Transmisi Kuman
Transmisi Kuman
Transmisi kuman merupakan proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat
menimbulkan radang atau penyakit. Proses tersebut melibatkan beberapa unsure antara lain :
1. Reservoir merupakan habitat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (MO),
dapat berupa manusia, binatang, tumbuhan dan tanah.
2. Jalan masuk merupakan jalan masuknya MO ke tempat penampungan dari berbagai kuman
seperti saluran pernapasan, pencernaan , kulit, dan lain-lain.
3. Inang (Host) tempat berkembangnya suatu MO, yang dapat didukung oleh ketahanan
kuman
4. Jalan keluar tempat keluar MO dari reservoir, seperti system respirasi, pencernaan, alat
kelamin, dll.
5. Jalur penyebaran merupakan jalur yang dapat menyebarkan berbagai kuman MO ke
berbagai tempat, seperti air, makanan, udara, dll.
INFEKSI NOSOKOMIAL.
Adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam system pelayanan kesehatan yang berasal
dari proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan.
ISOLASI
Isolasi sumber infeksi.
Diruang maternitas infeksi, seperti hepatitis B, Tuberkulosis, Salmonella atau Staphylococcus
aureus yang resisten terhadap penisilin (Methicilin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Isolasi sumber infeksi merupakan istilah yang digunakan untuk asuhan yang bertujuan
mengisolasi infeksi; yang akhirnya dapat diartikan dengan mengisolasi wanita yang terinfeksi.
Gammon (1998) membahas dua pendekatan bertingkat yang dilakukan di Amerika Serikat,
yaitu standar pencegahan yang di ikuti oleh pencegahan spesifik baik infeksi yang ditularkan
melalui udara, droplet atau kontak.
Prinsip Umum
1. Di lingkungan RS, ruangan khusus dengan kamar mandinya merupakan alat isolasi yang
paling banyak digunakan ; akan sangat bermanfaat jika terdapat juga ruangan khusus tempat
menyimpan barang-barang yang diperlukan.
2. Kamar harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan, seperti sfignomanometer,
peralatan mandi, teko air dan gelas, kotak untuk benda-benda tajam, sabun antibakteri, handuk
sekali pakai,alat tenun, kantong sampah berwarna kuning, stetoskop Pinard, dll. Tidak satupun
dari semua peralat tersebut yang boleh dikeluarkan dari ruangan sebelum dibersihkan atau
dibuang secara benar setelah ibu dipulangkan. Perabut yang tidak perlu harus dikeluarkan dan
tanda isolasi ditempel di pintu yang mengindikasikan bahwa isolasi keperawatan sedang
terjadi.
3. Alat-alat yang diperlukan pada saat akan masuk kamar seperti sarung tangan, skort,sekali
pakai, masker, kaca mata pelindung, celemek plastic dan sikat tangan antibakteri diletakkan di
troli, di luar kamar.
4. Bidan harus menghargai nilai tim multidisiplin: perawat pengendali infeksi, ahli
mikrobiologi, Obgien dan bidan semuanya perlu bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik
untuk memberikan asuhan yang tepat kepada ibu. Ibu juga perlu diingatkan untuk tetap berada
di dalam kamarnya untuk melahirkan dan tindakan kewaspadaan tambahan harus dilakukan
dengan tepat.
5. Ibu perlu memahami alas an dilakukannya isolasi dan bagaimana ia dapat membantu
keberhasilan filosopi keperawatan. Keperawatan isolasi ini dapat menjadi isolasi social, dan
bidan harus dapat meyakinkan ibu bahwa kesehatan psikologinya juga diperhatikan seperti
halnya kesehatan fisik. Terkadang ada staf khusus yang ditugaskan untuk merawat ibu yang
terinfeksi, dan staf tersebut tidak boleh berhubungan dengan ibu yang lain, terutama yang
mudah terinfeksi.
