Anda di halaman 1dari 24

RANGKUMAN MATERI UJIAN KEP.

KELUARGA

1. KELOMPOK 3 : ASKEP REMAJA


A. Pengertian
Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa
yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial.
• Remaja Awal (13-14 thn)
• Remaja Tengah (15-17 Thn)
• Remaja Akhir (18-21 Thn)
B. Perkembangan
a. Perkembangan Kognitif Remaja
 Abstrak (teoritis). Menghubungkan ide, pemikiran atau konsep pengertian
guna menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah
abstrak : aljabar.
 Idealistik. Berpikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun
masalah sosial kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
 Logika. Berpikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan untuk
memecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara pemecahan secara
runtut, teratur dan sistematis.
b. Perkembangan Psikososial Remaja
Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst), yaitu :
 Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
 Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
 Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa
lain
 Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab
 Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
c. Perkembangan Identitas Diri
1. Konsep diri
2. Evaluasi diri
3. Harga diri
4. Efikasi diri
5. Kepercayaan diri
6. Tanggung jawab
7. Komitmen
8. Ketekunan
9. Kemandirian

C. REMAJA DALAM KELUARGA


Sebab-sebab umum pertentangan dengan keluarga adalah :
- Standar perilaku
- Metode disiplin
- Hubungan dengan saudara kandun
- Merasa jadi korban
- Sikap yang sangat kritis
- Besarnya kelurga
- Perilaku yang kurang matang
- Memberontak terhadap sanak keluarga

Konflik – Konflik Remaja Dalam Keluarga (Dariyo, 2004)

1
 Konflik pemilihan teman atau pacar
 Konflik pemilihan jurusan atau program studi
 3. Konflik dengan saudara kandung
D. POLA ASUH ORANG TUA
 Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan
anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Bersikap realistis
terhadap kemampuan anak, tidak berharap lebih, memberikan kebebasan untuk
memilih & melakukan tindakan, dan melakukan pendekatan dengan hangat.
 Pola Asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti,
biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. cenderung memaksa,
memerintah, menghukum.
 Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup. cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak
sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan, namun bersikap hangat
sehingga disukai anak

E. FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA KENAKALAN REMAJA


- Kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home)
- Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
- Status sosial ekonomi orang tua rendah
- Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat
F. MEKANISME KOPING PADA REMAJA SECARA UMUM
 Penguasaan Kognitif
 Usaha untuk belajar terhadap sistuasi atau stresor
 Perbaiki informasi dengan sharing, diskusi
 Conformity (penyesuaian)
 Pengakuan kelompok

 Perilaku terkontrol
 Remaja butuh perubahan dalam hidupnya
 Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa bertanya
 Fantasi
 Membantu mengembangkan berpikir fantasi yang kreatif
 Aktivitas gerak

G. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
• Identitas
• Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
• Lingkungan
• Struktur keluarga
• Fungsi keluarga
• Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga
• Status kesehatan sekarang dan masa lalu
• Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
• Pola aktivitas dan latihan
• Pola nutrisi
2
• Pola eliminasi
• Pola istirahat
• Pola kognitif persepsual
• Pola toleransi stress/koping
• Pola seksualitas dan reproduksi
• Pola peran dan hubungan
• Pola nilai dan keyakinan
• Penampilan umum
• Perilaku selama wawancara
• Pola komunikasi dan pola asuh orang tua
• Kemampuan interaksi
• Stresor jangka pendek dan jangka panjang

. Rencana Asuhan Keperawatan


Resiko tinggi konflik keluarga (hubungan keluarga tidak harmonis) berhubungan dengan
ketidakmampuan mengenal masalah yang terjadi pada remaja.
I. Intervensi / Perencanaan
- Diskusikan faktor penyebab
- Diskusikan tugas perkembangan keluarga
- Diskusikan tugas perkembangan anak yang harus dijalani
- Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja
- Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
- Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
- Berikan pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu
membuat alternatif
II. Implementasi
- Mendiskusikan faktor penyebab
- Mendiskusikan tugas perkembangan keluarga
- Mendiskusikan tugas perkembangan anak yang harus dijalani
- Men Mendiskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada remaja
- Mendiskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikan masalah
- Mengajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
- Memberikna pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau mampu
membuat alternatif

III. Evaluasi
- Koping individu efektif
- Perilaku konstruktif
- Tidak terjadi depresi
- Nutrisi terpenuhi
- Tidak terjadi cedera

G. Study Khasus
An.A berusia 16 tahun, SMA kelas 1, anak dari Tn.M (42 tahun) dan Ny.P (39 tahun)
merupakan anak yang riang, ceria, dan sopan terhadap guru. Awalnya, An.A berprestasi
dan sering mendapatkan penghargaan atas prestasinya. Tetapi, belakangan ini prestasinya
menurun drastis. Hal ini disebabkan karena terpengaruh oleh pergaulan bebas diluar
sekolahnya. Selain itu, pertengkaran antara kedua orang tuanya menjadikan An.A tidak
betah di rumah. Sehingga anak tersebut menggunakan napza tanpa sepengetahuan orang
tuanya dan akhirnya ia menjadi pecandu narkoba. Setelah An.A menggunakan napza jenis
ganja, sikap An.A berubah menjadi sering bolos sekolah, pemarah, malas serta sering
bertengkar dengan teman-temannya di sekolah.

