Anda di halaman 1dari 53

PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN

PERCOBAAN TEORI BERNAULLI

Disusun Oleh :

NAMA : Cipto prasetyo

NIM : 201423041

DOSEN : Indra Saputra.ST.MT

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

JAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya berkat dan kemurahan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
Praktikum fenomena dasar mesin percobaan Teori Bernaulli

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak


kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk
kesempurnaan penulisan makalah ini.

Atas tersusunnya makalah ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih


sebesar-besarnya kepada bapak Indra Saputra,ST.MT.selaku dosen Pebimbing
praktikum percobaan Bernaulli ,dan kepada semua pihak yang telah memberikan
berbagai bantuan, dukungan, saran dan petunjuk.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna,


mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang
sifatnya membangun, guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata
penulis mengharapkan Semoga ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sekalian
agar menambah wawasan .

Jakarta, 03,Agustus 2017

Cipto prasetyo

ISTA Teknik Mesin


ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Tujuan .................................................................................................. 4
1.3 Pelaratan ............................................................................................... 5
1.4 Penulisan .............................................................................................. 5
1.5 Metode penulisan ................................................................................ 5
BAB II DASAR TEORI ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA ............................ 6
2.1 Teori Umum ........................................................................................ 6
2.2 Kolom Piezometer ( piezometer colomn ) ........................................... 6
2.3 Aliran Rata –Rata Fluida .................................................................... 7
2.4 Persamaan Kontinuitas ...................................................................... 7-8
2.5 Konversi Energy dan persamaan Bernaulli .................................... 8-13
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK .......................................................... 14
3.1 Mengenal bagian –bagian pelaratan ................................................. 14
3.2 Cara Kerja ......................................................................................... 15
3.2 Prosedur Praktek .......................................................................... 15-17
BAB IV HASIL LAPORAN PRAKTEK ...................................................... 18
4.1 Umum ............................................................................................... 18
4.2 Memperkirakan total head pompa ..................................................... 18
4.3 Mengukur laju aliran air ................................................................... 18
4.3.1 Hasil pengukuran percobaan 1 ..................................... 18-23
4.3.1 Hasil pengukuran percobaan 2 ..................................... 24-51
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 52
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 52
4.3 Saran .................................................................................................. 52
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53

ISTA Teknik Mesin


iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hukum Bernoulli menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida (zatcair
dan gas) bahwa peningkatan kecepatan pada suatu aliran zat cair atau gas, akan
mengakibatkan penurunan tekanan pada zat cair atau gas tersebut.Artinya, akan
terdapat penurunan energi potensial pada aliran fluida tersebut.
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida
akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa
jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya
dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil
dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.
Dengan prinsip tersebut Hukum bernoilli sangat banyak di manfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari.

1.2. Tujuan
Memahami teori Bernouli dengan aplikasi pada fluida cair khususnya air
dengan memanfaatkan kolom piezometer.
Praktek yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Memperkirakan total head pompa.
b. Memperkirakan laju aliran air.
c. Memperkirakan nilai koefisien rugi energi, CL (loss coefficient) pada
belokan (elbow).
d. Memperkirakan nilai factor gesek, f (friction factor) pipa yang
digunakan dalam peralatan.
e. Pemahaman tentang garis energi grade serta garis hydraulic grade yang
sekaligus menggambarkan kondisi energi kinetik, energi tekanan dan
energi hilang di suatu titik tertentu pada sistem aliran peralatan.

ISTA 4 Teknik Mesin


1.3. Peralatan
Praktikum menggunakan seperangkat peralatan hasil karya Tugas
Akhir mahasiswa teknik mesin ISTA yaitu Empong Heru Nugroho NIM
200423003.

1.4. Penilaian
Penilaian ditinjau dari penguasaan teori yaitu melalui jawaban dari soal
tertulis dan pemahaman praktek yaitu melalui hasil pencatatan data serta
perhitungannya.

1.5. Metode Penulisan


Metode penulisan data sebagai bahan penulisan ini diperoleh melalui
dua cara yaitu metode pengambilan data dari lapangan dan metode studi
pustaka.

ISTA 5 Teknik Mesin


BAB II

DASAR TEORI ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA

2.1. Teori Umum


Teori Bernouli menyatakan bahwa fluida dalam keadaan mengalir
kontinyu mempunyai energy tekanan, energi kinetik dan energi potensial pada
sembarang titik adalah sama dengan jumlah energi di berbagai titik.

2.2. Kolom piezometer ( Piezometer Column)


Kolom piezometer (piezometer column) adalah suatu alat sederhana untuk
mengukur tekanan cairan (liquids). Ini terdiri dari suatu tabung seperti pada
gambar 2-1 dimana cairan dapat bebas mencapai level tertentu tanpa meluap.
Ketinggian permukaan cairan menunjukkan nila head tekanan atau pressure head.

Untuk mereduksi penyimpangan karena kapiler maka diameter tabung


sebaiknya lebih besar dari 12 mm. Jika yang diukur adalah cairan yang bergerak
atau mengalir maka lubang pada permukaan bagian dalam pipa yang tersambung
dengan tabung harus halus dan bersih.

Gejala kapiler adalah naiknya kolom zat cair dalam sebuah pipa kecil
akibat tegangan permukaan.Dalam dasar teori ini tidak dibahas secara mendetil
tentang ilmu yang paling dasar daam mekanika fluida menyangkut tegangan geser
dan lainnya.

