dengan tepung talas dapat dilihat
Tabel 10. Nilai rata-rata kadar kekerasan (%) pada kue kering makaron hasil
substitusi tepung terigu dengan tepung ubi talas.
dimana rata-rata kandungan kekerasan berkisar antara 4,83 sampai 23,5% dimana
40% tepung talas) dan perlakuan terendah terdapat pada perlakuan A3 (80%
tepung terigu + 20% tepung talas), hal ini di sebabkan oleh faktor pemanggangan
yang terlalu sehingga kue tersebut menjadi keras bila bandingkan dengan
perlakuan yang lain. Pemangangan merupakan aspek yang kritis dari urutan
proses untuk menghasilkan kue kering makaron yang berkualitas tinggi yang
37
ditentukan oleh lama pemangangan,ketetapan suhu pada saat pemangangan dan
ataupun produk pangan. Meskipun baik,jika rasa tidak enak atau tidak disukai
maka produk akan ditolak. Ada empat jenis rasa dasar yang dikenali oleh
manusia yaitu : asin, asam, manis, dan pahit. Sedangkan rasa lainnya
menunjukan bahwa faktor tingkat substitusi tepung terigu dengan tepung talas
LSDR pada taraf α = 0,05 terhadap ranking total kue kering makaron disajikan
38
Gambar 4.3.Rangking total rasa kue kering makaron menurut perlakuan
substitusi tepung terigu dengan tepung talas
terhadap respon panelis dari segi rasa kue kering makaron. Setiap
tepung terigu). Hal ini disebabkan banyaknya tepung ubi talas yang
yang kurang disukai oleh panelis hal ini disebabkan karena tepung talas
2. Tekstur
Tekstur suatu bahan merupakan salah satu sifat fisik dari bahan
39
lembut, berpasir, kasar, cepat hancur turut menentukan penerimaan
Hasil uji LSDR pada taraf α = 0,05 terhadap ranking total kue kering
makaron disajikan dalam bentuk grafik batang dapat dilihat pada Gambar
40
4.4
41
Hasil analisis diketahui setiap perlakuan memberi pengaru
karena memiliki tekstur yang renyah dan mudah hancur di mulut.Hal ini
3. Aroma
menghadapi makanan baru,maka selain bentuk dan warna, bau atau aroma
dan Kaseger,1985).
Hasil uji LSDR pada taraf α = 0,05 terhadap ranking total kue kering
makaron disajikan dalam bentuk grafik batang dapat dilihat pada Gambar
4.5.
42
Gambar 4.5. Rangking total aroma kue kering makaron menurut
perlakuan substitusi tepung terigu dengan tepung talas.
Hasil analisis diketahui setiap perlakuan memberi pengaru
terhadap respon panelis dari segi aroma kue kering makaron. Setiap
tinggi bar yang berbeda nyata dimana perlakuan A5 memiliki ranking total
tertinggi. Hal ini disebabkan karena aroma yang terkandung pada tepung
4. Warna
Suatu bahan pangan yang dinilai enak dan teksturnya baik tidak akan
dimakan apabila memiliki warna yang kurang sedap dipandang atau telah
43
menyimpang dari warna yang seharusnya. Penentuan mutu suatu bahan
42. Hasil uji LSDR pada taraf α = 0,05 terhadap ranking total kue kering
makaron disajikan dalam bentuk grafik batang dapat dilihat pada Gambar
4.6.
terhadap respon panelis dari segi warna kue kering makaron. Setiap
44
perlakuan terlihat tinggi bar yang tidak berbeda nyata, dimana perlakuan
Preferensi aroma yang tinggi bar nya hampir sama pada perlakuan A1, A4
ranking total tertinggi. Hal ini disebabkan karena warna yang terkandung
tepung talas maka semakin meningkat daya terima kue kering makaron.
Hal ini disebabkan oleh faktor lama pemangangan dan warna pada kue
kering makaron.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
substitusi tepung terigu dengan tepung talas yang berpengaruh tidak signifikan
signifikan terhadap kualitas sifat fisik kue kering makaron yakni kekerasan.
