Anda di halaman 1dari 14

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Identitas Pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status
pendidikan dan pekerjaan pasien.

b. Keluhan Utama

1) Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari


pertolongan atau berobat ke rumah sakit.

2) Biasanya pada pasien dengan effusi pleura didapatkan keluhan berupa : sesak
nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat
tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non
produktif.

c. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien dengan effusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tandatanda
seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan
menurun dan sebagainya.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


Perlu ditanyakan apakah pasienpernah menderita penyakit seperti TBC paru,
pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.

e. Riwayat Penyakit Keluarga


Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakitpenyakit
yang disinyalir sebagai penyebab effusi pleura seperti Ca paru, asma, TB paru dan
lain sebagainya

f. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.

g. Pengkajian Pola Fungsi

 Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat


Adanya tindakan medis danperawatan di rumah sakit mempengaruhi perubahan
persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan persepsi yang salah
terhadap pemeliharaan kesehatan.

 Kemungkinan adanya riwayat kebiasaan merokok, minum alcohol dan


penggunaan obat-obatan bias menjadi faktor predisposisi timbulnya penyakit.

h. Pola nutrisi dan metabolisme

 Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan


pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi
pasien,

 Perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS pasien
dengan effusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan akibat dari sesak
nafas dan penekanan pada struktur abdomen.

 Peningkatan metabolisme akan terjadi akibat proses penyakit. pasien dengan


effusi pleura keadaan umumnyalemah.

i. Pola eliminasi

 Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan defekasi


sebelum dan sesudah MRS.

 Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bed rest
sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat pencernaan pada struktur
abdomen menyebabkan penurunan peristaltik otot-otot tractus degestivus.

j. Pola aktivitas dan latihan

 Akibat sesak nafas, kebutuhan O2 jaringan akan kurang terpenuhi

 Pasien akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal.

 Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya akibat adanya nyeri
dada.

 Untuk memenuhi kebutuhan ADL nya sebagian kebutuhan pasien dibantu


oleh perawat dan keluarganya.

k. Pola tidur dan istirahat

 Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh
terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat

 Selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan rumah yang
tenang ke lingkungan rumah sakit, dimana banyak orang yang mondar-mandir,
berisik dan lain sebagainya.
l. Pemeriksaan Fisik

1) Status Kesehatan Umum


Tingkat kesadaran pasien perlu dikaji, bagaimana penampilan pasien secara
umum, ekspresi wajah pasien selama dilakukan anamnesa, sikap dan perilaku
pasien terhadap petugas, bagaimana mood pasien untuk mengetahui tingkat
kecemasan dan ketegangan pasien.

2) Sistem Respirasi

 Inspeksi Pada pasien effusi pleura bentuk hemithorax yang sakit mencembung,
iga mendatar, ruang antar iga melebar, pergerakan pernafasan menurun.
Pendorongan mediastinum ke arah hemithorax kontra lateral yang diketahui
dari posisi trakhea dan ictus kordis. RR cenderung meningkat dan pasien
biasanya dyspneu.

 Fremitus tokal menurun terutama untuk effusi pleura yang jumlah cairannya
> 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga ditemukan pergerakan dinding dada
yang tertinggal pada dada yang sakit.

 Suara perkusi redup sampai pekak tegantung jumlah cairannya. Bila cairannya
tidak mengisi penuh rongga pleura, maka akan terdapat batas atas cairan
berupa garis lengkung dengan ujung lateral atas ke medical penderita dalam
posisi duduk. Garis ini disebut garis Ellis-Damoisseaux. Garis ini paling jelas di
bagian depan dada, kurang jelas di punggung.

 Auskultasi Suara nafas menurun sampai menghilang. Pada posisi duduk cairan
makin ke atas makin tipis, dan dibaliknya ada kompresi atelektasis dari
parenkian paru, mungkin saja akan ditemukan tanda tanda auskultasi dari
atelektasis kompresi di sekitar batas atas cairan.

3) Sistem Cardiovasculer

 Pada inspeksi perlu diperhatikan letak ictus cordis, normal berada pada ICS –
5 pada linea medio claviculaus kiri selebar 1 cm. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran jantung.

 Palpasi untuk menghitung frekuensi jantung (health rate) dan harus


diperhatikan kedalaman dan teratur tidaknya denyut jantung, perlu juga
memeriksa adanya thrill yaitu getaran ictuscordis.

 Perkusi untuk menentukan batas jantung dimana daerah jantung terdengar


pekak. Hal ini bertujuan untuk menentukan adakah pembesaran jantung atau
ventrikel kiri.
 Auskultasi untuk menentukan suara jantung I dan II tunggal atau gallop dan
adakah bunyi jantung III yang merupakan gejala payah jantung serta
adakah murmur yang menunjukkan adanya peningkatan arus turbulensi
darah.

4) Sistem Pencernaan

 Pada inspeksi perlu diperhatikan, apakah abdomen membuncit atau datar,


tepi perut menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau tidak, selain itu juga
perlu di inspeksi ada tidaknya benjolan-benjolan atau massa.

 Auskultasi untuk mendengarkan suara peristaltik usus dimana nilai


normalnya 5-35kali per menit.

 Pada palpasi perlu juga diperhatikan, adakah nyeri tekan abdomen, adakah
massa (tumor, feces), turgor kulit perut untuk mengetahui derajat hidrasi
pasien, apakah hepar teraba.

 Perkusi abdomen normal tympani, adanya massa padat atau cairan akan
menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesikaurinarta, tumor).

5) Sistem Neurologis

 Pada inspeksi tingkat kesadaran perlu dikaji Disamping juga diperlukan


pemeriksaan GCS. Adakah composmentis atau somnolen atau comma

 Pemeriksaan refleks patologis dan refleks fisiologisnya.

 Selain itu fungsi-fungsi sensoris juga perlu dikaji seperti pendengaran,


penglihatan, penciuman, perabaan dan pengecapan.

6) Sistem Muskuloskeletal

 Pada inspeksi perlu diperhatikan adakah edema peritibial

 Palpasi pada kedua ekstremetas untuk mengetahui tingkat perfusi perifer


serta dengan pemerikasaan capillary refiltime.

 Dengan inspeksi dan palpasi dilakukan pemeriksaan kekuatan otot kemudian


dibandingkan antara kiri dan kanan.

7) Sistem Integumen

 Inspeksi mengenai keadaan umum kulit higiene, warna ada tidaknya lesi pada
kulit, pada pasien dengan efusi biasanya akan tampak cyanosis akibat adanya
kegagalan sistem transport O2.
 Pada palpasi perlu diperiksa mengenai kehangatan kulit (dingin, hangat,
demam). Kemudian texture kulit (halus-lunak-kasar) serta turgor kulit untuk
mengetahui derajat hidrasi seseorang,

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara/cairan), gangguan
musculoskeletal, nyeri/ansietas, proses inflamasi

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya akumulasi sekret jalan
napas
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan kemampuan ekspansi
paru, kerusakan membran alveolar kapiler
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan keinginan makan sekunder akibat dyspnea
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat mengenai
proses penyakit dan pengobatan

3. RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

1 Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif NOC : NIC :


berhubungan dengan adanya
 Respiratory status : Ventilation Airway suction
akumulasi sekret jalan napas
 Respiratory status : Airway  Pastikan kebutuhan oral /
patency tracheal suctioning

 Aspiration Control  Auskultasi suara nafas


sebelum dan sesudah
Kriteria Hasil :
suctioning.
 Mendemonstrasikan batuk
 Informasikan pada klien
efektif dan suara nafas yang
dan keluarga tentang
bersih, tidak ada sianosis dan
suctioning
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum, mampu  Minta klien nafas dalam
bernafas dengan mudah, tidak sebelum suction
ada pursed lips) dilakukan.

 Menunjukkan jalan nafas yang  Berikan O2 dengan


paten (klien tidak merasa menggunakan nasal
tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas untuk memfasilitasi
abnormal) suksion nasotrakeal

 Mampu mengidentifikasikan dan  Gunakan alat yang steril


mencegah factor yang dapat sitiap melakukan
menghambat jalan nafas tindakan

 Anjurkan pasien untuk


istirahat dan napas
dalam setelah kateter
dikeluarkan dari
nasotrakeal

 Monitor status oksigen


pasien

 Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suksion

 Hentikan suksion dan


berikan oksigen apabila
pasien menunjukkan
bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dll.