3
Setelah Tn.M mengetahui anaknya menjadi pecandu narkoba dari teman sebayanya
dan mendapatkan narkoba jenis ganja di kamar anaknya maka Tn.M dan Ny.P
menanyakan alasan anaknya menggunakan napza jenis ganja. Anak itu mengatakan
kepada orang tuanya bahwa dia tidak senang karena orang tuanya sering bertengkar, ia
tidak mendapat perhatian dari kedua orang tuanya, dan disekolahnya ia tidak memiliki
banyak teman, bahkan sering diejek teman-teman disekolahnya dan dibilang kutu buku.
Hal-hal ini menyebabkan An.A sering menyendiri dan mencari pergaulan di luar sekolah.
Karena menggunakan napza maka kondisi fisik anak Tn.M menjadi kurus, pucat, lemas,
dan malas makan. Setelah dinasehati oleh kedua orang tuanya, An.A menyesali semua
perbuatnnya dan mengatakan ingin berubah.

2. KELOMPOK 4 : ASKEP BALITA


A. Pengertian
Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian
keoptimalan fungsinya.
B. Karakteristik Batita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan ibunya. Bayi membutuhkan asupan gizi yg besar bagi
pertumbuhannya. Namun memiliki perut yang kecil. Oleh karena itu, pola makan yang
diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

Periode Tumbuh Kembang Anak.

No. Periode Tumbuh Kembang Kelompok Umur


1. Masa prenatal, janin dalam kandungan Masa Prenatal
2. Masa bayi Umur 0-12 bulan
3. Masa anak balita Umur 12-60 bulan (2-5 tahun)
4. Masa pra sekolah Umur 60-72 bulan (5-6 tahun)
C. Tahap Perkembangan Pada Anak
Perkembangan Fungsi Mental dan personality
a. Fase oral (0-1 tahun)
Positif :
 Memberikan kepuasan/kesenangan
 Menghisap, menelan, memainkan bibir
 Makan kenyang, tidur
Negatif :
 Mengigit, mengeluarkan air liur
 Marah, menangis.
b. Fase anal (1-3 tahun)
Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus
Positif :
BAB/BAK dan senang melakukannya sendiri
Negatif :
Anak akan menahan dan mempermainkannya
c. Fase phalic (3-6 tahun)
Memegang genetalia
Oedipus complek
Positif :
 Egosentris : sosial interaksi

4
 Mempertahankan keinginanya.

Perkembangan Psikosial (Ericson)


a. Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)
 Semua kebutuhan mutlak tergantung pada orang lain
 Rasa aman dan percaya mutlak pada lingkungan
b. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)
 Alat gerak dan rasa, telah matang
 Perkembangan otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan mengontrol
tubuhnya, diri dan lingkungan.
 Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan
membuat sesuatu sesuai dengan keinginannya.
c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
 Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan
 Rasa inisiatif mulai menguasai anak
 Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas
 Kemampuan anak berbahasa meningkat
 Rasa kecewa dan bersalah.
Perkembangan Kongnitif (Piaget)
 Sensori motorik (lahir – 2 tahun )
Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk mengenal
lingkungan.
 Pre operasional (2-7 tahun)
Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan
yang akan datang
Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Todler
 Masa mengeksplorasi lingkungan
 Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan bimbingan orang
tua.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun)
 Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan
dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
 Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan, minum,
mengosok gigi, BAB dan BAK, dll.

D. Kebutuhan Balita
Kebutuhan Fisik Anak Balita
Kebutuhan fisik anak balita menurut rentang usia dapat dilihat dari matriks berikut ini:

SIKLUS/USIA KEBUTUHAN
NO JENIS LAYANAN
ANAK ESSENSIAL
 Pemberian makanan
a. Asupan gizi bergizi seimbang
Janin dalam seimbang  Suplementasi gizi
1. kandungan mikro
sampai lahir
b. Janin tumbuh Pelayanan pemeriksaan
kembang secara kehamilan

5
normal Stimulasi janin dalam
kandungan
Penyuluhan tentang
konsep diri ibu hamil
 Imunisasi TT
c. Pencegahan dan
 Pencegahan penyakit
pengobatan
menular lainnya
penyakit
 Pengobatan

d. Asuhan persalinan
Pertolongan persalinan

1. Pencatatan berat dan


panjang lahir
2. Manajemen terpadu
bayi muda (MTBM)
a.l:

 Pemeriksaan
kesehatan
e. Asuhan bayi baru  Penanganan
lahir penyakit
 Injeksi vitamin K1
 Pemberian salep
mata
 Perawatan tali
pusar
 Menjaga bayi tetap
hangat

