Anda di halaman 1dari 6

Pemicu 1, No.

7
Hal-hal apakah yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kultur sel?
Jawab :
Dalam kultur sel dan kultur jaringan, diperlukan perlakuan khusus terhadap eksplan agar
dapat bertumbuh dan memproduksi sel-sel baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:
 Suhu
Setiap jenis sel tanaman memiliki suhu optimum dimana pertumbuhan dan aktivitas sel
bernilai maksimum. Perubahan temperatur akan mempengaruhi aktivitas enzim sehingga
reaksi bisa berlangsung terlalu lama dalam kondisi dingin, atau enzim rusak karena suhu
tinggi. Suhu yang terlalu tinggi pun juga akan membuat membran lipid sel rusak sehingga
molekul-molekul asing bisa masuk ke sel dan merusak sel.
 pH
Sama seperti suhu, nilai optimum pH setiap sel berbeda-beda untuk dapat bertumbuh
maksimum. Jika nilai pHnya berubah dari nilai optimum, aktivitas sel akan terganggu dan
memperlambat pertumbuhan.
 Kondisi Air
Reaksi metabolis sel biasanya berlangsung didalam sel sehingga membutuhkan air sebagai
pelarut. Jika sitoplasma kekurangan air, reaksi metabolic tidak bisa berlangsung. Sel mengatur
kondisi air didalam sel melalui osmosis, jika potensial air diluar lebih rendah dibandingkan
sel, maka air dalam sel akan bergerak keluar dan juga sebaliknya, sehingga kondisi air penting
untuk kelangsungan hidup sel
 Material eksplan
 Genotip
Kapasitas regenerasi berbeda-beda dalam satu family, spesies, bahkan dalam
genotip dari satu spesies, contohnya tanaman dikotil akan lebih mudah
beregenerasi daripada monokotil. Secara umum, tanaman rerumputan lebih mudah
melakukan regenerasi daripada tanaman berkayu.
 Fisiologis bagian tanaman
Bagian eksplan yang memiliki kemampuan totipotensi paling bagus untuk
melakukan kultur jaringan. Biasanya, bagian segmen vegetative tanaman mampu
beregenerasi lebih mudah daripada bagian generative tanaman. Secara umum,
jaringan yang masih muda masih memiliki kemampuan totipotensi yang tinggi
dibandingkan jaringan tanaman yang telah dewasa.
 Sumber eksplan
Gambar 3. Pertumbuhan eksplan dari sumber berusia 7 hari (a) dan 12
hari (b)
Sumber: http://www.intechopen.com/books/recent-advances-in-plant-
in-vitro-culture/the-prerequisite-of-the-success-in-plant-tissue-culture-
high-frequency-shoot-regeneration

Tumbuhan yang
bertumbuh dalam kondisi rumah kaca memberikan hasil yang lebih baik daripada
yang bertumbuh didalam media tanah. Karena pada tanaman di media tanah,
pertumbuhan tanaman bergantung pada kondisi musim.
 Ukuran eksplan
Akan sangat sulit unuk menghasilkan kultur jaringan yang sukses dari bagian
kecil seperti sel dan meristem tumbuhan daripada bagian yang lebih besar seperti
daun dan hipokotil karena terbatasnya kondisi nutrisi dan cadangan hormone
dalam sel. Eksplan yang lebih besar memiliki cadangan nutrisi yang lebih besar
sehingga mampu beregenerasi lebih baik dan lebih tidak bergantung pada nutrisi
dan hormone di media.
 Posisi eksplan di tanaman induk
Pertumbuhan eksplan bisa dipengaruhi dari posisi dimana eksplan di isolasi
dari tanaman induk, contohnya bagian yang lebih tinggi pada tanaman lebih tua
dibandingkan bagian bawah sehingga bagian yang lebih tinggi akan lebih sulit
berkembang dalam kondisi in vitro. Contohnya, bagian akar yang lebih ke bawah
akan lebih mudah bertumbuh didalam media in vitro daripada bagian yang lebih
ke atasnya (dekat batang).
 Densitas eksplan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa densitas tanaman berpengaruh
pada pembentukan dan penghasilan buah. Ada peningkatan dalam produksi buah
ketika densitas tanaman ditingkatkan. Tingkat stress dan kompetisi pada tanaman
berpengaruh pada tingkat kesuksesan kultur jaringan. Hal ini karena eksplan akan
berlomba dalam memperbesar ukuran sel dan jaringan dalam hal untuk
meningkatkan absorpsi nutrisi dan air agar dapat bertahan hidup. Eksplan dalam
kondisi in vitro berkompetisi dengan yang lainnya untuk jumlah air dan nutrisi dari
media, dan hasilnya mengungkapkan bahwa faktor ini mampu meningkatkan
kapasitas regenerasi tanaman.

