PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan
urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot
sphincter, dan uretra.
Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air
dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimanakah anatomi fisiologi sistem
perkemihan manusia?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sistem perkemihan pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air
dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
B. Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di
belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding
belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari
ginjal wanita.
Fungsi ginjal:
1. Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka protein
dapat bocor dan masuk ke urine.
2. Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka
ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.
3. Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam untuk melihat
sampai berapa tinggi berat jenis naiknya.
1. Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri
dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia
kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk
kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna
renalis, jumlah renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian
terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu),
ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring
darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang
terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul dari kapiler satu badan
malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler
menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.
2. Fisiologi ginjal
Ginjal berfungsi:
a. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan
diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar,
kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang
dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat
dipertahankan relatif normal.
c. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan,
campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini
disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran,
urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine
sesuai dengan perubahan pH darah.
d. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-
obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
e. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai
peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron)
membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan
sel darah merah (eritropoiesis).
3. Filtrasi glomerulus
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang
lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti elektrolit, asam
amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah 90 mmHg.
Kenaikan ini terjadi karena anteriole aferen yang mengarah ke glomerulus mempunyai
diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah
didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil, sehingga darah mending air dan partikel yang
terlarutdalam plasma masuk ke dalam kapsula bowman. Tekanan darah terhadap dinding
pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuknya ke dalam kapsula
bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus.
Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi
ketiga faktor tersebut yaitu:
a. Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada
membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane semipermeabel
ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati
membrane semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat membrane
semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari air tetapi
mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan plasma.
b. Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam
kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan
tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmitik darah.
Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama
untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil dari
plasma masuk ke dalam kapsula bowman.
Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini
terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.
1) Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan
eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang
terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke
tubulus ginjal.
2) Proses reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat, dan
ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada
tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tublus bagian
bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada papilla renalis.
3) Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal
selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini
merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon yaitu hormon adrenalin
dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.
Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui
bagian-bagian tubulus. Sebelum diekskresikan sebagai urine beberapa zat diabsorpsi kembali
secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain de sekresikandari
darah ke dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine
akan menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus,
reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus).
a. Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang yang difiltrasi secara bebas dalam ginjaldan
diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Kecepatan masing-masing zat dapat dihitung
sebagi berikut.
Penghitungan ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi secara bebas dan tidak terikat
pada protein plasma.
Kebanyakan zat proses filtrasi golmerulus dan reabsorpsi tubulus secara kuntitatif
relatif sangat besar terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan pada filtrasi glomerulus
atau reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relatif besar. Beberapa
produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit diabsorpsi dari tubulus dan diekskresi
dalam jumlah yang relatif besar.
Mekanisme pasif. Zat yang akan diabsorpsi harus ditranspor melintasi membran epitel
tubulus ke dalam cairan interstisial ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam
darah. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan zat terlarut dapat
ditranpor melalui membran selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui ruang sambungan
antar-sel (jalur para seluler). Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan
interstisial air dan zat terlarut ditranpor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara
ultrafiltrasi yang diperantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid.
Traspor aktif mendorong suatu zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan
membutuhkan energi yang berasal dari metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung
dengan suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin trifosfat (ATF) disebut transfor aktif
primer. Transpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu sumber energi
seperti yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif sekunder.
Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai
persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat
mencapai ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisi
fisiologis.
Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush boerder. Permukaan membran
brush boerder dimuati molekul protein yang mentranspor ion natrium melewati membran
lumen yang bertalian dengan mekanisme transpor nutrien organik (asam amino dan glukosa).
Tubulus proksimal merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa, organik seperti
garam garam empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian
terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai
saraf sensorik.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis sepanjang
tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan
di depan arteri hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan
arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke
bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang
2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu
menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada
waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan
urine dari vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke
bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai
fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang
2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan
ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting
dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter pelvis diameter 2
mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang
berdiameter 1-5 cm.
a. Arteri renalis
c. Arteri hipogastrika
2. Persarafan ureter
D. Vesika urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih
seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis medius.