Teknik memasuki, merawat dan meninggalkan ruang isolasi.
1. Siapkan alat tambahan yang diperlukan
2. Cuci tangan, pakai sarung tangan, celemek, dan pakaian pelindung lainnya yang diperlukan
untuk melakukan prosedur.
3. Ketuk pintu; masuk ke ruangan dan kemudian tutup pintu kembali.
4. Lakukan asuhan yang diperlukan, selesaikan seluruh tugas di dalam kamar; Baki makanan
dapat dibawa ke luar ruangan, layanan khusus untuk membersihkan ruangan dan kamar mandi
setiap hari.
5. Pada saat akan meninggalkan ruangan, lepas semua alat pelindung, tinggalkan di ruangan
tersebut dan cuci tangan.
6. Tutup pintu saat keluar; gunakan sikat tangan antibakteri setelah berada di luar kamar.
7. Pada saat pemulangan, kamar harus segera dibersihkan secara menyeluruh menggunakan
larutan yang telah ditetapkan; mungkin diperlukan pembersihan dengan uap panas.Semua
perabot dan peralatan lainnya dicuci dan dikeringkan : tirai pintu dikirim ke binatu, lantai
berkarpek dapat dibersihkan dengan uap panas.
PENCEGAHAN INFEKSI.
Di masa lalu, fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah
pencegahan infeksi umum, Meminimalkan resiko penyebaran penyakit infeksi yang berbahaya
seperti penyakit Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) dan penyakit hepatitis B
yang belum ditemukan obatnya.
Prinsip dasar :
1. Setiap orang ( ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan ) harus dianggap dapat menularkan
penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik ( tanpa gejala ).
2. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi
3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan telah
bersentuhan dengan kulit tak utuh / selaput mukosa atau dara, harus dianggap terkontaminasi
sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan proses PI secara benar.
4. Jika tidak diketahui apakah permukaan, dan benda-benda lainnya telah diproses dengan
benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil
mungkin dengan menerapkan tindakan PI benar dan konsisten.
Hal-hal diperhatikan :
Sabun padat / batangan gunakan dalam potongan – potongan kecil dan tempatkan sabun dalam
wadah yang berlubang
Jangan mencuci tangan dengan jalan mencelupkannya kedalam wadah berisi air, meskipun air
tersebut sudah ditambah larutan antiseptic. MO dapat bertahan dan berkembang biak dalam
larutan tersebut.
Bila tidak tersedia air mengalir
Gunakan ember tertutup dengan kran yang bisa ditutup pada saat mencuci tangan dan dibuka
kembali pada saat membilas.
Gunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir
Minta orang lain menyiramkan air ke tangan, atau ..
Gunakan anti mikroba berbahan dasar alcohol ( campurkan 100 ml alcohol 60-90 % dengan 2
ml gliserin. Gunakan ± 2 ml dan gosok kedua tangan hingga kering, ulangi 3 x )
Jangan menggunakan handuk orang lain atau handuk basah / lembab
Jika tidak ada saluran air limbah, kumpulkan air bekas cuci tangan dibaskom kemudian buang
ke saluram limbah atau jamban di kamar mandi.
Pastikan tangan yang telah dibersihkan tidak bersentuhan dengan barang-barang yang tidak di
DTT atau disterilkan ( khusus tindakan pembedahan ).