ISTA 6 Teknik Mesin


2.3. Aliran rata-rata fluida
Jumlah fluida yang mengalir dalam suatu sistem per satuan waktu dapat
diekpresikan melalui tiga pernyataan berbeda sebagai berikut di bawah ini:

Q volume flow rate atau volume rata-rata aliran adalah volume fluida yang
mengalir melintasi suatu penampang per satuan waktu.

W weight flow rate atau berat rata-rata aliran adalah berat fluida yang
mengalir melintasi suatu penampang per satuan waktu.

M Mass flow rate atau massa rata-rata aliran adalah massa fluida yang
mengalir melintasi suatu penampang per satuan waktu.

Dasar umum dari tiga pernyataan di atas adalah volume rata-rata aliran
(volume flow rate) Q, yang berasal dari perhitungan:

Q=Av

A adalah luas penampang dan v adalah kecepatan rata-rata aliran. Unit Q


dapat diilustrasikan dalam SI unit:

Q = A v = m3 x m / detik = m3 / detik

Hubungan antara berat rata-rata W dengan Q adalah:

W = γ Q = N / m3 x m3 / detik = N / detik

Hubungan antara massa rata-rata aliran M dengan Q adalah:

M = ρ Q = kg / m3 x m3 / detik = kg / detik.

2.4. Persamaan kontinuitas


Metode untuk menghitung kecepatan aliran fluida dalam suatu sistem pipa
tertutup bergantung pada prinsip kontinuitas.Dalam gambar 2-2, fluida mengalir
dari penampang 1 ke penampang 2 dengan rata-rata konstan.Ini berarti kuantitas
dari aliran fluida melalui beberapa penampang adalah kostan.Hal ini mengacu
pada aliran studi yaitu aliran dengan kondisi-kondisi dalam aliran tidak bervariasi
terhadap waktu.

ISTA 7 Teknik Mesin


Gambar 2-2-, pemahaman persamaan kontinuitas

Secara matematik pernyataan tersebut disebut persamaan kontinuitas.Ini


digunakan untuk merelasikan hubungan antara kerapatan aliran, area aliran dan
kecepatan aliran pada dua penampang dari suatu sistem yang alirannya dianggap
aliran stedi.

Jika fluida dalam pipa pada gambar 2-2 adalah cairan (liquid) atau fluida
yang tidak dapat dimampatkan, maka pernyataan ρ1 = ρ2 adalah sama.

Persamaan akan menjadi:


A1 v1 = A2 v2
Q1 = Q2
2.5. Konservasi energy dan persamaan Bernouli
Bila suatu sistem adalah menyangkut aliran fluida, maka analisa dan
pemecahan aspek-aspek yang menyangkut dalam sisitem tersebut haruslah
ditinjau dengan konservasi energi.Dalam ilmu fisika kita telah belajar bahwa
energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energy dapat diubah dari
bentuk yang satu ke bentuk energi yang lainnya.Ini adalah sebuah pernyataan dari
hukum konservasi energi.

Ada tiga macam bentuk energy yang selalu disertakan dalam menganalisa
suatu aliran dalam pipa.Penjelasan tentang suatu elemen fluida seperti gambar 2-3
dibawah ini yang menunjukan adanya sistem aliran pada sisi dalam pipa. Jika

ISTA 8 Teknik Mesin


suatu elemen fluida diletakan pada suatu sistem elevasi z, maka akan mempunyai
kecepatan v dan tekanan p.

Elemen tersebut merupakan bentuk dari energy sebagai berikut:

2.5.1. Energy potensial. Karena elevasi ini, energi potensial dari elemen adalah
relative terhadap suatu referensi level tertentu.

PE=w z (1)

2.5.2. Energi kinetik, karena kecepatan ini, energi kinetik dari elemen adalah:

𝑤 𝑣2
KE= 2𝑔
(2)

Gambar 2-3, elemen fluida.

2.5.3. Energy air (Flow Energi) atau kadang disebut energy tekanan, ini menunjukan
jumlah kerja yang diperlukan untuk menggerakan elemen fluida melalui suatu
penampang melawan tekanan p.

𝑤𝑝
FE= 𝛾
(3)

Gambar 2-4 menunjukan bahwa elemen fluida dalam pipa bergerak


melalui suatu penampang. Gaya pada elemen fluida adalah pA, dimana p adalah
tekanan dan A adalah luas penampang. Dalam pergerakan elemen melalui
penampang, maka gaya bergerak sepanjang L samadengan panjang elemen. Maka
didapat penguraian persamaan (3) adalah sebagai berikut:

ISTA 9 Teknik Mesin


Work = pAL = pV (4)

Dimana V adalah volume elemen. Maka berat elemen adalah:

w=γV (5)

jika γ adalah berat spesifik fluida, maka volume elemen adalah:

𝑤
V= (6)
𝛾

Kemudian kita dapat:


𝑤
Work = p V = p 𝛾 (7)

Dan disebut persamaan energi alir.

Gambar 2-4, elemen fluida bergerak dalam pipa.

Penjumlahan dari tiga bentuk energi tersebut adalah energi total E :

E=FE+PE+KE (8)

𝑤 𝑤𝑣2
= p𝛾 + w z + (9)
2𝑔

Masing-masing kondisi energy tersebut diekspresikan dalam unit Newton


meter (Nm) atau foot-pound (ft-lb).gambar 2-2 akan membantu pemahaman
energi dalam fluida yang mengalir.

