Anda di halaman 1dari 7

DETEKSI HEPATITIS C

Toni
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Abstrak : Hepatitis C adalah virus yang menyerang hati sering diam-diam kebanyakan orang yang
terinfeksi dengan Hepatitis C Virus (HCV) tidak memiliki gejala sama sekali. Hepatitis C
merupakan salah satu dari enam virus hepatitis diidentifikasi (yang lain adalah A, B, D, E, G,
tt). Semua menyebabkan hati menjadi meradang. Hepatitis C umumnya dianggap yang paling
serius dari virus. Seiring waktu jika Anda memiliki infeksi Hepatitis C dapat menyebabkan
kehidupan kanker, gagal hati atau sirosis ireversibel dan bekas luka fatal dari hati. Pengobatan
HCV telah berkembang dari penggunaan agen tunggal interferon dan ribavirin. Tujuan
pengobatan adalah pencapaian berkelanjutan (24-48 penghentian perawatan pasca minggu).
Tranaminase dan respon virologi (PCR negatif) dengan perbaikan histologis.
Kata kunci : Hepatitis, Meradang, Kanker Hati, Sirosis

DETECTION HEPATITIS C
dr. Toni
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Abstract : Hepatitis C is a virus that often silently attacks liver most people infected with the Hepatitis C
Virus (HCV) have no symptoms at all. Hepatitis C is one of six identified hepatitis viruses (the
other are A, B, D, E, G, tt). All cause the livers to become inflamed. Hepatitis C is generally
considered to be among the most serious of these viruses. Over time if you have a Hepatitis C
infection it can lead to lives cancer, liver failure or cirrhosis irreversible and potentially fatal
scarring of the livers. The treatment of HCV has evolved from use of single agent interferon
and ribavirin. The goal of treatment is the achievement of sustained (24-48 weeks post
treatment cessation). Tranaminase and virological respon (PCR negative) with histological
improvement.
Keywords : Hepatitis, Inflamed, Liver Cancer,Cirrhosis

PENDAHULUAN Pada tahun 1970 dikenal kasus kasus hepatitis


pasca transfusi. Virus hepatitis C merupakan virus
Sejak tahun 1970, ketika virus nonA nonB hepatitis dengan masa inkubasi yang lama dan
pertama kali diperkenalkan, sampai awal tahun sering ditandai dengan gejala subklinis yang
1990 ketika Houghton dan kawan kawan sukses ringan , tetapi dengan tingkat kronisitas dan
mengkloning virus ini, terdapat perbedaan progresifitas kearah sirosis. (Kurstak, 1993,
interpretasi mengenai perkembangan dan p.177)
prognosa virus hepatitis C. Selanjutnya test anti Penyakit Hepatitis C adalah penyakit yang
HCV yang menandakan virus hepatitis C dapat disebabkan oleh virus hepatitis C, virus ini
dikembangkan. (Bals .M, 2006, p 249). merupakan jenis virus RNA dari keluarga
Virus hepatitis C adalah nama yang telah Flaviviridae. Terdapat 6 genotip HCV dan lebih
diberikan salah satu jenis virus hepatitis dari virus dari 50 subtipe. Respons limfosit T yang menurun
hepatitis lainnya (Hepatitis A, B, D, G, tt). Virus dan kecenderungan virus untuk bernutasi
ini ditemukan pada tahun 1989, dan menjadi nampaknya menyebabkan tingginya angka infeksi
penyebab kasus hepatitis NANB pasca transfusi. kronis (PPHI, 2003, hal 8)
Gambar virus hepatitis C (http://www.medicastore.com/hepatitisC/infeksi
hepatitis.htm)

Virus hepatitis C paling berbahaya Genotip ini memiliki respon pengobatan lebih
dibandingkan dengan virus hepatitis lainnya, rendah dibandingkan genotip lainnya. Karena
karena 80% penderita terinfeksi bisa menjadi keberagaman ini yang menyebabkan sulit untnk
infeksi yang menahun dan bisa berkelanjutan mengembangkan vaksin dan respon terapi.(PPHI,
menjadi hepatitis kronik kemudian sirosis hati, 2003, hal 8)
kanker hati dan kematian. Proses perjalanan ini Kira-kira sepertiga kanker hati disebabkan
memerlukan waktu yang panjang hingga belasan oleh hepatitis C. Hepatitis C yang menjadi kanker
atau puluhan tahun. Virus ini dapat bermutasi hati terus meningkat diseluruh dunia karena
dengan cepat, perubahan-perubahan protein banyak orang terinfeksi virus hepatitis C tiap
kapsul yang membantu virus menghindarkan tahunnya. Saat hati menjadi rusak, maka hati
sistim imun. Genotip genotip yang berbeda tersebut akan memperbaiki sendiri dengan
mempunyai perbedaan distribusi geografi. membentuk jaringan parut, jaringan parut ini
Genotipe 1a dan 1b paling banyak di Amerika, disebut fibrosis. Semakin banyaknya jaringan
kira-kira 75% dari kasus. Genotip 2, 3 dan 4 parut menunjukan semakin parahnya penyakit,
hanya 30% dari kasus. Di Jepang dan Cina tipe 2 sehingga hati menjadi sirosis.
