Anda di halaman 1dari 10

TRANSMISI KUMAN

Transmisi kuman merupakan proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat
menimbulkan radang atau penyakit. Proses tersebut melibatkan beberapa unsure antara lain :
1. Reservoir merupakan habitat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (MO),
dapat berupa manusia, binatang, tumbuhan dan tanah.
2. Jalan masuk merupakan jalan masuknya MO ke tempat penampungan dari berbagai kuman
seperti saluran pernapasan, pencernaan , kulit, dan lain-lain.
3. Inang (Host) tempat berkembangnya suatu MO, yang dapat didukung oleh ketahanan
kuman
4. Jalan keluar tempat keluar MO dari reservoir, seperti system respirasi, pencernaan, alat
kelamin, dll.
5. Jalur penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman MO ke
berbagai tempat, seperti air, makanan, udara, dll.

CARA PENULARAN MIKROORGANISME ( MO ).


Proses penyebaran MO ke dalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan, dapat melalui
berbagai cara, diantaranya :
1. Kontak tubuh. Kuman masuk kedalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung,
maupun tidak langsung. Penyebaran secara langsung melalui sentuhan dengan kulit, sedangkan
secara tidak langsung dapat melalui benda yang terkontaminasi.
2. Makanan dan minuman. Dapat melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi
mis. Penyakit tifus abdominalis, penyakit infeksi cacing, dll.
3. Serangga. Penyebaran penyakit malaria oleh plasmodium pada nyamuk anoples, dan
beberapa penyakit saluran pencernaan yang dapat ditularkan melalui lalat.
4. Udara. Misalnya dijumpai pada penyebaran penyakit system pernapasan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES INFEKSI.


1. Sumber penyakit, Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan cepat
atau lambat.
2. Kuman penyebab, dapat menentukan jumlah MO, kemampuan MO masuk ke dalam tubuh,
dan virulensinya.
3. Cara membebaskan sumber dari kuman. Dapat ditentukan apakah proses infeksi cepat
diatasi atau diperlambat, seperti tingkat keasaman ( pH), suhu, penyinaran (cahaya), dll.
4. Cara penularan. Seperti kontak langsung, melalui makanan atau udara
5. Cara masuknya kuman. Proses penyebaran kuman berbeda , tergantung dari sifatnya.
Misalnya penyebaran melalui pernafasan, pencernaan, kulit dsb.
6. Daya tahan tubuh.Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau
mempercepat proses penyembuhan. Faktor lain adalah Gizi/nutrisi,tingkat stress tubuh, factor
usia, atau kebiasaan yang tidak sehat.

INFEKSI NOSOKOMIAL.
Adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam system pelayanan kesehatan yang berasal
dari proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan.

Sumber Infeksi Nosokomial :


1. Pasien. Merupakan unsure utama yang dapat menyebarkan infeksi ke pasien lainnya,
petugas kesehatan, pengunjung atau benda/alat kesehatan lainnya.
2. Petugas kesehatan. Penyebarannya melalui kontak langsung yang dapat menularkan
berbagai kuman ke tempat lain.
3. Pengunjung. Penyebarannya infeksi yang didapat dari luar ke dalam lingkungan rumah
sakit atau sebaliknya, yang didapat dari dalam RS ke luar RS.
4. Sumber lain. Misalnya lingkungan RS meliputi lingkungan umum atau kondisi kebersihan
RS atau alat yang ada di RS yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepada
pasien, dan sebaliknya.