 Inisiasi menyusui
dini
 Pemberian ASI
ekslusif
a. Asupan gizi
 Pemberian
seimbang
makanan bergizi
seimbang bagi ibu
 Suplementasi gizi
mikro bagi ibu

 Pencatatan berat
2. Bayi 0-28 hari dan panjang lahir
 Manajemen
terpadu bayi muda
b. Asuhan Bayi baru (MTBM) yang
lahir mencakup antara
lain:
o Pemeriksaan
kesehatan
o Penanganan
penyakit

6
o Injeksi vitamin
K1
o Pemberian
salep mata
o Perawatan tali
pusar
o Menjaga bayi
tetap hangat

c. Pencegahan penyakit
Pemberian Imunisasi
d. Tumbuh kembang
Stimulasi tumbuh
normal
kembang
e. Akte kelahiran Pencatatan kelahiran &
penerbitan akte kelahiran
Pemberian ASI ekslusif
untuk bayi usia 1-6 bulan
Pemberian makanan
bergizi dan Suplementasi
gizi makro kepada ibu
Pemberian ASI untuk usia
a. Asupan gizi 6-24 bulan
Bayi 1 – 24 Pemberian makanan
3 seimbang
bulan pendamping ASI (MP-
ASI) mulai usia 6 bulan
Pemberian makanan
keluarga bergizi seimbang
untuk anak usia 1 tahun
keatas
Pemberian zat gizi mikro
mulai usia 6 bulan
Penimbangan setiap bulan
Stimulasi dini
Penyuluhan stimulasi
tumbuh kembang bagi ibu,
b. Tumbuh kembang
keluarga, dan pengasuh
normal
lainnya
Deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang
(DIDTK)
Imunisasi lengkap
sebelum usia 1 tahun
c. Pencegahan dan Manajemen terpadu balita
pengobatan penyakit sakit (MTBS)
Perawatan balita gizi
buruk
Pencegahan penyakit

7
menular.
Pemberian makanan
dengan gizi seimbang
a. Asupan gizi
(family food)
seimbang
Fortifikasi /suplementasi
zat gizi mikro sampai usia
5 tahun
Penimbangan balita setiap
bulan sampai usia 5 tahun
Penyuluhan stimulasi
b. Tumbuh
tumbuh kembang bagi ibu,
kembang
keluarga, dan pengasuh
normal
lainnya
Deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang
(DIDTK)
Imunisasi booster
Manajemen terpadu balita
c. Pencegahan
sakit (MTBS)
dan pengobatan
Perawatan balita gizi
penyakit
buruk
Pencegahan penyakit
menular lainnya
Anak 2-6
4 Pendidikan dini melalui
tahun
pemberian rangsangan
pendidikan sesuai tahap
perkembangan dan potensi
anak mencakup:
d. Pengembangan
kecerdasan  Pengembangan
jamak: sensori motor,
 Verbal/bahasa  Pengembangan
 Matematik/lo main peran,
gika  pengembangan
 Spasial main
 Kinestetik pembangunan.
 Musik  Bimbingan
 Interpersonal keagamaan sesuai
 Intrapersonal sesuai usia anak.
 Naturalis  Bimbingan belajar
 Spiritual sambil bermain
bagi anak usia 3 –
4 tahun untuk
memenuhi hak
anak atas
pendidikan.

8
 Penerimaan dan
kasih sayang
Pemeliharaan, perawatan,
 Pemeliharaan dan
Janin sampai 6 bimbingan, pendidikan,
perawatan.
tahun yang pembinaan dan
 Asuhan,
mempunyai perlindungan
bimbingan,
kebutuhan
didikan dan
khusus Sesuai kebutuhan
pembinaan
khususnya
 perlindungan

2. Kebutuhan Psikologi

1. Akrab : Sejak anak masih dalam kandungan, orang tua harus menjalin akrab
dengan anak, demikian halnya setelah anak mencapai balita, pengasuh atau
pembimbing harus menjalin akrab dengan anak.
2. Disiplin : Disiplin lebih terkait dengan kebiasaan hidup teratur dan kebiasaan ini
harus dimulai dari orang tua. Misal : meletakan barang pada tempatnya saat
selesai digunakan
3. Hindari Kekerasan
4. Toleransi : Bertoleransi terhadap kesalahan anak. Jangan langsung memarahi saat
dia berbuat salah
5. Menjadi motivator : misalx memotivasi untuk pergi kesekolah. Bukan menyuruh

E. Tahap perkembangan keluarga dengan BALITA

 Keluarga dengan balita


a. Dimulai dengan kelahiran s/d umur 30 bln
b. Orang tua menjalankan peran baru
Peran ini awalnya sulit karena :
 Perasaan ketidak adekuatan menjadi orang tua baru
 Kurangnya bantuan dari keluarga
 Nasehat yang menimbulkan konflik
 Tidur kurang karena anak rewel
 Tugas perkembangan keluarga dengan tahap Childbearing (baru memiliki
anak) :
 Membentuk keluarga muda yang bahagia
 Penyesuaian tugas baru
 Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
 Memperluas persahabatan dengan keluarga besar/teman
 Mendidik anak berdasar agama
 Perlakuan Salah Terhadap Anak yang Sering Ditemukan
F. Perlakuan Salah Terhadap Anak yang Sering Ditemukan

9
1. Melarang anak dalam melakukan sesuatu
2. Mengambul alih tugas anak : cth membuatkan PR anak
3. Terlalu berharap : berharap anak menjadi sesuatu yang hebat
4. Menyerahkan kepada org lain
5. Contoh salah : mislx kebiasaan ortu merokok dan miras dapat saja ditiru anak
6. Melakukan kekerasan
G. Tindakan yg dapat dilakukan
1. Perlakukan Anak sebagai Anak : jgn lihat anak sbg org dewasa kecil, namun
perlakukan sesuai umurx
2. Penuhi Kebutuhan Anak : kebutuhan sprti , kebutuhan makanan dengan gizi yang
berimbang, lingkungan yang sehat dan aman, rasa aman, kondisi kesehatan yang
prima, perasaan "diterima", kebutuhan unuk mengembangkan potensi diri, pengakuan
atas harga diri mereka.
3. Beri Anak Kesempatan : mislx, beri kesempatan ank utk mandiri, dll
4. Bimbing Anak Untuk Membawa Diri
5. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
6. Tanamkan Sikap Jujur
7. Jadilah teladan
H. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Balita
1. Pengkajian
a. Pengkajian pada keluarga :
 Identitas : nama KK, alamat, pekerjaan
 Riwayat dan tahap perkembangan
 Lingkungan : rumah, lingkungan, sistem sosial
 Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota
 Fungsi Keluarga
 Penyebab masalah keluarga dan koping
 Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

b. Pengkajian pada balita :


 Identitas anak
 Riwayat kehamilan, persalinan
 Riwayat kesehatan bayi
 Pertumbuhan dan perkembangan
 Pemeriksaan fisik
 Berapa lama waktu bersama orangtua
 Siapa pengasuh anak
2. Diagnosa Keperawatan
1) Perubahan hubungan keluarga b/d ketidakmampuan keluarga merawat anak
yang sakit
 Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan,
diharapkan hubungan antar sesama
keluarga kembali seperti semula.
2) Hubungan keluarga tidak harmonis b/d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah yang terjadi pada anak
3) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anak b/d
kurangnya pengetahuan mengenai tingkahlaku anak balita, ataupun adanya
penyakit yang diderita anak.
4) Kurang meningkatnya kemandirian anak b/d kurang didikan orang tua
5) Kurang pemeliharaan kesehatan anak yang optimal b/d tingginya aktifitas
orang tua

10
3. Intervensi Dan Implementasi

NO DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI

1. Perubahan Diskusikan tentang Mendiskusikan


hubungan keluarga tugas keluarga tentang tugas
b/d keluarga
ketidakmampuan Rasional :
keluarga merawat Agar angota keluarga
anak yang sakit menyadari apa fungsi
sebenarnya dari
keluarga, terutama
dalam merawat anak.
2. Hubungan keluarga Diskusikan penyebab Mendiskusikan
tidak harmonis b/d ketidakharmonisan penyebab
ketidakmampuan ketidakharmonisan
keluarga mengenal Rasional :
masalah yang Agar hubungan dalam
terjadi pada anak keluarga tidak lagi
renggang, dan agar
keluarga bisa belajar
melihat apa yang
sebenarnya terjadi
pada anak
3. Ketidakmampuan a. Diskusikan dengan a. Mendiskusikan
keluarga mengenal keluarga dengan keluarga
masalah yang bagaimana fase bagaiman fase
terjadi pada anak pertumbuhan anak pertumbuhan
b/d dan tingkah laku anak dan
Kurangnya dari anak-anak tingkah laku
pengetahuan balita anak-anak
mengenai balita.
tingkahlaku anak Rasional : Agar
balita, ataupun keluarga mengerti
adanya penyakit bagaimana proses
yang diderita anak pertumbuhan anak
dan tingkahlaku
mereka yang harus
orang tua mengerti.

b. Ajarkan keluarga b. Mengajarkan


cara-cara dalam cara-cara dalam
mengasuh dan mengasuh anak
mendidik anak dan nmendidik
diusia balita anak diusia
balita.
Rasionalnya : Agar
keluarga mengetahui
bagaimana cara
mengasuh dan
mendidik anak yang

11
baik, sesuai usia anak.