lebih sering dijumpai , tipe 3 sering dijumpai di Mengingat pada penderita hepatitis C
Eropa dan Inggris, tipe 4 banyak ditemui di cenderung menjadi kronik dan mengarah ke
Timur Tengah dan Afrika. Tipe 5 banyak di Afrika kanker hati, serta belum ditemukannya vaksin
dan sedikit di Amerika Utara, jenis tipe 6 banyak maka penulis ingin mengupas seputar penyakit
ditemukan di Hongkong dan Macau. Genotipe 1a hepatitis C.
dan 1b merupakan jenis yang resisten terhadap
pengobatan dan manifestasi penyakit umumnya
berat.(Sulaiman HA, Julitasari, 2004,hal 12).
Keberagaman genetik HCV memiliki EPIDEMIOLOGI
implikasi diagnostik dan respon terapi sedikit.
Pada genotip 1 bertanggung jawab hingga 60-65% Menurut WHO tahun 1999 kira-kira 170
semua infeksi virus hepatitis C di Indonesia. juta orang terinfeksi hepatitis C atau 3% dari
populasi dunia dan akan berkembang menjadi (Hernomo K, 2003, hal. 22)
sirosis hepar dan kanker hati. . Secara keseluruhan Meskipun kondisi akutnya ringan sebagian
ada 130 negara dimana yang melaporkan besar akan berkembang menjadi penyakit hati
terinfeksi HCV. Data di Indonesia, pravelensi menahun (Harrison’s, 1998, p.149). Infeksi HCV
HCV Berkisar antara 0,5 – 3,4% menunjukkan dinyatakan kronik kalau deteksi RNA HCV dalam
sekitar 1 – 7 juta penduduk Indonesia mengidap darah menetap sekurang-kurangnya 6 bulan.
infeksi virus C. Di Asia,infeksi HCV diperkirakan Secara klinik hepatitis C mirip dengan infeksi
bervariasi dari 0,3 % di Selandia Baru sampai 4% hepatitis B. Gejala awal tidak spesifik dengan
di Kamboja. Data didaerah Pasifik diperkirakan gejala gastrointestinal diikuti dengan ikterus dan
sekitar 4,9%.Di Timur Tengah angka yang pernah kemudian diikuti perbaikan pada kebanyakan
dilaporkan adalah 12% pada beberapa pusat kasus. ( PPHI, 2003, hal 21)
penelitian. ( Hernomo K, 2003, hal 21) Infeksi kronik hepatitis C menunjukan
Transmisi HCV terjadi terutama melalui dampak klinik yang jauh lebih berat disbanding
paparan darah yang tercemar. Paparan ini infeksi hepatitis B. Kedua infeksi virus ini dapat
biasanya terjadi pada pengguna narkoba suntik, menimbulkan gangguan kualitas hidup, meskipun
transfusi darah (sebelum 1992), pencangkokan masih dalam stadium presirotik dan sering
organ dari donor yang terinfeksi, praktek medis mengakibatkan komplikasi ekstra hepatik.
