Anda di halaman 1dari 4

a.

Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat
memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap
rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki
pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung digunakan
pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika terdapat suatu permasalahan
yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era modern sistem
ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan
mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini
menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki
waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.
b. Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum
untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

1.5.2 Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas :


a. Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal)
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia adalah
sebagai makhluk individu yang bebas. Oleh karena itu dalam system demokrasi ini kebebasan
individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
Pemikiran tentang Negara demokrasi sebagaimana dikembangkan oleh Hobbe, Lockedan
Rousseaue bahwa Negara terbentuk karena adanya perbenturan kepentingan hidup mereka dalam
hidup bermasyarakat dalam suatu natural state. Akibatnya terjadilah penindasan di antara satu
dengan yang lainnya.Oleh karena itu individu-individu dalam suatu masyarakat itu membentuk
suatu persekutuan hidup bersama yang disebut Negara, dengan tujuan untuk melindungi
kepentingan dan hak individu dalam kehidupan masyarakat Negara. Atas dasar kepentingan ini
dalam kenyataanya muncullah kekuasaan yang kadangkala menjurus ke otoriterianisme.
Berdasarkan kenyataan yang dilematis tersebut, maka muncullah pemikiran ke arah
kehidupan demokrasi perwakilan liberal, dan hal inilah yang sering dikenal dengan demokrasi-
demokrasi libera. Individu dalam suatu Negara dalam partisipasinya disalurkannya melalui wakil
yang dipilih melalui proses demokrasi.
Menurut Held (2004:10), bahwa demokrasi perwakilan liberal merupakan suatu
pembaharuan kelembagaan pokok untuk mengatasi problema keseimbangan antara kekuasaan
memaksa dan kebebasan. Rakyat harus diberikan jaminanan kebebasan secara individual baik di
dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial, keagamaan bahkan kebebasan anti agama.
Konsekuensi dari implementasi sistem dan prinsip demokrasi ini adalah berkembang
persaingan bebas, terutama dalam ekonomi sehingga akibatnya individu yang tidak mampu
menghadapi persaingan tersebut akan tenggelam. Akibatnya kekuasaan kapitalislah yang
menguasai kehidupan Negara, hal ini sesuai dengan analisis P.L. Berger bahwa dalam era
globalisasi dewasa ini dengan semangat pasar bebas yang dijiwai oleh filosofi demokrasi liberal,
maka kaum kapitalislah yang berkuasa

b. Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)


Demokrasi rakyat disebut juga demokrasi proletar yang berhaluan Marxisme-
Komunisme.Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.
Manusia dibebaskan dari keterikatannya kepada pemilikan pribadi tanpa ada penindasan atau
paksaan. Akan tetapi, untuk mencapai masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan cara paksa
atau kekerasan.
Demokrasi Rakyat (Proletar) disebut juga adalah demokrasi yang berlandaskan ajaran
komunisme danmarxisme. Demokrasi ini tidak mengakui hak asasi warga
negaranya. Demokrasi inibertentangan dengan demokrasi konstitusional. Demokrasi ini mencita-citakan
kehidupantanpa kelas sosial dan tanpa kepemilikan pribadi. Negara adalah alat untuk mencapaikomunisme yaitu
untuk kepentingan kolektifisme.

1.5.3 Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara,
demokrasi dibedakan atas :
a. Demokrasi Sistem Parlementer
Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer. Sistem parlementer
ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat
dalam Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS) 1950. Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia
lain, sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai
kepala negara konstitusional (constitutional head) dan perdana menteri sebagai kepala
pemerintahan.
Masa demokrasi parlementer merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena
hamper semua elemen demokrasi dapat kita temukan perwujudannya dalam kehidupan politik di
Indonesia.
Pertama, lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranam yang sangat tinggi
dalam proses politik yang berjalan. Kedua, akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemegang
jabatan dan politis pada umumnya sangat tinggi. Ketiga, kehidupan kepartaian boleh dikatakan
memperoleh pelung yang sebesar-besarnya untuk berkembang secara maksimal.
Keempat, sekalipun Pemilihan Umum hanya dilaksanakan satu kali yaitu pada 1955, tetapi
Pemikihan Umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip demokrasi. Kelima,
masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak dikurangi sama
sekali, sekalipun tidak semua warga Negara dapat memanfaatkannya dengan maksimal. Keenam,
dakam masa pemerintahan Parlementer, daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup bahkan
otonomi yamg seluas-luasnya dengan asas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak dalam
mengatur hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa demokrasi perlementer mengalami
kegagalan? Banyak sekali para ahli mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Dari sekian banyak
jawaban, ada beberapa hal yang dinilai tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Pertama, munculnya usulan presiden yang dikenal dengan konsepsi presiden untuk
membentuk pemerintahan yang bersifat gotong-royong. Kedua, Dewan Konstituante mengalami
jalan buntu untuk mencapai kesepakatan merumuskan ideologi nasional. Ketiga, dominannya
politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik. Keempat, Basis
social ekonomi yang masih sangat lemah.

