SAP Difteri
SAP Difteri
Penyakit Difteri
Ruang Mawar RSUD Dr. Mohamad Saleh Probolinggo
Oleh :
1. Desy Laila Sari NIM. 17020016
2. Elva Lutvyatul Jannah NIM. 17020024
3. Hardi Yudha Pamungkas NIM. 17020034
1. Pengertian difteri
2. Tanda dan gejala difteri
3. Cara penularan difteri
4. Faktor risiko difteri
5. Kompilkasi difteri
6. Pencegahan difteri
7. Manfaat imunisasi DPT dasar
IV. Sasaran
Sasaran ditujukan keluarga pasien Ruang Mawar RSUD Dr Mohamad Shaleh
Probolinggo.
V. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
VI. Media
1. Leaflet
2. Flipchart
VII. Strategi
1. Kontrak dengan keluarga dan pasien (waktu, tempat, topik).
2. Menggunakan penampang materi (flipchart) dari leaflet agar dapat lebih mudah
diperhatikan keluarga pasien.
3. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
4. Dengan tanya jawab langsung.
VIII. SETTING
1. Setting waktu
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
KELUARGA
1 Pembukaan 5 menit Moderator :
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan 1. Menjawab salam
salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 3. Memperhatikan
4. Menyebutkan kontrak waktu lama 4. Memperhatikan
penyuluhan (30 menit)
5. Menyebutkan materi yang akan diberikan 5. Memperhatikan
2 Pelaksanaan 15 menit Pemateri :
1. Memperhatikan
1. Mnjelaskan pengertian difteri
2. Memperhatikan
2. Menyebutkan tanda dan gejala difteri
3. Menjelaskan cara penularan difteri 3. Memperhatikan
4. Memperhatikan
4. Menyebutkan faktor risiko difteri
5. Memperhatikan
5. Menyebutkan kompilkasi difteri
6. Menjelaskan pencegahan difteri 6. Memperhatikan
dasar
3 Evaluasi 10 menit Moderator :
1. Memberi kesempatan kepada keluarga 1. Bertanya
2. Menanyakan keluarga tentang materi 2. Menjawab
yang telah diberikan dan memberikan pertanyaan
reinforcement positif kepada keluarga
yang dapat menjawab pertanyaan
4 Penutup 5 menit Moderator :
1. Mengucapkan terimakasih atas peran 1. Mendengarkan
serta peserta
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
2. Setting Tempat
Flipchart
Moderator Pemateri
Fasilitator 1
Observer Pembimbing
Keterangan :
: Peserta Penyuluhan
IX. Pengorganisasi
NAMA SEBAGAI TUGAS
1. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan
tim kepada peserta.
2. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
Desy Laila Sari Moderator
3. Memotivasi peserta untuk bertanya.
4. Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi.
5. Menutup acara penyuluhan.
1. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas
dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh
peserta.
Elva Lutvyatul Jannah Pemateri
2. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan
memperhatikan proses penyuluhan.
3. Menjawab pertanyaan peserta.
1. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara
peserta.
2. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi
penyuluhan.
3. Memotivasi peserta untuk bertanya materi
Hardi Yudha Pamungkas Fasilitator 1
yang belum jelas.
4. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal
yang dirasa kurang jelas bagi peserta.
5. Membagikan leaflet dan lembar evaluasi
kepada peserta.
1. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta,
serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya
proses penyuluhan.
Hardi Yudha Pamungkas Observer 2. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
3. Mengamati perilaku verbal dan non verbal
peserta selama proses penyuluhan.
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan
rencana penyuluhan.
X. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Sruktur
a. Jumlah yang hadir dalam penyuluhan keluarga minimal 5 orang.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di Ruang Mawar RSUD Dr. Moh. Saleh Kota
Probolinggo.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 3 hari sebelum dan
menjelang penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Tidak ada keluarga yang meninggalkan penyuluhan.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
DIFTERI
A. Pengertian Difteri
Gejala-gejala ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri.
Jika tidak diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebabkan reaksi
peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat
mati.
Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu
membran atau lapisan yang dapat menggangu masuknya udara pernapasan. Membran
atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat terlihat. Gejalanya
anak menjadi sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup saluran napas
yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidakdapat bernapas. Akibatnya sangat
fatal karena dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.
Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan
susunan saraf, biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan kuman difteri.
Kematian juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.Serangan berbahaya pada
periode inkubasi 1 sampai dengan 5 hari, jarang ditemui lebih lama. Dapat
menyebabkan infeksi nasopharynx yang menyebabkan kesulitan bernapas dan
kematian. Penyebab utamanya adalahradang pada membran saluran pernapasan
bagian atas, biasanya pharynx tetapi kadang2 posterior nasal passages, larynx dan
trakea, ditambah kerusakan menyeluruh ke seluruh organ termasuk myocardium,
sistem saraf, ginjal yang disebabkan exotosin (Plotkins) organisme.
Ketika difteri menyerang tenggorokan dan tonsil, gejala awalnya adalah
radang tenggorokan, kehilangan nafsu makan, dan demam. Dalam waktu 2-3 hari,
lapisan putih atau aba-abu ditemukan di tenggorokan atau tonsil. Lapisan ini
menempel pada langit-langit dari tenggorokan dan dapat berdarah. Jika terdapat
pendarahan, lapisan berubah menjai aba-abu kehijauan atau hitam. Penderita difteri
biasanya tidak demam panas tapi dapat sakit leher dan sesak napas.
C. Cara Penularan
Penularan umumnya melalui udara (batuk / bersin), percikan air ludah batuk
sang penderita. Bisa juga melalui benda atau makanan yang terkontaminasi
Corynebacterium Diphtheriae. Penularan difteri juga dapat melalui kontak hubungan
dekat, melalui udara yang tercemar oleh karier
Bakteri C.diphtheriae dapat menyebar melalui tiga rute:
1. Bersin: Ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka akan melepaskan
uap air yang terkontaminasi dan memungkinkan orang di sekitarnya terpapar
bakteri tersebut.
2. Kontaminasi barang pribadi: Penularan difteri bisa berasal dari barang-barang
pribadi seperti gelas yang belum dicuci.
3. Barang rumah tangga: Dalam kasus yang jarang, difteri menyebar melalui barang-
barang rumah tangga yang biasanya dipakai secara bersamaan, seperti handuk
atau mainan.
Selain itu, Anda juga dapat terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut apabila
menyentuh luka orang yang sudah terinfeksi. Orang yang telah terinfeksi bakteri
difteri dan belum diobati dapat menginfeksi orang nonimmunized selama enam
minggu - bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun.
D. Faktor risiko
Orang-orang yang berada pada risiko tertular difteri meliputi:
1. Anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi terbaru
2. Orang yang hidup dalam kondisi tempat tingal penuh sesak atau tidak sehat
3. Orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan.
4. Siapapun yang bepergian ke tempat atau daerah endemik difteri
Difteri jarang terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa,
karena telah mewajibkan imunisasi pada anak-anak selama beberapa dekade. Namun,
difteri masih sering ditemukan pada negara-negara berkembang di mana tingkat
imunisasinya masih rendah seperti halnya yang saat ini terjadi di Jawa timur.
E. Komplikasi
Jika tidak diobati, difteri dapat menyebabkan:
1. Gangguan pernapasan. C. Diphtheriae dapat menghasilkan racun yang
menginfeksi jaringan di daerah hidung dan tenggorokan. Infeksi tersebut
menghasilkan membaran putih keabu-abuan (psedomembrane) terdiri dari
membran sel-sel mati, bakteri dan zat lainnya. Membran ini dapat menghambat
pernapasan.
2. Kerusakan jantung. Toksin (racun) difteri dapat menyebar melalui aliran darah
dan merusak jaringan lain dalam tubuh Anda, seperti otot jantung, sehingga
menyebabkan komplikasi seperti radang pada otot jantung (miokarditis).
Kerusakan jantung akibat miokarditis muncul sebagai kelainan ringan pada
elektrokardiogram yang menyebabkan gagal jantung kongestif dan kematian
mendadak.
3. Kerusakan saraf. Toksin juga dapat menyebabkan kerusakan saraf khususnya pada
tenggorokan, di mana konduksi saraf yang buruk dapat menyebabkan kesulitan
menelan. Bahkan saraf pada lengan dan kaki juga bisa meradang yang
menyebabkan otot menjadi lemah. Jika racun ini merusak otot-otot kontrol yang
digunakan untuk bernapas, maka otot-otot ini dapat menjadi lumpuh. Kalau sudah
seperti itu, maka diperlukan alat bantu napas.
Dengan pengobatan, kebanyakan orang dengan difteri dapat bertahan dari
komplikasi ini, namun pemulihannya akan berjalan lama.
F. Pencegahan
Jika Anda telah terpapar orang yang terinfeksi difteri, segeralah pergi ke
dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan. Dokter mungkin akan
memberi Anda resep antibiotik untuk mencegah infeksi penyakit itu.
Pencegahan paling efektif adalah dengan imunisasi bersamaan dengan tetanus
dan pertusis. Memberikan vaksinasi DPT pada anak-anak sebelum difteri menyerang
dapat merangsang terbentuknya antibodi tubuh untuk melawan kuman serta
meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap jenis penyakit tertentu. Vaksin DPT
diberikan sebanyak tiga kali sejak bayi berumur dua bulan dengan selang penyuntikan
satu – dua bulan. Vaksinasi DPT biasanya diberikan sejak bayi berumur 3 bulan.
Untuk pemberian kekebalan dasar perlu diberi 3 kali berturut-turut dengan jarak 1-1
½ bulan, lalu 2 tahun kemudian diulang kembali. Pemberian vaksinasi sudah dapat
dilakukan saat masih bayi dengan lima tahapan yakni, 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 12-18
bulan dan 4-6 tahun Pemberian imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus dalam waktu bersamaan. Efek samping
yang mungkin akan timbul adalah demam, nyeri dan bengkak pada permukaan kulit,
cara mengatasinya cukup diberikan obat penurun panas.
Sejak diperkenalkan vaksin DPT (Dyphtheria, Pertusis dan Tetanus),
penyakitdifteri mulai jarang dijumpai. Vaksin imunisasi difteri diberikan pada anak-
anak untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak terserang penyakit
tersebut. Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin difteri akan lebih rentan terhadap
penyakit yang menyerang saluran pernafasan.
Selain hal diatas pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan :
1. Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan. Penyakit menular seperti
difteri mudah menular dalam lingkungan yang buruk dengan tingkat sanitasi
rendah. Oleh karena itulah, selain menjaga kebersihan diri, kita juga harus
menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
2. Makanan yang kita konsumsi harus bersih. Jika kita harus membeli makanan di
luar, pilihlah warung yang bersih.
3. Jika telah terserang difteri, penderita sebaiknya dirawat dengan baik untuk
mempercepat kesembuhan dan agar tidak menjadi sumber penularan bagi yang
lain.
4. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri
5. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga cuci
tangan sebelum makan.
6. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
7. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit
Pelayanan Kesehatan terdekat.
Christanto, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid II. Jakarta : Media Aesculpus
FKUI.
Hidayat A. A. A & Uliyah M. 2004. Buku Saku Pratikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta
: ECG
Kozier, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik
Edisis 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Potter, P.,A & Perry, A.,G. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses,dan
praktik Edisi 4. Jakarta : EGC.
Penyakit Difteri
Ruang : Mawar
Sub Topik : Penyakit difteri
Hari/Tanggal : Jumat / 12 Januari 2018
Waktu : 08.00 WIB
No. Evaluasi Ya Tidak Keterangan
1. Persiapan
- Flipchart sudah disiapkan sehari sebelum
pelaksanaan
- Leaflet disiapkan sehari sebelum pelaksanaan.
- Sosialisasi pelaksanaan penyuluhan 1 jam
sebelum pelaksanaan.
2. Pembukaan
- Moderator membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
- Moderator memperkenalkan diri
- Moderator menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
- Moderator menyebutkan kontrak waktu
penyuluhan (30 menit)
- Moderator menyebutkan materi yang akan
diberikan
3. Pelaksana
- Penyaji menggali pengetahuan awal peserta
- Penyaji menyampaikan materi :
- Penyaji menyampaikan materi dengan jelas pada
keluarga pasien.
- Moderator mempersilahkan peserta untuk
mengajukan pertanyaan
- Fasilitator memotivasi peserta untuk bertanya
- Penyaji, moderator dan fasilitator memberikan
jawaban dan penjelasan dari pertanyaan yang
diajukan.
- Moderator mengajukan pertanyaan sebagai
review
- Moderator reinforcement pengetahuan yang telah
diberikan
4. Penutup
- Moderator menegaskan kembali kesimpulan dari
topik yang sudah di bahas sebelumnya
- Moderator mengucapkan terima kasih atas waktu
dan perhatian peserta
- Moderator mengucapkan salam penutup
- Fasilitator membagikan leaflet.
5. Evaluasi
- Jumlah peserta minimal 5 orang.
- Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan kegiatan.
- Peran sesuai dengan perencanaan
pengorganisasian.
- Peserta tidak meninggalkan tempat selama
kegiatan.
- Peserta memberikan pertanyaan.
Hasil
Mampu menyebutkan tentang
- Pengertian difteri
- tanda dan gejala,
- faktor risiko,
- pencegahan difteri,
- manfaat imunisasi DPT dasar.
PERTANYAAN :
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN
10
11