yang tak aman, paparan okupasional terhadap (Hernomo K, 2003, hal 20) Pasien dengan
darah yang tercemar, kelahiran dari ibu yang hepatitis C kronik dengan manifestasi gejala
terinfeksi, hubungan seksual dengan orang yang ekstrahepatik yang biasanya disebabkan respon
terinfeksi, perilaku seksual resiko tinggi dan imun seperti gejala rematoid, keratoconjungtivitis
kemungkinan penggunaan kokain intranasal, di sicca, lichen planus, glomerulonefritis, limfoma
Amerika lebih dari 60% dari penderita hepatitis C dan krioglobulinemia esensial campuran.
yang baru disebabkan oleh pemakaian obat obatan Krioglobulin telah dideteksi pada serum sekitar
intravena. (Bals M, 2006, p. 250) Virus ini baru- separuh pasien dengan hepatitis C kronik (Mauss
baru ini ditemukan sebagai penyebab utama S, et al ,2009, p.45)
hepatitis non A, non B yang diperoleh secara
parenteral terutama melalui transfusi darah. PERJALANAN ALAMIAH HEPATITIS C
(Sacher RA, Mc Pherson RA, 2000, p. 381)
Perjalanan alamiah infeksi HCV dimulai
GEJALA KLINIK sejak virus hepatitis C masuk ke dalam darah dan
terus beredar dalam darah menuju hati, menembus
Sering kali orang yang menderita hepatitis dinding sel dan masuk ke dalam sel, lalu
C tidak menunjukkan gejala walaupun infeksi berkembang biak. Hati menjadi meradang dan sel
telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Gejala- hati mengalami kerusakan dan terjadi gangguan
gejala di bawah ini mungkin samar, misalnya fungsi hati dan mulailah perjalanan infeksi virus
lelah, perasaan tidak enak pada perut kanan atas, hepatitis C yang panjang. Ada 2 mekanisme
hilang selera makan, sakit perut, mual, muntah bagaimana badan menyerang virus. Mekanisme
,pemeriksaan fisik seperti normal atau pertama melalui pembentukan antibodi yang
menunjukan pembesaran hepar sedikit. Beberapa menghancurkan virus dengan menempel pada
pasien didapatkan spidernevi, atau eritema protein bagian luar virus. Antibodi ini sangat
Palmaris. (Bell B, 2009) efektif untuk hepatitis A dan B. tetapi sebaliknya
Hasil laboratorium yang menyolok adalah antibodi yang diproduksi imun tubuh terhadap
peninggian SGOT dan SGPT yang terjadi pada HCV tidak bekerja sama sekali (sulaiman HA,
kurun waktu 2 sampai 26 minggu setelah tertular. Julitasari, 2004, hal 15)
Masa inkubasinya diantara hepatitis akut A dan Sekitar 15 % pasien yang terinfeksi virus
hepatitis B, dengan puncaknya diantara 7 sampai hepatitis C dapat menghilangkan virus tersebut
8 minggu setelah terkena infeksi. (Sulaiman HA, dari tubuhnya secara spontan sayangnya,
Julitasari, 2004, hal 17) mayoritas penderita penyakit ini menjadi kronis.
Penderita infeksi HCV biasanya berjalan Dienstag telah meneliti 189 kasus hepatitis NANB
sublinik, hanya 10% penderita yang dilaporkan ternyata dari jumlah tersebut 34% penderita
mengalami kondisi akut dengan ikterus. Infeksi hepatitis kronik pensisten atau hepatitis kronik
HCV jarang menimbulkan hepatitis fulminan, lobuler, 40% hepatitis kronik aktif dan 18%
namun infeksi HCV akut yang berat pernah penderita hepatitis kronik pensisten atau hepatitis
dilaporkan pada penderita resipien transplantasi kronik lobuler, 40% hepatitis kronik aktif dan
hati, penderita dengan dasar penyakit hati 18% penderita sirosis hati (Dienstag, 1993, p 85)
menahun dan penderita dengan koinfeksi HBV Salah satu konsekuensi paling berat pada
hepatitis adalah kanker hati, hepatitis C kronis Reverse Transcription PCR.Test kuantitatif ini
merupakan salah satu bentuk penyakit hepatitis berguna untuk menilai derajat perkembangan
paling berbahaya dan dalam waktu lain dapat penyakit. Pada test kuantitatif ini pula dapat
terjadi komplikasi. Penderita hepatitis kronis diketahui derajat viremia. (Sulaiman HA,
beresiko menjadi penyakit hati tahap akhir dan Julitasari,2004, hal 20)
kanker hati, penyakit hati terutama hepatitis C Sesuai dengan rekomendasi konsensus
penyebab utama pada transplantasi hati sekarang penatalaksanaan HCV di Indonesia :
ini. Saat hati menjadi rusak, hati tersebut 1. Pemeriksaan HCV RNA yang positif,
memperbaiki sendiri membentuk fibrosis, yang dapat memastikan diagnosis
menunjukkan semakin parahnya penyakit, 2. Bila HCV – RNA tidak dapat diperiksa,
sehingga hati menjadi sirosis. maka ALT/SGPT > 2N, dengan anti HCV
Hampir semua mortalitas hepatitis C berhubungan (+)
dengan komplikasi sirosis hati dan kanker hati dan 3. Pemeriksaan genotip tidak diperlukan
hampir tidak pernah terjadi klirens spontan virus untuk menegakkan diagnosis.