3. Perlakuan A4 dan A5 memberikan kuelitas organoleptik terbaik kue kering
makaron yakni rasa 75,09% , takstur 79,6%, aroma 78,00% dan warna 72,4%.
4. Perlakuan A4 (60%tepung terigu + 40%tepung talas) memberi kulitas sifat
Saran yang diberikan yakni dalam pembuatan kue kering makarin hasil
46
DAFTAR PUSTAKA
47
Siregar, RJH. (2011). Pengaruh perbandingan tepung terigu dengan tepung talas
dankarboksimetil selulosa (CMC) terhadap mutu roti tawar.Skripsi
sarjana yangtidakdipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara,
48
LAMPIRAN
49
Lampiran 2. Kuisoner Uji Organoleptik / Sensoris aroma kue kering makaron
Panelis : ......................................................................................
Nama Panelis /Penguji : ......................................................................................
NIM : ......................................................................................
Produk yang di uji : ......................................................................................
Hari / tanggal uji : ......................................................................................
Tanda Tangan : ......................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
50
Lampiran 3. Kuisoner Uji Organoleptik / Sensoris Tekstur kue kering makaron
Panelis : ........................................................................................
Nama Panelis /Penguji :.........................................................................................
NIM : ........................................................................................
Produk yang di uji : ........................................................................................
Hari / tanggal uji : ........................................................................................
Tanda Tangan : ........................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
51
Uji Mutu Warna Kue Kering Makaron
Panelis : ....................................................................................
Nama Panelis /Penguji : ....................................................................................
NIM : ....................................................................................
Produk yang di uji : ....................................................................................
Hari / tanggal uji : ....................................................................................
Tanda Tangan : ....................................................................................
Ujilah mutu warna dari kue kering makaron dengan mencicipinya secermat
mungkin, dan tulislah seberapa jauh sensasi / kesan yang anda alami dengan
memberikan tanda ceklis (√) pada pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yang paling
sesuai sensai yang anda rasakan.
......................................................................................................................................
52
komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas.
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Kadar_Protein
Perlakuan Std.
Mean Deviation N
A1 20.1000 .06000 3
A2 18.4167 .23502 3
A3 15.9933 .17786 3
A4 12.9567 .11504 3
A5 10.1867 .20551 3
A6 7.2233 .08737 3
Total 14.1461 4.64412 18
Dependent Variable:Kadar_Protein
F df1 df2 Sig.
.940 5 12 .490
Tests the null hypothesis that the error
variance of the dependent variable is
equal across groups.
a. Design: Intercept + Perlakuan
53
Lampiran 6 .Hasil analisis varians protein kue kering makaron berdasarkan
komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas.
54
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Kadar_Protein
dimension3
A4 7.1433* .13063 .000 6.7046 7.5821
*
A5 9.9133 .13063 .000 9.4746 10.3521
dimension3
A4 3.0367* .13063 .000 2.5979 3.4754
*
A5 5.8067 .13063 .000 5.3679 6.2454
*
A4 A1 -7.1433 .13063 .000 -7.5821 -6.7046
dimension3
A3 -5.8067* .13063 .000 -6.2454 -5.3679
*
A4 -2.7700 .13063 .000 -3.2088 -2.3312
55
Lampiran 8. Nilai homogenous subsets Tukey HSD terhadap kadar protein kue kering
makaron berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung
talas.
Perla Rata-rata
Perla 1 2 3 4 5 6 kuan
kuan N
6 3 7.2233 A1 20.10f
5 3 10.1867 A2 18.41e
4 3 12.9567 A3 15.99d
3 3 15.9933 A4 12.95c
2 3 18.4167 A5 10.18b
1 3 20.1000 A6 7.22a
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .026.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
b. Alpha = .05.
Homogeneous subsets
Lampiran 9.Data hasil pengamatan lemak (%) kue kering makaron berdasarkan
komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas.
Dependent Variable:Lelak
F Df1 Df2 Sig.
