Anda di halaman 1dari 16

PREDIKTOR FAKTOR KELUARGA DAN INDIVIDU DARI

OBESITAS DAN RESISTENSI INSULIN PADA ANAK HISPANIK


PERKOTAAN

Margarita Santiago-Torres, PhD, Yuchen Cui, MS, Alexandra K. Adams, PhD, MD,

David B. Allen, MD, Aaron L. Carrel, MD, Jessica Y. Guo, PhD, Angelica Delgado-

Rendon, MS, Tara L. LaRowe, PhD, RD, dan Dale A. Schoeller, PhD

ABSTRAK

Latar belakang – Asupan minuman dengan gula pemanis (SSB) yang tinggi saat
ini telah ditunjukkan memiliki kontribusi pada epidemic obesitas populasi
pediatrik, meskipun demikian, bagaimana lingkungan makanan rumah dapat
mempengaruhi asupan SSB pada anak – anak diantara keturunan Hispanik sampai
saat ini masih belum dipahami dengan baik.

Tujuan – Untuk mengevaluasi hubungan antara lingkungan makanan rumah dan


diet anak – anak Hispanik dalam hubungannya dengan status berat badan dan
resistensi insulin (IR).

Metode – Kusioner frekuensi makanan akan diberikan kepada 187 orang anak –
anak Hispanik (berusia antara 10 sampai 14 tahun), dan akan dilakukan

pengukuran antropometrik. IR akan diperkirakan dari tingkat insulin puasa dan


tingkat glukosa puasa dengan menggunakan model penilaian homeostasis dari
resistensi insulin (HOMAIR). Orang tua akan melaporkan mengenai demografi
keluarga dan lingkungan makanan dirumah mereka. Sebuah pendekatan dengan
model persamaan struktural akan diterapkan untuk memeriksa hipotesis hubungan
diantara variabel – variabel yang diteliti.

Hasil – Prevalensi dari kelebihan berat badan dan obesitas pada anak – anak
ditemukan sebesar 52,8% dan memiliki hubungan positif dengna HOMAIR

(β=0.687, P <.0001). Konsumsi SSB anak – anak ditemukan memiliki hubungan

positif dengan skor skor z IMT anak (β=0.151, P <0.05) dan kemudian juga

berhubungan positif dengan HOMAIR. Konsumsi SSB anak diprediksikan dengan

menggunakan ketersediaannya dirumah (β = 0,191) dan asupan SSB dari orang tua

(β = 0,419) (P < 0,05). Model fit indices [X2 = 45,821 (d.f. = 30, P > 0,01 dan <

0,05), X2 / d.f. = 1,53, RMSEA = 0,053 (90% C.I. – 0,016, 0,082), CFI = 0,904]

yang mana menunjukkan suatu goodness-of-fit yang memuaskan.

Kesimpulan – Lingkungan makanan dirumah dan diet orang tua tampaknya


memainkan peran yang sangat penting pada akses anak – anak pada dan asupan
dari SSB, yang mana nantinya dapat memperdiksi status berat badan anak.

Kata kunci
Kebiasaan makan keluarga; lingkungan rumah; resistensi insulin; obesitas

PENDAHULUAN

Kelebihan berat badan sampai saat ini telah sangat banyak tercatat terjadi pada
anak – anak dan orang dewasa, dan kemudian kondisi tersebut juga akan semakin
meningkatkan risiko dari suatu penyakit kardiovaskuler, dislipidemia, dan diabetes

tipe 2 (T2D) [1]. Di Amerika Serikat (US), beban dari obesitas akan terlihat sangat
tidak proporsional pada anak – anak yang berasal dari kelompok minoritas dimana
prevalensi dari obesitas diantara anak – anak non – Hispanik berkulit putih ditemukan
sebesar 16,1% sementara pada anak – anak keturunan Hispanik ditemukan lebih

besar dari 23% [2]. Lebih lanjut, obesitas dapat meningkatkan risiko yang sangat

besar untuk terjadinya kondisi resistensi insulin (IR), yang merupakan suatu faktor

risiko mayor untuk berkembangnya suatu T2D, yang mana juga ditemukan sangat
tinggi diantara anak – anak Hispanik ketika dibandingkan dengan anak – anak non –
Hispanik berkulit putih [3].