ISTA 10 Teknik Mesin


Ketika elemen fluida bergerak dari suatu penampang 1 ke penampang 2,
maka nilai p, z dan v kenyataannya mungkin berbeda pada dua posisi tersebut.
Pada posisi 1 total energinya adalah:

𝑤 𝑤𝑣1 2
E1 = p1 𝛾 + w z1 + (10)
2𝑔

Sedang pada posisi 2 total energinya adalah:

𝑤 𝑤𝑣2 2
E2 = p2 𝛾 + w z2 + (11)
2𝑔

Jika tidak ada energi yang ditambahkan ke fluida atau tidak ada yang
hilang (kondisi ideal) pada posisi 1 dan 2, maka untuk memenuhi prinsip
konservasi energi adalah bahwa:

E1 = E2 (12)

𝑤 𝑤𝑣1 2 𝑤 𝑤𝑣2 2
p1 𝛾 + w z1 + = p2 𝛾 + w z2 + (13)
2𝑔 2𝑔

Dengan meninjau bahwa energy tersebut adalah per satuan berat maka
persamaan diatas dapat dapat disederhanakan lagi menjadi:

𝑝1 𝑤𝑣1 2 𝑝2 𝑤𝑣2 2
+ z1 + = + z2 + (14)
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Persamaan inilah yang kemudian disebut sebagai persamaan Bernouli


dengan aplikasi fluida cair.

Bagaimanapun juga pengertian masing-masing unit energi tersebut adalah


Newton meter per Newton.Unit setara dengan meter, tetapi interpretasi fisika dari
kondisi tersebut adalah energy persatuan berat dari fluida yang bergerak dalam
sistem. Karena persamaan Bernouli menyatakan bahwa energi dalam satuan
meter, maka mereka sering menyebut sebagai “ head”, mengacu pada ketinggian
dari suatu posisi. Kondisi p/γ disebut sebagai energi alir atau head tekanan
(pressure head); z disebut elevasi head; dan v2 / 2g disebut head kecepatan
(velocity head). Jumlah dari ketinggiannya disebut sebagai total head.

ISTA 11 Teknik Mesin


Untuk menghitung daya pompa diperlukan pengembangan dari persamaan
Bernouli. Kita dapat menghitung energy yang hilang (energy losses) atau energi
yang ditambahkan (energy added) dari suatu sistem dalam unit Newton meter per
Newton (N.m/N) dari fluida yang mengalir dalam sistem tersebut. Hal ini yang
telah kita kenal sebagai energy per satuan berat dari suatu fluida yang mengalir
dalam sistem yang disebut “meter of fluid” atau “head”. Sebagai penyingkatan
“head”, kita akan menggunakan symbol h. untuk spesifikasinya kita akan
menggunakan symbol sebagai berikut:

hA = Energi Added, adalah energi yang ditambahkan ke fluida


melalui suatu peralatan mekanik seperti pompa. Ini yang
sering disebut sebagai “total head” pada pompa.

hR = Energi Removed, adalah energi yang dipindahkan dari


fluida oleh suatu peralatan mekanik seperti fluid motor.

hL = Energi Losses, adalah energi yang hilang dari sistem


karena gesekan dalam pipa atau pada valve atau fitting.

Disini tidak dibahas tentang efek perpindahan panas dari atau ke dalam
fluida.Karena relative kecil dan diabaikan.Nilai penting dari energi hilang adalah
dihasilkan oleh gesekan macam-macam katup (valve) dan fitting, yaitu
proporsional terhadap head kecepatan aliran fluida. Hal ini dapat diekspresikan
secara matematik sebagai berikut:

hL = CL (v2 / 2g)

Dimana CL disebut sebagai loss coefficient dan biasanya ditentukan secara


eksperimen yang berulang-ulang.Pengembangan dari persamaan Bernouli yang
diilustrasikan seperti gambar 2-5, dapat untuk menjelaskan kondisi energy hilang,
dipindahkan energi yang ditambahkan.

ISTA 12 Teknik Mesin


Gambar 2-5, ilustrasi energi dalam aliran fluida.

E1 dan E2, dinotasikan sebagai energi pada posisi penampang 1 dan 2.


Energi yang ditambahkan, dipindahkan atau energy hilang hA, hR, hL seperti
ditunjukan pada gambar haruslah memenuhi prinsip kon servasi energy lain:

E1 + hA – hR – hL = E2
(16)

Jika energy fluida adalah:

E = (p/γ) + z + (v2 / 2g)


(17)

Maka;

(p1/γ) + z1 + (v12 / 2g) + hA – hR – hL = (p2/γ) + z + (v22 / 2g)


(18)

Aplikasi dari persamaan tersebut disesuaikan dengan kasus-kasus yang


ditinjau dari suatu sistem aliran fluida.Jika memang tidak ada energi yang
ditambahkan, maka hA dianggap 0, atau jika tidak ada energi yang dipindahkan
dari fluida maka hR dianggap 0.

Ketika kita memperkirakan daya pompa dan menganggap bahwa energy


yang dipindahkan dari fluida hR adalah 0, maka akan didapat persamaan dasar
sebagai berikut:

(p1/γ) + z1 + (v12 / 2g) + hA – hL = (p2/γ) + z2 + (v22 / 2g)

(19)

ISTA 13 Teknik Mesin


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK
3.1 Mengenal bagian – bagian peralatan
Sebagai kesatuan dalam suatu system aliran fluida, peralatan ini terdiri
dari beberapa bagian yaitu :

3.1.1. Bak tamping, yaitu berfungsi sebagai sumber dan penampung air. Air ini
akan dihisap oleh pompa dan dialirkan ke system kemudian kembali lagi ke
tabung ini.