c. Jelaskan kepada c. Menjelaskan


keluarga riwayat kepada keluarga
penyakit yang riwayat
diderita anak penyakita yang
diderita anak
Rasionalnya : Agar
kekuarga
menghindarkan anak
dari penyebab
munculnya penyakit,
dan tau bagaimana
menanggulangi anak
dengan penyakit
tersebut.
4. Kurang a. Identifikasi a. Mengidentifikasi
meningkatnya sumber dukungan sumber dukungan
kemandirian anak yg ada (pengasuh yg ada
b/d kurang didikan anak, didikan
orang tua orang tua,
interaksi anak
dengan dunia lua )
Rasional : Untuk
melihat apa saja yang
membuat anak
menjadi manja.

b. Diskusikan dengan b. Mendiskusikan


orangtua agar dengan orangtua
tetap mendidik agar tetap
anak langsung mendidik anak
dengan cara-cara langsung dengan
keluarga sendiri, cara-cara keluarga
biarpun memiliki sendiri, biarpun
pengasuh anak memiliki
(tidak membiarkan pengasuh anak
anak sepenuhnya (tidak
dirawat oleh membiarkan anak
pengasuh). sepenuhnya
dirawat oleh
Rasional : Agar pengasuh).
keluarga dapat
mengontrol tahap
perkembangan anak
dan mengajarkan
anak untuk mulai
mandiri sesuai
usianya.
c. Diskusikan dengan c. Mendiskusikan
keluarga untuk dengan keluarga
membantu dan untuk membantu
12
membiarkan anak dan membiarkan
bersosialisasi anak
dengan bersosialisasi
lingkungannya. dengan
lingkungannya.
Rasional : Agar anak
bisa bersosialisasi
dengan orang lain,
sehingga bisa lebih
mandiri.
5. Kurang a. Bantu keluarga a. Membantuantu
pemeliharaan mengenali keluarga
kesehatan anak kebutuhan anggota mengenali
yang optimal b/d keluarga kebutuhan
tingginya aktifitas anggota keluarga
orang tua Raional : Agar
keluarga (orangtua)
mengetahui kebutuhan
dari anak, terutama
kesehatan anak.

b. Diskusikan dengan b. Mendiskusikan


keluarga untuk keluarga untuk
tetap membagi tetap membagi
waktu dengan waktu dengan
anak, ditengah anak, ditengah
kesibukan kerja, kesibukan
dll. keluraga, dll.
Rasional : Agar
keluarga dapat tetap
memperhatikan anak
ditengah kesibukan
keluarga

6) Evaluasi
Tanggal d No Dx Evaluasi
7 April 2013 1 S : Keluarga mengatakan bahwa
sudah mengerti bagaimana tugas
dari keluarga.
O : Keluarga dapat menjawab
pertanyaan, tentang tugas dan
peran masing-masing anggota
keluarga, seperti peran ayah dan
ibu.
A : Implementasi yang dilakukan
dengan metode diskusi sudah
dimengerti oleh keluarga,
Hubungan keluarga sudah lebih
dekat
P : -

13
2 S : Keluarga mengatakan penyebab
ketidakharmonisan telah
diselesaikan
O : Keluarga dapat menceritakan
penyebab dari ketidakharmonisan
A : Hubungan antar anggota keluarga
sudah mulai harmonis
P :-

3 S : Keluarga mengatakan,
- sudah mengerti bagaimana fase-
fase pertumbuhan anak, serta
tingkahlakunya
- sudah lebih mengerti cara
Mengasuh balita yang benar.
- Sudah lebih mengerti bagaimana
penyakit yang diderita oleh anak.

O : - Keluarga dapat menjawab pada


fase apa tahap pertumbuhan
anaknya saat ini, serta
bagaimana tingkahlakunya.
- Keluarga dapat menjawab
Pertanyaan mengenai,
bagaimana gejala-gejala yang
akan dialami anak ketika anak
mendapat kembali penyakit
yang diderita.
A : Keluarga sudah dapat menilai
kondisi anak yang sakit dan sudah
dapat melihat masalah yang
terjadi pada anak
P : -
4 S : - Keluarga menjelaskan siapa saja
Yang mendidik anak. Dan
memiliki pengasuh anak
- Keluarga mengatakan akan
mulai mendidik anak sendiri dan
mulai membiarkan anak bermain
diluar rumah dan bersosialisasi
dengan selalu ada pengawasan
O : Keluarga lebih sering mengurus
anak sendiri, dan membiarkan
anak bersosialisasi dengan
lingkungan
A : Anak melakukan sendiri hal-hal
yang dapat dikerjakan sendiri
olehnya.
P :-

14
5 S : - Keluarga mengatakan sudah
mengetahui kebutuhan dari
anaknya, terutama kebutuhan
untuk memperoleh kesehatan.
- Dari sisi ayah mengatakan
belum sepenuhnya bisa
membagi waktu bersama anak,
karena sibuk dengan urusan
pekerjaan
O : Sang ibu mulai memperhatikan
kesehatan anak mulai dari
menggunting kuku dan
memandikan anak sesuai
waktunya.
A : Kesehatan anak mulai
terpelihara,walaupun kehadiran
utuh dari kedua orangtua dari sisi
ayah belum terwujud.
P : Diskusikan kembali dengan
keluarga untuk tetap membagi
waktu dengan keluarga ditengah
kesibukan orangtua terutama dari
pihak ayah.

