KELUARGA
1
Konflik pemilihan teman atau pacar
Konflik pemilihan jurusan atau program studi
3. Konflik dengan saudara kandung
D. POLA ASUH ORANG TUA
Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan
anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Bersikap realistis
terhadap kemampuan anak, tidak berharap lebih, memberikan kebebasan untuk
memilih & melakukan tindakan, dan melakukan pendekatan dengan hangat.
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti,
biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. cenderung memaksa,
memerintah, menghukum.
Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup. cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak
sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan, namun bersikap hangat
sehingga disukai anak
Perilaku terkontrol
Remaja butuh perubahan dalam hidupnya
Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa bertanya
Fantasi
Membantu mengembangkan berpikir fantasi yang kreatif
Aktivitas gerak
G. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
• Identitas
• Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
• Lingkungan
• Struktur keluarga
• Fungsi keluarga
• Penyebab masalah keluarga dan koping yang dilakukan keluarga
• Status kesehatan sekarang dan masa lalu
• Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
• Pola aktivitas dan latihan
• Pola nutrisi
2
• Pola eliminasi
• Pola istirahat
• Pola kognitif persepsual
• Pola toleransi stress/koping
• Pola seksualitas dan reproduksi
• Pola peran dan hubungan
• Pola nilai dan keyakinan
• Penampilan umum
• Perilaku selama wawancara
• Pola komunikasi dan pola asuh orang tua
• Kemampuan interaksi
• Stresor jangka pendek dan jangka panjang
III. Evaluasi
- Koping individu efektif
- Perilaku konstruktif
- Tidak terjadi depresi
- Nutrisi terpenuhi
- Tidak terjadi cedera
G. Study Khasus
An.A berusia 16 tahun, SMA kelas 1, anak dari Tn.M (42 tahun) dan Ny.P (39 tahun)
merupakan anak yang riang, ceria, dan sopan terhadap guru. Awalnya, An.A berprestasi
dan sering mendapatkan penghargaan atas prestasinya. Tetapi, belakangan ini prestasinya
menurun drastis. Hal ini disebabkan karena terpengaruh oleh pergaulan bebas diluar
sekolahnya. Selain itu, pertengkaran antara kedua orang tuanya menjadikan An.A tidak
betah di rumah. Sehingga anak tersebut menggunakan napza tanpa sepengetahuan orang
tuanya dan akhirnya ia menjadi pecandu narkoba. Setelah An.A menggunakan napza jenis
ganja, sikap An.A berubah menjadi sering bolos sekolah, pemarah, malas serta sering
bertengkar dengan teman-temannya di sekolah.
3
Setelah Tn.M mengetahui anaknya menjadi pecandu narkoba dari teman sebayanya
dan mendapatkan narkoba jenis ganja di kamar anaknya maka Tn.M dan Ny.P
menanyakan alasan anaknya menggunakan napza jenis ganja. Anak itu mengatakan
kepada orang tuanya bahwa dia tidak senang karena orang tuanya sering bertengkar, ia
tidak mendapat perhatian dari kedua orang tuanya, dan disekolahnya ia tidak memiliki
banyak teman, bahkan sering diejek teman-teman disekolahnya dan dibilang kutu buku.
Hal-hal ini menyebabkan An.A sering menyendiri dan mencari pergaulan di luar sekolah.
Karena menggunakan napza maka kondisi fisik anak Tn.M menjadi kurus, pucat, lemas,
dan malas makan. Setelah dinasehati oleh kedua orang tuanya, An.A menyesali semua
perbuatnnya dan mengatakan ingin berubah.
4
Mempertahankan keinginanya.