3.1.2. Pompa, yaitu mesin yang memberikan energy ke system sehingga air
dapat mengalir dalam system.

3.1.3. Pipa, yaitu sebagai media aliran fluida.

3.1.4. Fitting (elbow, jointing) yaitu sebagai control aliran dalam pipa
sehingga dapat berbelok dan tersambung ke pompa, katup dan kelngkapan
lainnya sehingga system aliran berfungsi dengan baik sesuai criteria yang
diinginkan.

3.1.5. Tabung venture yaitu suatu pipa atau tabung dengan perbedaan luasan
penampang yang tersambung dari penampang lebih besar kemudian
dikecilkan secara teratur dan dibesarkan lagi keluasan penampang
sebelumnya.

3.1.6. Kolom piezometer sebagai alat pengukur static head pada tabung
venture dan titik-titik tertentu yang akan digambarkan garis energinya (EL dan
HGL), ada tujuh kolom piezometer yang terpasang dalam peralatan seperti
dalam gambar skematik pada gambar 3-1, dengan identitas sebagai berikut :

- Kolom Piezometer A, di titik sebelum pompa.


- Kolom Piezometer b, di titik sesudah pompa.
- Kolom piezometer C, di titik sebelum venturi.
- Kolom Piezometer D, di titik sesudah venturi.
- Kolom Piezometer E, di titik sebelum elbow perengahan system aliran.

ISTA 14 Teknik Mesin


- Kolom Piezometer F, di titik sesudah elbow pertengahan sisitem aliran.
- Kolom Piezometer G, di titik mendekati akhir system aliran.
3.1.7. Katup by pass sebagai pengatur aliran air menuju venture sehingga
memungkinkan percobaan memperkirakan laju aliran dengan lebih besar dari
satu variasi.

3.1.8 Volume meter (meteran air) berfungsi sebagai pengukur volume air yang
melewati pipa by pass.

3.1.9 Bok Catu Daya Listrik sebagai catu daya beserta perlengkapan control
waktu pengoperasian pompa.

3.2 Cara Kerja


Cara kerja peralatan adalah sebagai berikut :

3.2.1 Pompa akan beroperasi setelah aliran listrik dinyalakan.

3.2.2 Relay tunda waktu akan mempertahankan arus listrik meyalakan pompa
sebagai batas waktu yang sudah di tentukan melalui setelan relay tersebut.

3.2.3 Air mengalir melalui system sehingga akan kelihatan naiknya


permukaan air kolom piezometer pada tabung venture dan titik-titik tertentu
yang akan digambarkan garis energinya. (EL dan HGL)

3.2.4 Relay tunda waktu akan memutuskan aliran listrik ke pompa setelah
batas waktu penundaan tercapai sesuai setelan yang telah dilakukan.

3.3 Produk Praktek


Langkah-langkah dalam pengoperasian peralatan dan praktek harus
mengikuti petunjuk dibawah ini :

1. Periksa dan Laporkan kepada asisten lab sebelum praktek dilakukan untuk
memastikan kondisi baik buruknya peralatan.
2. Siapkan semua peralatan bantu seperti bak air, tadah pengarah air dan tera
ukur volume serta gayung air yang merupakan perlengkapan peralatan.

ISTA 15 Teknik Mesin


3. Isi bak penampung dengan air sampai penuh dan perhatikan semua kolom
piezometrik, karena permukaan air pada kolom tersebut harus sama
pencapaiannya terukur pada mistar ukur sebagaimana hokum bejana
berhubungan. Periksalah hal ini berulang kali dan bila perlu setel kembali
penyangga pipa untuk menyamankan secara horizontal titik tengah pipa.
4. Ukur temperature air dengan temometer yang telah disediakan, kemudian
catat sebagai acuan pengambilan data sifat-sifat air dari lineratur.
5. Sediakan daya listrik dengan terminasi berupa stop kontak 1 phase 220
Volt, 50 Hz, minimum 1A.
6. Sambungkan kabel daya listrik peralatan dengan cara memasukkan steker
pada lubang stop kontak.
7. Setel katup pembagian aliran system (by pass valve), dengan maksud
mengontrol jumlah aliran yang akan dilairankan ke tabung venture. Dan
catat posisi tersebut sebagai nomer percobaan.
8. Nyalakan MCB (Miniatur Circuit Breaker) pada panel control. Dan
perhatikan Volt meter yang terpasang akan menunjukkan tegangan listrik
220 Volt.
9. Setel relay tunda waktu (time delay relay) sesuai lama waktu pengoperasian
yang diinginkan.
10. Nyalakan saklar (Togle Switch On – Off)
11. Periksa kolom piezometer apakah ada gelembung udara yang terjebak. Jika
masih ada gelembung udara maka getaran kolom piezometer dengan cara
memukul ringan (sentil dengan jari) sambil saklar dimatikan dan hidupkan
beberapa kali hingga gelembung udara tersebut hilang.
12. Nyalakan saklar (Togle Switch On – Off) sebagai awal pengambilan data
percobaan dimulai.
13. Lakukan kegiatan pencatatan data yaitu dengan cara mengukur tinggi
pencapaian muka air pada masing-masing kolom piezometer.
14. Setelah waktu operasi tercapai dan relay memutuskan arus listrik sehingga
pompa tidak bekerja dan aliran system terhenti, maka matikan lagi saklar
pada posisi Off untuk reset system catu daya.