3.KELOMPOK 5 : DM
A. Pengertian
Dari berbagai definisi diatas tentang DM dapat diambil kesimpulan bahwa DM
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormonal (dalam hal ini adalah
hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas) dan melibatkan kelainan metabolisme
karbohidrat dimana seseorang tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik, karena proses autoimmune,
dipengaruhi secara genetik dengan gejala yang pada akhirnya menuju tahap perusakan
imunologi sel – sel yang memproduksi insulin.
B. Klasifikasi
1. Diabetes Melitus tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) atau
tipe juvenil.
Ditandai dengan kerusakan insulin dan ketergantungan pada terapi insulin untuk
mempertahankan hidup. kebanyakan terjadi sebelum umur 20 tahun. Pada tipe ini
terjadi destruksi sel beta pankreas dan menjurus ke defisiensi insulin absolut. Mereka
cenderung mengalami komplikasi metabolik akut berupa ketosis dan ketoasidosis.
2. Diabetes Melitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes melitus)
Dikenal dengan maturity concept, dimana tidak terjadi defisiensi insulin secara
absolut melainkan relatif oleh karena gangguan sekresi insulin bersama resistensi
insulinNIDDM dapat berhubungan dengan tingginya kadar insulin yang beredar
dalam darah namun tetap memiliki reseptor insulin dan fungsi post reseptor yang
tidak efektif.

3. Gestational Diabetes Disebut juga DMG atau diabetes melitus gestational.


Yaitu intoleransi glukosa yang timbul selama kehamilan, dimana meningkatnya
hormon – hormon pertumbuhan dan meningkatkan suplai asam amino dan glukosa
pada janin yang mengurangi keefektifitasan insulin.
15
4. Intoleransi glukosa Berhubungan dengan keadaan atau sindroma tertentu.
Yaitu hiperglikemi yang terjadi karena penyakit lain. nikotinat (Long, 1996).

C. Etiologi :
DM dapat disebabkan oleh banyak faktor Noer (1996) menyebutkan bahwa ada 4 penyebab
terjadinya DM, yaitu faktor keturunan, fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang
berkurang, kegemukan atau obesitas, perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan
resistensi insulin.

D. Manifestasi Klinis
Gejala klasik pada DM adalah :
1. Poliuri (banyak buang air kecil), frekuensi buang air kecil meningkat termasuk pada
malam hari.
2. Polidipsi (banyak minum), rasa haus meningkat.
3. Polifagi (banyak makan), rasa lapar meningkat.
4. Gejala lain yang dirasakan penderita
5. Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari.
6. Keletihan.
7. Penglihatan atau pandangan kabur.
8. Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah dan
9. Penurunan kesadaran.

Tanda yang bisa diamati pada penderita DM adalah :


1. Kehilangan berat badan.
2. Luka, goresan lama sembuh.
3. Kaki kesemutan, mati rasa.
4. Infeksi kulit.
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara medis
- Obat Hipoglikemik oral :
a) Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas : Glibenklamida (5mg/tablet).
b) Glibenklamida micronized (5 mg/tablet).
c) Glikasida (80 mg/tablet).
d) Glikuidon (30 mg/tablet).
- Insulin
2. Penatalaksanaan Kperawatan
- Diet : Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang, dengan
komposisi idealnya sekitar 68 % karbohidrat, 20 % lemak dan 12 % protein. :
Kurangi kalori, kurangi lemak, konsumsi karbohidrat komplek, hindari makanan
yang manis, perbanyak konsumsi serat.
- Olahraga
F. Komplikasi
Seperti : Penyakit Ginjal, katarak, neuropati, penyakit jantung koroner, penyumbatan
pembuluh darah otak
G. ASKEP
a. Pengkajian
 Data umum : Nama, umur, alamat, pekerjaan, pendidikan, komposisi keluarga,
tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi, aktivitas rekreasi
keluarga
 Riwayat tahap perkembangan keluarga :
- Tahap perkembangan keluarga saat ini (mislx keluarga lanjut usia)

16
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
- Riwayat keluarga
Riwayat kesehatan keluarga :
- Riwayat keluarga sebelumnya
 Lingkungan :
- Karakteristik rumah: Jenis bangunan, status rumah, atap rumah, ventilasi, cahaya,
penmerangan lantai
- Karakteristik tetangga dan keluarga
- Mobilitas geografis keluarga
- Perkumpulan keluarga dan interaksi dgn masyrakat
 Struktur keluarga: struktur peran, nilai & norma keluarga, pola komunikasi,
struktur kekuatan keluarga
 Fungsi keluarga: fungsi afektif, sosial, fungsi ekonomi, reproduksi dll
 Stres &koping keluarga
 Pemeriksaan fisik : bagian yg diperiksa, TTV, Kepala, leher, dada(paru2
jantung), abdomen, ekstermitas, genitalia
 Pemeriksaan penunjang : tes gula darah
 Terapi : obat ibuprofen, B1, Glibenclamid
 Analisa data :
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS : Resiko shock Kekurangan
Klien mengatakan sering hyperglikemi insulin
kesemutan
Klien mengatakan telapak
kaki sakit transport glukosa
Klien mengatakan sudah menurun
lama tidak periksa kadar
gula.
DO : hiperglikemia
Keluarga Tn.S tidak tahu
resiko dari penyakit DM
TD : 140/80 mmHg
GDA : 280 mg/dl syock
Klien tidak punya
pedoman diet.
Riwayat Diabetes Melitus Ketidak mampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
pada penyakit
diabetes miletus.

