Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah makalah ini
dengan tepat waktu yang berjudul SUBSTANSI DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “SUBSTANSI


DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang
besar bagi kita untuk mempelajari manajemen berbasis sekolah.

Melalui kata pengantar ini penulis dan penyusun lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih Dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini
Akhir kata,kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa
memberkati segala usaha kita.Amin

Medan,April 2018

Kelompok 6
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dalam kehidupan yang semakin lama semakin ketat kompetensi dalam bidang
pekerjaan ini,kita dituntut untuk dapat mengatur segala sesuatu dengan sistematis.Dalam
menjalankan suatu proses kerja seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang manajemen
dari pekerjaannya tersebut.Menurut asal katanya,Management berasal dari kata latin yaitu
“manusia”yang artinya “to control by hand” atau gain result”.
Kata manajemen mungkin juga berasal dari bahasa italia meneggiare yang berarti
mengendalikan,dimana istilah inggris juga berasal dari bahasa italia.Bahasa perancis lalu
mengadopsi kata ini dari bahasa inggris menjadi management,yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.Manajemen dapat didefenisikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian,pengisian staf,pimpinan,dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan
sumber sumber dan pelaksanaan tugas tugas dalam mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien.Manajemen adalah suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja
sama melalui orang orang dan sumber daya organisasi.Pengertian Manajemen pendidikan
adalah keseluruhan (proses) yang membuat sumber sumber personil dan materiil sesuai yang
tersedia dan efektif bagi tercapainya tujuan tujuan bersama.Mengerjakan fungsi fungsinya
dengan jalan mempengaruhi perbuatan orang orang.Proses ini meliputi perencanaan,
organisasi ,koordinasi,pengawasan,penyelenggaraan dan pelayanan dari segala sesuatu
mengenai urusan sekolah yang langsung berhubungan dengan pendidikan sekolah seperti
kurikulum ,guru,murid,metode metode,alat pelajaran,dan bimbingan dan pembiayaan yang
diperlukan penyelenggaraan pendidikan termasuk didalamnya.

B.Rumusan Masalah

1.Memahami konsep dasar mnajemen pendidikan

2.Menjelaskan fungsi substansi dan manajemen pendiikan

3.Memahami hubungan manjemen dengan pendidikan

Manajemen kurikulum Pembelajaran

C.Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah profesi kependidikan,memahami pengertian,fungsi,maupun hubungan manajemen
dengan pendidikan.

D.Manfaat Penulisan

Agar Mahasiswa ataupun calon guru seperti layaknya tim penyusun makalah dapat
memahami dan menerapkan manajemen pendidikan sehingga pendidikan dapat dikelola
sesuai dengan fungsinya dan profesionalitas dapat dicapai sebagai pengelola pendidikan.
MANAJEMEN KURIKULUM PEMBELAJARAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar


pencapaian tujuan pengajaran dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi
belajar mangajar. Sedangkan kurikulum sendiri mempunyai arti yang sempit dan arti yang
luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran atau semua pelajaran baik teori
maupun praktek yang diberikan kepada siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan
tertentu. Sedangkan dalam arti luas kurikulum diartikan sebagai berikut. Sebenarnya terdapat
tiga jenis organisasi kurikulum yaitu:

 Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum) di mana bahan pelajaran disajikan


secara terpisah – pisah seolah – olah ada batas antara bidang studi dan antara bidang studi
yang sama di kelas yang berbeda.
 Kurikulum Berhubungan (Correlated Curriculum) yaitu kurikulum yang menunjukan
adanya hubungan antara mata pelajarah yang satu dengan yan lain. Seperti IPS (gabungan
dari mata pelajaran Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosiologi ), IPA (gabungan dari Fisika,
Biologi, Kimia).
 Kurikulum terpadu (Integrated Curriculum) yaitu kurikulum yang meniadakan batas –
batas antara berbagai bidang dan didalam mata pelajaran tersebut terdapat keterpaduan
mata pelajaran serta menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik.
Sedangkan manajemen pembelajaran adalah proses pendayagunaan seluruh komponen
yang saling berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk mencapai visi dan misi pengajaran.
Kedua, manfaat manajemen pengajaran adalah sebagai aktivitas profesional dalam
menggunakan dan memelihara kurikulum (satuan program pengajaran) yang dilaksanakan,
Ketiga, secara organisasional pembelajaran atau kegiatan aktivitas pengajaran guru dituntut
memiliki kesiapan mengajar dan murid disiapkan untuk belajar, Keempat, dalam
menjalankan fungsi manajemen pembelajaran guru harus memanfaatkan sumber daya
pengajaran (learning resources) yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas. Sedangkan
yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar
menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan
seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar, antara lain
penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata
pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu
kepada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda
lainnya, untuk memudahkan proses belajar mengajar.
Pada dasarnya manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan
pembelajaran, baik dikategorikan berdasarkan kurikulum inti maupun penunjang berdasarkan
kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya, oleh Departemen Agama atau Departemen
Pendidikan Nasional.Dengan berpijak dari beberapa pernyataan di atas, kita dapat
membedakan konsep manajemen pembelajaran dalam arti luas dan dalam arti sempit.
Manajemen pembelajaran dalam arti luas berisi proses kegiatan mengelola
bagaimana membelajarkan si pembelajar dengan kegiatan yang dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan atau pengendalian dan penilaian. Sedang manajemen
pembelajaran dalam arti sempit diartikansebagai kegiatan yang perlu dikelola oleh guru
selama terjadinya proses interaksinya dengan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