ISTA 16 Teknik Mesin


15. Nyalakan lagi system tetapi alihkan aliran dengan tadah ke bak air yang
telah disediakan kemudian ukur secara manual menggunakan gelas ukur
setelah relay memutuskan arus listrik atau setelah aliran berhenti.
16. Matikan saklar ke posisi Off dan jika proses praktek telah selesai maka
matikan pula MCB.
17. Putuskan pasokan daya listrik ke peralatan dengan mencabut steker dari
stop kontak.
18. Rapikan peralatan dan perlengkapan bantu lainnya, termasuk mengeringkan
bak penampung air.
19. Laporkan kepada asisten lab bahwa praktek telah selesai dengan kondisi
peralatan baik dan bersih.

𝑍2 − 𝑍2 = 0,15 m
𝑄(𝑚𝑎𝑘𝑠) = 0,000567 𝑚3 / detik
D1(terukur) = 0,0275 m
D2(terukur) = 0,016 m
L1(pipa) = 2.5 m
L2(pipa) = 0.15 m
HL1 = energi hilang pada kondisi sisi hisap yaitu path katup
hL2 = energi hilang karena gesekan sepanjang pipa 1 ( besar )
hL3 = energi hilang karena gesekan sepanjang pipa_ 2 ( kecil )
hL4 = energi hilang pada belokan ( elbow ).
hL5 = energi hilang pada percabangan.
hL6 = energi hilang pada pengecilan pipa.
hL7 = energi hilang pada pembesaran pipa
hL = total energi hilang.
hA = total head yang harus disediakan oleh pornpa.

ISTA 17 Teknik Mesin


BAB IV
HASIL LAPORAN PRAKTIK
4.1. Umum
Ada dua macam pengujian yaitu kondisi A dan B serta ada dua percobaan
yaitu percobaan I dan II. Kondisi A adalah pengujian laju alir berdasarkan beda
tekanan pada venturi. Sedang kondisi B adalah pengujian laju alir dengan cara
mengukur secara manual dengan gelas ukur terhadap volume air yang mengalir
dalam sistem setelah beroperasi dalam satuan waktu tertentu. Percobaan I adalah
pengujian ketika katup by pass ditutup penuh.Sedang percobaan II adalah
sebaliknya yaitu katup by pass dibuka penuh.

Berikut adalah gambar sketsa naiknya permukaan air pada masing-


masing kolom piezometer yang dicatat dalam pengujian.

4.2. Meperkirakan total bead pompa


Catat pencapaian muka air pada kolom piezometer A dan B yaitu sesudah
dan sebelum pompa yang mengindikasikan beda tekanan sebelum dan sesudah
pompa. Berat jenis air, y pada temperatur 30°C adalah 9770 N/m3. Terjemahkan
dalam perhitungan sehingga didapat nilai total head pompa dalam satuan tekanan.

43. Mengukur laju aliran air


Ada dua cara dalam mengukur laju aliran alir yaitu berdasarkan beda
tekanan pada venturi dan berdasarkan pengukuran volume air yang didapat setelah
satuan waktu tertentu peralatan dioperasikan.
4.3.1. Hasil Pengukuran Percobaan I

Percobaan I yaitu peralatan beroperasi ketika katup bypass ditutup penuh


sehingga air mengalir dari bak penampung melalui sistem dan kembali lagi ke
bak penampung dengan laju air maksimal.

ISTA 18 Teknik Mesin


Pencapaian muka air pada kolom pziometer di titik A, B, C, D, E, F, dan
G percobaan I adalah sebagai berikut:

a) Pziometer A = 0,3 m.
b) Pziometer B =0,80 m.
c) Pziometer C = 0,70 m.
d) Pziometer D = 0,55 m.
e) Pziometer E = 0,52 m.
f) Pziometer F = 0,497 m
g) Pziometer G = 0,27 m

Perhitungan terhadap hasil praktek:

a. Perkiraan total head pompa.

Berat jenis air, γ pada temperatur 300C adalah 9770 N/m3. Adapun dari
percobaaan didapat nilai sebagai berikut:

(PA / γ) = 0 m, kolom piezometer A.

(PB / γ) = 0,80 m, kolom piezometer B.

(PB-PA) / γ = 0,80 m

(PB-PA) = (0,80) x γ = (0,80) x (9770) = 7.816 N/m3.

b. Perkiraan laju aliran air

Berikut adalah perhitungan laju aliran alir mengacu pada beda tekanan
yang telah diukur pada venturi yaitu perbedaan naiknya permukaan air dikolom
piezometer C dan D.

(PC / γ) = 0,70 m, kolom piezometer C.

(PD / γ) = 0,55 m, kolom piezometer D.

(PC-PD) / γ = 0,15 m

ISTA 19 Teknik Mesin


Data dan perhitungan terhadap percobaan 1 adalah sebagai berikut:

