Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar isi...........................................................................................................1
BAB 1 : Pendahuluan
A. Latar Belakang ..............................................................................2
B. Rumusan Masalah .........................................................................2

BAB II : Pembahasan
A. Pengertian Zakat .........................................................................3
B. Hukum Zakat ...............................................................................3
C. Syarat, Hukum, Hikmah Zakat ...................................................6
D, Pembagian Zakat .........................................................................7
a. Zakat Fitrah .............................................................................7
b. Zakat Maal ..............................................................................10

BAB III : Penutup


Kesimpulan ......................................................................................................11
Daftar pustaka ..................................................................................................12

1
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Zakat menurut istilah agama islam artinya „kadar harta yang tertentu, yang diberikan
kepada yang berhak menerimanya, dengan berbagai syarat.“
Hukumnya zakat adalah salah satu rukun islam yang lima, fardhu’ain atas tiap-tiap
orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua hijriyah.
Firman Allah swt:
     
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku'

Rumusan Masalah
1. Pengertian zakat
2. Hukum zakat
3. Syarat, Rukun Dan Hikmah Zakat
4. Pembagian zakat

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Menurut lughat arti zakat adalah tumbuh (al Numuww) seperti pada zakat Al Zar’u
yang artinya bertambaha banyak dan mengandung berkat seperti pada zaka’ al malu dan
suci(thoharoh) seperti pada nafsan zakiyah dan qad aflaha man zakkaha1
Sedangkan menurut Istilah zakat adalah sebagian harta yang telah diwajibkan oleh
Allah swt untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya sebagaiman yang telah
dinyatakan dalam Al Qur’an atau juga boleh diartikan dengan kadar tertentu atas harta
tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu dengan lafadz zakat yang juga digunakan
terhadap bagian tertentu yang dikeluarkan dari orang yang telah dikenai kewajiban untuk
mengeluarkan zakat2
Menurut Imam Maliki dalam mendefinisikan zakat bahwa zakat adalah mengeluarkan
sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab(batas kuantitas
yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan catatan
kepemilikan itu penuh dan mencapai haul, bukan barang tambang dan bukan pertanian.
Menurut madzhab Syafii zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta atau
tubuh sesuai dengan cara khusus, sedangkanmadzhab Hambali mengatakan Zakat adalah hak
yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.3

B. Hukum Mengeluarkan Zakat


Zakat merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam dan zakat juga termasuk salah
satu panji-panji Islam yang penegakkannya tidak boleh diabaikan oleh siapaun juga. Zakat
telah difardzukan diMadinah pada bulan Syawwal tahun kedua hijrah setelah kepada ummat
islam diwajibkan berpuasa ramadhan. Dasar-dasar atau landasan kewajiban mengeluarkan
zakat disebutkan dalam:
1. Al Qur’an
Surat Al Baqarah; 43
     
1
Lahmanudin Nasution, Fiqih 1, (Bandung: Jaya Baru, 1998) h: 145
2
Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman, 1001 Masalah Dan Solusinya, (Jakarta: Pustaka Cerdas Zakat, 2003), h: 2
3
Wahbah Al Zuhayly, Al Fiqh Al IslamiAdillatuh, (Damaskus: Dar Al Fikr, 1995), h: 83-85
3
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku'
a) Surat At Taubah; 103
           
     
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.
dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”
b) Surat Al An’am; 141
         
          
            

“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya)
dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan”.
c) Surat At Taubah; 5
        
         
        
“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu Maka Bunuhlah orang-

orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah
mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika
mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka
berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan[. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”4.
2. As Sunnah
a) Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar
Rosulullah bersabda

4
Saleh Al Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2006), h: 244
4
‫بن الءاسل م على خسم شها دة ان ل اله الال و ان ممحدا رسول ال اقا مة الصلة و ايتاءا الز كاة و حج البيت و صوم‬

(‫رمضان )متفق علبه‬

“Islam itu ditegakkan atas lima pilar: syahadat yang menegaskan bahwa tiada tuhan
selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, menunaikan
haji dan berpuasa pada bulan ramadhan” (HR Bukahari Muslim)5
b) Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah
‫الد يث‬-‫ما من صاحب كنز ل يؤ دي ز كا ته ال احيم عليه ف نارجهنم فيجعل صفا ئح فتكوى با جنبا ه و جبهته‬