TUJUAN MANAJEMEN KURIKULUM dan PEMBELAJARAN


Tujuan manajemen berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan.
Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system
nilai yang dianut oleh masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan dapat menggambarkan suatu
masyarakat yang dicita-citakan. Misalnya, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat
Indonesia ialah pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah
membentuk masyarakat yang pancasilais. meskipun pada saat ini kurikulum yang dianut
adalah KTSP kurikulum tingkat satuan pendidikan sehingga kurikulum dikembang oleh
tingkat satuan masing masing atau tingkat sekolah masing masing, sehingga kurikulum
tersebut sesuai dengan pengembangan masayarakat disekitar sekolah, Dalam skala mikro,
tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih
sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran
Tujuan pendidikan mempunyai klasifikasi, dari tujuan yang sangat umum sampai tujuan yang
sangat khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian dinamakan kompetensi.
Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi seperti dibawah ini
a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang besifat paling umum dan
merupakan sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan , artinya
setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia sesuai
rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggara oleh lembaga pendidikan formal, informal,
maupun non formal. Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku
yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dari filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh
pemerintah dalam bentuk undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam
usaha penyelenggaraan
pendidikan. Secara jelas Tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai
pancasila dirumuskan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, pasal 3, bahwa pendidikan
nasional yang befungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.
b. Tujuan Instusional (TI)
Tujuan Instusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.
Dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kulifikasi yang harus dimiliki oleh
setiap siswa setelah mereka menempuh pendidikan di suatu lembaga tertentu. Tujuan
Instusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam bentuk
kompetensi lulusan oleh jenjang pendidikan seperti misalnya standar kompetensi pendidikan
dasar, menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi.
c. Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi. Oleh
sebab itu tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak
didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga
pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai
tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian setiap tujuan kurikuler harus mendukung dan
diarahkan untuk mencapai tujuan instusional. Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan bidang
studi matematika di SD, tujuan pembelajaran IPS di SLTP dan lain sebagainya. Dalam
kurikulum yang berpotensi pada pencapaian kompetensi, tujuan kurikuler menggambarkan
standar isi setiap mata pelajaran yang harus dikuasi oleh peserta didik pada setiap satuan
pendidikan. Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan instruksional atau sekarang lebih
popular dengan tujuan pembelajaran, merupakan tujuan yang paling khusus.
d. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan
sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan
tertentu dalam bidang studi tertentu dalam sekali pertemuan. Karena hanya guru yang
memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran disuatu lembaga
pendidikan, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru
melakukan proses belajar mengajar (PBM), guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran
yang harus dikuasasi oleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran. Menurut
Bloom, dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives yang terbit tahun 1965, bentuk
perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke dalam tiga klasifikasi
atau tiga domain (bagian), yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor.

PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


Prinsip dan fungsi kurikulum yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kruikulum adalah beberapa hal sebagai berikut, yaitu :
1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang
harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta
didik dapat mencapai tujuan hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi
sasaran manajemen kurikulum.
2. Demokratisiasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen
kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.
4. Efektifitas dan Efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus
mempertimbangkan efektifitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga
kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya,
tenaga dan waktu yang relatif singkat.
5. Mengarahkan Visi, Misi, dan Tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen
kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN


Ruang lingkup kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan
kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum nasional (standar/kompetensi dasar)
dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan sehingga kurikulum
tersebut merupakan kurikulum yang intergritas dengan peserta didik maupun dengan
lingkungan.
Dalam perencananaan kurikulum terdapat empat model perencaanaan kurikulum
berdasarkan pada asumsi rasioanalitas, yaitu asumsi tentang pemrosesan informasi secara
cermat yang berkaitan dengan mata pelajaran, peserta didik, lingkungan dan hasil
belajar.berikut model model perencanaan kurikulum.
1. model perencanaan rasioanal dedukatif atau rasional tyler mdel ini di titik beratkan
perencanaan program kurikulum dan bertitik tolak dari speksifikasi tujuan. model ini dapat
diterapkan pada semua tingkat pembuatan keputusan dan tepat pada pendidikan sentralistik.
2. model interatif rasional model ini menitik beratkan pada perencanaan dengan plaining dari
pada perencanaan bagi. perencanaan ini bersifat situsioanal atau fleksibel serta tepat bagi
lembag pendidikan yang mengembangkan kurikulum berbsis sekolah.
3. the disciplines model, model ini menitik beratkan guru sebagai model yang merencanakan
kurikulumbagi siswa. model ini dikembangkan sesuai dengan perkembangan sistematik
dengan relevansi antara pengethuan filosofi, sosilogis, dan psikologis.
4. model tanpa perencanaan model ini dikembangkan berdasarkan inisiatif guru dadalam
ruang kelas sebagai pengambil keputusan dalam menentukan strategi pemeblajaran pemilihan
media pembelajaran dan sebagainya.
Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum merupakan interaksi belajar mengajar yang setidaknya melalui tiga
tahap yaitu :
a. Tahap persiapan pembelajaran, adalah kegiatan yang dialakukan guru sebelum melakukan
proses pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan pembelajaran, adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleg guru
dan murid mengenai pokok bahasan yang harus di sampaikan. Dalam tahap ini terbagi
menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, pelajaran inti, dan evaluasi.
c. Tahap penutupan, adalah kegiatan yang dilakukan setelah penyampaian materi.

Anda mungkin juga menyukai