Prinsip pengendalian PI
Gambar 9.1 Cuci tangan medis
Keterangan gambar
Pada waktu membasuh tangan, posisikan telapak tangan selalu lebih rendah dari siku
Mencuci telapak tangan
Mencuci punggung tangan
Mecuci sela-sela jari/ menjalin jari
Mencuci ujung jari
Mencuci ibu jari
Mencuci pergelangan tangan
PELINDUNG DIRI
A. SARUNG TANGAN
Sarung tangan digunakan dalam melakukan prosedur tindakan, sebelum menyentuh sesuatu
yang basah atau terkontaminasi dan bagian atau alat aman
Persiapan alat / bahan
Sarung tangan, bedah / Talk
Prosedur Kerja :
Cuci tangan secara menyeluruh. Bila sarung tangan belum diberi bedak, tangan terlebih dahulu
dibubuhi bedak. Pegang tepi sarung tangan dan masukkan jari-jari tangan, pastikan ibu jari dan
jari-jari lain tepat pada posisinya. Ulangi pada tangan yang lain. Setelah terpasang kedua tangan
cakupkan kedua tangan
Catatan :
Jika sterilisasi tidak memungkinkan, sarung tangan DTT adalah satu-satunya.
Sarung tangan periksa yang bersih bisa diterima. Sarung tangan tebal/rumah tangga dari lateks
adalah paling praktis untuk tujuan mencuci peralatan, menangani sampah, membersihkan darah
dan cairan tubuh. Sarung tangan sekali pakai lebih dianjurkan, tetapi jika sarananya sangat
terbatas, sarung tangan bisa digunakan berulang kali hingga 3 kali pemprosesan. Jangan
gunakan sarung tangan yang tak utuh.
B. MASKER
Tujuan : Mencegah atau mengurangi transmisi droplet mikroorganisme saat merawat pasien.
Prosedur Kerja :
Tentukan tepi atas dan bawah bagian masker. Pegang kedua tali masker. Ikatan pertama, bagian
atas pada kepala, sedangkan ikatan kedua berada pada bagian belakang leher.
C. KACA MATA, CELEMEK, TOPI, SEPATU BOT
Perlengkapan pelindung pribadi mencegah pemaparan terhadap infeksi dan dapat melindungi
penolong terhadap percikan dan luka terkena benda tajam selama melaksanakan prosedur
klinik.
Baju pelindung ( gaun ) yang bersih, tetapi tidak perlu steril, digunakan selama melakukan
semua prosedur persalinan:
Pada pemakain baju bedah berlengan pamjang, tepi sarung tangan harus menutupi ujung
lengan baju utuk menghindari kontaminasi.
Pastikan bahwa tangan yang telah memakai sarung tangan ( yang telah di DTT atau sterilisasi)
diletakkan lebih tinggi dari pinggang dan tidak bersentuhan dengan baju pelindung.
ASEPTIK
Defenisi :
1. Adalah semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya Mo ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi.
2. Teknik Aseptik , membuat prosedur lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir dan penolong
persalinan dengan cara menurunkan jumlah MO pada permukaan kulit, jaringan dan benda-
benda mati hingga tingkat aman atau menghilangkannya secara keseluruhan.
3. Asepsis bedah (steril) adalah sterilitas kamar bedah dan teknik-teknik yang digunakan
didalamnya. Asepsis medis (bersih) dilakukan pada hamper semua teknik/ prosedur.
Prinsip asepsis.
1. Cuci tangan: merupakan prinsip asepsis yang paling penting. Dalam keadaan tertentu
penggosokan tangan dengan alcohol dapat diterima untuk prosedur biasa. Cuci tangan sebelum
dan setelah prosedur
2. Penggunaan paket dan peralatan steril; Peralatan yang disterilkan secara sentral, biasanya
menggunakan autoklaf. Perubahan warna pada pembungkus menunjukkan sterilitas, tetapi
pembungkus tersebut diperiksa dengan baik untuk adanya robekan atau basah. Peralatan steril
harus digunakan sebelum kadaluarsa.