D. Kebutuhan Balita
Kebutuhan Fisik Anak Balita
Kebutuhan fisik anak balita menurut rentang usia dapat dilihat dari matriks berikut ini:
SIKLUS/USIA KEBUTUHAN
NO JENIS LAYANAN
ANAK ESSENSIAL
Pemberian makanan
a. Asupan gizi bergizi seimbang
Janin dalam seimbang Suplementasi gizi
1. kandungan mikro
sampai lahir
b. Janin tumbuh Pelayanan pemeriksaan
kembang secara kehamilan
5
normal Stimulasi janin dalam
kandungan
Penyuluhan tentang
konsep diri ibu hamil
Imunisasi TT
c. Pencegahan dan
Pencegahan penyakit
pengobatan
menular lainnya
penyakit
Pengobatan
d. Asuhan persalinan
Pertolongan persalinan
Pemeriksaan
kesehatan
e. Asuhan bayi baru Penanganan
lahir penyakit
Injeksi vitamin K1
Pemberian salep
mata
Perawatan tali
pusar
Menjaga bayi tetap
hangat
Inisiasi menyusui
dini
Pemberian ASI
ekslusif
a. Asupan gizi
Pemberian
seimbang
makanan bergizi
seimbang bagi ibu
Suplementasi gizi
mikro bagi ibu
Pencatatan berat
2. Bayi 0-28 hari dan panjang lahir
Manajemen
terpadu bayi muda
b. Asuhan Bayi baru (MTBM) yang
lahir mencakup antara
lain:
o Pemeriksaan
kesehatan
o Penanganan
penyakit
6
o Injeksi vitamin
K1
o Pemberian
salep mata
o Perawatan tali
pusar
o Menjaga bayi
tetap hangat
c. Pencegahan penyakit
Pemberian Imunisasi
d. Tumbuh kembang
Stimulasi tumbuh
normal
kembang
e. Akte kelahiran Pencatatan kelahiran &
penerbitan akte kelahiran
Pemberian ASI ekslusif
untuk bayi usia 1-6 bulan
Pemberian makanan
bergizi dan Suplementasi
gizi makro kepada ibu
Pemberian ASI untuk usia
a. Asupan gizi 6-24 bulan
Bayi 1 – 24 Pemberian makanan
3 seimbang
bulan pendamping ASI (MP-
ASI) mulai usia 6 bulan
Pemberian makanan
keluarga bergizi seimbang
untuk anak usia 1 tahun
keatas
Pemberian zat gizi mikro
mulai usia 6 bulan
Penimbangan setiap bulan
Stimulasi dini
Penyuluhan stimulasi
tumbuh kembang bagi ibu,
b. Tumbuh kembang
keluarga, dan pengasuh
normal
lainnya
Deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang
(DIDTK)
Imunisasi lengkap
sebelum usia 1 tahun
c. Pencegahan dan Manajemen terpadu balita
pengobatan penyakit sakit (MTBS)
Perawatan balita gizi
buruk
Pencegahan penyakit
7
menular.
Pemberian makanan
dengan gizi seimbang
a. Asupan gizi
(family food)
seimbang
Fortifikasi /suplementasi
zat gizi mikro sampai usia
5 tahun
Penimbangan balita setiap
bulan sampai usia 5 tahun
Penyuluhan stimulasi
b. Tumbuh
tumbuh kembang bagi ibu,
kembang
keluarga, dan pengasuh
normal
lainnya
Deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang
(DIDTK)
Imunisasi booster
Manajemen terpadu balita
c. Pencegahan
sakit (MTBS)
dan pengobatan
Perawatan balita gizi
penyakit
buruk
Pencegahan penyakit
menular lainnya
Anak 2-6
4 Pendidikan dini melalui
tahun
pemberian rangsangan
pendidikan sesuai tahap
perkembangan dan potensi
anak mencakup:
d. Pengembangan
kecerdasan Pengembangan
jamak: sensori motor,
Verbal/bahasa Pengembangan
Matematik/lo main peran,
gika pengembangan
Spasial main
Kinestetik pembangunan.
Musik Bimbingan
Interpersonal keagamaan sesuai
Intrapersonal sesuai usia anak.
Naturalis Bimbingan belajar
Spiritual sambil bermain
bagi anak usia 3 –
4 tahun untuk
memenuhi hak
anak atas
pendidikan.
8
Penerimaan dan
kasih sayang
Pemeliharaan, perawatan,
Pemeliharaan dan
Janin sampai 6 bimbingan, pendidikan,
perawatan.
tahun yang pembinaan dan
Asuhan,
mempunyai perlindungan
bimbingan,
kebutuhan
didikan dan
khusus Sesuai kebutuhan
pembinaan
khususnya
perlindungan
2. Kebutuhan Psikologi
1. Akrab : Sejak anak masih dalam kandungan, orang tua harus menjalin akrab
dengan anak, demikian halnya setelah anak mencapai balita, pengasuh atau
pembimbing harus menjalin akrab dengan anak.