ISOLASI
Isolasi sumber infeksi.
Diruang maternitas infeksi, seperti hepatitis B, Tuberkulosis, Salmonella atau Staphylococcus
aureus yang resisten terhadap penisilin (Methicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Isolasi sumber infeksi merupakan istilah yang digunakan untuk asuhan yang bertujuan
mengisolasi infeksi; yang akhirnya dapat diartikan dengan mengisolasi wanita yang terinfeksi.
Gammon (1998) membahas dua pendekatan bertingkat yang dilakukan di Amerika Serikat,
yaitu standar pencegahan yang di ikuti oleh pencegahan spesifik baik infeksi yang ditularkan
melalui udara, droplet atau kontak.
Prinsip Umum
1. Di lingkungan RS, ruangan khusus dengan kamar mandinya merupakan alat isolasi yang
paling banyak digunakan ; akan sangat bermanfaat jika terdapat juga ruangan khusus tempat
menyimpan barang-barang yang diperlukan.
2. Kamar harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan, seperti sfignomanometer,
peralatan mandi, teko air dan gelas, kotak untuk benda-benda tajam, sabun antibakteri, handuk
sekali pakai,alat tenun, kantong sampah berwarna kuning, stetoskop Pinard, dll. Tidak satupun
dari semua peralat tersebut yang boleh dikeluarkan dari ruangan sebelum dibersihkan atau
dibuang secara benar setelah ibu dipulangkan. Perabut yang tidak perlu harus dikeluarkan dan
tanda isolasi ditempel di pintu yang mengindikasikan bahwa isolasi keperawatan sedang
terjadi.
3. Alat-alat yang diperlukan pada saat akan masuk kamar seperti sarung tangan, skort,sekali
pakai, masker, kaca mata pelindung, celemek plastic dan sikat tangan antibakteri diletakkan di
troli, di luar kamar.
4. Bidan harus menghargai nilai tim multidisiplin: perawat pengendali infeksi, ahli
mikrobiologi, Obgien dan bidan semuanya perlu bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik
untuk memberikan asuhan yang tepat kepada ibu. Ibu juga perlu diingatkan untuk tetap berada
di dalam kamarnya untuk melahirkan dan tindakan kewaspadaan tambahan harus dilakukan
dengan tepat.
5. Ibu perlu memahami alas an dilakukannya isolasi dan bagaimana ia dapat membantu
keberhasilan filosopi keperawatan. Keperawatan isolasi ini dapat menjadi isolasi social, dan
bidan harus dapat meyakinkan ibu bahwa kesehatan psikologinya juga diperhatikan seperti
halnya kesehatan fisik. Terkadang ada staf khusus yang ditugaskan untuk merawat ibu yang
terinfeksi, dan staf tersebut tidak boleh berhubungan dengan ibu yang lain, terutama yang
mudah terinfeksi.
Teknik memasuki, merawat dan meninggalkan ruang isolasi.
1. Siapkan alat tambahan yang diperlukan
2. Cuci tangan, pakai sarung tangan, celemek, dan pakaian pelindung lainnya yang diperlukan
untuk melakukan prosedur.
3. Ketuk pintu; masuk ke ruangan dan kemudian tutup pintu kembali.
4. Lakukan asuhan yang diperlukan, selesaikan seluruh tugas di dalam kamar; Baki makanan
dapat dibawa ke luar ruangan, layanan khusus untuk membersihkan ruangan dan kamar mandi
setiap hari.
5. Pada saat akan meninggalkan ruangan, lepas semua alat pelindung, tinggalkan di ruangan
tersebut dan cuci tangan.
6. Tutup pintu saat keluar; gunakan sikat tangan antibakteri setelah berada di luar kamar.
7. Pada saat pemulangan, kamar harus segera dibersihkan secara menyeluruh menggunakan
larutan yang telah ditetapkan; mungkin diperlukan pembersihan dengan uap panas.Semua
perabot dan peralatan lainnya dicuci dan dikeringkan : tirai pintu dikirim ke binatu, lantai
berkarpek dapat dibersihkan dengan uap panas.