Lngkungan makanan yang dapat mendorong diet makanan dan minuman yang
mengandung kalori tinggi, tetapi nutrisi yang rendah, biasanya dapat menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan positif dari energi dan peningkatan berat badan yang
berlebihan [4]. Diantara faktor – faktor tersebut, minuman dengan gula pemanis
(SSB) telah menjadi suatu kekhawatiran khusus oleh karena konsumsi SSB diantara
anak – anak muda saat ini telah mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan
dengan beberapa dekade sebelumnya [5]. Oleh karena terdapat hubungan sementara

antara perubahan tersebut dengan keterkaitan tingkat tinggi, maka telah ditunjukkan
sebelumnya bahwa tingginya asupan SSB dapat atau juga turut berkontribusi terhadap
epidemic obesitas pada populasi pediatri [6].

Penelitian saat ini telah difokuskan pada status berat badan anak – anak pada
tingkat individu, tetapi saat ini semakin banyak ketertarikan untuk memeriksa
lingkungan makanan dirumah dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi faktor
risiko yang dapat dimodifikasi dari obesitas pada anak tersebut. Beberapa contohnya
termasuk temuan – temuan bahwa dukungan orang tua untuk memakanan makanan
yang sehat dan ketersediaan suatu makanan sehat yang lebih besar dirumah dapat
turut berkontribusi terhadap diet dari anak – anak [7]. Hal yang juga serupa
didapatkan dari pelaporan bahwa ketersediaan dari minuman ringan di rumah
memiliki hubungan positif dengan asupan minuman – minuman tersebut pada anak –
anak. Lebih lanjut, terdapat banyak bukti yang didapatkan dari kelompok terfokus
diantara orang – orang keturunan Hispanik mengenai konsumsi SSB yang
menunjukkan bahwa ketersediaan dari minuman – minuman tersebut di rumah
merupakan salah satu dari faktor utama yang turut berkontribusi terhadap asupan SSB
yang tinggi [8]. Meskipun demikian, sampai saat ini belum terdapat penelitian yang
kami ketahui mencoba untuk mengevaluasi lebih lanjut apakah ketersediaan dari
minuman – minuman tinggi energi, tetapi rendah nutrisi di rumah berhubungan

dengan diet anak – anak Hispanik. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan
tujuan untuk mengevaluasi hubungan antara kebiasaan diet keluarga dan individu
dalam hubungannya dengan berat badan anak – anak Hispanik dan IR dengan
menggunakan model persamaan struktural (SEM).

Hubungan antara keluarga, orang tua, dan diet anak serta indikator –

indikator biometri (fisiologis, metabolik) secara luas telah diteliti oleh sejumlah besar

penelitian dengan menggunakan analisis regresi multivariat [4, 5, 7]. Pendekatan


tersebut sangat berguna dalam memberikan tilikan – tilikan mengenai hubungan
langsung antara variabel – variabel independen dan variabel dependen. Meskipun

demikian, SEM merupakan suatu teknik yang sangat kuat untuk melakukan analisis
multivariat yang mana memungkinkan kita untuk membuat suatu perkiraan secara
bersamaan dari persamaan regresi multipel dari hipotesis hubungan [9] . Pada suatu