3. Penggunaan pakaian pelindung
4. Penggunaan teknik tanpa sentuhan; Teknik ini berkaitan dengan cara pembentukan daerah
steril, biasanya di troli balutan yang tidak boleh terkontaminasi dengan tangan belum dicuci
dan benda-benda yang tidak steril. Troli tersebut dapat dilap dengan larutan desinfektan setiap
kali sebelum digunakan. Rak bagian atas troli di alas dengan duk steril, letakkan/jatuhkan alat
steril setelah bungkus luarnya dibuka. Bagian ini steril sehingga hanya boleh disentuh oleh
tangan yang sudah dicuci atau memakai sarung tangan steril, dan dibuka dengan cara
memegang sudut/ ujung pembungkusnya saja. Untuk mencegah kontaminasi lingkungan, maka
daerah steril harus ditutup dengan penutup steril.
ANTISEPTIK.
Adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau
mengurangi jumlah MO pada jaringan tubuh atau kulit.
Karena kulit dan selaput lendir tidak dapat disterlisasi, maka penggunaan larutan antiseptic bisa
meminimalkan jumlah MO yang akan mengkontaminasi luka terbuka sehingga dapat terjadi
infeksi.
Glutaraldehida 2 % , bisa digunakan untuk dekontaminasi, tetapi karena mahal biasanya hanya
digunakan untuk DTT atau sterilisasi kimiawi.
jangan gunakan desinfektan dengan senyawa fenol untuk desinfeksi peralatan atau bahan yang
akan dipakai bayi baru lahir, karena membahayakan kondisi kesehatan bayi tersebut.
170⁰C
60 menit
Panci tertutup
20 menit
Rendam
20 menit
U/ menyiapkan wadah yang di DTT, rebus (jika kecil) atau isi dengan larutan klorin 0,5 %
selama 20 menit ( larutan klorin bisa dipindahkan ke jirigen/wadah tertutup u/ digunakan ulang
dalam waktu 24 jam). Bilas wadah dengan air DTT dan angin-anginkan sampai kering sebelum
digunakan menyimpan alat DTT.
PENANGANAN SAMPAH.
Sampah merupakan suatu bahan yang berasal dari kegiatan manusia dan sudah tidak dipakai
atau sudah dibuang oleh manusia.
Tujuan pembuangan sampah: Mencegah penyebaran infeksi dan luka tusuk kepada petugas
pelayanan kesehatan yang menangani sampah. Mencegah penyebaran infeksi ke masyarakat
setempat.
Penanganan sampah:
Sampah tidak terkontaminasi bisa dibuang di dalam wadah sampah biasa. Sampah
terkontaminasi adalah sampah dari limbah persalinan dan kelahiran, darah, nanah, feses, urin
dan benda-benda yang tercemar oleh cairan tubuh. Setelah selesai melakukan suatu tindakan
(asuhan persalinan) dan sebelum melepaskan sarung tangan, letakkan sampah terkontaminasi
(kasa, gulungan kapas, verban, dll) kedalam tempat sampah kedap air/kantong plastik, sebelum
dibuang. Hindari terjadinya kontak sampah terkontaminasi dengan permukaan luar kantong.
Singkirkan sampah terkontaminasi dengan caradibakar. Jika hal ini tidak memungkinkan,
kubur bersama wadahnya.
Sampah benda-benda tajam yang terkontaminasi yaitu menempatkannya dalam wadah tahan
bocor (botol air mineral dari plastik atau botol infuse) atau wadah yang terbuat dari logam dan
segel dengan perekat jika sudah dua pertiga penuh. Wadah benda tajam yang sudah disegel tadi
harus dibakar didalam incinerator. Jika benda tajam tidak bisa dibuang secara aman dengan
incinerasi, bilas 3 x dengan larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi, tutup kembali ujung atau
bagian tajam dengan penutupnya menggunakan teknik satu tangan ( letakkan penutup jarum
pada permukaan yang keras dan rata, Pegang tabung spoit dengan satu tangan dan gunakan
jarum “mengait” penutup jarum dan jangan memegang penutup jarum dengan tangan lainnya.
Jika jarum sudah tertutup seluruhnya, pegang bagian bawah jarum dan gunakan tangan yang
lain untuk merapatkan penutupnya), kemudian ditanam dalam tanah.