Gambar 4. Perkembangan eksplan di kultur dari jarak yang berbeda 0.5 x 0.5 cm (A,a)
, 1.0 x 1.0 cm (B,b) , 1.5 x 1.5 cm (C,c) , dan 2.0 x 2.0 cm (D,d) setelah 6 minggu
dikultur.
Sumber: http://www.intechopen.com/books/recent-advances-in-plant-in-vitro-
culture/the-prerequisite-of-the-success-in-plant-tissue-culture-high-frequency-shoot-
regeneration

 Sterilisasi
Kultur jaringan harus dilakukan dalam kondisi in vitro yang steril. Kesehatan eksplan
adalah faktor utama dalam menjaga kapasitas regenerasi sel. Perlakuan yang paling
penting dalam memulai kultur adalah sterilisasi permukaan eksplan. Karena kondisi in
vitro memungkinkan bakteri dan jamur untuk bertumbuh dalam lingkungan yang optimal,
sterilisasi yang gagal bisa mengganggu kultur jaringan tanaman. Sterilisasi permukaan
bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme yang mampu bertumbuh baik dalam
kondisi in vitro, dan juga menjaga kapabilitas eksplan untuk beregenerasi karena bisa
dipengaruhi konsentrasi desinfektan.
Desinfektan yang digunakan bervariasi, dari etanol, hydrogen peroxide, air bromin,
raksa klorida, perak nitrat, dan antibiotic dalam sterilisasi permukaan, namun yang paling
banyak digunakan adalah natrium hipoklorit (NaOCl). NaOCl sangat efektif dalam
membunuh berbagai bakteri, fungi, dan virus.
 Media kultur
Komposisi media sangat penting dalam pertumbuhan jaringan tumbuhan. Media kultur
jaringan tanaman biasanya terdiri dari makronutrien, mikronutrien, vitamin, asam amino
atau sumber nitrogen lain, sumber karbon, suplemen organic, agen pemadat (agar-agar),
dan zat pengatur tumbuh. Media Murashige dan Skoog biasanya paling sering dipakai
dalam kultur jaringan tanaman. Biasanya, setiap spesies tanaman disesuaikan dengan
medianya karena tidak setiap media bagus untuk tanaman tertentu, contohnya untuk
tanaman berkayu lebih cocok menggunakan media DKW (Driver/Kuniyuki Walnut).
Agar-agar mungkin tidak terlalu berpengaruh dalam pertumbuhan eksplan, tetapi jika
konsentrasi agar-agar terlalu tinggi, maka akan menyulitkan tanaman dalam melakukan
proses difusi nutrisi kedalam sel tumbuhan.
Hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh bekerja spesifik untuk memberikan
perlakuan tertentu pada tanaman, seperti produksi sel-sel tertentu, ataupun untuk
membantu mempercepat aktivitas enzim, dan lain sebagainya. Biasanya fitohormon yang
ada didalam media berupa auksin, giberelin, dan sitokinin.
 Kondisi kultur
Setelah eksplan diletakkan dalam media kultur, eksplan harus dijaga dalam ruangan
kultur dimana faktor lingkungan seperti suhu dan pencahayaan dikontrol. Spesies yang
berbeda membutuhkan kondisi lingkungan yang berbeda. Biasanya, pencahayaan
dilakukan dengan tabung fluorescent dan diatur diluar ruangan kultur untuk mencegah
pemanasan berlebih didalam ruangan kultur.
Variasi suhu juga penting dalam ruangan kultur dan yang paling baik hanya berbeda
±1ºC dari suhu optimum. Jika tidak, perubahan suhu akan mengakibatkan tumbuhan stress
dan kultur menjadi gagal.