SEM, variabel yang sama dapat menjadi suatu variabel dependen pada satu
persamaan regresi dan dapat menjadi suatu variabel independen pada persamaan
regresi lainnya. Konteks penelitian ini secara pasti turut melibatkan berbagai macam
hubungan diantara variabel oleh karena penelitian ini menghipotesiskan bahwa
asupan SSB orang tua dapat mempengaruhi asupan SSB anak – anak, yang mana
akan dapat mempengaruhi IR anak – anak dengan cara meningkatkan penambahan
berat badan. SEM memiliki asal dari bidang biometri [10] dan saat ini telah menjadi
semakin populer pada bidang ilmu pengetahuan psikologi dan sosial [11] mengingat
manfaat – manfaatnya pada fleksibilitasnya untuk memperkirakan data dikotom, data

teratur, dan data kategorik dibawah kondisi tidak normal [12]. Dengan menggunakan

pendekatan SEM, maka penelitian yang dilakukan saat ini dilakukan untuk dapat
memberikan tilikan – tilikan yang lebih mendalam mengenai hubungan direksional
antara IR anak – anak dan menyusun korelasi individu, orang tua dan keluarga,

begitu juga untuk mengeksplorasi hubungan tidak langsung yang bermakna.

BAHAN DAN METODE

Populasi penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek penelitian multi – disiplin antara
peneliti yang berasal dari Universitas Wisconsin – Madison dan United Community
Center (UCC) – Sekolah Bruce Guadalupe Charter (BGCS) yang ada di Milwaukee,

WI. Penelitian yang kami lakukan ini difokuskan pada satu sekolah tunggal yang
melayani suatu populasi Hispanik bagian dalam kota yang mengalami kesenjangan
kesehatan yang cukup bermakna, termasuk tingginya tingkat obesitas pada populasi

anak – anak dan peningkatan risiko untuk T2D. Populasi sasaran dari penelitain ini
adalah anak – anak yang mendatangi BGCS dan orang tua mereka. Kriteria inklusi
merupakan kehadiran akademik di BGCS pada tingkat lima hingga tingkat delapan (n
= 300) dan etnis Hispanik. Perekrutan termasuk pengiriman bahan – bahan penelitian

deskriptif ke rumah – rumah anak tersebut, dan menyediakan informasi verbal dan

tertulis selama acara – acara keluarga disekolah. Badan Peninjau Institusi dari

Universitas Wisconsin juga telah menyetujui penelitian ini.

Penilaian status berat badan dan resistensi insulin

Berat badan anak – anak yang diikutsertakan kedalam penelitian akan diukur
dengan menggunakan skala keseimbangan sinar dan pengukuran tinggi badan akan
diukur dengan menggunakan stadiometer di sekolah tanpa menggunakan sepatu dan
menggunakan baju yang ringan. Grafik Pertumbuhan Centers for Disease Control and
Prevention akan digunakan untuk menentukan anak – anak yang kelebihan berat
badan dan obesitas [13]. Skor Z IMT juga akan diperiksa sebagai suatu variabel

keluaran kontinyu. IR akan dinilai dengan menggunakan pemeriksaan darah tunggal

dengan memeriksa tingkat glukosa puasa dan tingkat insulin puasa, dengan

menggunakan penilaian model homeostasis IR (HOMAIR). Persamaan yang telah

divalidasi yang akan digunakan [(glukosa *0,055) * insulin / 22,5] dapat memberikan
suatu penilaian IR yang dapat dipercayai pada anak – anak muda dan memiliki
korelasi yang sangat tinggi dengan penelitian clamp euglikemik untuk standar baku
emas [14]. Meskipun usia tanner mungkin dapat dihubungkan dengan IR, tetapi

penelitian validasi yang dilakukan oleh Gungor N. et al. [14] memperlihatkan bahwa
HOMAIR ditemukan tidak jauh berbeda antara remaja dibandingkan dengan anak pra
– pubertas.
Penilaian asupan makanan