2. Disiplin : Disiplin lebih terkait dengan kebiasaan hidup teratur dan kebiasaan ini
harus dimulai dari orang tua. Misal : meletakan barang pada tempatnya saat
selesai digunakan
3. Hindari Kekerasan
4. Toleransi : Bertoleransi terhadap kesalahan anak. Jangan langsung memarahi saat
dia berbuat salah
5. Menjadi motivator : misalx memotivasi untuk pergi kesekolah. Bukan menyuruh
9
1. Melarang anak dalam melakukan sesuatu
2. Mengambul alih tugas anak : cth membuatkan PR anak
3. Terlalu berharap : berharap anak menjadi sesuatu yang hebat
4. Menyerahkan kepada org lain
5. Contoh salah : mislx kebiasaan ortu merokok dan miras dapat saja ditiru anak
6. Melakukan kekerasan
G. Tindakan yg dapat dilakukan
1. Perlakukan Anak sebagai Anak : jgn lihat anak sbg org dewasa kecil, namun
perlakukan sesuai umurx
2. Penuhi Kebutuhan Anak : kebutuhan sprti , kebutuhan makanan dengan gizi yang
berimbang, lingkungan yang sehat dan aman, rasa aman, kondisi kesehatan yang
prima, perasaan "diterima", kebutuhan unuk mengembangkan potensi diri, pengakuan
atas harga diri mereka.
3. Beri Anak Kesempatan : mislx, beri kesempatan ank utk mandiri, dll
4. Bimbing Anak Untuk Membawa Diri
5. Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
6. Tanamkan Sikap Jujur
7. Jadilah teladan
H. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Balita
1. Pengkajian
a. Pengkajian pada keluarga :
Identitas : nama KK, alamat, pekerjaan
Riwayat dan tahap perkembangan
Lingkungan : rumah, lingkungan, sistem sosial
Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota
Fungsi Keluarga
Penyebab masalah keluarga dan koping
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
10
3. Intervensi Dan Implementasi
11
baik, sesuai usia anak.
6) Evaluasi
Tanggal d No Dx Evaluasi
7 April 2013 1 S : Keluarga mengatakan bahwa
sudah mengerti bagaimana tugas
dari keluarga.
O : Keluarga dapat menjawab
pertanyaan, tentang tugas dan
peran masing-masing anggota
keluarga, seperti peran ayah dan
ibu.
A : Implementasi yang dilakukan
dengan metode diskusi sudah
dimengerti oleh keluarga,
Hubungan keluarga sudah lebih
dekat
P : -
13
2 S : Keluarga mengatakan penyebab
ketidakharmonisan telah
diselesaikan
O : Keluarga dapat menceritakan
penyebab dari ketidakharmonisan
A : Hubungan antar anggota keluarga
sudah mulai harmonis
P :-
3 S : Keluarga mengatakan,
- sudah mengerti bagaimana fase-
fase pertumbuhan anak, serta
tingkahlakunya
- sudah lebih mengerti cara
Mengasuh balita yang benar.
- Sudah lebih mengerti bagaimana
penyakit yang diderita oleh anak.
14
5 S : - Keluarga mengatakan sudah
mengetahui kebutuhan dari
anaknya, terutama kebutuhan
untuk memperoleh kesehatan.
- Dari sisi ayah mengatakan
belum sepenuhnya bisa
membagi waktu bersama anak,
karena sibuk dengan urusan
pekerjaan
O : Sang ibu mulai memperhatikan
kesehatan anak mulai dari
menggunting kuku dan
memandikan anak sesuai
waktunya.
A : Kesehatan anak mulai
terpelihara,walaupun kehadiran
utuh dari kedua orangtua dari sisi
ayah belum terwujud.
P : Diskusikan kembali dengan
keluarga untuk tetap membagi
waktu dengan keluarga ditengah
kesibukan orangtua terutama dari
pihak ayah.