PENCEGAHAN INFEKSI.
Di masa lalu, fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah
pencegahan infeksi umum, Meminimalkan resiko penyebaran penyakit infeksi yang berbahaya
seperti penyakit Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) dan penyakit hepatitis B
yang belum ditemukan obatnya.
Prinsip dasar :
1. Setiap orang ( ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan ) harus dianggap dapat menularkan
penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik ( tanpa gejala ).
2. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan telah
bersentuhan dengan kulit tak utuh / selaput mukosa atau dara, harus dianggap terkontaminasi
sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan proses PI secara benar.
4. Jika tidak diketahui apakah permukaan, dan benda-benda lainnya telah diproses dengan
benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil
mungkin dengan menerapkan tindakan PI benar dan konsisten.

Pedoman Pencegahan Infeksi termasuk:


.
MENCUCI TANGAN
Cuci tangan adalah prosedur yang paling penting dari prosedur Pencegahan penyebaran infeksi
yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Tujuan cuci tangan :
Membersihkan tangan dari segala kotoran
Mencegah terjadi infeksi silang melalui tangan
Persiapan bedah atau tindakan pembedahan.
Waktu cuci tangan dilakukan :
Segera setelah tiba ditempat kerja
Sebelum melakukan dan setelah kontak fisik langsung dengan ibu dan bayi yang baru
dilahirkan.
Sebelum memakai sarung tangan DTT atau steril
Setelah melepaskan sarung tangan ( tangan bisa terkontaminasi jika sarung tangan berlubang
atau robek.
Setelah menyentuh benda yang mungkin terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, selaput
lendir ( hidung, mata, mulut, vagina ) meskipun saat itu sedang menggunakan sarung tangan.
Setelah ke kamar mandi
Sebelum pulang kerja.
Persiapan alat dan bahan :
Air bersih yang mengalir, Handuk, Sabun
Prosedur kerja :
Lepaskan perhiasan ditangan dan prgelangan
Basahi ke dua tangan dengan air bersih dang mengalir
Gosok dengan kuat kedua tangan gunakan sabun biasa atau mengandung anti mikroba selama
15-30 detik ( mulai dari telapak tangan , punggung tangan, sela-sela jari, ujung jari dengan
maju mundur dan atau putar pada telapak tangan, ibu jari dengan memutar dan pergelangan
tangan , k/p siku. ( lihat gambar 9.1 )
Bilas tangan dengan air yang mengalir
Keringkan tangan kertas tissue yang bersih atau handuk pribadi tiap permukaan untuk tangan
kiri/ kanan hingga kering.

Hal-hal diperhatikan :
Sabun padat / batangan gunakan dalam potongan – potongan kecil dan tempatkan sabun dalam
wadah yang berlubang
Jangan mencuci tangan dengan jalan mencelupkannya kedalam wadah berisi air, meskipun air
tersebut sudah ditambah larutan antiseptic. MO dapat bertahan dan berkembang biak dalam
larutan tersebut.
Bila tidak tersedia air mengalir
Gunakan ember tertutup dengan kran yang bisa ditutup pada saat mencuci tangan dan dibuka
kembali pada saat membilas.
Gunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir
Minta orang lain menyiramkan air ke tangan, atau ..
Gunakan anti mikroba berbahan dasar alcohol ( campurkan 100 ml alcohol 60-90 % dengan 2
ml gliserin. Gunakan ± 2 ml dan gosok kedua tangan hingga kering, ulangi 3 x )
Jangan menggunakan handuk orang lain atau handuk basah / lembab
Jika tidak ada saluran air limbah, kumpulkan air bekas cuci tangan dibaskom kemudian buang
ke saluram limbah atau jamban di kamar mandi.
Pastikan tangan yang telah dibersihkan tidak bersentuhan dengan barang-barang yang tidak di
DTT atau disterilkan ( khusus tindakan pembedahan ).