(‫)رواه احد و مسلم‬

“Seseorang yang menyimpan hartanya tidak dikeluarkan zakatnya akan dibakar


dalam neraka jahnnam baginya dibuatkan setrika dari api, kemudian disetrikakan ke
lambung dan dahinya-Al Hadits (HR Ahmad dan Muslim)6
c) Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dal buku Al Ausath dan As Saghir
dari Ali
‫ان ال فرض على اغنياءا السا عي ف اموا لم بقد ر الذي يسع فقرا ئهم ولن يهد الفقراءا اذا جا عوا او عروا ال با يصنع‬

‫اغنيا ئهم ال وان ال يا سبهم حسابا شديدا و يعذ بم عذابااليمحا‬

“Allah ta’ala mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dari kaum muslimin
sejumlah yang dapat melapangi orang-orang miskin diantara merela fakir miskin itu
tiadalah akan menderita menghadapi kelaparan dan kesulitan sandang kecuali karena
perbuatan golongan dan kaya, ingatlah Allah akan mengadili mereka nanti nanti secara
tegas dan menyiksa mereka dengan pedih”7
3. Ijma’ Ulama’
Ulama baik salaf (tradisional) maupun khalaf (modern) telah sepakat akan kewajiban
zakat dan bagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam8.

C. Syarat, Rukun Dan Hikmah Zakat


Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut jumhur ulama syarat
wajib zakat terdiri dari:

5
Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman, 1001 Masalah Dan Solusinya, (Jakarta: Pustaka Cerdas Zakat, 2003), h: 12
6
Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), h:193
7
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 3, (Bandung: PT Al Maarif, 1982), h:193
8
Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman, opcit, h: 12
5
1. Islam

2. Merdeka

3. Baligh dan Berakal

4. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati

Harta yang memiliki criteria ini ada lima jenis antara lain:

 Uang, emas, perak baik berbentuk uang logam maupun uang kertas

 Barang tambang dan barang temuan

 Barang dagangan

 Hasil tanaman dan buah-buahan

 Binatang ternak (menurut jumhur ulama yang merumput sendiri atau


menurut Maliki binatang yang diberi makan)

5. Harta yang dizakati telah mencapai nishab atau senilai dengannya

6. Harta yang dizakati adalah milik penuh

7. Kepemilikan harta telah mencapai haul (setahun)

8. Harta tersebut bukan termasuk harta hasil hutang

9. Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok

Dan diantara syarat-syarat sah pelaksanaan zakat terdiri atas:


1. Niat

2. Tamlik (memindahkan kepemilikan kepada penerimanya)

Rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari nisab(harta) yang dengan


melepaskan kepemilikan terhadapnya, menjadiakannya sebagai milik orang fakir dan
menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya yakni imam atau
orang yang bertugas untuk memungut zakat.9
Diantara hikmah disyariatkannya zakat adalah bahwa pendistribusiannya mampu
memperbaiki kedudukan masyarakat dari sudut moral dan material dimana ia dapat
menyatukan anggota-anggota masyarakatnya menjadi seolah-olah sebuah tubuh yang satu,
selain dari itu zakat juga dapat membersihkan jiwa anggota masyarakat dari sifat pelit dan
bakhil. Zakat juga merupakan benteng keamanan dalam system ekonomi islam sebagai
jaminan kearah stabilitas dan kesinambungan sejarah social masyarakat.
9
Ibid, h: 97
6
Diantara hikmah zakat yang lain yang saling menguntungkan baik dari pihak sang
kaya maupun dari pihak si miskin antara lain:
a. menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan kewajibannya terhadap
Allah dan terhadap makhluk Allah (masyarakat)
b. membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela, serta membayarkan amanat
kepada orang yang berhak dan berkepentingan
c. sebagai ucapan syukur dan trimakasi atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya
d. guna menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin dan yang susah
e. guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta mencintai antara si miskin dan si
kaya10
f. penyucian dari bagi orang yang berpuasa dari kebatilan dan kekokohan untuk memberi
makan kepada orang miskin serta sebagai rasa syukur kepada Allah atas selesainya
menunaikan kewajiban puasa11

Zakat terbagi atas dua jenis yakni


Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram/3,5 liter makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
Zakat Maal (Zakat Harta), mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil
laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe memiliki
perhitungannya sendiri-sendiri.