Asupan makanan akan dinilai dengan menggunakan kusioner Blok frekuensi


makanan (FFQ) untuk anak – anak dengan makanan Hispanik [15]. Personil

penelitian akan memberikan kusioner tersebut. Besaran porsi individu juga akan

ditanyakan, dan gambar – gambar akan turut disertakan untuk dapat meningkatkan

akurasi dari kuantifikasi tersebut. Kusioner asli tersebut telah divalidasi diberbagai

macam penelitian dan pada berbagai macam populasi, termasuk dalam suatu
penelitian validasi diantara populasi anak – anak multi etnis (57% Hispanik) dimana
FFQ dibandingkan dengan dua ingatan kembali selama 24 jam. Semua reliabilitas

korelasi intra – kelas adalah sebesar > 0,30, kecuali untuk energi yang berasal dari

protein [16]. Survei tersebut telah diuji sebelumnya pada suatu sampel peserta
penelitian berukuran kecil (n = 10) untuk memastikan isi dari kusioner tersebut telah
mencakup seluruhnya dan bersifat komprehensif bagi populasi penelitian.

Penilaian lingkungan makanan rumah dan demografi keluarga

Sebuah tinjauan literatur telah dilakukan untuk menilai ketersediaan ukuran –


ukuran yang telah divalidasi untuk mengevaluasi lingkungan rumah dalam
hubungannya dengan diet pada anak – anak, dimana poin – poin ynag disajikan

diambil dari instrumen paling banyak digunakan, dan digunakan secara luas dan
pertanyaan – pertanyaannya kemudian akan diadaptasi dari survei lingkungan rumah
yang telah divalidasi [7, 17, 18]. Pengembangan survei tersebut membutuhkan

beberapa kali pengulangan dan dipandu oleh teori ekologi sosial. Gattshall et al. [17]
sebelumnya telah melakukan validasi pada suatu survei lingkungan rumah untuk
melakukan evaluasi pada ketersediaan makanan dirumah, termasuk ketersediaan dari
SSB di rumah dan reliabilitas test – rest yang dilaporkan pada r ≥ -,75 untuk semua

pengukuran tunggal. Pemeriksaan percontohan dari survei juga telah dilakukan

dengan orang tua (n = 10) untuk pengaplikasian dan komprehensif dari survei.
Demografi ketluarga juga akan dinilai melalui suatu kusioner demografis yang
diberikan kepada peserta secara langsung untuk semua orang tua peserta. Semua

kusioner tersedia dalam bahasa Inggris dan Spanyol.

Analisis statistik

Sejumlah 188 orang anak –anak telah diikutsertakan kedalam penelitian saat
ini. Satu orang anak non – Hispanik berkulit putih (n = 1) tidak dimasukkan kedalam

analisis yang dilakukan berikutnya, dan subjek (n = 8) dengan pelaporan asupan

energi yang tidak dapat dipercayaai ( < 500 kkal atau > 3.500 kkal) juga telah

dihilangkan dari analisis lebih lanjut. Variabel baru juga dibentuk untuk ketersediaan
dari SSB di rumah dan asupan SSB dari orang tua dengan cara menggabungkan
respon – respon untuk minuman soda dan minuman buah – buahan. Model regresi
yang telah disesuaikan untuk usia dan jenis kelamin anak – anak juga akan digunakan
untuk mengevaluasi hubungan antara diet anak – anak dan skor z IMT (SAS software
version 9.3, SAS Institute Inc., Cary, NC). Sebagai tambahan untuk pemeriksaan

hubungan korelasi pair – wise diantara variabel (Tabel S1), maka pendekatan SEM
akan digunakan untuk menentukan hubungan direksional diantara variabel –
variabel tersebut (MPlus software, Muthen & Muthen, v6.1 Los Angeles, CA).

Oleh karena ukuran sampel penelitian yang terbatas (n = 187), maka penilai
kecenderungan maksimal penuh (MLE) juga akan digunakan pada model perkiraan
sehingga subjek penelitian dengan data yang hilang sebagian dapat dipertahankan
didalam sampel penelitian. Untuk dapat memenuhi asumsi normalitas multivariat dari

MLE, maka variabel multipel (konsumsi SSB orang tua, konsumsi susu orang tua,

jumlah tahun berada di Amerika Serikat, pemasukan keluarga, IMT orang tua, dan

HOMAIR anak) yang didapatkan dari normalitas adalah suatu transformasi log.
Hubungan tersebut akan diukur dengan koefisien regresi (β) dan tingkat bermakna
secara statistiknya akan ditetapkan pada P ≤ 0,05. Korelasi multipel kuadrat (R^(2))
akan dihitung untuk menilai variasi dari variabel endogen sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh model yang digunakan. Model goodness – of – fit akan digunakan

untuk mengukur chi – square (X2), chi – square relatif (X2/d.f), akar kuadrat rata –

rata dari perkiraan kesalahan (RMSEA), dan indeks fit kompratif (CFI).

HASIL

Prevalensi dari anak – anak yang kelebihan berat badan dan obesitas
ditemukan sebesar 24,7% dan 28,1%, secara berturut – turut (Tabel 1). Kadar
glukosa darah puasa rata – rata dan insulin puasa rata – rata digunakan untuk
menghitung HOMAIR (rata – rata, 40 ± 2,5). Laporan asupan glukosan total dari anak

– anak ditemukan cukup tinggi (31,4 ± 8,5, % energi total), dan terhitung untuk suatu
persentase yang cukup besar (> 50%) dari asupan karbohidrat total yang telah
dilaporkan (58,5 ± 7,5%). Asupan penambahan gula dan SSB anak ditemukan

memiliki hubungan positif dengan skor z IMT anak (β = 0,19 dan β = 0,27, P <

0,05) (Tabel S2).

Tabel 2 merangkum karakteristik keluarga dari sampel penelitian. Sembilan


puluh persen dari ayah dan 67% dari ibu ditemukan mengalami kelebihan berat badan
dan obesitas. Keluarga sebagian besar ditemukan merupakan keturuna Meksiko

(77%), sementara sekitar 22% dari keluarga merupakan keturunan dari Puerto Rico.

Keluarga telah tinggal di Amerika Serikat selama kurang lebih 20 ± 10 tahun (y).

Untuk preferensi bahasa yang digunakan, sekitar 45% dari orang tua lebih memilih

bahasa Spanyol, 19% lebih memilih bahasa Inggris, dan 43% memilih Inggris dan

Spanyol, sementara sebagian besar anak – anak lebih memilih dua bahasa yaitu

Inggris dan Spanyol (72%). Pengukuran perwakilan dari akulturasi, termasuk jumlah
dari tahun tinggal di Amerika Serikat dan preferensi bahasa ditemukan tidak memiliki
hubungan dengan skor z IMT anak atau HOMAIR (Lampiran Tabel 3). Lebih lanjut,
odds ratio (95% CI) untuk anak – anak yang mengalami kelebihan berat badan dan
obesitas juga dihitung untuk mereka yang telah tinggal > 16 tahun banding mereka ≤
16 tahun di Amerika Serikat. Untuk anak – anak yang keluarganya telah tinggal di
Amerika serikat > 16 tahun ditemukan tidak terdapat hubungan yang cukup bermakna
dengan kecenderungan untuk mengalami kelebihan berat badan atau obesitas yang
jauh lebih tinggi : OR = 0,81 (0,45, 1,47) (Data tidak diperlihatkan). Meskipun

demikian, jumlah dari tahun tinggal di Amerika Serikat ditemukan memiliki

hubungan secara positif dengan konsumsi SSB anak. Lebih dari setengah keluarga
melaporkan memiliki minuman bersoda (56%) atau minuman buah – buahan (54%)
yang tersedia dirumah mereka, sementara sekitar 42% dan 38% dari orang tua
melaporkan terdapatnya asupan minuman bersoda dan minuman buah – buahan yang
cukup tinggi, secara berturut – turut. Sebagian besar keluarga melaporkan memiliki
susu yang tersedia dirumah mereka (83%) dan sekitar 91% dari orang tua
mengkonsumsi susu paling tidak dua kali seminggu. Sekitar delapan puluh Sembilan
persen dari keluarga melaporkan bahwa mereka sering makan bersama – sama dalam
satu keluarga, meskipun hanya sekitar 15% yang melaporkan mereka sekeluarga

sering memakan makanan diluar.