Airway Management

 Buka jalan nafas,


guanakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila
perlu

 Posisikan pasien untuk


memaksimalkan
ventilasi

 Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan

 Pasang mayo bila perlu

 Lakukan fisioterapi dada


jika perlu

 Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
 Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan

 Lakukan suction pada


mayo

 Berikan bronkodilator
bila perlu

 Berikan pelembab udara


Kassa basah NaCl
Lembab

 Atur intake untuk cairan


mengoptimalkan
keseimbangan.

 Monitor respirasi dan


status O2

2. Pola Nafas tidak efektif b.d NOC : NIC :


penurunan ekspansi paru
 Respiratory status : Ventilation Airway Management
(akumulasi udara/cairan)
 Respiratory status : Airway  Buka jalan nafas,
patency guanakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila
 Vital sign Status
perlu
Kriteria Hasil :
 Posisikan pasien untuk
 Mendemonstrasikan batuk memaksimalkan
efektif dan suara nafas yang ventilasi
bersih, tidak ada sianosis dan
 Identifikasi pasien
dyspneu (mampu
perlunya pemasangan
mengeluarkan sputum, mampu
alat jalan nafas buatan
bernafas dengan mudah, tidak
ada pursed lips)  Pasang mayo bila perlu
 Menunjukkan jalan nafas yang  Lakukan fisioterapi dada
paten (klien tidak merasa jika perlu
tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang  Keluarkan sekret
normal, tidak ada suara nafas dengan batuk atau
abnormal) suction

 Tanda Tanda vital dalam rentang  Auskultasi suara nafas,


normal (tekanan darah, nadi, catat adanya suara
pernafasan) tambahan
 Lakukan suction pada
mayo

 Berikan bronkodilator
bila perlu

 Berikan pelembab udara


Kassa basah NaCl
Lembab

 Atur intake untuk cairan


mengoptimalkan
keseimbangan.

 Monitor respirasi dan


status O2

Terapi Oksigen

 Bersihkan mulut, hidung


dan secret trakea

 Pertahankan jalan nafas


yang paten

 Atur peralatan
oksigenasi

 Monitor aliran oksigen

 Pertahankan posisi
pasien

 Onservasi adanya tanda


tanda hipoventilasi

 Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring

 Monitor TD, nadi, suhu,


dan RR

 Catat adanya fluktuasi


tekanan darah

 Monitor VS saat pasien


berbaring, duduk, atau
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan

 Monitor TD, nadi, RR,


sebelum, selama, dan
setelah aktivitas

 Monitor kualitas dari nadi

 Monitor frekuensi dan


irama pernapasan

 Monitor suara paru

 Monitor pola pernapasan


abnormal

 Monitor suhu, warna, dan


kelembaban kulit

 Monitor sianosis perifer

 Monitor adanya cushing


triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)

 Identifikasi penyebab dari


perubahan vital sign

3. Gangguan pertukaran gas NOC : NIC :


berhubungan dengan penurunan
 Respiratory Status : Gas Airway Management
kemampuan ekspansi paru,
exchange
kerusakan membran alveolar  Buka jalan nafas,
kapiler  Respiratory Status : ventilation guanakan teknik chin lift
atau jaw thrust bila
 Vital Sign Status
perlu
Kriteria Hasil :
 Posisikan pasien untuk
 Mendemonstrasikan memaksimalkan
peningkatan ventilasi dan ventilasi
oksigenasi yang adekuat
 Identifikasi pasien
 Memelihara kebersihan paru perlunya pemasangan
paru dan bebas dari tanda alat jalan nafas buatan
tanda distress pernafasan
 Pasang mayo bila perlu
 Mendemonstrasikan batuk
 Lakukan fisioterapi dada
efektif dan suara nafas yang
jika perlu
bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan  Keluarkan sekret
mudah, tidak ada pursed lips) dengan batuk atau
suction
 Tanda tanda vital dalam rentang
normal  Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan

 Lakukan suction pada


mayo

 Berika bronkodilator
bial perlu

 Barikan pelembab udara

 Atur intake untuk cairan


mengoptimalkan
keseimbangan.

 Monitor respirasi dan


status O2

Respiratory
Monitoring
 Monitor rata – rata,
kedalaman, irama dan
usaha respirasi

 Catat pergerakan
dada,amati
kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal

 Monitor suara nafas,


seperti dengkur

 Monitor pola nafas :


bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot

 Catat lokasi trakea


 Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan
paradoksis)

 Auskultasi suara nafas,


catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan

 Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan
napas utama

 auskultasi suara paru


setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC : NIC :


dari kebutuhan tubuh
 Nutritional Status : food and Nutrition Management
berhubungan dengan penurunan
Fluid Intake
keinginan makan sekunder akibat  Kaji adanya alergi
dyspnea Kriteria Hasil : makanan

 Adanya peningkatan berat  Kolaborasi dengan ahli gizi


badan sesuai dengan tujuan untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
 Berat badan ideal sesuai dengan
yang dibutuhkan pasien.
tinggi badan
 Anjurkan pasien untuk
 Mampu mengidentifikasi
meningkatkan intake Fe
kebutuhan nutrisi
 Anjurkan pasien untuk
 Tidak ada tanda tanda malnutrisi
meningkatkan protein
 Tidak terjadi penurunan berat dan vitamin C
badan yang berarti
 Berikan substansi gula

 Yakinkan diet yang


dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi

 Berikan makanan yang


terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan
makanan harian.

 Monitor jumlah nutrisi dan


kandungan kalori

 Berikan informasi tentang


kebutuhan nutrisi

 Kaji kemampuan pasien


untuk mendapatkan
nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring

 BB pasien dalam batas


normal

 Monitor adanya
penurunan berat badan

 Monitor tipe dan jumlah


aktivitas yang biasa
dilakukan

 Monitor interaksi anak


atau orangtua selama
makan

 Monitor lingkungan
selama makan

 Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan

 Monitor kulit kering dan


perubahan pigmentasi

 Monitor turgor kulit

 Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah

 Monitor mual dan muntah

 Monitor kadar albumin,


total protein, Hb, dan
kadar Ht
 Monitor makanan
kesukaan

 Monitor pertumbuhan dan


perkembangan

5. Kurang pengetahuan berhubungan NOC : NIC :


dengan informasi yang tidak
 Kowlwdge : disease process Teaching : disease Process
adekuat mengenai proses penyakit
dan pengobatan  Kowledge : health Behavior  Berikan penilaian
tentang tingkat
Kriteria Hasil :
pengetahuan pasien
 Pasien dan keluarga menyatakan tentang proses penyakit
pemahaman tentang penyakit, yang spesifik
kondisi, prognosis dan program
 Jelaskan patofisiologi
pengobatan
dari penyakit dan
 Pasien dan keluarga mampu bagaimana hal ini
melaksanakan prosedur yang berhubungan dengan
dijelaskan secara benar anatomi dan fisiologi,
dengan cara yang tepat.
 Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang  Gambarkan tanda dan
dijelaskan perawat/tim gejala yang biasa muncul
kesehatan lainnya pada penyakit, dengan
cara yang tepat

 Gambarkan proses
penyakit, dengan cara
yang tepat

 Identifikasi
kemungkinan penyebab,
dengna cara yang tepat

 Sediakan informasi pada


pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat

 Hindari harapan yang


kosong

 Sediakan bagi keluarga


informasi tentang
kemajuan pasien dengan
cara yang tepat

 Diskusikan perubahan
gaya hidup yang
mungkin diperlukan
untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau
proses pengontrolan
penyakit

 Diskusikan pilihan terapi


atau penanganan

 Dukung pasien untuk


mengeksplorasi atau
mendapatkan second
opinion dengan cara
yang tepat atau
diindikasikan

 Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat

 Rujuk pasien pada grup


atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang
tepat

 Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan
pada pemberi
perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat

Anda mungkin juga menyukai