Zakat Fitrah
Makna zakat fitrah, yaitu zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbuka
puasa) pada bulan ramadhan disebut pula dengan sedekah. Lafadh sedekah menurut syara'
dipergunakan untuk zakat yang diwajibkan, sebagaimana terdapat pada berbagai tempat
dalam qur'an dan sunnah. Dipergunakan pula sedekah itu untuk zakat fitrah, seolah-olah
sedekah dari fitrah atau asal kejadian, sehingga wajibnya zakat fitrah untuk mensucikan diri
dan membersihkan perbuatannya.
Dipergunakan pula untuk yang dikeluarkan disini dengan fitrah, yaitu bayi yang di
lahirkan. Yang menurut bahasa-bukan bahasa arab dan bukan pula mu'arab (dari bahasa lain
yang dianggap bahas arab)-akan tetapi merupakan istilah para fuqoha'.
10
Syaikh Muhammad Abdul Malik Ar Rahman, opcit, h: 17
11
Sulaiman Rasyid, opcit, h: 217-218
7
Zakat fitrah diwajibkan pada kedua tahun hijrah, yaitu tahun diwajibkannya puasa
bulan ramadhan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan
yang tidak ada gunanya, untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan
mencukupkan mereka dari kebutuhan dan meminta-minta pada hari raya.
Zakat ini merupakan pajak yang berbeda dari zakat-zakat lain, seperti memiliki nisab,
dengan syarat-syaratnya yang jelas, pada tempatnya. Para fuqoha' menyebut zakat ini dengan
zakat kepala, atau zakat perbudakan atau zakat badan. Yang dimaksud dengan badan disini
adalah pribadi, bukan badn yang merupakan dari jiwa dan nyawa.
Adapun dalil atau dasar kewajibannya zakat fitrah adalah berdasarkan atas:
a. Al Qur’an

o Surat Al A’la; 14

    


"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri
(dengan beriman)"
o Surat Al Baqarah; 43

       


“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah
beserta orang-orang yang ruku'”12
b. As Sunnah

‫ زكاة الفطر من رمضان على الناس صا عا من تر او صا عا من شعي علللى كللل حللر او‬.‫م‬.‫عن ابن عمحر قال فرض رسول ال ص‬

‫عبد ذكرا و انثى من السلمحي )رواه البخا رى ومسلم( وف البخارى وكان يعطون قبل الفطر بيوم او يومي‬

“Dari Ibn Umar ia berkata: Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri(berbuka) bulan
ramadhan sebanyak satu sha’(3,1 liter) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim
merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan”(HR Bukhari Muslim), dalam hadits Bukhari
disebutkan “mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya”13
Adapun hikmah dari kewajiban zakat fitrah adalah penyucian diri bagi orang yang
berpuasa dari kebatilan dan kekotoran, untuk memberi makan kepada orang-orang miskin
serta sebagai ras syukur kepada Allah atas selesainya menunaikan kewajiban puasa.
Rasulullah juga menerangkan tentang waktu mengeluarkannya yaitu sebelum sholat id, yang

12
Lahmanudin Nasution, opcit, h: 168
13
Saleh Al Fauzan, opcit, h: 272
8
dimulai sejak waktu utamanya yaitu setelah tenggelamnya matahari pada malam id (menurut
Tsauri, Ahmad, Ishak dan Syafii dalam Al Jadid serta menurut satu berita juga dari Malik)14.
Dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah
antara lain:
1. Waktu yang di bolehkan yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan ramadhan
3. Waktu yang lebih baik (sunnat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi
sholat hari raya
‫ زكلاة الفطللر طهللرة للصلا ئللم و طعمحلة للمحسللا كيل فمحللن اداهلا قبللل الصللة‬.‫م‬.‫ فلرض رسللول الل ص‬:‫علن ابللن عبللاس قللال‬

‫فهيم زكاة مقبو لة ومن اداها بعد الصلة فهيم صدفة من الصدفات‬

“Dari Ibn Abbas, ia berkata: telah diwajibkan oleh rasulullah saw zakat fitrah
sebagai pembersih bagi orang puasa dan memberi makan bagi orang miskin, barang siapa
yang menunaikannya sebelum sholat hari raya maka zakat itu diterima, dan barang siapa
membayarnya sesudah sholat hari raya maka zakat itu sebagai sedekah biasa”(HR Abu
Dawud dan Ibn Majah)
4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum terbenam
matahari pada hari raya

5. Waktu haram, yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya15.
Rasulullah juga menganjurkan agar zakat dikeluarkan atas bayi yang masih dalam
kandungan sebagaiman dilakukan oleh Ustman bin Affan r. a.16, menurut Tsauri, Ahmad,
Ishak dan Syafii tidak wajib dikelurkan zakat ats bayi yang dilahirkan setelah waktu
diwajibkannya mengeluarkan zakat dan menurut Abu Hanifah, Laits, Syafii masih tetap wajib
dikeluarkan zakat ats bayi tersebut karena lahirnya sebelum waktu diwajibkan 17. Dengan
demikian anak yang telah lahir pada saat matahari terbenam dan istri pada saat itu telah
dinikahi dan menjadi tanggungannya maka wajib dikeluarkan zakat fitrahnya begitu juga
dengan sebaliknya18.

14
Sayyid Sabiq, opcit, h: 127
15
Sulaiman Rasyid, opcit, h: 210
16
Saleh Al Fauzan, opcit, h: 273
17
Sayyid Sabiq, opcit, h: 128

18
Lahmanudin Nasution, opcit, h: 170
9
Adapun tujuan dari zakat fitrah adalah memenuhi kebutuhan orang-orang miskin pada
hari raya idul fitri dan untuk menghibur mereka dengan sesuatu yang menjadi makanan
pokok penduduk negeri tersebut19. Adapun syarat-syarat wajib zakat fitrah terdiri atas:
1. Islam
2. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan
3. Memiliki lebihan harta dan keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk yang
wajib dinafkahinya baik manusia ataupun binatang pada malam hari raya dan siang
harinya, sabda rasulullah
(‫فاعلمحهم ان ال فتض عليهم صدقة تؤ خذ من اغنيا ئهم فتد على فقرا ئهم )رواه المحاعة‬

“Beritahukanlah kepada mereka (penduduk yaman), sesungguhnya Allah telah


mewajibkan kepada mereka sedekah(zakat) yang diambil dari orang-orang kaya diberikan
kepada orang-orang fakir dikalangan mereka” (HR Jamaah ahli hadits)20

Zakat Maal (harta)


Menurut terminologi (bahasa) harta adalah segala sesuatu yang di inginkan sekali oleh
manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. sedangkan menurut istilah
syara' harta adalah segala sesuatu yang dapat di miliki dan dapat di manfaatkan. sesuatu dapat
disebut dengan maal(harta) apabila memenuhi dua syarat antara lain:
a. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun dan disimpan
b. Dapat di ambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya seperti rumah, mobil ternak dan
lain sebagainya.

Harta (maal) yang Wajib di Zakati

1. Binatang Ternak seperti: unta, sapi, kerbau, kambing, domba dan unggas (ayam, itik,
burung).
2. Emas Dan Perak
3. Biji makanan yang mengenyangkan seperti beras, jagung, gandum, dan sebagainya
4. Buah-buahan seperti anggur dan kurma
5. Harta Perniagaan

19
Saleh Al Fauzan, opcit, h: 274
20
Sulaiman Rasyid, opcit, h: 208
10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sehubungan dengan harta manusia terbagi pada tiga tingkatan:
1. Sanggup mengorbankan hartanya untuk keperluan dirinya sendiri, untuk menolong
orang yang susah, membantu kemaslahatan dan kemajuan agama, kemakmuran
bangsa dan tanah air.
2. Tidak sanggup membelanjakan hartanya kecuali untuk kesenangan dan kemegahan
hawa nafsunya sendiri. Tingkatan ini tidak jauh bedanya dengan hewan liar.
3. Orang yang telah diberi rezeki oleh Allah, mendapat harta banyak, sedangkan dia
tidak mengambil manfaatnya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain,
hanya dikumpulkan dan dijaganya supaya jangan keluar dari tangannya. Dia semata-
mata suka dan kasih pada zat harta, bukan pada manfaatnya.

11
REFERENSI

Nasution, Lahmanudin, Fiqih 1, (Bandung: Jaya Baru, 1998)


Ar Rahman, Syaikh Muhammad Abdul Malik, 1001 Masalah Dan Solusinya, (Jakarta:
Pustaka Cerdas Zakat, 2003),
Al Zuhayly, Wahbah, Al Fiqh Al IslamiAdillatuh, (Damaskus: Dar Al Fikr, 1995),
Al Fauzan, Saleh, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2006),
Rasyid, Sulaiman Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994),
Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah 3, (Bandung: PT Al Maarif, 1982),

12

Anda mungkin juga menyukai