4.Kelompok 6: Askep anak prasekolah


A. Pengertian:
Keluarga adlh : Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga. Friedman (1998)
B. Pertumbuhan dan perkembangan
Perkembangan

17
1. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat
mengembangkan pola sosialisasinya.
2. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum,
menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3. Mulai memahami waktu.
4. Penggunaan tangan primer terbentuk.
Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud ) : Fase berkembangan psikoseksual untuk
anak usia sekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang
menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin

C. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah : Masalah kesehatan yang sering muncul
pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan campak.
D. ASKEP (dengan khasus diare )
1. Pengkajian : sama dengan format pengkajian biasa
2. Diagnosa
- Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah
serta intake terbatas (mual).
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
- Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
- Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya
- Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d
pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan
kognitif.
3. Intervensi :
Dx.1 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah
serta intake terbatas (mual)
Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Intervensi
1. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.
2. Pantau intake dan output.
3. Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium
4. Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif
Rasional
1. Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.
2. Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan
kebutuhan cairan pengganti.
3. Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa
4. Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui

Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat
badan
Intervensi
1. Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.
2. Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian
makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan.
3. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet

18
4. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
Rasional
1. Menurunkan kebutuhan metabolic
2. Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan
peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi.
3. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien
memungkinkan.
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
5. Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi
lebih lanjut

Dx.3 : Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.


Tujuan : Nyeri berkurang dengan kriteria tidak terdapat lecet pada perirektal
Intervensi
1. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.
2. Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase
punggung dan kompres hangat abdomen
3. Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan air setelah defekasi dan berikan
perawatan kulit
4. Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi
5. Kaji keluhan nyeri dengan Visual Analog Scale (skala 1-5), perubahan karakteristik
nyeri, petunjuk verbal dan non verbal
Rasional
1. Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri
2. Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan
kemampuan koping
3. Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi
4. Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme
traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis
5. Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya

Dx.4 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.


Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.
Intervensi
1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik
tentang mekanisme koping yang tepat.
2. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien
yang anaknya mengalami masalah yang sama
3. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam
membantu klien.
Rasional
1. Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah
2. Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya
orang yang mengalami masalah yang demikian.
3. Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan

Dx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d
pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
4. Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta
mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
Intervensi

19
1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang
penyakit dan perawatan anaknya.
2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.
3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek
samping yang mungkin timbul
4. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi
Rasional
1. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar
belakang pengetahuan sebelumnya.
2. Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga
klien dan keluarga dalam proses perawatan klien

4.Evaluasi
Dx.1 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta
intake terbatas (mual)
S: klien mengatakan sudah tidak mengeluarkan feses yang berlebihan dan tidak merasa
mual.
O: tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan
seimbang.
A: volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan
P:-

Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
S : klien mengatakan napsu makannya bertambah
O: intake nutrisi klien meningkat, BB meningkat
A:kebutuhan nutrisi terpenuhi
P:-

Dx.3 : Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.


S : klien mengatakan nyerinya berkurang
O: klien tampak sudah tidak meringis
A: nyeri pada klien teratasi
P:-

Dx.4 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.


S : keluarga klien mengatakan cemas berkurang tentang keadaan anaknya.
O: keluarga klien tampak tidak cemas lagi
A: kecemasan keluarga berkurang
P: -

Dx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d
pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
S :keluarga klien mengatakan telah memahami dan mengetahui kondisi anaknya.
O : keluarga klien sudah tidak banyak bertanya tentang kondisi anaknya karena telah
memahaminya
A : pengetahuan keluarga bertambah tentang kondisi anaknya.
P:-

