Anda di halaman 1dari 6

MATERI PENYULUHAN HIV DAN AIDS

HIV dapat dikendalikan

HIV Virus Penyebab AIDS

 HIV = Human Immunodeficiency Virus


HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga
tubuh tidak mampu lagi melindungi dari berbagai penyakit lain ( infeksi oportunistik ).

 Infeksi oportunistik adalah infeksi yang umumnya tidak berbahaya pada orang dengan tubuh normal
namun dapat berakibat fatal pada Orang Dengan HIV dan AIDS (Odha) karena sistem kekebalan
tubuhnya lemah.

 Dimana terdapat HIV? HIV terdapat dalam cairan tubuh orang yang telah tertular, seperti :
Darah
Cairan Sperma
Cairan Vagina
Air Susu Ibu

 AIDS = Acquired Immune Deficiency Syndrome


AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh.

 Adakah obat penyembuh AIDS? Hingga saat ini, belum ditemukan obat penyembuh AIDS.
Anti Retroviral ( ARV ) adalah obat bagi ODHA untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah HIV
dalam tubuh agar kualitas hidupnya lebih baik.

HIV Virus Penyebab AIDS

Tanda Orang yang Terkena HIV

 Tidak ada tanda khususnya.


 Orang yang terinfeksi HIV tidak dapat dikenali hanya dengan melihat penampilan fisiknya.
 Semua orang bisa terkena HIV jika perilakunya berisiko tanpa membeda-bedakan jenis kelamin,
usia, suku, agama, ras, pendidikan, pekerjaan, dll.
 Orang yang terinfeksi IV, akan tampak sehat sehat selama 5-10 tahun seperti orang biasa, sebelum
virus HIV dalam tubuhnya berubah menjadi AIDS.
 Setelah virus HIV berubah menjadi AIDS barulah muncul gejala penyakit tertentu/Infeksi
Oportunistik.
 Walaupun tampak sehat, penderita HIV tetap dapat menularkan virusnya kepada orang lain.
 Bagaimana mengetahui seseorang tertular HIV/ Yaitu melalui tes darah untuk HIV, yang termasuk
bagian dari proses Konseling dan Tes HIV.
Bagaimana HIV Menular Melalui Perpindahan Cairan Tubuh?

HIV dapat menular melalui perpindahan cairan tubuh dari orang yang tertular HIV yaitu :

 Melalui Hubungan seks dengan orang yang tertular HIV. Bisa secara :
- Oral (mulut dengan kelamin)
- Anal (dubur dengan kelamin)
- Vaginal (vagina dengan kelamin)
 Dari ibu kepada bayinya pada saat kehamilan, melahirkan dan menyusui.
 Karena HIV ada di dalam cairan tubuh ( darah, cairan mani, cairan vagina) maka semua
kegiatan yang memungkinkan terjadinya perpindahan cairan tersebut merupakan kegiatan
berisiko.
 Berhubungan seks berisiko jika :
Berganti-ganti pasangan.
Tanpa menggunakan kondom.
 Mengapa berhubungan seks tidak aman berisiko?
Karena memungkinkan terjadi pertukaran cairan mani dan cairan vagina yang mengandung
HIV masuk ke dalam tubuh kita. Apalagi jika ada luka pada organ seks kita.
 Penggunaan jarum suntik dari orang yang tertular HIV secara bergantian
Mengapa berisiko?
Karena sisa darah masih sering tertinggal di dalam alat tersebut. Jika alat itu disuntikkan lagi
ke dalam tubuh kita maka perpindahan virus HIV akan terjadi.

Bagaimana HIV Menular Melalui Perpindahan Cairan Tubuh?