1) Percepatan akibat gravitasi (g) = 9,81 m/detik2


2) Berat jenis air = 9770 N/m3
3) Diameter Venturi 1 (d1) = 0,0275 m
4) Diameter Venturi 2 (d2) = 0,016 m
5) Hasil Ukur ∆ (𝑝 /𝛾 ) 1 = 0,32 m
6) Hasil Ukur ∆ (𝑝 /𝛾 ) 2 = 0,18 m
7) Hasil pengukuran beda tekanan “(PC-PD) / γ” pada venturi dalam satuan
meter (pressure head = energi tekanan aliran per satuan berat dalam
satuan Newton meter per Newton = meter) adalah 0,2 m. Ingat [(PC-PD) /
γ] adalah wakil dari rumus [(P1-P2) / γ].
8) Luas penampang venturi 1 (A1),
A1 = [πd12 / 4]
= π (0,0275)2 / 4
= 0,00059 m2
9) Luas penampang venturi 2 (A2),
A2 = [πd22 / 4]
= π (0,016)2 / 4
= 0,00020 m2
10) Kecepatan aliran pada Venturi 2 (V2)
A1V1 = A2V2
V2 = V1 [A1 / A2]
= V1 [0,00059 / 0,00020]
= 2,95 V1
11) Kecepatan aliran pada venturi 1 (V1)
𝑝1 𝑣1 2 𝑝2 𝑣2 2
+ z1 + = + z2 +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Karena kondisi venturi horizontal, maka z1 dan z2 adalah sama, sehingga :


𝑝1 𝑣1 2 𝑝2 𝑣2 2
 + = +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
𝑝1 𝑝2 𝑣2 2 𝑣1 2
 - = -
𝛾 𝛾 2𝑔 2𝑔

ISTA 20 Teknik Mesin


𝑝1−𝑝2 2,95 𝑣1 2− 𝑣1 2 8,7025 𝑣1 2− 𝑣1 2 7,7025 𝑣1 2
 = = =
𝛾 2𝑔 2𝑔 2𝑔
7,7025 𝑣1 2
 0,70 – 0,55 =
2𝑔

 V1 = √[0,15 x 2 x 9,81] / 7,7025


= 0,3820 m/detik
12) Laju alir (Q)
Q = A1 V1
Q = 0,00059 x 0,3820
= 0,000226 m3 /detik
Q = 13,56 liter / menit.
c. Perkiraan nilai koefisien rugi energi, CL (Loss coefficient) pada belokan
(elbow)

Hilang energi atau hilang tekanan pada aliran yang diakibatkan oleh
belokan (elbow) dapat diketahui melalui kolom piezometer E dan F yaitu sesudah
dan sebelum elbow yang mengindikasikan hilang tekanan sebelum dan susudah
elbow. Adapun dari percobaan didapat nilai sebagai berikut:

(PE / γ) = 0,52 m, kolom piezometer E.

(PF / γ) = 0,497 m, kolom piezometer F.

(PE-PF) / γ = 0,023 m

Kinetic head, v2 / 2g dititik E dan F adalah sebagai berikut:

[v2 / 2g] = [(0,9168)2 / (2) x (9,81)]

= 0,04284 m

HL = CL [v2 / 2g] ; CL = hL / [v2 / 2g]

CL = 0,023 / 0,04284 = 0,53

ISTA 21 Teknik Mesin


d. Perkiraan nilai factor gesek, f (friction factor) pipa yang digunakan
dalam peralatan.

Hilang energi atau hilang tekanan pada aliran yang diakibatkan oleh
factor gesekan dengan dinding pipa bagian dalam dapat diketahui melalui kolom
piezometer F dan G yang dipasang dengan jarak 0,55m. Adapun dari percobaan
didapat nilai sebagai berikut:

(PF / γ) = 0,497 m, kolom piezometer F.

(PG / γ) = 0,27 m, kolom piezometer G.

(PF-PG) / γ = 0,227 m

Kinetic head, v2 / 2g dititik F dan G adalah sebagai berikut:

[v2 / 2g] = [(0,9168)2 / (2) x (9,81)]

= 0,04284 m

Perhitungan factor gesek dengan relasi head loss, hL pada pipa antara titik
F dan G sepanjang 0,55m dengan diameter dalam pipa 0,0275m adalah sebagai
berikut:

hL = CL [v2 / 2g] ; hL = f x [L x D] x [v2 / 2g]

f= hL / { [L x D] x [v2 / 2g]}

f = 0,227 /{[0,55 / 0,0227] x [0,04284]

= 0,078

e. Penggambaran tentang garis energi grade serta garis hydraulic grade

Penggambaran tentang EL dan HGL hanya pada percobaan I yaitu


kondisi katup by pass tertutp penuh sehingga semua aliran pompa melalui
pemipaan utama. Karena ada dua macam ukuran pipa dalam sistem aliran maka
energi kinetic adalah sama jika ukuran pipa juga sama. Jadi energi kinetic dititik
A, B, C, D, E, F dan G adalah sama. Hanya dititik D yang berbeda karena ukuran

ISTA 22 Teknik Mesin


pipa mengecil pada venturi. Kinetic head, v2/2g dititik A, B, C, D, E, F dan G
adalah sebagai berikut:

Diketahui kecepatan aliran dititik A, B, C, D, E, F dan G pada percobaan


I adalah0,3820 m/detik, maka:

[v2/2g] = ( 0,3820 2 / (2) x (9,81) )

= 0,7158 m

Dari perhitungan di atas maka didapat v2adalah :

v2 = [Q / A2]

= 0,000226 / 0,00020

= 1,13 m / detik

Maka kinetic head, v2/2g dititik D adalah sebagai berikut:

v2/2g = 1,13 2/{(2)x(9,81)

= 0,065 m.

ISTA 23 Teknik Mesin


4.3.2. Hasil Pengukuran Percobaan II

Percobaan II yaitu peralatan beroperasi ketika katup bypass dibuka penuh


sehingga air mengalir dari bak penampung melalui sistem dan katup bypass yang
telah dipasang meteran air untuk kembali lagi ke bak penampung dengan laju air
maksimal.