20
5. KELOMPOK 7 : ANAK USIA SEKOLAH

Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah


 Membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Memenuhi kebutuhan yang meningkat
1. Pengertian
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah dasar
sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun
2. Perkembangan Usia Sekolah
- Perkembangan biologis: Saat umur 6-12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm
pertahun untuk tinggi badan dan meningkat 2-3 kg pertahun untuk berat badan.
Anak laki2 cenderung kurus tinggi, anak perempuan gemuk
- Perkembangan psikososial : Menurut freud, perkembangan psikoseksualnya
digolongkan dalam fase laten, Dalam tahap ini, anak cenderung membina
hubungan yang erat dan akrap dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang
gambar seks yang dilihat
- Menurut Erickson : Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai
keterampilan yang bersifat teknologi dan social, memiliki keinginan untuk mandiri,
dan berupaya menyelesaikan tugas,
- Temperamen
- Perkembangan kognitif : Menurut peaget, usian ini berada dalam tahap operasional
konkrit, yaitu anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan
simbol.
- Perkembangan moral : Pada tahap ini, anak mulai belajar peraturan-peraturan yang
berlaku, menerim peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan
yang telah diterimanya. Mencoba bersikap konsekuen
- Perkembangan spiritual : Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka sehingga
cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.
- Perkembangan bahasa : Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang
berasal dari berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media.
Mendengar pengucapan yg benar, dan melakukannya
- Perkembangan sosial : mulai ada teman
- Perkembangan Seksual :
- Perkembangan konsep diri
- Bermain
3. Masalah Anak Usia Sekolah
 Bahaya fisik : Penyakit, Kegemukan, Kecelakaan, Kecanggungan,
Kesederhanaan
 Bahaya Psikologis: Bahaya dalam berbicara, Bahaya emosi, Bahaya bermain,
Bahaya dalam konsep diri, Bahaya moral, Bahaya yang menyangkut minat,
Bahaya dalam penggolongan peran seks, Bahaya dalam perkembangan
kepribadian, Bahaya hubungan keluarga
4. Moral
Lingkungan pembentuk moral : lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan
teman sebaya
Pentingnya Sosialisasi nilai-nilai moral : Anak-anak sulit menentukan pilihan nilai yang
terbaik, akibat dari pengaruh teman sebaya. Dalam hal ini jika pendidikan nilai moral ingin
berhasil, kita perlu mengajarkan secara langsung kepada anak dengan memberi keteladanan
yang nyata.

21
5. ASKEP
a. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
 Identitas anak
 Riwayat kehamilan dan persalinan
 Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
 Kebiasaan saat ini
 Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini
 Pemeriksaan fisik
3. Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK)
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan KK
4. Pendidikan KK
5. Komposisi keluarga
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
8. Agama
9. Status sosial ekonomi keluarga
10. Aktivitas rekreasi keluarga
4. Riwayat
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
5. Data Lingkungan :
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
6. Struktur keluarga : Struktur peran , Nilai atau norma keluarga, Pola
komunikasi keluarga, Struktur kekuatan keluarga
7. Fungsi Keluarga : Fungsi ekonomi, Fungsi mendapatkan status sosial, Fungsi
pendidikan, Fungsi sosialisasi, Fungsi pemenuhan (perawatan atau
pemeliharaan) kesehatan, Fungsi religius, Fungsi rekreasi, Fungsi reproduksi,
Fungsi afeksi
8. Stres dan koping keluarga : Stressor jangka pendek dan panjanm, Kemampuan
keluarga berespon terhadap stressor, Strategi koping yang digunakan

22
b. Diagnosa

NO Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. Menurunnya atau Anak mau kembali a. Beri penjelasan pada
berkurangnya minat bersekolah anak tentang
anak masuk sekolah pentingnya sekolah.
berhubungan dengan b. Anjurkan orang tua
banyaknya tugas yang untuk menemani anak
dibebankan. belajar.
c. Anjurkan orang tua
untuk memberikan
hukuman jika anak
tidak mau belajar dan
memberikan pujian jika
anak mau belajar.

a. Anjurkan orang tua


2. Ketidakberdayaan Anak mau belajar
untuk menemani anak
mengerjakan tugas sendiri di rumah.
belajar.
sekolah berhubungan
b. Anjurkan orang tua
dengan anak sulit
bekerjasama dengan
menangkap pelajaran
anak untuk membuat
yang diberikan.
jadwal belajar.

c. Anjurkan orang tua


untuk memasukkan
anak di program
bimbingan belajar.
3. Mudah atau sering Emosi anak
marah berhubungan menjadi stabil a. Beri penjelasan pada
dengan terlalu sering anak tentang bahaya
dimarahi orang tua marah – marah
atau guru karena (misalnya dapat
membolos. menyakiti perasaan

23
c. D orang tua, perasaan
i
yang tidak
a
g menyenangkan, dll).
n
b. Berikan penjelasan
o
s pada anak tentang
a
manfaat sekolah
(misalnya dengan
belajar di sekolah dapat
menjadikan pintar,
dapat belajar bersama
teman – teman, dll)
c. Anjurkan anak untuk
mematuhi perintah
orang tua atau guru.
d. Anjurkan anak untuk
rajin masuk sekolah.

c.Evaluasi
Evaluasi berdasarkan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang
telah diterapkan sebelumnya. Saat evaluasi perawat hendaknya selalu memberi
kesempatan keluarga untuk menilai keberhasilannya, kemudian diarahkan sesuai
dengan tugas keluarga di bidang kesehatan.

24

Anda mungkin juga menyukai