Prinsip pengendalian PI
Gambar 9.1 Cuci tangan medis

Keterangan gambar
Pada waktu membasuh tangan, posisikan telapak tangan selalu lebih rendah dari siku
Mencuci telapak tangan
Mencuci punggung tangan
Mecuci sela-sela jari/ menjalin jari
Mencuci ujung jari
Mencuci ibu jari
Mencuci pergelangan tangan
PELINDUNG DIRI
A. SARUNG TANGAN
Sarung tangan digunakan dalam melakukan prosedur tindakan, sebelum menyentuh sesuatu
yang basah atau terkontaminasi dan bagian atau alat aman
Persiapan alat / bahan
Sarung tangan, bedah / Talk
Prosedur Kerja :
Cuci tangan secara menyeluruh. Bila sarung tangan belum diberi bedak, tangan terlebih dahulu
dibubuhi bedak. Pegang tepi sarung tangan dan masukkan jari-jari tangan, pastikan ibu jari dan
jari-jari lain tepat pada posisinya. Ulangi pada tangan yang lain. Setelah terpasang kedua tangan
cakupkan kedua tangan

Gambar cara menggunakan sarung tangan :


Tabel 1-1 : Tindakan yang memerlukan sarung tangan
No
Prosedur/ Tindakan
Sarung tangan yang :
Diperlukan
DTT
Steril
1.
Memeriksa TD,suhu,injeksi
Tidak
Tidak
Tidak
2.
Menolong persalinan, menjahit laserasi / episiotomy
Ya
Bisa diterima
dianjurkan
3.
Mengambil contoh darah/ apusan atau pemasangan IV
Ya 2
Tidak
Tidak
4.
Mengisap lender dari jalan nafas bayi baru lahir
Ya
Ya
Tidak
5.
Memegang & membersihkan alat terkontaminasi
Ya3
Tidak
Tidak
6.
Memegang sampah yang terkontaminasi
Ya
Tidak
Tidak
7
Membersihkan percikan darah/ cairan tubuh
Ya 3
Tidak
Tidak

Catatan :
Jika sterilisasi tidak memungkinkan, sarung tangan DTT adalah satu-satunya.
Sarung tangan periksa yang bersih bisa diterima. Sarung tangan tebal/rumah tangga dari lateks
adalah paling praktis untuk tujuan mencuci peralatan, menangani sampah, membersihkan darah
dan cairan tubuh. Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tetapi jika sarananya sangat
terbatas, sarung tangan bisa digunakan berulang kali hingga 3 kali pemprosesan. Jangan
gunakan sarung tangan yang tak utuh.
B. MASKER
Tujuan : Mencegah atau mengurangi transmisi droplet mikroorganisme saat merawat pasien.
Prosedur Kerja :
Tentukan tepi atas dan bawah bagian masker. Pegang kedua tali masker. Ikatan pertama, bagian
atas pada kepala, sedangkan ikatan kedua berada pada bagian belakang leher.
C. KACA MATA, CELEMEK, TOPI, SEPATU BOT
Perlengkapan pelindung pribadi mencegah pemaparan terhadap infeksi dan dapat melindungi
penolong terhadap percikan dan luka terkena benda tajam selama melaksanakan prosedur
klinik.
Baju pelindung ( gaun ) yang bersih, tetapi tidak perlu steril, digunakan selama melakukan
semua prosedur persalinan:
Pada pemakain baju bedah berlengan pamjang, tepi sarung tangan harus menutupi ujung
lengan baju utuk menghindari kontaminasi.
Pastikan bahwa tangan yang telah memakai sarung tangan ( yang telah di DTT atau sterilisasi)
diletakkan lebih tinggi dari pinggang dan tidak bersentuhan dengan baju pelindung.