hepatitis C pada hepatitis kronik. Sepertiga dari 4. Pemeriksaan HCV RNA kuantitatif
pasien terinfeksi hepatitis kronik tidak pernah diperlukan pada anak dan dewasa untuk
menjadi sirosis. Sepertiga dari kasus hepatitis penentuan pengobatan.
kronik menjadi sirosis dalam waktu 30 tahun dan 5. Pemeriksaan genotip diperlukan untuk
sebagian dapat berkembang menjadi kanker hati. menentukan lamanya terapi.
Sedangkan sepertiga lagi dalam waktu 20 tahun. 6. Pemeriksaan HCV RNA diperlukan
(PPHI, 2003, hal 31) sebelum terapi dan 6 bulan paska terapi.
7. Pemeriksaan HCV RNA 12 minggu sejak
DIAGNOSIS awal terapi dilakukan pada pasien genotip
1 dengan pegylated interferon untuk
Test yang dipakai untuk mendeteksi penilaian apakah terapi dilanjutkan atau
antibodi terhadap virus seperti Enzyme Immuno dihentikan. (PPHI, 2003, hal 13)
Assay (EIA), yang mengandung antigen HCV dari
gen inti dan non struktural, dan Assay Imunoblot Test faal hati rutin untuk skrining HCV
Recombinan (RIBA). Teknik Polymerasi Chain kronik memiliki keterbatasan, karena sekitar 50%
Reaction (PCR) atau Transcription – Mediated penderita yang terinfeksi HCV mempunyai nilai
Amplification (TMA) sebagai test kualitatif untuk transaminase normal. Meskipun test faal hatinya
HCV RNA, sementara amplifikasi target (PCR) normal , penderita ini ternyata menunjukkan
dan teknik amplifikasi sinyal( Branched DNA) kelainan histology penyakit hati berupa
dapat dipakai untuk mengukur muatan virus. nekroinflamasi dengan atau tanpa sirosis.
(PPHI,2003 hal 11) Pemantauan dengan menggunakan kadar
Pendekatan paling baik untuk diagnosa transaminase sifatnya terbatas, karena kadarnya
hepatitis C adalah test HCV RNA yang dapat berfluktuasi dari kadar normal sampai ke
merupakan tes yang sensitive seperti Polimerase abnormal dengan perjalanan waktu (Hernomo K,
Chain Reaction (PCR) atau Transcription 2003, hal 23).
Mediated Amplification (TMA). Dengan adanya Biopsi hati biasanya dikerjakan sebelum
HCV RNA diserum menandakan infeksi aktif. dimulai pengobatan anti virus dan tetap
Test untuk HCV RNA adalah membantu pasien merupakan pemeriksaan paling akurat untuk
pasien yang dengan test EIA dengan hasil anti mengetahui perkembangan penyakit hati. Biopsi
HCV nya tidak dapat dipercaya, misalnya pasien hati biasanya dikerjakan pada penderita dengan
dengan gangguan imun yang mana hasil anti HCV infeksi kronik HCV. Dengan transaminase
nya negative, sebab mereka tidak cukup abnormal yang direncanakan pengobatan antiviral,
memproduksi antibody. Pasien-pasien dengan akut pemeriksaan histologi juga dibutuhkan bila ada
hepatitis C, test anti HCV negative karena dugaan diagnosis penyakit hati akibat alkohol.