Pengembangan SEM didalam penelitian ini dimulai dengan hipotesis
penelitian kami bahwa lingkungan dirumah juga turut berkontribusi terhadap diet
anak – anak, yang mana selanjutnya juga akan turut terlibat dengan status berat badna

dan IR pada anak. Pengembangan modelnya telah melalui beberapa perubahan dalam

memperkirakan semua variabel yang ada. Model akhir dari SEM didapatkan dengan
cara memasukkan semua variabel – variabel yang turut berkontribusi pada model
goodness – to – fit dan sesuai untuk dimasukkan kedalam hipotesis penelitian kami.
SEM akhir penelitian ini memperlihatkan interaksi antara keibasaan diet keluarga dan
individu; dan korelasinya dengan status berat badan dan HOMAIR pada anak. Indeks

goodness – of – fit adalah : X2 = 45,821 (d.f. = 30, P > 0,01 dan < 0,05), X2 / d.f. =

1,53, RMSEA = 0,053 (90% C.I. – 0,016, 0,082), dan CFI = 0,904, yang mana

menunjukkan suatu model memuaskan yang tepat untuk data. Hasil perkiraan model

tersebut dilaporkan didalam gambar 1 dan tabel 3. Diagram alur dalam gambar 1
memperlihatkan semua koefisien regresi bermakna yang telah distandarisasi (β)
diseluruh jalur yang dibentuk, dan hubungan – hubungan yang telah dimasukkan

kedalam analisis eksploratorik akhir, tetapi memperlihatkan hasil yang tidak

bermakna (garis putus – putus).

Konsumsi SSB orang tua (β = 0,419) dan jumlah dari tahun tinggal di

Amerika Serikat (β = 0,125) ditemukan memiliki hubungan positif dengna

ketersediaan SSB di rumah. Konsumsi SSB anak – anak diprediksikan dengan

menggunakan ketersediaan SSB dirumah (β = 0,191), dan memiliki hubungan secara

negatif dengan konsumsi susu anak – anak (β = - 0,218), yang mana selanjutnya akan

dapat memprediksikan asupan susu orang tua mereka (β = 0,167). Diantara beberapa
variabel eksogen yang memperlihatkan terdapatnya hubungan yang bermakna dengan
skor z IMT anak, maka IMT yang tinggi pada orang tua (ayah : β = 0,251; ibu : β =

0,209), pemasukan keluarga yang rendah (β = - 0,150), dan konsumsi SSB anak yang

tinggi (β = 0,151) semuanya memiliki hubungan secara positif dengan skor z IMT

anak. Akhirnya, skor z IMT anak ditemukan memiliki hubunga secara positif dan

hubungan yang kuat dengan nilai dari HOMAIR (β = 0.687) pada anak.

Tabel 3 menggambarkan hubungan secara langsung dan hubungan secara


tidak langsung. Hubungan antara keibasaan diet keluarga dan individu dan HOMAIR

anak ditemukan tidak secara langsung, tetapi memiliki hubungan langsung dengan

skor z IMT anak. Status berat badan orang tua dan pemasukan keluarga juga terkait

secara tidak langsung dengan HOMAIR anak melalui skor z IMT anak. Konsumsi
SSB anak dan konsumsi susu pada anak juga ditemukan memiliki hubunga tidak
langsung dengan nilai HOMAIR anak melalui skor z IMT anak. Secara keseluruhan,

model ini menghitung sekitar 47% dari varian HOMAIR anak, 19% dari varian skor z

IMT anak, 28% dari varian ketersediaan SSB di rumah, dan 8% serta 3% dari varian

konsumsi SSB dan susu pada anak, secara berturut – turut.

PEMBAHASAN

Kebiasaan diet keluarga dan individu ditemukan memiliki hubungan yang


bermakna dengan nilai dari HOMAIR anak melalui status berat badan anak. Konsumsi

SSB, IMT orang tua dan pemasukan kelaurga yang dilaporkan ditemukan semuanya

memiliki hubungan dengan skor z IMT anak, dan juga memiliki hubungan dengan

nilai dari HOMAIR melalui status berat badan anak. Temuan - temuan tersebut
menambahkan bukti bahwa konsumsi SSB pada anak – anak keturunan Hispanik
dapat dihubungkan dengan obesitas dan HOMAIR [19 – 21].

Sebaliknya, sebuah penelitian lain melaporkan bahwa tidak terdapat hubunga


antara konsumsi SSB dan IMT pada remaja meskipun sekitar 65% melaporkan bahwa
mereka mengkonsumsi SBS paling tidak sebanyak satu kali dalam sehari [22] . Secara

spesifik pada anak – anak keturunan Hispanik, pada penelitian saat ini hasil yang
ditemukan konsisten dengan sebuah penelitian yang mengikutsertakan sekitar 42%
anak Hispanik / Latin pada suatu konsumsi SSB setiap hari yang ditemukan memiliki
hubungan secara positif dengan status berat badan anak [23]. Lebih lanjut, pada suatu
percobaan acak yang ditujuan untuk dapat menurunkan konsumsi dari SSB pada
suatu populasi multietnis pada remaja, didapatkan penurunan yang bermakna pada
berat badan setelah dilakukan intervensi selama dua tahun pada subkelompok
Hispanik. Temuan – temuan tersebut menunjukkan bahwa suatu predisposisi genetik
pada profil metabolik dari anak – anak keturunan Hispanik dapat membawa mereka
pada penurunan berat badan yang dapat dipertahankan [24]. Jika dilihat secara

bersamaan, maka data – data tersebut menunjukkan bahwa konsumsi SSB juga turut

berkontribusi terhadap keseimbangan energi positif, sementara menurunkan


konsumsi SSB dapat memiliki pengaruh – pengaruh yang bermanfaat pada berat
badan.

Mekanisme yang mungkin dari konsumsi SSB terhadap peningkatan berat


badan dan peningkatan risiko untuk T2D sebelumnya juga telah diperlihatkan [25,

26]. Kalori cairan yang berasal dari SSB juga telah dilaporkan memiliki efek
mengenyangkan yang lebih rendah dibandingkan dengan memakan makanan atau
minuman secara utuh dengan nilai nutrisi yang lebih tinggi, seperti susu, dan oleh
karena itu dapat meningkatkan asupan energi. Pada penelitian saat ini, konsumsi susu
anak – anak ditemukan memiliki hubungan yang terbalik dengan konsumsi SSB (β =
−0.218; P <0.01), yang mana hasil tersebut menunjukkan suaut substitusi dari

konsumsi susu untuk konsumsi SSB dalam diet mereka, yang mana juga telah

ditunjukkan oleh penelitian lainnya [27]. Lebih lanjut, diet yang mengandung kadar

gula sederhana yang tinggi, seperti fruktosa, dapat menginduksi peningkatan berat
badan melalui efek sentral yang dapat menurunkan rasa kenyang sementara dapat
menstimulasi lipogenesis de novo hepatik, yang mana menyebabkan terjadinya suatu

kondisi dislipidemia dan IR. Salah satu kemungkinan lain yang juga dapat diterima
adalah bahwa konsums SSB mungkin dapat menjadi suatu penanda untuk gaya hidup
yang tidak sehat. Anak – anak dengan konsumsi SSB yang tinggi cenderung akan
memiliki gaya hidup bermalas – malasan dan akan lebih sering memakan makanan di
restoran makanan cepat saji [20, 28].