ASEPTIK
Defenisi :
1. Adalah semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya Mo ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi.
2. Teknik Aseptik , membuat prosedur lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir dan penolong
persalinan dengan cara menurunkan jumlah MO pada permukaan kulit, jaringan dan benda-
benda mati hingga tingkat aman atau menghilangkannya secara keseluruhan.
3. Asepsis bedah (steril) adalah sterilitas kamar bedah dan teknik-teknik yang digunakan
didalamnya. Asepsis medis (bersih) dilakukan pada hamper semua teknik/ prosedur.
Prinsip asepsis.
1. Cuci tangan: merupakan prinsip asepsis yang paling penting. Dalam keadaan tertentu
penggosokan tangan dengan alcohol dapat diterima untuk prosedur biasa. Cuci tangan sebelum
dan setelah prosedur
2. Penggunaan paket dan peralatan steril; Peralatan yang disterilkan secara sentral, biasanya
menggunakan autoklaf. Perubahan warna pada pembungkus menunjukkan sterilitas, tetapi
pembungkus tersebut diperiksa dengan baik untuk adanya robekan atau basah. Peralatan steril
harus digunakan sebelum kadaluarsa.
3. Penggunaan pakaian pelindung
4. Penggunaan teknik tanpa sentuhan; Teknik ini berkaitan dengan cara pembentukan daerah
steril, biasanya di troli balutan yang tidak boleh terkontaminasi dengan tangan belum dicuci
dan benda-benda yang tidak steril. Troli tersebut dapat dilap dengan larutan desinfektan setiap
kali sebelum digunakan. Rak bagian atas troli di alas dengan duk steril, letakkan/jatuhkan alat
steril setelah bungkus luarnya dibuka. Bagian ini steril sehingga hanya boleh disentuh oleh
tangan yang sudah dicuci atau memakai sarung tangan steril, dan dibuka dengan cara
memegang sudut/ ujung pembungkusnya saja. Untuk mencegah kontaminasi lingkungan, maka
daerah steril harus ditutup dengan penutup steril.

ANTISEPTIK.
Adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau
mengurangi jumlah MO pada jaringan tubuh atau kulit.
Karena kulit dan selaput lendir tidak dapat disterlisasi, maka penggunaan larutan antiseptic bisa
meminimalkan jumlah MO yang akan mengkontaminasi luka terbuka sehingga dapat terjadi
infeksi.

Larutan antiseptic bisa diterima :


Alkohol 60 – 90 % missal; Etil, Isopropyl, atau metal spiritus
Setrimid / klorheksidin glukonat : Savlon
Klorheksidin glukonat 4 % ; Hibiscrub, hibitan, Hibiclens
Heksaklofen 3 % ; Phisohex
Paraklorometaksilenol ( PCMX/ kloroksilenol : Detol
Iodin 1-3 %, larutan yang dicampur alcohol atau ater (e.g.Lugol) atau tincture ( iodine dalam
alcohol 70 % ). Iodin tidak digunakan pada permukaan mukose / Vagina
Iodofor : bethadin. Klorheksidin glukonat dan Iodofor adalah antiseptic paling baik untuk
digunakan pada mukosa.

Cara penggunaan larutan antiseptic


Persiapan kulit atau jaringan dengan cara mengusapkan kapas atau kasa yang sudah dibasahi
larutan antiseptic dengan gerakan memutar, bergerak melingkar dari tengah keluar seperti
spiral.Tujuan : dekontaminasi peralatan dan benda-benda yang digunakan dalam prosedur
bedah.

Larutan desinfektan bisa diterima


Klorin pemutih 0,5 % untuk dekontaminasi permukaan yang lebar dan DTT peralatan.
Rumus membuat larutan klorin 0,5 % dari konsentrat cair
Jumlah bagian air = % larutan konsentrat -1
% larutan yang diinginkan

Ditentukan larutan yang diinginkan 0,5 %, larutan konsentrat 5,25 %


Jumlah bagian air = 5,25 % - 1 = 10,5 – 1 = 9,5
0,5 %
Tambahkan 9 bagian air kedalam 1 bagian larutan klorin konsentrat 5,25 %

Rumus membuat larutan klorin 0,5 % dari konsentrat bubuk kering


Jumlah bagian air = % larutan larutan yang diinginkan x 1000
% larutan konsentrat
Ditentukan larutan yang diinginkan 0,5 %, larutan konsentrat 35 % ( kalsium Hipoklorida )
Gram/liter = 0,5 % x 1000 = 14,3 gram / liter
35 %
Tambahkan 14 gram bubuk klorin ke dalam 1 liter air bersih .