2.774 5 12 .065
Test the null hypothesis that error variance of the
dependent variable is equal across groups.
a. design: intercept + perlakuan
56
Lampiran10. Hasil analisis varians lemak kue kering makaron berdasarkan
komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung
Multipe Comparisons
Lemak tukey HSD
(I) Mean Std. Sig. 95% Confinence Interval
Perlakuan (J) Difference (I- Error Lower Upper
Perlakuan J) Bound Bound
1 2 1.8667 2.09765 .942 -5.1792 8.9125
3 2.7733 2.09765 .768 -4.2725 9.8192
4 3.3067 2.09765 .627 -3.7392 10.3525
5 4.1733 2.09765 .401 -2.8725 11.2192
6 4.9667 2.09765 .241 -2.0792 12.0125
2 1 -1.8667 2.09765 .942 -8.9125 5.1792
3 .9067 2.09765 .998 -6.1392 7.9525
4 1.4400 2.09765 .980 -5.6058 8.4858
5 2.3067 2.09765 .872 -4.7392 9.3525
6 3.1000 2.09765 .683 -3.9458 10.1458
3 1 -2.7733 2.09765 .768 -9.8192 4.2725
2 -.9067 2.09765 .998 -7.9525 6.1325
4 .5333 2.09765 1.000 -6.5125 7.5792
5 1.4000 2.09765 .982 -5.6458 8.4458
6 2.1933 2.09765 .893 -4.8525 9.2392
4 1 -3.3067 2.09765 .627 -10.3525 3.7392
2 -1.4400 2.09765 .980 -8.4858 5.6058
3 -.5333 2.09765 1.000 -7.5792 6.5126
5 .8667 2.09765 .998 -6.1792 7.9125
57
6 1.6600 2.09765 .964 -5.3858 8.7058
Lampiran 12. Nilai homogenous subsets Tukey HSD terhadap kadarlemak kue
kering makaron berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu
dengan tepung talas.
Lampiran 13.Data hasil pengamatan kadar air (%) kue kering makaron
berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas.
58
Levene’s Test of Equality of Error Variancesa
Multipe Comparisons
Abu Tukey HSD
(I) Mean Std. Sig. 95% Confinence Interval
Perlakuan (J) Difference (I- Error Lower Upper
Perlakuan J) Bound Bound
59
1 2 1.0800* .07652 .000 .8230 1.3370
3 1.1133 .07652 .000 .8563 1.3704
*
4 1.1333 .07652 .000 .8763 1.3904
5 1.9333* .07652 .000 1.6633 2.1804
*
6 2.6100 .07652 .000 2.3530 2.8670
2 1 -1.0800* .07652 .000 -1.3370 -.8230
3 .0333 .07652 .997 -.2237 .2904
4 .0533 .07652 .979 -.2037 .3104
5 .8433* .07652 .000 .5863 1.1004
*
6 1.5300 .07652 .000 1.2730 1.7870
3 1 -1.1133* .07652 .000 -1.3704 -.8563
2 -.0333 .07652 997 -.2904 .2237
4 .0200 .07652 1.000 -.2370 .2770
5 .8100* .07652 .000 .5530 1.0670
6 1.4967* .07652 .000 1.2396 1.7535
*
4 1 -1.1333 .07652 .000 -1.394 -.8763
2 -.0533 .07652 .979 -.3104 .2037
3 -.0200 .07652 1.000 -.2770 .2370
5 .7900* .07652 .000 .5330 1.0470
*
6 1.4676 .07652 .000 1.2169 1.7330
5 1 -1.9233* .07652 .000 -2.1804 -1.6663
*
2 -.8433 .07652 .000 -1.1004 -.5863
3 -.810* .07652 .000 -1.0670 -.5530
*
4 -.7900 .07652 .000 -1.0407 -.5330
6 .6867* .07652 .000 .4296 .9437
*
6 1 -2.6100 .07652 .000 -2.8670 -2.3530
2 -1.5300* .07652 .000 -1.7870 -1. 2730
3 -1.4967* .07652 .000 -1.7537 -1.2396
*
4 -1.4767 .07652 .000 -1.1737 -1.2196
5 -.6869* .07652 .000 .9437 -.4296
Based on observed means
The erro tern is mean Squaer (Error = .009.)