Hubungan Seks Berganti-ganti Tanpa Kondom


Bergantian Jarum Suntik
Saat kehamilan, Persalinan dan Menyusui

HIV Tidak Menular Melalui

HIV tidak menular melalui kegiatan-kegiatan sosial seperti :


 Bersalaman, bersentuhan, berpelukan bahkan berciuman.
- Aman selama tidak ada luka/lecet pada kulit yang memungkinkan perpindahan darah yang
mengandung HIV.
- Jumlah HIV dalam keringat dan air ludah tidak cukup banyak untuk menularkan HIV.
 Menggunakan peralatan maan bersama.
 Menggunakan jamban/WC bersama.
 Berenang bersama.
 HIV tidak menular melaui gigitan nyamuk atau serangga.
HIV hanya hidup dalam darah dan cairan tubuh manusia, tidak dapat hidup dalam darah dan
cairan tubuh binatang

Jadi meskipun kita melakukan kegiatan-kegiatan sosial atau bahkan tinggal serumah dengan penderita
HIV, kita tidak perlu khawatir akan tertular selama tidak melakukan perilaku berisiko.
HIV Tidak Menular Melalui :
Sentuhan, pelukan ataupun ciuman
Berenang bersama
Berbagai makanan atau menggunakan alat makan bersama
Memakai toilet bergantian
Udara dari percikan orang yang terinfeksi HIV saat batuk atau bersin
Gigitan nyamuk atau serangga

Bagaimana HIV Menjadi AIDS?

Tahap 1 : Periode Jendela


 HIV masuk ke dalam tubuh
 Tidak ada tanda-tanda khususorang terinfeksi HIV tampak sehat dan merasa sehat
 Antibodi sudah terbentuk, namun tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
 Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar antara 2 minggu – 6 bulan

Tahap 2 : HIV Positif (Tanpa Gejala)


 HIV berkembang biak dalam tubuh
 Tidak ada tanda-tanda khusus, orang terinfeksi HIV tampak sehat dan merasa sehat
 Tes HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang
 Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 th, tergantung daya tahan tubuhnya.

Tahap 3 : HIV Positif (Muncul gejala)


 Sistem kekebalan tubuh semakin turun
 Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya : batuk lama, demam, diare, jamur di mulut dll.

Tahap 4 : AIDS
 Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
 Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
Misalnya : penurunan berat badan disertai demam dan diare yang lama, TB kelenjar, kanker kulit
dll
 Minum obat (Anti Retro Viral) untuk menekan virus HIV
 Jika tanpa ARV semakin cepat memperburuk kesehatannya bahkan berisiko kematian

Bagaimana HIV Menjadi AIDS?

Tahap 1 periode Jendela = 2 minggu – 6 bulan


Tahap 2 HIV Positif ( Tanpa Gejala) = rata-rata selama 5-10 tahun
Tahap 3 HIV Positif (Muncul Gejala) = lebih dari 1 bulan
Tahap 4 AIDS = Tanpa minum ARV dan Minum ARV
Konseling dan Tes HIV

 Konseling dan Tes HIV adalah dukungan layanan bagi mereka yang menginginkan pemeriksaan
HIV
 Tidak boleh ada tekanan seseorang untuk melakukan Konseling dan tes HIV
 Konseling dan tes HIV terdiri dari tiga tahap yaitu :
Informasi dan edukasi sebelum tes HIV
Tes HIV
Konseling setelah tes HIV
 Informasi dan edukasi, menyediakan informasi tentang HIV/AIDS dan tes HIV serta memberikan
dukungan moril untuk perilaku yang lebih sehat dan aman
 Tes HIV adalah pengambilan darah untuk tes HIV yang dapat dilakukan di Rumah Sakit, klinik,
laboratorium dan lembaga swadaya masyarakat yang menyediakan pelayanan
 Konseling setelah tes HIV adalah konseling tatap muka pada saat memberikan hasikl tes HIV

Konseling dan Tes HIV


1. Informasi edukasi sebelum tes HIV
2. Tes HIV
3. Koseling setelah tes HIV
KAITAN TB DAN HIV
Apakah Kaitan TB dan HIV

Pada orang dengan HIV dan AIDS :

 Kekebalan tubuh menurun sehingga kuman TB yang sudah masuk ke dalam tubuh lebih mudah
berkembang menjadi penyakit TB
 TB merupakan penyebab kematian tertinggi
 TB dan HIV adalah penyakit menular yang berbahaya dan saling memperburuk kondisi tubuh
penderitanya
 Orang dengan HIV dan AIDS (Odha) perlu secara rutin memeriksakan status TB-nya setiap
mengunjungi layanan kesehatan
 3 dari 100 orang yang terinfeksi TB biasanya terinfeksi HIV

Pasien TB Perlu Mengetahui Status HIV-nya karena....