Glutaraldehida 2 % , bisa digunakan untuk dekontaminasi, tetapi karena mahal biasanya hanya
digunakan untuk DTT atau sterilisasi kimiawi.

jangan gunakan desinfektan dengan senyawa fenol untuk desinfeksi peralatan atau bahan yang
akan dipakai bayi baru lahir, karena membahayakan kondisi kesehatan bayi tersebut.

Cegah kontaminasi larutan antiseptic dan larutan desinfektan dengan cara :


Hanya gunakan air matang untuk mengencerkan / jika pengenceran diperlukan
Pinggiran wadah larutan utama tidak boleh bersentuhan dengan wadah yang lebih kecil
Mengosongkan dan mencuci wadah dengan sabun dan air serta membiarkannya kering dengan
cara diangin-anginkan setidaknya sekali seminggu ( tempelkan label bertuliskan tanggal
pengisian ulang ).
Menuangkan larutan antiseptic ke gulungan kapas atau kasa( jangan merendam gulungan kapas
/ kasa di dalam wadah ataupun mencelupkannya ke dalam larutan antiseptic.
Menyimpan larutan di tempat yang dingin dan gelap.

PEMPROSESAN ALAT / INSTRUMEN


Definisi
Dekontaminasi adalah Tindakan yang dilakukan agar benda benda mati dapat ditangani oleh
petugas kesehatan secara aman, benda-benda yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh (
meja pemeriksaan, peralatan medis, sarung tangan harus didekontaminasi segera setelah
terpapar. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung tangan tebal/ sarung tangan rumah
tangga dari lateks, jika menangani peralatan yang sudah kotor. Segera setelah digunakan
masukkan benda-benda yang sudah terkontaminasi kedalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit. Ini akan cepat mematikan virus hepatitis B dan HIV.
Mencuci dan membilas : Tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau benda asing
( debu dan kotoran )
Desinfeksi : Tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen, tetapi
tidak membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan dan alat kedokteran. Desinfeksi
dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci, mengoleskan,
merendam dan menjemur.
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) : Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua MO
kecuali endospora bakteri dengan cara merebus/ kukus atau secara kimiawi
Sterilisasi : Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua MO ( bakteri, jamur, parasit
dan virus ) termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrument dengan menggunakan
autoklaf :panas kering/ tekanan uap panas tinggi.
Cara
1. Jenis peralatan : logam ( pinset, gunting, speculum, koher, dll), kaca (sepmrit, tabung kimia,
dll), karet ( kateter, sarung tangan, pipa lambung, drain, dll), ebonite ( kanule rectum, trahea,
dll), email (bengkok,cangkir, piring,dll), plastic, tenunan (kain kasa, tampon, duk, baju,
laken,dll).
2. Prosedur: Bersihkan peralatan, peralatan yang dibungkus harus diberi label (nama,jenis,
tanggal/ jam sterilisasi). Masukkan ke dalam sterilisator dan hidupkan sterilisator sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan Cara dengan merebus dalam air mendidih sampai 100º C
( 15-20 menit) untuk logam, kaca, karet. Sterilisasi uap panas di dalam autoklaf dengan waktu,
suhu dan tekanan tertentu. Sterilisasi panas kering dengan oven ( logam yang tajam, dll), DTT
dengan bahan kimia ( klorin ) selama 20 menit

Skema pemrosesan peralatan bekas pakai


DEKONTAMINASI
Rendam dalam larutan klorin 0,5%
Selama 10 menit

CUCI dan BILAS


Gunakan deterjen dan sikat
Pakai sarung tangan tebal u/ menjaga agar tidak terluka o/ benda-benda tajam
Metode yang dipilih Metode alternative