3.KELOMPOK 5 : DM
A. Pengertian
Dari berbagai definisi diatas tentang DM dapat diambil kesimpulan bahwa DM
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan hormonal (dalam hal ini adalah
hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas) dan melibatkan kelainan metabolisme
karbohidrat dimana seseorang tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi dengan baik, karena proses autoimmune,
dipengaruhi secara genetik dengan gejala yang pada akhirnya menuju tahap perusakan
imunologi sel – sel yang memproduksi insulin.
B. Klasifikasi
1. Diabetes Melitus tipe I atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) atau
tipe juvenil.
Ditandai dengan kerusakan insulin dan ketergantungan pada terapi insulin untuk
mempertahankan hidup. kebanyakan terjadi sebelum umur 20 tahun. Pada tipe ini
terjadi destruksi sel beta pankreas dan menjurus ke defisiensi insulin absolut. Mereka
cenderung mengalami komplikasi metabolik akut berupa ketosis dan ketoasidosis.
2. Diabetes Melitus tipe II atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes melitus)
Dikenal dengan maturity concept, dimana tidak terjadi defisiensi insulin secara
absolut melainkan relatif oleh karena gangguan sekresi insulin bersama resistensi
insulinNIDDM dapat berhubungan dengan tingginya kadar insulin yang beredar
dalam darah namun tetap memiliki reseptor insulin dan fungsi post reseptor yang
tidak efektif.
C. Etiologi :
DM dapat disebabkan oleh banyak faktor Noer (1996) menyebutkan bahwa ada 4 penyebab
terjadinya DM, yaitu faktor keturunan, fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang
berkurang, kegemukan atau obesitas, perubahan karena usia lanjut berhubungan dengan
resistensi insulin.
D. Manifestasi Klinis
Gejala klasik pada DM adalah :
1. Poliuri (banyak buang air kecil), frekuensi buang air kecil meningkat termasuk pada
malam hari.
2. Polidipsi (banyak minum), rasa haus meningkat.
3. Polifagi (banyak makan), rasa lapar meningkat.
4. Gejala lain yang dirasakan penderita
5. Kelemahan atau rasa lemah sepanjang hari.
6. Keletihan.
7. Penglihatan atau pandangan kabur.
8. Pada keadaan ketoasidosis akan menyebabkan mual, muntah dan
9. Penurunan kesadaran.
16
- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
- Riwayat keluarga
Riwayat kesehatan keluarga :
- Riwayat keluarga sebelumnya
Lingkungan :
- Karakteristik rumah: Jenis bangunan, status rumah, atap rumah, ventilasi, cahaya,
penmerangan lantai
- Karakteristik tetangga dan keluarga
- Mobilitas geografis keluarga
- Perkumpulan keluarga dan interaksi dgn masyrakat
Struktur keluarga: struktur peran, nilai & norma keluarga, pola komunikasi,
struktur kekuatan keluarga
Fungsi keluarga: fungsi afektif, sosial, fungsi ekonomi, reproduksi dll
Stres &koping keluarga
Pemeriksaan fisik : bagian yg diperiksa, TTV, Kepala, leher, dada(paru2
jantung), abdomen, ekstermitas, genitalia
Pemeriksaan penunjang : tes gula darah
Terapi : obat ibuprofen, B1, Glibenclamid
Analisa data :
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 DS : Resiko shock Kekurangan
Klien mengatakan sering hyperglikemi insulin
kesemutan
Klien mengatakan telapak
kaki sakit transport glukosa
Klien mengatakan sudah menurun
lama tidak periksa kadar
gula.
DO : hiperglikemia
Keluarga Tn.S tidak tahu
resiko dari penyakit DM
TD : 140/80 mmHg
GDA : 280 mg/dl syock
Klien tidak punya
pedoman diet.
Riwayat Diabetes Melitus Ketidak mampuan
keluarga mengenal
masalah kesehatan
pada penyakit
diabetes miletus.
17
1. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat
mengembangkan pola sosialisasinya.
2. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum,
menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3. Mulai memahami waktu.
4. Penggunaan tangan primer terbentuk.
Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud ) : Fase berkembangan psikoseksual untuk
anak usia sekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang
menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin
C. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah : Masalah kesehatan yang sering muncul
pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air, difteri, dan campak.