 3 dari 100 orang terkena TB biasanya terinfeksi HIV
 Tes HIV memberikan peluang yang besar untuk pencegahan, perawatan dan pengobatan bagi
orang terinfeksi HIV

Bila Positif HIV, Kenali Gejala TB :

Gejala Utama :
Batuk secara terus menerus.
Segera periksakan kondisi ke Layanan Kesehatan terdekat

Gejala lainnya :
 Demam / meriang
 Berkeringan tanpa sebab pada waktu malam hari
 Nafsu makan berkurang
 Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
 Kadang dahak yang keluar bercampur darah
 Sesak nafas, nyeri dada
 Mudah lelah

Pada orang dengan HIV (Odha) gejala berat badan menurun dan demam lebih sering ditemukan
dibandingkan gejala batuk.

Bila ada salah satu gejala TB, segera konsultasikan pada Dokter di Layanan Kesehatan
(Puskesmas/Rumah Sakit/ Klinik)

Jika Terkena TB dan HIV harus Bagaimana?


 TB dapat disembuhkan dengan berobat secara teratur sampai tuntas
 Periksa ke dokter di Rumah Sakit yang menyediakan Anti Retro Viral (ARV) untuk memastikan
bisa mendapatkan terapi Anti Retro Viral Terapi (ART)
 Virus HIV dapat dikendalikan dengan minum ARV dengan teratur
 Hidup sehat, istirahat cukup, makan teratur, berolaraga, hindari rokok dan alkohol
 Saat batuk dan bersin tutup mulut dengan sapu tangan/tissue, atau gunakan masker
Mulai Pengobatan ARV Segera Setelah Pengobatan TB Sudah Ditoleransi

Anti Retro Terapi (ART) setelah pengobatan TB sudah ditoleransi atau pasien stabil, antara 2 minggu
sampai 2 bulan (tanpa melihat CD4)
 Tahap awal pengobatan TB sampai ditoleransi :
Pagi : minum tablet KDT (HRZE) sesuai dengan berat badan
Siang : minum 1 tablet kotrimaksasol 960 mg atau 2 tablet kotrimoksasol 480 mg

 Tahap awal pengobatan TB setelah ditoleransi :


Pagi : minum tablet KDT (HRZE) sesuai dengan berat badan, dan ARV (ZDV + 3TC)
Siang : minum 1 tablet kotrimoksasol 960 mg atau 2 tablet kotrimoksasol 480 mg
Malam : minum ARV ( ZDV+3TC+EFV)

 Tahap Lanjutan
Pagi : 3x/minggu, minum tablet KDT (HR) sesuai berat badan, dan ARV (ZDV+3TC)
Siang : minum 1 tablet kotrimoksasol 960 mg atau 2 tablet kotrimoksasol 480 mg
Malam : minum ARV ( ZDV+3TC+EFV)

 Setelah pengobatan TB selesai


ARV dapat diteruskan dengan Efavirens atau diganti dengan Nevirapin
Jika dilanjutkan dengan efavirens : Pagi : ZDV+3TC, Siang ; 1 tablet kotrimoksasol 960 mg
atau 2 tablet kotrimoksasol 480 mg, Malam : ZDV+9TC+EFV
Jika diganti dengan nevirapin : Pagi : ZDV+3TC=NVP, Siang : 1 tablet kotrimoksasol 960 mg
atau 2 tablet kotrimoksasol 480 mg, Makam : ZDV+3TC+NVP

Kotromoksasol dapat diminum pagi/siang/malam sesuaikan dengan keinginan pasien, asal


teratur
ARV dapat diminum dengan selang 12 jam, misalnya pagi jam 9 dan malam jam 9

Anda mungkin juga menyukai