STERILISASI DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

Otoklaf Oven/Panas kering Rebus/Kukus Kimiawi


106 kPa
121ºC
30 mnt jika dibungkus
20 mnt (tidak dibungkus)

170⁰C
60 menit

Panci tertutup
20 menit

Rendam
20 menit

DINGINKAN & KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN


( Peralatan yg sudah diproses bisa disimpan dalam wadah tertutup yang di DTT sampai satu
minggu, jika wadahnya tidak dibuka )

U/ menyiapkan wadah yang di DTT, rebus (jika kecil) atau isi dengan larutan klorin 0,5 %
selama 20 menit ( larutan klorin bisa dipindahkan ke jirigen/wadah tertutup u/ digunakan ulang
dalam waktu 24 jam). Bilas wadah dengan air DTT dan angin-anginkan sampai kering sebelum
digunakan menyimpan alat DTT.

Efektifitas tindakan pencegahan infeksi


Efektifitas/ cara
Dekontaminasi
Pencucian
(hanya air mengalir)
Pencucian (deterjen & pembilasan
DTT
Sterilisasi
Mnghilangkan/ men-onaktifkan MO
Mbunuh virus HIV & Hepatatis
Hingga
50 %
Hingga 80 %
95 %
100 %
Waktu kerja yang diperlukan agar proses berjalan efektif
Rendam selama 10 menit
Cuci hingga bersih
Cuci hingga terlihat bersih
Rebus, kukus/ secara kimiawi 20 menit
Kukus 20-30 menit 160 kPa, 121ºC, panas kering 60 mnt pada suhu 170 ⁰C

PENANGANAN SAMPAH.
Sampah merupakan suatu bahan yang berasal dari kegiatan manusia dan sudah tidak dipakai
atau sudah dibuang oleh manusia.
Tujuan pembuangan sampah: Mencegah penyebaran infeksi dan luka tusuk kepada petugas
pelayanan kesehatan yang menangani sampah. Mencegah penyebaran infeksi ke masyarakat
setempat.
Penanganan sampah:
Sampah tidak terkontaminasi bisa dibuang di dalam wadah sampah biasa. Sampah
terkontaminasi adalah sampah dari limbah persalinan dan kelahiran, darah, nanah, feses, urin
dan benda-benda yang tercemar oleh cairan tubuh. Setelah selesai melakukan suatu tindakan
(asuhan persalinan) dan sebelum melepaskan sarung tangan, letakkan sampah terkontaminasi
(kasa, gulungan kapas, verban, dll) kedalam tempat sampah kedap air/kantong plastik, sebelum
dibuang. Hindari terjadinya kontak sampah terkontaminasi dengan permukaan luar kantong.
Singkirkan sampah terkontaminasi dengan caradibakar. Jika hal ini tidak memungkinkan,
kubur bersama wadahnya.
Sampah benda-benda tajam yang terkontaminasi yaitu menempatkannya dalam wadah tahan
bocor (botol air mineral dari plastik atau botol infuse) atau wadah yang terbuat dari logam dan
segel dengan perekat jika sudah dua pertiga penuh. Wadah benda tajam yang sudah disegel tadi
harus dibakar didalam incinerator. Jika benda tajam tidak bisa dibuang secara aman dengan
incinerasi, bilas 3 x dengan larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi, tutup kembali ujung atau
bagian tajam dengan penutupnya menggunakan teknik satu tangan ( letakkan penutup jarum
pada permukaan yang keras dan rata, Pegang tabung spoit dengan satu tangan dan gunakan
jarum “mengait” penutup jarum dan jangan memegang penutup jarum dengan tangan lainnya.
Jika jarum sudah tertutup seluruhnya, pegang bagian bawah jarum dan gunakan tangan yang
lain untuk merapatkan penutupnya), kemudian ditanam dalam tanah.

Anda mungkin juga menyukai