Pencapaian muka air pada kolom pziometer di titik A, B, C, D, E, F, dan


G percobaan II adalah sebagai berikut:

a) Pziometer A = 0,4 m.
b) Pziometer B = 0,75 m.
c) Pziometer C = 0,65 m.
d) Pziometer D = 0,49 m.
e) Pziometer E = 0,45 m.
f) Pziometer F = 0,462 m
g) Pziometer G = 0,252 m

Perhitungan terhadap hasil praktek:

a. Perkiraan total head pompa.

Berat jenis air, γ pada temperatur 300C adalah 9770 N/m3. Adapun dari
percobaaan didapat nilai sebagai berikut:

(PA / γ) = 0,4 m, kolom piezometer A.

(PB / γ) = 0,75 m, kolom piezometer B.

(PB-PA) / γ = 0,35 m

(PB-PA) = (0,35) x γ = (0,35) x (9770) = 3419,5 N/m3.

b. Perkiraan laju aliran air

Berikut adalah perhitungan laju aliran alir mengacu pada beda tekanan
yang telah diukur pada venturi yaitu perbedaan naiknya permukaan air dikolom
piezometer C dan D.

ISTA 24 Teknik Mesin


(PC / γ) = 0,65 m, kolom piezometer C.

(PD / γ) = 0,49 m, kolom piezometer D.

(PC-PD) / γ = 0,16 m

Data dan perhitungan terhadap percobaan II adalah sebagai berikut:

1) Percepatan akibat gravitasi (g) = 9,81 m/detik2


2) Berat jenis air = 9770 N/m3
3) Diameter Venturi 1 (d1) = 0,0275 m
4) Diameter Venturi 2 (d2) = 0,016 m
5) Debit aliran 1 Q =28,4 (liter/menit)
6) Debit aliran 2 Q =20,5 (liter/menit)
7) Kecepatan Debit aliran 1 Q =0,00047 (𝑚3 /detik)
8) Kecepatan Debit aliran 2 Q =0,00034 (𝑚3 /detik)
9) Hasil pengukuran beda tekanan “(PC-PD) / γ” pada venturi dalam satuan
meter (pressure head = energy tekanan aliran per satuan berat dalam
satuan Newton meter per Newton = meter) adalah 0,16 m. Ingat [(PC-PD) /
γ] adalah wakil dari rumus [(P1-P2) / γ].
10) Luas penampang venturi 1 (A1),
A1 = [πd12 / 4]
= π (0,0275)2 / 4
= 0,00059 m2
11) Luas penampang venturi 2 (A2),
A2 = [πd22 / 4]
= π (0,016)2 / 4
= 0,00020 m2
12) Kecepatan aliran pada Venturi 2 (V2)
A1V1 = A2V2
V2 = V1 [A1 / A2]
= V1 [0,00059 / 0,00020]
= 2,95 V1
13) Kecepatan aliran pada venturi 1 (V1)

ISTA 25 Teknik Mesin


𝑝1 𝑣1 2 𝑝2 𝑣2 2
+ z1 + = + z2 +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Karena kondisi venturi horizontal, maka z1 dan z2 adalah sama, sehingga :


𝑝1 𝑣1 2 𝑝2 𝑣2 2
 + = +
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔
𝑝1 𝑝2 𝑣2 2 𝑣1 2
 - = -
𝛾 𝛾 2𝑔 2𝑔
𝑝1−𝑝2 2,95 𝑣1 2− 𝑣1 2 8,7025 𝑣1 2− 𝑣1 2 7,7025 𝑣1 2
 = = =
𝛾 2𝑔 2𝑔 2𝑔
7,7025 𝑣1 2
 0,65 – 0,49 =
2𝑔

 V1 = √[0,16 x 2 x 9,81] / 7,7025


= 0,3813 m/detik
14) Laju alir (Q)
Q = A1 V1
Q = 0,00059 x 0,3813
= 0,000224 m3 /detik
Q = 13,44 liter / menit.

c. Perkiraan nilai koefisien rugi energi, CL (Loss coefficient) pada belokan


(elbow)

Hilang energi atau hilang tekanan pada aliran yang diakibatkan oleh
belokan (elbow) dapat diketahui melalui kolom piezometer E dan F yaitu sesudah
dan sebelum elbow yang mengindikasikan hilang tekanan sebelum dan susudah
elbow. Adapun dari percobaan didapat nilai sebagai berikut:

(PE / γ) = 0,48 m, kolom piezometer E.

(PF / γ) = 0,462 m, kolom piezometer F.

(PE-PF) / γ = 0,018 m

Kinetic head, v2 / 2g dititik E dan F adalah sebagai berikut:

[v2 / 2g] = [(0,9168)2 / (2) x (9,81)]

ISTA 26 Teknik Mesin


= 0,04284 m

HL = CL [v2 / 2g] ; CL = hL / [v2 / 2g]

CL = 0,018 / 0,04284 = 0,42

d. Perkiraan nilai factor gesek, f (friction factor) pipa yang digunakan


dalam peralatan.

Hilang energi atau hilang tekanan pada aliran yang diakibatkan oleh
factor gesekan dengan dinding pipa bagian dalam dapat diketahui melalui kolom
piezometer F dan G yang dipasang dengan jarak 0,55m. Adapun dari percobaan
didapat nilai sebagai berikut:

(PF / γ) = 0,462 m, kolom piezometer F.

(PG / γ) = 0,252 m, kolom piezometer G.

