Di HIS Wirogunan, Soegijo bertemu dengan Rama Frans van Lith SJ, seorang
misionaris gereja katolik yang tiba di Semarang dari Belanda pada tahun 1896, yang
kemudian pada tahun 1904 mendirikan sekolah guru di Muntilan. Pada tahun 1910
Soegijo belajar sebagai siswa calon guru di Kweekschool voor Javaanse Onderwijzers
di Muntilan, kemudian tanggal 24 Desember tahun itu juga menerima sakramen baptis
dengan nama pemandian Albertus Magnus, sehingga namanya menjadi Albertus
Magnus Soegijo. Pada tahun 1915 Soegijo lulus dalam ujian akhir sekolah guru di
Kolase Xaverius, dan kemudian diminta menjadi guru di almamaternya.
Sungguh sesuatu yang luar biasa sebuah kisah yang bisa dipetik dari buku
Semangat dan Perjuangan Mgr. Albertus Soegijopranata SJ, mulai dari perjalanan hidup
seorang Soegijo kemudian perjuangan beliau pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
sampai pada jaman setelah era kemerdekaan. Banyak nilai-nilai yang ditanamkan dan
sungguh menjadi inspirasi hidup yang luar biasa. Nilai-nilai tersebut antara lain :
Dalam konsep hidup yang diajarkan dan dilakukan oleh Mgr. Soegijopranata SJ
pada saat beliau masih hidup, ternyata masih tetap relevan untuk diterapkan dimasa
sekarang. Konsep-konsep ajaran beliau tertata begitu bagus dan mudah untuk dipahami
secara mudah, mari kita lihat penerapan konsep hidup beliau dimasa sekarang.
Nilai dan pemahaman cinta Tuhan dan tanah air, haruslah selalu dipegang kuat
oleh setiap warga negara yang beriman, Dalam konsep pendidikan modern saat ini
ketaatan beragama menjadi pondasi dasar pendidikan, attitude atau karakter relegius
yang utama dikembangkan sehingga konsep pendidikan mengutamakan kepandaian
mulai ditinggalkan. Artinya kecintaan akan Tuhan, merasa hidup ini milik Tuhan,
melakukan semua kegiatan sebaik mungkin agar Tuhan menyayangi kita, dan selalu
membina kehidupan bermasyarakat dan bernegara sebaik mungkin, adalah kewajiban
orang-orang yang beriman
Nilai dan pemahaman hidup berumah tangga yang baik tentu akan melahirkan
generasi yang baik pula, pengetahuan tentang bagaimana berumah tangga yang baik
haruslah di ajarkan pada pemuda dan pemudi sebelum mereka berumah tangga.
Pengetahuan bagaimana cara membina dan anak-anak kita secara agama, agar anak-
anak dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak mudah larut terpengaruh pada hal-hal
negatif yang terjadi disekitarnya. Yang utama adalah kesetiaan pada pasangan masing-
masing. Cukup sudah berita tentang meningkatnya penyakit menular HIV AID yang
memakan banyak korban. Dari memberi contoh kesetiaan dengan pasangan pada anak-
anak atau generasi muda, maka harapannya mampu menghentikan penyebaran penyakit
yang mematikan, yang kesemuanya dilandasi atas dasar kecintaan pada Allah.