Sesuai dengan laporan – laporan sebelumnya, terdapat beberapa prediktor dari

konsumsi SSB pada anak yang telah ditemukan, termasuk ketersediaan SSB di rumah

dan asupan SSB orang tua [29]. Lebih lanjut, terdapat hubungan berkebalikan antara
asupan SSB anak dan asupan susu pada anak yang dimediasi oleh asupan susu orang
tua, lebih lanjut temuan tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh orang tua

yang memberikan kapabilitas model peran mereka. Jumlah dari tahun selama tinggal
di Amerika Serikat ditemukan memiliki hubuungan secara langsung dengan
ketersediaan SSB dirumah dan memiliki hubungan tidak langsung dengan konsumsi
SSB pada anak, yang mana menunjukkan bahwa terjadi suatu akulutasi keluarga yang

lebih banyak untuk menerapkan kebiasaan diet di Amerika Serikat, yang mana
temuan tersebut konsisten dengan laporan yang didapatkan dari penelitian lainnya
[30]. Meskipun demikian, jumlah tahun tinggal di Amerika serikat atau prefrensi
bahasa, ditemukan tidak memiliki hubungan dengan skor z IMT anak atau

HOMAIR.

Mengingat sifat cross – sectional dari penelitain yang saat ini dilakukan, maka
penelitian – penelitian dimasa depan perlu untuk dapat mengkonfirmasi hasil yang
telah didapatkan didalam penelitian ini. Hasil SEM yang didapatkan sangat terbatas

untuk hubungan, dan direksionalitas yang tidak dapat dibuktikan. Kekuarangan –


kekurangan tersebut dapat diangkat dengna cara melakukan suatu penelitian
longitudinal yang mengukur variabel – variabel yang ada diantaranya yaitu dua kali
atau lebih untuk dapat mengkonfirmasi pembentukan model hubungan. Temuan

tersebut kemungkinan hanya dapat digeneralisasi pada keluarga keturunan Hispanik,


dan hanya terbatas pada pengukuran pelaporan diet sendiri dan lingkungan makanan
dirumah yang perlu untuk divalidasi lebih lanjut. Meskipun HOMAIR telah divalidasi

pada orang - orang muda, tetapi temuan yang disajikan didalam penelitian ini
sebaiknya di interpretasikan secara teliti mengingat bahwa hasil tersebut tidak turut
memasukkan stadium tanner. Akhirnya, penelitian kami merupakan salah satu dari
sebagian kecil penelitian yang membahas mengenai analisis ras / etnis diantara
keluarga Hispanik (77% dari keturunan Meksiko), yang mana merupakan hal yang
cukup penting untuk memahami mekanisme yang mendasari dimana lingkungan
rumah juga dapat turut berkontribusi terhadap diet anak –anak Hispanik terkait untuk
obesitas dan IR.

Sebagai kesimpulannya, diet orang tua dan lingkungan makanan di rumah


tampaknya memainkan suatu peran penting dalam akses anak –anak pada SSB dan
asupan SSB anak, yang mana selanjutnya akan dapat meningkatkan risiko untuk

obesitas dan T2D. Konsumsi SSB hanya dapat memberikan sedikit manfaat nutrisi
dan konsumsi SSB tersebut mungkin dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
asupan energi yang selanjutnya akan dapat meningkatkan berat badan . Intervensi
yang ditujukan untuk menurunkan konsumsi dari SSB sebagai bagian dari diet yang
sehat tampaknya perlu untuk dilakukan pada keluarga yang juga disertai dengan
pemberian edukasi mengenai manfaat dari memiliki lingkungan makanan sehat
dirumah.

Anda mungkin juga menyukai