b. Demokrasi Sistem Presidensial


Periode 1966-1988, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan system presidensial. Landasan formal periode ini adalah
pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali
penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa demokrasi terpimpin. Namun dalam
perkembangannya peran presiden dan semakin dominan terhadap lembaga-lembaga Negara yang
lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama pancasila hanya digunakan sebagai
legistimasi politis penguasa saat itu sebanya kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai
dengan nilai-nilai pancasila.
 Pertama, rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hamper ridak pernah terjadi.
 Kedua, rekruitmen politik bersifat tertutup.
 Ketiga, Pemilihan Umum.
 Keempat, pelaksanaan hak dasar waega Negara.
Salah satu ciri Negara demokratis dibawa rule of law adalah terselenggaranya kegiatan
pemilihan umum yang bebas. Pemilihan umum merupakan sarana politik untuk mewujudkan
kehendak rakyat dalam hal memilih wakil-wakil mereka di lembaga legislatif serta memilih
pemegang kekuasaan eksekutif baik itu presiden/wakil presiden maupun kepala daerah.
Pemilihan umum bagi suatu Negara demokrasi berkedudukan sebagai sarana untuk
menyalurkan hak asasi politik rakyat. Pemilihan umum memiliki arti penring sebagai berikut:
 Untuk mendukung atau mengubah personel dalam lembaga legislative.
 Membentuk dukungan yang mayoritas rakyat dalam menentukan pemegang kekuasaan
eksekutif untuk jangka tertentu.
 Rakyat melalui perwakilannya secara berkala dapat mengoreksi atau mengawasi kekuatan
eksekutif.
Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan kewenangan dan hubungan antara alat kelengkapan negara
1. Demokrasi Sistem Parlementer
2. Demokrasi Sistem Presidensial

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak masyarakat, terbagi menjadi dua yaitu :
1. Demokrasi Langsung : Suatu sistem demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat secara
langsung dalam menentukan berbagai kebijakan umum, urusan negara dan permusyawaratan
dalam suatu negara.
2. Demokrasi Tidak langsung : Demokrasi tidak langsung ialah suatu sistem demokrasi untuk
menyalurkan keinginan warga atau rakyatnya melalui perwakilan dari parlemen.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan hubungan antar alat negara


1. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum yang merupakan salah satu macam
demokrasi dimana rakyat memilih perwakilannya untuk menjabat di parlemen, akan tetapi
tetap terkontrol oleh pengaruh rakyat.
2. Sistem parlementer yang merupakan demokrasi perwakilan dimana adanya hubungan yang
kuat antara badan eksekutif dan badan legislatif. Ciri utama sebuah negara yang menganut
sistem parlementer ialah adanya parlemen dalam sistem pemerintahannya.
3. Sistem pemisahan kekuasaan yang merupakan demokrasi perwakilan dimana jabatan
legislatif terpisah dari eksekutif, sehingga keduanya tidak berkaitan secara langsung seperti
sistem demokrasi parlementer.
4. Sistem referendum dan inisiatif rakyat yang dimaksud ialah gabungan antara demokrasi
perwakilan dengan demokrasi langsung.

Jenis-jenis Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi


1. Demokrasi Liberal merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan dan mengabaikan
kepentingan umum
2. Demokrasi Rakyat merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham sosialisme dan
komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum atau negara.
3. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang ada di Indonesia bersumberkan pada nilai-
nilai sosial budaya bangsa serta berazaskan musyawarah mufakat dengan memprioritaskan
kepentingan seluruh msyarakat atau warga negara. Demokrasi pancasila fokus pada
kepentingan dan aspirasi serta hati nurani rakyat. Sampai saat ini Indonesia menganut
demokrasi pancasila yang bersumber pada falsafah pancasila.

Anda mungkin juga menyukai