(PF-PG) / γ = 0,21 m

Kinetic head, v2 / 2g dititik F dan G adalah sebagai berikut:

[v2 / 2g] = [(0,9168)2 / (2) x (9,81)]

= 0,04284 m

Perhitungan factor gesek dengan relasi head loss, hL pada pipa antara titik F dan G
sepanjang 0,55m dengan diameter dalam pipa 0,0275m adalah sebagai berikut:

hL = CL [v2 / 2g] ; hL = f x [L x D] x [v2 / 2g]

f = hL / { [L x D] x [v2 / 2g]}

f = 0,21 /{[0,55 / 0,0275] x [0,04284]

= 0,24

ISTA 27 Teknik Mesin


a. Penggambaran tentang garis energi grade serta garis hydraulic grade

Penggambaran tentang EL dan HGL hanya pada percobaan II yaitu


kondisi katup by pass terbuka penuh sehingga aliran pompa melalui pemipaan
utama dan pemipaan by pass melalui katup dan meteran air. Karena ada dua
macam ukuran pipa dalam sistem aliran maka energi kinetic adalah sama jika
ukuran pipa juga sama. Jadi energi kinetic dititik A, B, C, D, E, F dan G adalah
sama. Hanya dititik D yang berbeda karena ukuran pipa mengecil pada venturi.
Kinetic head, v2/2g dititik A, B, C, D, E, F dan G adalah sebagai berikut:

Diketahui kecepatan aliran dititik A, B, C, D, E, F dan G pada percobaan


II adalah 0,784 m/detik, maka:

[v2/2g] = ( 0,3813 2 / (2) x (9,81) )

= 0,7131 m

Dari perhitungan di atas maka didapat v2adalah :

v2 = [Q / A2]

= 0,000224 / 0,00020

= 1,12 m / detik

Maka kinetic head, v2/2g dititik D adalah sebagai berikut:

v2/2g = 1,12 2/{(2)x(9,81)

= 0,063 m.

ISTA 28 Teknik Mesin


ISTA 29 Teknik Mesin
Table 2.6 Aplikasi teori Bernouli pada Fluida Air

ISTA 30 Teknik Mesin


ISTA 31 Teknik Mesin
ISTA 32 Teknik Mesin
ISTA 33 Teknik Mesin
ISTA 34 Teknik Mesin
ISTA 35 Teknik Mesin
ISTA 36 Teknik Mesin
ISTA 37 Teknik Mesin
ISTA 38 Teknik Mesin
ISTA 39 Teknik Mesin
cdcx

ISTA 40 Teknik Mesin


ISTA 41 Teknik Mesin
ISTA 42 Teknik Mesin
ISTA 43 Teknik Mesin
ISTA 44 Teknik Mesin
ISTA 45 Teknik Mesin
ISTA 46 Teknik Mesin
ISTA 47 Teknik Mesin
ISTA 48 Teknik Mesin
ISTA 49 Teknik Mesin
ISTA 50 Teknik Mesin
ISTA 51 Teknik Mesin
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
1. Menjelaskan tentang apakah teori bernouli?
2. Teori Bernouli menyatakan bahwa fluida mempunyai energi dalam
keadaan mengalir kontinyu mempunyai energi tekanan, energi kinetik dan
energi potensial pada sembarang titik adalah sama dengan jumlah energy
diberbagai titik.
3. Sebutkan apakah teori Bernouli dalam dunia sehari-hari selain dalam
sistem aliran fluida dalam pipa dan pemompaan?
4. Aplikasi teori Bernouli dalam sistem aliran pemompaan antara lain adalah
gaya angkat pada sayap pesawat terbang dan ducting blower pada industri.
5. Uraikan secara matematis teori Bernouli dalam kondisi (satuan) kerja,
tekanan dan panjang atau head!
6. Rumus dibawah ini adalah Bernouli dalam satuan meter/head. Jika dikali
dengan berat jenis (γ) maka akan didapat rumus Bernouli dengan satuan
N/m2 atau Pascal. Dan jika dikalikan dengan berat elemen (w) maka
didapat rumus Bernouli dengan satuan Nm atau joule.
𝑝1 v1 2 𝑝2 v2 2
a. + z1 + 2𝑔 = + z2 + 2𝑔 (meter)
𝛾 𝛾

V.2. Saran

1. Didalam modul praktek sebenarnya ada rumus tersebut dalam satuan meter
dan N/m, dan tinggal kita uraikan lagi menjadi satuan tekanan yaitu N/m2.
2. Teori beranaulli itu ada pada linkungan kita yang setiap hari kita pakai,
tanpa disadari sangat membantu kita dalam aktivitas, plajarilah sistem
aliran bernaulli .

ISTA 52 Teknik Mesin


DAFTAR PUSTAKA

1. Soufyan Moh. Noerbambang, Takeo Morimura, Perancangan Dan


Pemeliharaan Sistem Plambing, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2005
2. S. M. Noerbambang, MSME, Seminar Plambing, IAFBI,24-08-2006,
Jakarta, 24 Agustus 2006
3. Sularso, Haruo Tahara, Pompa Dan Kompresor, PT. Pradnya Paramita,
Jakarta, 2004
4. Reuben M. Olson, Steven J. Wright, Dasar-Dasar Mekanika Fluida
Teknik, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993
5. Robert L. Mott, Applied Fluid Mechanics Second Edition, Charles E.
Merrill Publishing Company, Columbus, Ohio, 1979
6. Robert L. Daugherty, Joseph B. Franzini, Fluid Mechanics With
Engineering Applications, McGraw-Hill, Inc, 1997

ISTA 53 Teknik Mesin

Anda mungkin juga menyukai