1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari
rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika
seminalis dan prostat.
3. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika
muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka
interna dan eksterna.
Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika
urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari
nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4 berjalan melalui
hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju sistem
susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis
melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula spinalis.
E. Uretra
Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
1. Uretra pria
Pad laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm.
uretra pada laki-laki terdiri dari:
a. Uretra prostatia
b. Uretra membranosa
c. Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium
eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian berikut:
Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling
dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata dan
bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya kira-kira
2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra membranasea. Di
depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis di antara ligamentum
transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di
dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars membranasea
sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan
ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis berkontraksi, pars
kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai
dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam
glans penis yang akan membentuk fossa navikularis uretra.
Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa
sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula
uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula dan
lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus uretra
(glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih besar
dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan
sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui sepanjang saluran.
2. Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar),
lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah
dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina)
dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm.
uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra,
yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam
orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
3. Mikturisi
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang
dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan, sehingga
tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.
Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis
tanpak terapung di dalamnya.
Baunya tajam.
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang
menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah
persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:
Air 96%
Benda padat 4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah
dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram
sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini
tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan
ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100
cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencangkup
benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat.
Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan
untuk mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan
urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot
sphincter, dan uretra.
Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat
yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air
dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
DAFTAR PUSTAKA
Evelyn C. Pears. 2011. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis – Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Syafuddin. 1997. Anatomi fisiologi untuk siswa perawat edisi 2 – Jakarta : EGC.
Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3 – Jakarta : EGC.
Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan fisiologi modern untuk perawat edisin 2 – Jakarta : EGC.
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/anatomi-ginjal-dan-saluran-kemih/, diakses
tanggal 29/06/2013.
PENDAHULUAN
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri dari organ-organ dan struktur-
struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh. Ginjal berperan penting
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma,
terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang terutama bertanggung
jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu seperti kalium dan natrium,
membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan produk limbah yang disebut urea dari
darah.
Sistem kemih terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter,
yang bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin, dan
saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa
ekskresi; melalui air seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari
aliran darah. . Aspek penting lain dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan
antara senyawa dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga, seperti gula, dan
senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan.
Ada beberapa hal yang akan di bahas dalam makalah iniadalah sebagai berikut :
1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang ada
pada rumusan masalah di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya
proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu system
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau
Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh dan bayak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
2.2 Susunan Sistem Perkemihan
Keterangan gambar :
2. Ginjal
3. pelvis ginjal
4. Ureter
5. kandung kemih
6. Uretra
7. Kelenjar adrenal
8. Renal artery and vein
12. Hati
13. usus besar
14. Pelvis
1. Ginjal
Perbedaan panjang dari kedua ginjal lebih dari 1,5 cm atau perubahan bentuk
merupakan tanda yang penting karena kebanyakan penyakit ginjal dimanifestasikan dengan
perubahan struktur. Permukaan anterior dan posterior katup atas dan bawah serta pinggir
lateral ginjal berbentuk konveks sedangkan pinggir medialnya berbentuk konkaf karena
adanya hilus.
Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari ginjal melalui hilus antara lain
arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh getah bening. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula
tribosa tipis mengkilat, yang beriktan longgar dengan jaringan dibawahnya dan dapat
dilepaskan dengan mudah dari permukaan ginjal.
a. Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal
(pelvis renalis).
1. Kulit
Ginjal (Korteks)
Pada
kulit ginjal
terdapat bagian
yang bertugas
melaksanakan
penyaringan darah
yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler –
kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus
dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman
disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman.
Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari
simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong
lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga
disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor
yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang
terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke
ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
b. Fungsi Ginjal:
Ginjal berfungsi sebagai berikut :
1.Mengatur volume air ( cairan ) dalam tubuh .Kelebihan air dalam tubuh akan
dieksresikan oleh ginjal sebagai urine ( kemih ) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan
air ( kelebihan keringat ) menyebabkan urine yang di eksresi berkurang dan konsentrasinya
lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.
3.Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang
dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam , pH kurang dari 6
ini disebabkan hasil akhir metabolisme protein . Apabila banyak makan sayur – sayuran ,
urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4 , 8 – 8,2 . Ginjal menyekreksi urine
sesuai dengan perubahan pH darah.
4.Eksresi sisa hasil metabolisme ( ureum , asam urat , kreatinin ) zat – zat toksik ,
obat – obatan , hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida ).
Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris
kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang
menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh
alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan
kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior.
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi
untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di
atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon
yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.
Persarafan ginjal : Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis (vasomotor).
SUPLAI DARAH
- Arteri Renalis ð Percabangan Aorta Abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan
masuk ke Hilus melalui cabang Anterior dan Posterior.
- Cabang Anterior dan Posterior Arteri Renalis membentuk Arteri-arteri Interiobaris yang
mengalir diantara Piramida Ginjal.
- Arteri Arkuarta ð Berasal dari Arteri Interlobaris pada area pertemuan antara Korteks dan
Medula.
- Arteri Interlobaris ð Merupakan percabangan arteri arkuarta di sudut kanan dan melewati
Korteks.
- Arteriol Aferen ð Berasal dari Arteri Interlobaris yang membentuk Glomerulus.
- Kapiler Peritubular ð Yang mengelilingi Tubulus Proksimal dan Distal untuk memberi
Nutrien pada Tubulus.
- Kapiler Peritubuler mengalir kedalam Vena Korteks yang kemudian membentuk Vena
Interlobaris.
NEFRON
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta
nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari
korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau
mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
2. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam
dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan
turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.
Bagian-bagian nefron:
a. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang
kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan
zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
b. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang
difiltrasi oleh kapiler glomerolus.
1.Tubulus proksimal
2.Lengkung Henle
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi
bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam mekanisme
konsentrasi dan dilusi urin.
3.Tubulus distal
Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan. Setiap
duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke
dalam pelvis ginjal.
2. Erythropoetin – yaitu hormon yang membantu pembuatan sel darah merah. Penderita
gagal ginjal biasanya kekurangan sel darah merah (anemia) yang menyebabkan keletihan
serta dapat merusak hati, sehingga penderita biasanya membutuhkan injeksi erythropoetin.
3. Calcitriol – yaitu hormon yang membantu tubuh menyerap kalsium pada makanan. Tanpa
bantuan hormon tersebut, tubuh akan mengambil kalsium dari tulang yang mana untuk
jangka panjang hal tersebut dapat menyebabkan penyakit tulang.
2. Ureter
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih.
Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria.
Panjangnya 25 – 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui
neuron² simpatis.
Terdiri dari dua bagian :
– pars abdominalis
– pars pelvina
Tiga tempat penyempitan pada ureter :
– uretero- pelvic junction
– tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis
– muara ureter ke dalam vesica urinaria
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat
ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya
mempunyai saraf sensorik.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2
cm di dalam dinding vesika urinarai pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu
menembus vesika urineria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada
waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan
urine dan vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika dan berjalan ke bagian medial
ddan ke dapan bagian lateral serviks uteri bagian atas , vagina untuk mencapai fundus vesika
urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri iterina sepanjang 2,5 cm dan
sellanjutnya arteri ini menyilang ureter dan mmenuju ke atas di antara lapisan ligamentum.
Ureter mempuunyai 2 cm dari sisi.
a. Arteri renalis
c. Arteri hipogastrika
Persarafan Ureter
3. Vesica Urinaria
Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga
yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status
kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin dikososngkan dari kandung kemih ke
luar tubuh melalui ureter. Organ ini mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc).