antibody baru muncul setelah satu bulan fase akut. Biopsi hati menjadi sumber informasi untuk
(Bell B, 2009) penilaian fibrosis dan histologi. Biopsis hati
Test HCV RNA dibagi dua yaitu kuantitatif memberikan informasi tentang kontribusi besi,
dan kualitatif. Test kualitatif menggunakan PCR/ steatosis dan penyakit penyerta hati alkoholik
Polymerase Chain Reaction, test ini dapat terhadap perjalanan hepatitis C kronik menuju
mendeteksi HCV RNA yang dilakukan untuk sirosis. Informasi yang didapat pada biopsi hati
konfirmasi viremia dan untuk menilai respon memungkinkan pasien mengambil keputusan
terapi. Test kuantitatif dibagi dua yaitu: metode tentang penundaan atau dimulainya pemberian
dengan teknik Branched Chain DNA dan teknik terapi antivirus, karena mengingat efek samping
pengobatan. (PPHI, 2003, hal 14) a. < 55 kg diberikan 800 mg/hari
b. 56 – 75 kg diberikan 1000
PENGOBATAN mg/hari
c. > 75 kg diberikan 1200 mg/hari
Pengobatan hepatitis C kronik telah 4. Dosis Interferon konvensional 3,41/2,5
berkembang sejak interferon alfa pertama kali MU seminggu 3 kali, tergantung kondisi
disetujui untuk dipakai pada penyakit ini lebih pasien
dari sepuluh tahun yang lalu. Pada waktu itu obat 5. Pegylated Intenfenon Alfa 2a diberikan
ini diberikan 24 sampai 48 minggu sebagai 180 ug seminggu sekali selama 12 bulan
kombinasi Pegylated alfa interferon dan Ribavirin. pada genotipe 1&4, dan 6 bulan pada
Pegylated alfa interferon (penginterferon) adalah genotipe 2 dan 3. pada Pegylated
modifikasi kimia dengan penambahan molekul Interferon Alfa 2b diberikan dengan dosis
dari polyethylene glycol. Penginterferon dapat 1,5ug/kg BB/kali selama 12 bulan atau 6
diberikan satu kali per minggu dan keuntungannya bulan tergantung genotip
kadarnya konstan di dalam darah. Ribavirin 6. Dosis Ribavirin sedapat mungkin
adalah suatu obat antivirus yang mempunyai efek dipertahankan. Bila terjadi efek samping
sedikit pada virus hepatitis C, tetapi penambahan anemia, dapat diberikan enitropoitin.
Ribavirin dengan interferon menambah respon 2 –
3 kali lipat. Kombinasi terapi ini dianjurkan untuk PENCEGAHAN
pengobatan hepatitis C. (Bell B, 2009)
Terapi dengan Interferon 3 juta unit 3x Hingga saat ini belum ditemukan vaksin yang
perminggu selama 12-18 bulan, yang diberikan dapat digunakan untuk mencegah hepatitis C
kepada pasien dengan aminotransferase tinggi, tetapi ada beberapa cara untuk mencegah
biopsi menunjukkan kronik hepatitis berat atau penularan hepatitis C dengan cara jarum suntik
lanjut, HCV RNA, 50% mengalami remisi atau harus steril. Melakukan kehidupan sex yang aman.
perbaikan 50% pasien kembali diantara 12 bulan Bila memiliki pasangan yang lebih dari satu atau
pengobatan dan perlu mengulang pengobatan berhubungan dengan orang banyak harus
kembali. Respon yang baik yaitu hilangnya HCV memproteksi diri misalnya dengan pemakaian
RNA yang tinggi pada genotip HCV 1a dan 1b. kondom. Jangan pernah berbagi alat seperti
lebih menguntungkan dengan penambahan jarum , alat cukur, sikat gigi dan gunting kuku.
ribavirin (Dienstag, 1983, p. 85) Bila melakukan manicure, pedicure, tattoo
Kriteria yang harus dipenuhi sebelum ataupun tindik pastikan alat yang dipakai steril.