*. The mean difference is significant at tne .05. level.
Lampiran 16. nilai homogenous subsets Tukey HSD terhadap kadar air kue
kering makaron berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu
dengan tepung talas.
Homogenous Subset
Tukey HSD kadar Air
Subset perlakuan Rata-rata
Perlakuan N 1 2 3 4
6 3 3.0133 A1 5.6233
5 3 3.7000 A2 4.5433c
4 3 4.4900 A3 4.5100c
3 3 4.5100 A4 4.4900c
60
2 3 4.5433 A5 3.7000b
1 3 5.6233 A6 3.0133a
Sig.
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) =.009.
Lampiran17. Data hasil pengamatan kadar abu (%) kue kering makaron
berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas.
61
Deskriptive Statistics
Dependent Variable: abu
Perlakuan Mean Std. Deviation N
1 1.1100 .02646 3
2 1.1367 .04726 3
3 1.1633 .05774 3
4 1.2200 .03000 3
5 1.2433 .05132 3
6 1.2800 .13784 3
Total 1.1922 .08496 18
Lampiran 18 . Hasil analisis varians kadar abu kue kering makaron berdasarkan
komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung
Multipe Comparisons
Tukey HSD kadar abu
(I) Mean Std. Sig. 95% Confinence Interval
Perlakuan (J) Difference (I- Error Lower Upper
Perlakuan J) Bound Bound
62
1 2 -.0267 .05647 .996 -.2163 .1630
3 -.0533 .05647 .972 -.2430 .1363
4 -.1100 .05647 .422 -.2997 .0797
5 -.1333 .05647 .243 -.3230 .0563
6 -.1700 .05647 .089 -.3597 .0197
2 1 .0267 .05647 .996 -.1630 .2163
3 -.0267 .05647 .996 -.2163 .1630
4 -.0833 .05647 .685 -.2730 .1063
5 -.1067 .05647 .452 -.2963 .0830
6 -.1433 .05647 .187 -.3330 .0463
3 1 .0533 .05647 .927 -.1363 .2430
2 .0267 .05647 .996 -.1630 .2163
4 -.0567 .05647 .908 -.2463 .1330
5 .0800 .05647 .718 -.2697 .1097
6 -.1167 .05647 .364 -.3036 .0730
4 1 .1100 .05647 .927 -.0797 .2997
2 .0833 .05647 .998 -.1063 .2730
3 .0567 .05647 .908 -.2463 .2463
5 -.0233 .05647 .718 -.2697 .1663
6 -.0600 .05647 .364 -.3063 .1297
5 1 .1333 .05647 .243 -.0563 .3230
2 .1067 .05647 .452 -.0830 .2963
3 .0880 .05647 .718 -.1097 .3697
4 .0233 .05647 .998 -.1663 .2130
6 -.0367 .05647 .984 -.2263 .1530
6 1 .1700 .05647 .089 -.0197 .3597
2 .1433 .05647 .187 -.0463 .3330
3 .1167 .05647 .364 -.0730 .3063
4 .0600 .05647 .887 -.1297 .2497
5 .0367 .05647 .984 -.1530 .2263
Multipe Comparisons
Abu Tukey HSD
(I) Mean Std. Sig. 95% Confinence Interval
Perlakuan (J) Difference (I- Error Lower Upper
Perlakuan J) Bound Bound
1 2 -.0267 .05647 .996 -.2163 .1630
3 -.0533 .05647 .972 -.2430 .1363
4 -.1100 .05647 .422 -.2997 .0797
5 -.1333 .05647 .243 -.3230 .0563
6 -.1700 .05647 .089 -.3597 .0197
2 1 .0267 .05647 .996 -.1630 .2163
3 -.0267 .05647 .996 -.2163 .1630
4 -.0833 .05647 .685 -.2730 .1063
5 -.1067 .05647 .452 -.2963 .0830
63
6 -.1433 .05647 .187 -.3330 .0463
Lampiran 20. Nilai homogenous subsets Tukey HSD terhadap kadar abu kue
kering makaron berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu
dengan tepung talas.