D. ASKEP (dengan khasus diare )
1. Pengkajian : sama dengan format pengkajian biasa
2. Diagnosa
- Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah
serta intake terbatas (mual).
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
- Nyeri (akut) b.d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.
- Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya
- Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d
pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan
kognitif.
3. Intervensi :
Dx.1 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah
serta intake terbatas (mual)
Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Intervensi
1. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.
2. Pantau intake dan output.
3. Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium
4. Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif
Rasional
1. Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.
2. Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan
kebutuhan cairan pengganti.
3. Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa
4. Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui
Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan berat
badan
Intervensi
1. Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.
2. Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian
makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan.
3. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet
18
4. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi
Rasional
1. Menurunkan kebutuhan metabolic
2. Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan
peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi.
3. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien
memungkinkan.
4. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
5. Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi
lebih lanjut
Dx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d
pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
4. Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta
mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.
Intervensi
19
1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang
penyakit dan perawatan anaknya.
2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.
3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek
samping yang mungkin timbul
4. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi
Rasional
1. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar
belakang pengetahuan sebelumnya.
2. Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga
klien dan keluarga dalam proses perawatan klien
4.Evaluasi
Dx.1 Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta
intake terbatas (mual)
S: klien mengatakan sudah tidak mengeluarkan feses yang berlebihan dan tidak merasa
mual.
O: tanda-tanda dehidrasi tidak ada, mukosa mulut dan bibir lembab, balan cairan
seimbang.
A: volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan
P:-
Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan
peningkatan peristaltik usus.
S : klien mengatakan napsu makannya bertambah
O: intake nutrisi klien meningkat, BB meningkat
A:kebutuhan nutrisi terpenuhi
P:-
Dx.5 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d
pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
S :keluarga klien mengatakan telah memahami dan mengetahui kondisi anaknya.
O : keluarga klien sudah tidak banyak bertanya tentang kondisi anaknya karena telah
memahaminya
A : pengetahuan keluarga bertambah tentang kondisi anaknya.
P:-
20
5. KELOMPOK 7 : ANAK USIA SEKOLAH
21
5. ASKEP
a. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
Identitas anak
Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
Kebiasaan saat ini
Pertumbuhan dan perkembangannya saat ini
Pemeriksaan fisik
3. Data Umum
1. Kepala Keluarga (KK)
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan KK
4. Pendidikan KK
5. Komposisi keluarga
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
8. Agama
9. Status sosial ekonomi keluarga
10. Aktivitas rekreasi keluarga
4. Riwayat
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
5. Data Lingkungan :
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Sistem pendukung keluarga
6. Struktur keluarga : Struktur peran , Nilai atau norma keluarga, Pola
komunikasi keluarga, Struktur kekuatan keluarga
7. Fungsi Keluarga : Fungsi ekonomi, Fungsi mendapatkan status sosial, Fungsi
pendidikan, Fungsi sosialisasi, Fungsi pemenuhan (perawatan atau
pemeliharaan) kesehatan, Fungsi religius, Fungsi rekreasi, Fungsi reproduksi,
Fungsi afeksi
8. Stres dan koping keluarga : Stressor jangka pendek dan panjanm, Kemampuan
keluarga berespon terhadap stressor, Strategi koping yang digunakan
22
b. Diagnosa
23
c. D orang tua, perasaan
i
yang tidak
a
g menyenangkan, dll).
n
b. Berikan penjelasan
o
s pada anak tentang
a
manfaat sekolah
(misalnya dengan
belajar di sekolah dapat
menjadikan pintar,
dapat belajar bersama
teman – teman, dll)
c. Anjurkan anak untuk
mematuhi perintah
orang tua atau guru.
d. Anjurkan anak untuk
rajin masuk sekolah.
c.Evaluasi
Evaluasi berdasarkan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan kriteria hasil yang
telah diterapkan sebelumnya. Saat evaluasi perawat hendaknya selalu memberi
kesempatan keluarga untuk menilai keberhasilannya, kemudian diarahkan sesuai
dengan tugas keluarga di bidang kesehatan.
24