Dindingnya mempunyai lapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila
penuh seperti telur ( ovoid ). Apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria
terletak di belakang symphysis pubis.
Bagian Vesica Urinaria :
• Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke umbilicus
membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup peritoneum dan
berbatasan dengan ileum & colon sigmoideum
• Corpus
• Fundus
Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu:
• Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2.
• Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus & plexus
hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini terjadi sinapsis dengan
serabut-serabut post ganglioner.
• Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP
• Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus menuju
medulla spinalis L1-2.
Fungsi vesica urinaria: (1) Sebagai tempat penyimpanan urine, dan (2) mendorong
urine keluar dari tubuh.
Saraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat para simpatis. Serat
ini berakhir pada sel ganglion yang terletak dalam dinding kandung kemih, saraf
postganglion pendek kemudian mempersarafi otot detrusor.
Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe persarafan lain yang penting untuk fungsi
kandumg kemih. Yang terpenting adalah serat otot lurik yang berjalan melalui nervus
pudendal menuju sfingter eksternus kandung kemih, yang mempersarafi dan mengontrol otot
lurik pada sfingter. Selain itu kandung kemih juga menerima saraf simpatis dari rangkaian
simpatis melalui nervus hipogastrikus, terutama hubungan dengan segmen L2 medula
spinalis. Serat simpatis ini mungkin terutama merangsang pembuluh darah dan sedikit
mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik juga berjalan melalui
saraf simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan sensai rasa penuh dan pada
beberapa keadaan rasa nyeri.
4. Urethra
Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal,
ureter, vesica urinaria.
Uretra adalah saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya
± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah
atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis
(sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara
klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
2.3 Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam kandungan kemih
Urin yang keluar dari kandungan kemih mempunyai komposisi utama yang sama
dengan cairan yang keluar dari duktus koligentes; tidak ada perubahan yang berarti pada
komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung
kemih.
Urin mengalir dari duktus koligentes masuk ke kaliks renalis, meregangkan kaliks
renalis dan meningkatkan aktivitas pacemakernya, yang kemudian mencetuskan kontraksi
peristaltik yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian turun sepanjang ureter dangan
demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke arah kandung kemih. Dinding ureter terdiri
dari otot polos dan dipersafari oleh saraf simpatis dan parasimpatis seperti juga neuron-
neuron pada pleksus intramular dan serat-saraf yang meluas diseluruh panjang ureter. Seperti
hanya otot polos pada organ viscera yang lain, kontraksi perislaltik pada ureter ditingkatkan
oleh perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis.
Panjang ureter yang menembus kandung kemih kurang dari normal, sehingga
kontraksi kandung kemih tidak selalu menimbulkan penutupan ureter secara sempurna.
Akibatnya, sejumlah urin dalam kandung kemih terdorong kembali ke dalam ureter ini
disebut refluks vesikoureteral. Refluks semacam ini dapat menyebabkan pembesaran ureter
dan jika parah dapat meningkatkan tekanan kaliks renalis dan struktur – struktur dan di
medula renalis, mengakibatkan kerusakan daerah ini.
2.4 Pengisian kandung kemih dan tonus dinding kandung kemih : Sistometrogram
Perubahan tekanan intravesikular sewaktu kandung kemih terisi dengan urin.pada saat tidak
ada urin di dalam kandung kemih ,tekanan intravesikuler,sekitar 0,tetapi setela terisi urin
sebanyak 30 sampai 50 mililiter,tekanan meningkat menjadi 5sampai 10 sentimeter
air.tambahan urin sebanyak 200 sampai 300 mililiter hanya sedikit menambah peningkatan
tekanan,nilai tekanan yang konstan ini di sebabkan oleh tonus intrinsic pada dinding kandung
kemih sendii.bila urin yang terkumpul di dalam kandung kemih lebih banyak dari 300 sampai
400 mililiter,akan menyebabkan peningkatan tekanan secara cepat.