Homogeneous subsets
Tukey HSD Abu
Subset
Perlakuan N 1 Perlakuan Rata-rata
1 3 1.1100 A1 1.1100a
2 3 1.1367 A2 1.1367a
3 3 1.1633 A3 1.1633a
4 3 1.2200 A4 1.2200a
5 3 1.2400 A5 1.2400a
6 3 1.2800 A6 1.2800a
Sig. .089
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) =.005.
64
Lampiran 21. Data hasil pengamatan Karbohidrat (%) kue kering makaron
berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas.
Lampiran 22. Hasil analisis varians Karbohidrat kue kering makaron berdasarkan
komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung.
Multipe Comparisons
Karbohidrat tukey HSD
(I) Sig. 95% Confinence Interval
65
Perlakuan (J) Mean Std. Lower Upper
Perlakuan Difference (I- Error Bound Bound
J)
1 2 -2.9800 2.12762 .726 -10.1265 4.1665
3 -4.0800 2.12762 .437 -11.2265 3.0665
4 -4.6300 2.12762 .315 -11.7756 2.5165
5 -6.2800 2.12762 .089 -13.4265 . 8665
6 -7.733* 2.12762 .031 -14.9098 -.6168
2 1 2.9800 2.12762 .726 -4.1665 10.1265
3 -1.1000 2.12762 .994 -8.2465 6.0465
4 -1.6500 2.12762 .067 -8.7965 5.4965
5 -.2.3000 2.12762 .642 -10.4465 3.8465
6 -3.7833 2.12762 .285 -11.9298 2.3632
3 1 4.0800 2.12762 .437 -3.0665 11.7765
2 1.1000 2.12762 .994 -6.0465 8.9765
4 -.5500 2.12762 1.000 -7.9565 6.6965
5 -2.200 2.12762 .897 -9.3465 4.4965
6 -3.6833 2.12762 .538 -10.8298 3.0132
4 1 4.6300 2.12762 .315 -2.5165 11.7765
2 1.1000 2.12762 .967 -5.4965 8.7965
3 .5500 2.12762 1.000 -6.5965 7.6965
5 -1.6500 2.12762 .967 -8.7965 5.4965
6 -3.1333 2.12762 .686 -10.2798 4.0132
5 1 6.2800 2.12762 .098 -.8665 13.4265
2 3.3000 2.12762 .642 -3.8465 10.4465
3 2.2000 2.12762 .897 -4.4965 9.3465
4 1.6500 2.12762 .967 -5.4965 8.7965
6 -1.4833 2.12762 .979 -8.6598 5.6633
6 1 7.7633 2.12762 .031 .5168 14.9098
2 4.7833 2.12762 .285 -2.3236 11.9298
3 3.6833 2.12762 .538 -3.4632 10.8298
4 3.1333 2.12762 .686 -4.012 10.2798
5 1.4833 2.12762 .979 -5.6632 8.6298
Lampiran 24. Nilai homogenous subsets Tukey HSD terhadap Kearbohidrat kue
kering makaron berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu
dengan tepung talas.
Homogenous Subset
Karbohidrat Tukey HSD
Subset
Perlakuan N 1 2 Perlakuan Rata-rata
1 3 66.3267 A1 66.3267a
2 3 69.3067 69.3067 A2 69.3067ab
3 3 70.4067 70.4067 A3 70.4067ab
4 3 70.9567 70.4067 A4 70.4067ab
5 3 72.6067 72.6067 A5 72.6067ab
6 3 74.0900 A6 74.0900b
66
Sig.
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 6.790
Lampiran 25. Data hasil pengamatan kadar Fe (%) kue kering makaron
berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas.
Deskriptive Statistics
Dependent Variable: fe
Perlakuan Mean Std. Deviation N
1 1.200 .01000 3
2 1.1767 .02080 3
3 1.667 .01155 3
4 1.1033 .00577 3
5 1.0833 .02887 3
6 1.0657 .00577 3
Total 1.1311 .05593 18
Levene’s Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable: fe
F Df1 Df2 Sig.
4.176 5 12 .020
Test the null hypothesis that error variance of the dependent variable is equal
across groups.
a. design: intercept + perlakuan
67
Lampiran 26. Hasil analisis varians kadar Fe kue kering makaron berdasarkan
komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas
Multipe Comparisons
Fe Tukey HSD
(I) Mean Std. Sig. 95% Confinence Interval
Perlakuan (J) Difference (I- Error Lower Upper
Perlakuan J) Bound Bound
1 2 .0233 .01319 .518 -.0210 .0676
3 .0333 .01319 .191 -.0110 .0776
4 .0977* .01319 .000 .0524 .1410
5 .1167* .01319 .000 .0724 .1610
*
6 .1433 .01319 .000 .0990 .1876
2 1 -.0233 .01319 .518 -.0676 .0210
3 .0100 .01319 .970 -.0343 .0543
4 .0733* .01319 .001 .0290 .1176
*
5 .0933 .01319 .000 .0490 .1378
6 .1200* .01319 .000 .0757 .1643
3 1 -.0333 .01319 .191 -.0776 .0110
2 -.0100 .01319 .970 -.0543 .0343
4 .0633* .01319 .004 .0190 .1076
5 .0833* .01319 .000 .0390 .1276
*
6 .1100 .01319 .000 .0657 .1543
4 1 -.0979* .01319 .000 -.1410 -.0524
2 -.0700* .01319 .001 -.1176 -.0290
3 -.0633* .01319 .004 -.1076 -.0190
5 .0200 .01319 .662 -.0243 .0643
6 .0467* .01319 .037 .0024 .0910
68
5 1 -.1167* .01319 .000 -.1610 -.0724
2 -.0933* .01319 .000 -.1376 -.0490
*
3 -.0833 .01319 .000 -.1276 -.0390
4 -.0200 .01319 .662 -.0643 .0243
6 .0267 .01319 .385 -.0176 .0710
6 1 -.1433* .01319 .000 -.1876 -.0990
2 -.1200* .01319 .000 -.1643 -.0757
3 -.1100* .01319 .000 -.1543 -.657
4 -.0467* .01319 .037 -.0910 -.0024
5 .0267 .01319 .385 -.0710 .0176
Based on observed means
The error tern is mean Square (error) = .000.
*.
The mean difference is signifikan at the .05 level
Lampiran 28 .Nilai homogenous subsets Tukey HSD terhadap kadar Fe kue kering
makaron berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu dengan
tepung talas.
Homogeneous subsets
Tukey HSD fe
Subset
Perlakuan N 1 2 3 Perlakuan Rata-rata
6 3 1.0567 A1 1.2000c
5 3 1.0833 1.0833 A2 1.1767c
4 3 1.1033 A3 1.1667c
3 3 1.1667 A4 1.1033b
2 3 1.1767 A5 1.0833ab
1 3 1.2000 A6 1.0567a
Sig. .385 .662 .191
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) =.000.
Lampiran 29.Data hasil pengamatan Kekerasan (%) kue kering makaron
berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas.
69
Deskriptive Statistics
Dependent Variable:kekerasan
Perlakuan Mean Std. N
Deviation
1 6.3333 .28868 3
2 6.1667 .28868 3
73 4.8333 2.36291 3
4 23.5000 4.92443 3
5 7.0000 1.3288 3
6 17.0000 .50000 3
Total 10.8056 7.42638 18
Levene’s Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:kekerasan
F Df1 Df2 Sig.
6.222 5 12 .005
Test the null hypothesis that error variance of the dependent variable is equal
across groups.
a. design: intercept + perlakuan
Lampiran 30. Hasil analisis varians Kekerasan kue kering makaron berdasarkan
komposisi perlakuan tepung terigu dengan tepung talas.
Multipe Comparisons
Tukey HSD kekerasan
(I) Mean Std. Sig. 95% Confinence Interval
Perlakuan (J) Difference (I- Error Lower Upper
Perlakuan J) Bound Bound
70
1 2 .1667 1.88562 1.000 -6.1670 6.5003
3 1. 5000 1.88562 . 963 -4.8336 7.8336
4 -17.1667* 1.88562 .000 -23.5003 -10.8330
5 -.6667 1.88562 .999 -7.0003 5.6670
6 -10.6667* 1.88562 .001 -17.0003 -4.3330
2 1 -.1667 1.88562 1. 000 -6.5003 6.1670
3 1.3333 1.88562 .977 -5.0003 7.6670
4 -17.3333* 1.88562 .000 -23.6670 -10.9997
5 -.8333 1.88562 .997 -7.1670 5.9997
6 -10.8333* 1.88562 .001 -17.1670 -4.4997
3 1 -1.5000* 1.88562 .963 -7.8336 4.8336
2 -1.3333* 1.88562 .977 -7.6670 5.0003
4 -18.6667* 1.88562 .000 -23.0030 -12.3330
5 -2.5000 1.88562 .852 -7.5003 4.1670
6 -12.5000* 1.88562 .000 -17.5003 -5.8330
4 1 17.6667* 1.88562 .000 10.8330 23.5003
2 17.8333* 1.88562 .000 10.9997 23.6670
3 18.1667* 1.88562 .000 12.3330 25.0003
5 16.5000* 1.88562 .000 10.1664 22.8336
6 6.5000* 1.88562 .043 .1664 12.8336
5 1 .6667 1.88562 .999 -5.6670 7.0003
2 .8333 1.88562 .997 -5. 5003 7.1670
3 2. 1667 1.88562 .852 -4.1670 8.5003
4 -16.5000* 1.88562 .000 -22.8336 -10.5003
6 -10.0000* 1.88562 .002 -16.3336 -3.6664
6 1 10.6667* 1.88562 .001 4.3330 17.0003
2 10.8333* 1.88562 .001 4.4990 17.1670
3 12.1667* 1.88562 .000 5.8330 17.5003
4 -.5000* 1.88562 .043 -12.8336 -.1664
5 10.0000* 1.88562 .002 3.6664 16.3336
Lampiran 32. Nilai homogenous subsets Tukey HSD terhadap Kekerasan kue
kering makaron berdasarkan komposisi perlakuan tepung terigu
dengan tepung talas.
Homogeneous subsets
Tukey HSD kekerasan
Subset
Perlakuan N 1 2 3 Perlakuan Rata-rata
3 3 4.8333 A1 6.3333a
2 3 6.1667 A2 6.1667a
1 3 6.3333 A3 4.8333a
5 3 7.0000 A4 23.5000
6 3 17.0000 A5 7.0000a
4 3 23.5000 A6 17.0000b
71
Sig. .852 1.000 1.000
Means for groups in homogenous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) =.5.333.
Lampiran 33.Data skor uji organoleptik rasa kue kering makaron berdasarkan substitusi
terigu dan tepung ubi talas.
RASA
No Panelis
A1 A2 A3 A4 A5 A6
1 1 5 4 3 4 5 5
2 2 5 4 5 4 4 4
3 3 5 5 5 3 4 3
4 4 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 3 3 3
6 6 5 4 5 5 5 5
7 7 5 5 5 5 5 5
8 8 5 5 5 5 5 5
9 9 5 5 5 5 3 3
10 10 3 3 4 3 5 5
11 11 3 4 5 5 4 3
12 12 3 4 4 5 5 5
13 13 4 5 4 5 5 5
14 14 3 3 4 4 5 5
15 15 4 4 3 3 4 4
16 16 3 4 4 4 5 5
17 17 3 4 4 4 5 5
18 18 3 4 4 4 5 5
19 19 3 4 4 5 5 5
72
20 20 4 3 3 3 2 4
Lampiran 34. Nilai Ranking total dan hasil analisis uji fridmen terhadap nilai skor
rasa kue kering makaron berdasarkan perlakuan substitusi tergu dan
tepung ubi talas.
Lampiran 35. Nilai homogenous subsets LSRD rangking total rasa kue kering
makaron berdasarkan perlakuan substitusi tergu dan tepung ubi talas.
Lampiran 36.Data skor uji organoleptik tekstur kue kering makaron berdasarkan
substitusi tergu dan tepung ubi talas.
Tekstur
No Panelis
A1 A2 A3 A4 A5 A6
1 1 5 4 5 5 5 4
2 2 3 4 4 5 4 5
73
3 3 3 4 4 5 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 3 4 4 4 5 5
6 6 4 4 4 4 4 4
7 7 4 4 4 5 3 3
8 8 4 4 4 4 4 4
9 9 3 4 3 5 5 4
10 10 3 5 4 3 5 5
11 11 3 5 5 5 4 2
12 12 5 3 4 4 4 4
13 13 3 4 3 4 4 3
14 14 4 5 5 5 3 4
15 15 5 4 5 4 4 4
16 16 4 4 5 5 3 4
17 17 5 4 3 4 3 4
18 18 5 5 5 4 5 5
19 19 5 4 5 3 5 4
20 20 5 4 4 5 5 4
Lampiran .37. Nilai Ranking total dan hasil analisis uji fridmen terhadap nilai skor
tekstur kue kering makaron berdasarkan perlakuan substitusi tergu dan
tepung ubi talas.
74
Lampiran .38. Nilai homogenous subsets LSRD rangking total tekstur kue kering
makaron berdasarkan perlakuan substitusi tergu dan tepung ubi talas.
Lampiran 39.Data skor uji organoleptik aroma kue kering makaron berdasarkan substitusi
tergu dan tepung ubi talas.
AROMA
No Panelis
A1 A2 A3 A4 A5 A6
1 1 5 5 4 3 5 3
2 2 5 5 5 5 5 5
3 3 5 5 4 4 4 3
4 4 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 3 3 3
6 6 5 5 4 3 4 3
7 7 5 3 5 5 3 5
8 8 4 5 5 5 5 5
9 9 5 4 5 3 4 3
10 10 4 4 4 5 5 5
11 11 2 3 5 5 5 5
12 12 4 4 4 5 5 5
13 13 3 3 3 4 5 5
14 14 3 3 4 4 5 5
15 15 4 4 4 4 3 4
16 16 3 3 4 5 5 5
17 17 3 4 4 4 5 5
18 18 3 4 4 4 5 5
19 19 3 4 4 5 5 5
20 20 4 3 5 5 2 4
75
Lampiran 40. Nilai Ranking total dan hasil analisis uji fridmen terhadap nilai skor
aroma kue kering makaron berdasarkan perlakuan substitusi tergu
dan tepung ubi talas.
Lampiran .41. Nilai homogenous subsets LSRD rangking total aroma kue kering
makaron berdasarkan perlakuan substitusi tergu dan tepung ubi talas
Lampiran .42.Data skor uji organoleptik warna kue kering makaron berdasarkan
substitusi tergu dan tepung ubi talas.
No Panelis WARNA
A1 A2 A3 A4 A5 A6
1 1 5 5 4 2 3 5
2 2 5 5 5 4 3 4
3 3 5 4 4 3 4 3
4 4 5 4 5 5 5 5
5 5 5 3 4 3 3 3
76
6 6 5 4 3 3 3 2
7 7 5 5 5 5 4 5
8 8 4 5 5 5 4 4
9 9 5 4 4 4 5 5
10 10 3 4 4 5 5 5
11 11 5 3 3 4 3 1
12 12 3 4 4 5 5 3
13 13 4 3 3 4 4 3
14 14 3 3 4 5 5 4
15 15 5 5 4 4 3 3
16 16 3 4 4 5 5 5
17 17 3 5 4 4 5 5
18 18 3 5 4 4 5 5
19 19 3 5 4 5 5 5
20 20 4 3 3 3 3 3
Lampiran 43. Nilai Ranking total dan hasil analisis uji fridmen terhadap nilai skor
warna kue kering makaron berdasarkan perlakuan substitusi tergu dan
tepung ubi talas.
77
LSRD 6 20 77.00 A1 60.40
3 20 70.00 A2 62.00
2 20 62.00 A3 70.00
4 20 72.40 A4 72.40
5 20 78.00 A5 78.00
1 20 60.40 A6 77.00
Sig. p>0,005 p>0,005
78