Pemicu 2, No.1
Menurut anda mengapa teknik kultur in vitro sangat menjanjikan untuk pemenuhan
kebutuhan bibit tanaman yang unggul?
Teknik kultur in vitro atau biasa juga disebut dengan kultur jaringan merupakan salah satu
cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan
tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan
bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptic yang kaya nutrisi dan zat pengatur
tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak
diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Melalui kultur jaringan, tanaman dapat diperbanyak setiap waktu sesuai kebutuhan karena
faktor perbanyakannya yang tinggi. Bibit dari varietas unggul yang jumlahnya sangat sedikit dapat
segera dikembangkan melalui kultur jaringan. Pada tanaman perbanyakan melalui kultur jaringan,
bila berhasil dapat lebih menguntungkan karena sifatnya akan sama dengan induknya (seragam)
dan dalam waktu yang singkat bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan bebas penyakit.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat
steril. Faktor penting dalam kultur jaringan adalah bagian tanaman yang dikulturkan dan
medianya. Jaringan tanaman yang sering digunakan dalam teknik kultur jaringan adalah kalus, sel,
dan protoplasma, dan organ tanaman meliputi, pucuk, bunga, daun, batang, dan akar.

Tujuan Pembuatan Bibit Secara Kultur Jaringan


 Memperoleh bibit tanaman baru yang lebih baik
 Memperbanyak tanaman dengan sifat seperti induknya
 Memperoleh tanaman yang bebas dari penyakit

Definisi Isolasi Eksplan


Isolasi eksplan adalah pemisahan atau pengucilan sel yang akan dieksplan terhadap bahan
yang akan ditanam pada media kultur. Isolasi eksplan adalah perlindungan atau penyekatan yang
dilakukan pada bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan tanam pada sebuah media tanam
(Suryowinoto, 1996)

Definisi Inkubasi Eksplan


Inkubasi eksplan adalah masa atau tenggang waktu antara masuknya kontaminan terhadap
bahan tanam (media tanam) yang akan di tanam. Inkubasi ekpslan adalah waktu yang digunakan
atau yang diperlukan oleh penyebab penyakit atau kontaminan untuk masuk ke eksplan tanaman
(Suryowinoto, 1996)

Teknik-teknik Aseptik Dalam Pembuatan Media


Menurut Torres (1989) teknik aseptik adalah teknik pemindahan mikroba dengan
menggunakan alat-alat yang steril serta aturan laboratorium tertentu agar tidak terjadi kontaminasi
di dalam kultur tersebut.

Teknik ini sangat menjanjikan untuk pemenuhan kebutuhan bibit tanaman yang unggul.
Metode kultur jaringan ini memang dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman,
khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangkan secara generatif, di mana dengan perbanyakan
tanaman secara kultur jaringan ini diharapkan benih yang akan dihasilkan terjamin mutunya
maupun kesehatan benih itu sendiri (selain kelebihan-kelebihan lainnya yaitu bibitnya yang dapat
diproduksi untuk memeroleh sifat-sifat yang dikehendaki dalam jumlah banyak dengan waktu
yang relatif lebih cepat; tidak tergantung dengan musim; terbebas dari gangguan hama, penyakit,
dan deraan lingkungan lainnya; serta dengan proses yang lebih mudah dan murah).

Pemicu 2, No.2
Bagaimana tahapan proses dari Teknik in vitro tersebut hingga menghasilkan bibit tanaman yang
unggul? Dan bagaimana memonitor tiap tahapan prosesnya?
Tahap Kultur Jaringan (Teknik In Vitro)
Menurut Fatimah (2010) tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik
kultur jaringan adalah:
1) Pemilihan dan penyiapan tanaman induk sumber eksplan.
Tanaman yang akan dilakukan perbanyakan kultur jaringan harus jelas jenis, spesies, varietas,
sehat dan bebas dari hama dan penyakit.
2) Inisiasi kultur
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
3) Multiplikasi atau perbanyakan propagul
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada
media. Pada tahapan ini, eksplan yang sudah diinisiasi akan menggandakan propagul (atau
bahan tanaman yang diperbanyak seperti tunas atau embrio).
4) Pemanjangan tunas, induksi, dan perkembangan akar
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Tahapan
ini bertujuan untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang kuat untuk dapat bertahan hidup
sampai dipindahkan ke lingkungan.
5) Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas di lingkungan baru yang aseptik
di luar botol, dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus
menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru
bisa dikatakan berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan
keberhasilan yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai