Disusun untuk memenuhi tugas stase anak semester I prodi Ilmu Profesi
Disusun Oleh :
1. Latar Belakang
Hospitalisasi selama kanak-kanak adalah pengalaman yang memiliki efek
yang lama, kira-kira satu dari tiga anak pernah mengalami hospitalisasi (Foster
and Humsberger, 2012). Hospitalisasi menjadi stresor terbesar bagi anak dan
keluarganya yang menimbulkan ketidaknyamanan, jika koping yang biasa
digunakan tidak mampu mengatasi atau mengedalikan akan berkembang menjadi
krisis. Tetapi besarnya efek tergantung pada masing-masing anak dalam
mempersepsikannya.
Hospitalisasi adalah kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan
atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan. Hospitalisasi
terjadi apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami
suatu gangguan fisik maupun mentalnya yang memungkinkan anak untuk
mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Hospitalisasi dapat merupakan satu penyebab stres bagi anak dan keluarganya.
Tetapi tingkat stresor terhadap panyakit dan hospitalisasi tersebut berbeda
menurut anak secara individu. Mungkin seorang anak menganggap hal itu sebagai
hal yang biasa tetapi mungkin yang lainnya menganggap hal tersebut sebagai
suatu stresor. Upaya yang dilakukan adalah meminimalkan stress sebagai
pengaruh negatif dari hospitalisasi yaitu melakukan kegiatan “Terapi Bermain”.
Bermain dipercaya mampu menurunkan stress pada anak akibat lingkungan yang
baru dan tindakan invasif selama proses perawatan di rumah sakit.
Bermain dan anak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Aktivitas bermain selalu dilakukan anak dan aktivitas anak selalu menunjuk
kepada kegiatan bermain. Bermain dan anak sangat erat kaitannya hubungannya.
Menurut Catron dan Allen dalam bukunya Early Childhood Curriculum A
Creative-Play Model (2013) mengatakan bahwa bermain merupakan wahana yang
memungkinkan anak-anak berkembang optimal. Bermain secara langsung
mempengaruhi seluruh wilayah dan aspek perkembangan anak. Kegiatan bermain
memungkinkan anak belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan
lingkungannya. Dalam kegiatan bermain, anak bebas untuk berimajinasi,
bereksplorasi, dan menciptakan sesuatu.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk
mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
Menggambar atau mewarnai bila sebagai suatu permainan yang “nondirective”
memberikan kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat
“theurapeutic”(sebagai permainan penyembuh/ “theurapeutic play”) (Whaley,
2012). Mengekpresikan perasaan dengan menggambar/ mewarnai gambar, berarti
memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata
(Veltman, 2014).
Salah satu manfaat bermain bagi anak adalah untuk meningkatkan daya
kreativitas dan membebaskan anak dari stres. Kreativitas anak akan berkembang
melalui permainan. Ide-ide yang orisinil akan keluar dari pikiran mereka. Bermain
juga dapat membantu anak untuk lepas dari stres kehidupan sehari-hari. Stres pada
anak dapat disebabkan oleh rutinitas harian selama hospitalisasi yang
membosankan.
Berdasarkan hal di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
kegiatan terapi aktifitas bermain tentang bermain mewarnai terhadap anak usia
sekolah di Ruang Mawar.
2. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selama kurang lebih 30 menit diharapkan
anak dapat terstimulasi kemampuan motorik dan kreativitasnya.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1) Anak dapat melakukan interaksi dan bersosialisasi dengan dengan teman
sesamanya
2) Menurunkan perasaan hospitalisasi.
3) Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan
dirawat
4) Meningkatkan latihan konsentrasi
5) Mengurangi rasa takut dengan tenaga kesehatan.
6) Melanjutkan perkembangan ketrampilan motorik halus.
3. Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam terapi bermain adalah anak yang sedang
menjalani perawatan di ruang mawar usia prasekolah (3-6 tahun).
RESPON PESERTA :
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA