Anda di halaman 1dari 2

MAKNA DAN RUANG LINGKUP

Motivasi Studi Internasional


Kadang kita bertanya-tanya, mengapa kita mempelajari hubungan internasional? Karna
sejak akhir dasawarsa 1960-an, anggaran pendapatan dan belanja negara kita bergantung pada
sektor internasional.
Dan juga manfaat yang didapatkan belajar bidang studi hubungan internasional karna
ilmu itu pasti bermanfaat untuk kehidupan. Kita juga menyadari bahwa pentingnya hubungan
antar manusia yang melintasi batas negara kita ini. Hubungan internasional itu sangat kompleks
karena di dalamnya terlibat bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat, sehingga
memerlukan mekanisme yang lebih rumit daripada hubungan hubungan antar kelompok
manusia di dalam suatu negara. Ia juga sangat kompleks karena setiap segi hubungan itu
melibatkan berbagai segi lain yang koordinasinya tidak sederhana.1
Hubungan internasional pun berpotensi mengandung bahaya. Mengapa demikian?
Karena setiap negara pada umumnya mendasarkan dirinya pada usaha untuk mengejar
kepentingan nasional masing-masing. Ditambah lagi dengan gencarnya setiap negara
mempersenjatai diri dengan sistem penghancur yang dahsyat yang berinterkasi itu, maka
pengejaran kepentingan nasional yang bertentangan akan dibayangi oleh konflik-konflik.

Topik-topik Penelaah
Pada dasarnya tujuan utama studi hubungan internasional adalah mempelajari perilaku
internasional, yaitu perilaku para aktor, negara maupun non-negara, di dalam arena transaksi
internasional.2 Bisa saja perilaku itu berujud konflik, perang, pembentukan aliansi, dan lain
sebagainya.
Berikut ini adalah subtansi studi hubungan internasional yang terbagi menjadi dua belas
kelompok pertanyaan fundamental yang diajukan oleh Karl Deutsch:
1. Bangsa dan Dunia
2. Proses Transnasional dan Interpedensi Internasional
3. Perang dan Damai
4. Kekuatan dan Kelemahan
5. Politik Internasional dan Masyarakat Internasional
6. Kependudukan versus Pangan, Sumber Daya Alam dan Lingkungan
7. Kemakmuran dan Kemiskinan

1
Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, LP3ES, HLM. 31
2
Ibid., hlm. 32
8. Kebebasan dan Penindasan
9. Persepsi dan Ilusi
10. Aktivitas da
11. Revolusi dan Stabilitas
12. Identitas dan Transformasi
Semua pertanyaan diatas, menurut Karl Deutsch, berabad-abad lamanya telah
diajukan dan dicoba dijawab oleh ilmuan politik dan negarawan. Hasilnya adalah
sekumpulan pengetahuan yang komprehensif. Namun, pengetahuan itu belum banyak
diuji, direproduksi dan diverifikasi sehingga bisa disebut pengetahuan “saintifik”: dan
inilah pokok persoalan bagi ilmuan hubungan internasional yang ingin mengembangkan
bidang ini sebagai pengetahuan “saintifik”.3
Karl Deutsch mengatakan bahwa keduabelas pertanyaan itu saling tergantung.
Apapun jawaban yang ditemukan akan mempengaruhi jawaban kita terhadap pertanyaan
yang lain. Jadi tergantung pada pribadi masing-masing.
Dalam kata-kata Karl Deutsch adalah: “bagaimana begitu banyak bangsa yang
berbeda dapat hidup bersama dalam suatu suasana campuran antara kebebasan dan saling
ketergantungan; dalam suatu dunia yang pengaturannya tidak sepenuhnya mereka
sepakati tetapi tidak ada satupun yang mengendalikannya sendiri; suatu dunia yang
merupakan bergantung semua negara demi perdamaian, kebebasan, kebahagiaan dan
kelangsungan hidup mereka sendiri”. Walaupun pertanyaan-pertanyaan ini meliputi
sprektum kehidupan politik yang luas, namun perlu ditekankan bahwa yang menjadi
perhatian kita adalah perilaku para aktor-aktor, individu maupun institusi, yang terlibat
dalam arena internasional; dinamika yang menggerakkan perilaku mereka; dan hubungan
pengaruh timbal-balik antara aktor-aktor itu dengan struktur hubungan internasional.4
Jadi, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Karl yang berabad-abad telah
diajukan dan dijocoba dijawab. Dan jawaban dari pertanyaan itu saling bergantung serta
berdampak pada pertanyaan lainnya. Dan ruang lingkup hubungan internasional adalah
aktor-aktor tersebut dengan struktur hubungan internasional.

3
Ibid., hlm. 38
4
Ibid., hlm. 38

Anda mungkin juga menyukai