Punak tekanan dapat meningkat hanya beberapa sentimeter air,atau mungkin meningkat
hingga lebih dari 100 sentimeter air.puncak tekanan ini disebut gelombang mikturisi
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia
urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan
kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot
dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila
kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari
umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh
limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
Jadi,reflex mikturisi merupakan sebuah sikus yang lengkap yang terdiri dari:
1. Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak di
ponds, dan
2. beberapa pusat yang terletak korteks serebral yang terutama bekerja penghambat
tetapi dapat menjadi perangsang.
Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat yang lebih
tinggi normalnya memegang peranan sebagai pengendali akhir dari berkenmih sebangai
berikut:
1. Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks berkemih
kecuali jika peristiwa berkemih dikehendaki.
2. apusat yang lebih tinggi dapat mecegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih
timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfingter eksternus
kandung kemih sampai mendapatkan waktu yang baik untuk berkemih.
3. Jika tiba waktu berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sacral
untuk membantu untuk mencetuskan refleks berkemih dan dalam waktu bersamaan
menghambat sfingter eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat
terjadi.
Berkemih di bawah keinginan biasanya tercetus dengan cara berikut: Pertama, seseorang
secara sadar mengkontraksikan otot – otot abdomennya, yang meningkatkan tekanan dalam
kandung kemih dan mengakibatkan urin ekstra memasuki leher kandung kemih dan uretra
posterior di bawah tekanan, sehingga meregangkan dindingnya.
2.7 Urine (Air Kemih)
Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan
oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya oleh kontraksi otot
abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai organ yang menekan
kandung kemih membantu mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi
berbeda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye, pucat tanpa
endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan
aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa
ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi
pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan
dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian
bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada
tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah
urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari
ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat
penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari
tubuh melalui uretra.
2.8 Ciri-Ciri Urin Normal
1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan yang
masuk.
3. Baunya tajam.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem urinal (urinary tract) adalah sistem saluran dalam tubuh manusia, meliputi
ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan tubuh dari zat-zatyang
tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam air.
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren,kidney) dengan saluran keluar urine berupa
ureter dari setiap ginjal. Ureter itu bermuara pada sebuah kandung kemih (urinary bladder,
vesica urinaria) di perut bagian bawah di belakang tulang kemaluan (pubic bone). Urine
selanjutnya dialihkan keluar melalui sebuah urethra.
3.2 Saran
Kepada yang membaca makalah sederhana ini, harapan saya semoga dapat
memahami betul sehingga penyakit – penyakit yang berhubungan dengan system
perkemihan ini dapat di hindari.
DAFTAR PUSTAKA
http://totonrofiunsri.wordpress.com/2009/01/28/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
perkemihan/
http://nurad1k.blogspot.com/2010/02/anatomi-fisiologi-sistem-perkemihan.html
http://bertousman.blogspot.com/2009/02/traktus-urinarius.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/02/tugas-kuliah-sistem-perkemihan.html
http://zakirroshan.blogspot.com/2010/05/urinaria.html
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi
oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan terdiri atas Ginjal, Ureter, Kandung Kemih dan uretra. Ginjal
mengeluarkan secret urine dan uretra mengeluarkan urine dari kandung kemih. Urine terdiri
atas air, urea, dan Natrium klorida. Ureum merupakan hasil akhir metabolism protein dan
berasal dari asam amino dalam hati yang mencapai ginjal. Kandungan ureum normal dalam
darah sekitar 30-100cc, namun tergantung dari jumlah protein yang dimakan dan fungsi hati
dalam pembentukan ureum.
Rata-rata jumlah urine normal adalah 1-2 liter namun jumlah yang dikeluarkan
berbeda setiap kalinya sesuai jumlah cairan yang masuk. Warna urine yang normal adalah
bening oranye pucat tanpa endapan berbau tajam memiliki raksi sedikit asam dengan ph rata-
rata 6 dan BJ berkisar antara 1010-1025.