pemberian terapi Interferon: (Sulaiman HA, Orang yang terpapar darah dalam pekerjaannya
Julitasari, 2004, hal 21) [misalnya dokter, perawat, perugas laboratorium]
1. Anti HCV [+] dengan informasi harus hati-hati agar tidak terpapar darah yang
stadium dan aktivitas penyakit, HCV terkontaminasi, dengan cara memakai sarung
RNA [+], genotip virus, biopsi. tangan, jika ada tetesan darah meskipun sedikit
2. Ada / tidaknya manifestasi ekstra segera dibersihkan. Jika mengalami luka karena
hepatic. jarum suntik maka harus melakukan test ELISA
3. Kadar SGOT/ SGPT berfluktuasi diatas atau RNA HCV setelah 4 sampai 6 bulan
normal. terjadinya luka untuk memastikan tidak terinfeksi
4. Tidak ada dekompensasi hati. penyakit hepatitis C. Pernah sembuh dari salah
5. Pemeriksaan laboratorium: satu penyakit hepatitis, tidak mencegah penularan
a. Granulosit > 3000/ cmm penyakit hepatitis lainnya. Dengan demikian
b. Hb > 12 g/dl dokter sangat merekomendasikan penderita
c. Trombosit > 50000/ cmm. hepatitis C juga melakukan vaksinasi hepatitis A
d. Bilirubin total < 2 mg/ dl dan hepatitis B.
e. Protrombin time < 3 menit.
PENUTUP
Berdasarkan rekomendasi konsensus FKUI – Hepatitis C merupakan penyebab penyakit
PPHI (2003, hal 21) : hati akut atau kronis yang paling berbahaya
1. Terapi antivirus diberikan bila ALT > 2 N dibandingkan dengan virus hepatitis lainnya.
2. Untuk pengobatan hepatitis C diberikan Mengingat bahwa virus hepatitis C ini dapat
kombinasi Interferon dengan Ribavirin menyebabkan kerusakan hati yang parah, sirosis
3. Ribavirin diberikan tiap hari, tergantung dan kanker hati / hepatoma maka upaya
berat badan selama pemberian interferon pencegahan merupakan hal yang sangat penting,
dengan dosis : melalui pendidikan untuk mengenal cara-cara
penularan yaitu menghindari pemakaian narkoba, Romania.
penyuntikan yang aman, mencegah perilaku Bell, B. 2009. Chronic Hepatitis C.
seksual beresiko tinggi dan menghindari http://www.digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/p.
pemakaian alat-alat pribadi bersama. diakses pada 15 April 2010.
Karena infeksi hepatitis C dapat Dienstag JL. 1983. Non A, Non B Hepatitis
menyebabkan kerusakan hati tanpa gejala, sangat Recognition, epidemiology and Clinical
penting untuk melakukan pemeriksaan sedini Gastroentenologi.
mungkin. Penelitian menunjukkan pasien yang
diobati sebelum hatinya rusak secara signifikan Harrison’s. 1998. Principles of Internal Medicine.
memiliki respon yang lebih baik terhadap Singapore
pengobatan dibandingkan pada pasien yang Hernomo,K.2003.Pandangan Terkini Hepatitis
menunda pengobatannya. Tujuan pengobatan Virus B dan C dalam praktek klinik.
hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh Surabaya.
sedini mungkin untuk mencegah perkembangan
yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Kurstak E. 1993. Hepatitis C Virus, Hepatitis E
Ada tiga macam obat yang digunakan dalam Virus and Disease, inviral Hepatitis.
mengobati hepatitis C yaitu Interferon Alfa, New York.
Pegylated Interferon Alfa, Ribavirin .pengobatan
ini sudah diterima dalam kemampuannya untuk Mauss. S. et al. 2009. Hepatology A Clinical
melawan virus pada penderita penyakit hepatitis Textbook. Germany.
kronik.
PPHI. 2003. Konsensus Penatalaksanaan
Daftar Pustaka Hepatitis C kronik. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Sacher,RA. Mc Pherson, RA. 2000. Widman’s
Anonim. 2009. Power to beat HCV. Clinical Interpretation of laboratory
http://www.medicastore.com. Diakses pada 20 Tests. Philadelphia: FA Davis Company.
Mei Sulaiman,HA. Julitasari. 2004. Selayang Pandang
2010. Hepatitis C. Jakarta.
Bals,M. 2006. Acut Hepatitis C Virus Infection.

Anda mungkin juga menyukai