Anda di halaman 1dari 8

PELAYANAN IMUNISASI

No. Dokumen :

SPO No. Revisi :

Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS

Pengertian suatu upaya untuk menimbulkan/ meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Tujuan sebagai acuan dalam pelayanan imunisasi bagi bayi, balita dan anak sekolah di
Posyandu, Polindes, Pustu, Puskesmas, Rumah Sakit, maupun di Sekolah.
Sedangkan ruang lingkup SOP ini meliputi pelayanan imunisasi bagi bayi, balita
dan anak sekolah, serta Wanita Usia Subur (WUS)

Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Batu Anam nomor /SPO/BA/2/PIB/2016

Referensi Permenkes no 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi

Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi Dinas Kesehatan Simalungun tahu 2017

Macam Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun, yaitu:
imunisasi
1. HB O pada bayi baru lahir
2. Bacillus Calmette Guerin (BCG);
3. Diphtheria PertusisTetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria
Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-
Hib);
4. Polio; dan
5. Campak.
Imunisasi lanjutan
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan yang diberikan pada
anak usia bawah tiga tahun (Batita); anak usia sekolah dasar; dan wanita usia
subur.
Jenis imunisasi lanjutan yang diberikan yaitu:
 Pada anak usia bawah tiga tahun (Batita) terdiri atas Diphtheria Pertusis
Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau Diphtheria Pertusis Tetanus-Hepatitis
B-Hemophilus Influenza type B (DPT-HB-Hib) dan Campak.
 Pada anak usia sekolah dasar diberikan pada Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS) yaitu Diphtheria Tetanus (DT), Campak, dan Tetanus
diphteria (Td).
 Pada wanita usia subur berupa Tetanus Toxoid (TT).
Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling berisiko
terkena penyakit sesuai kajian epidemiologis pada periode waktu tertentu
(imunisasi ini tidak menghapuskan kewajiban pemberian imunisasi rutin.
Imunisasi khusus
Imunisasi khusus merupakan kegiatan imunisasi yang dilaksanakan untuk
melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu, seperti
persiapan keberangkatan calon jemaah haji/umroh, persiapan perjalanan menuju
negara endemis penyakit tertentu dan kondisi kejadian luar biasa. Sedangkan jenis
imunisasi khusus antara lain imunisasi Meningitis Meningokokus, demam
kuning, dan Anti Rabies (VAR).

ALAT DAN 1. Termos/Vaksin carrier


BAHAN
2. Cool Pack / Kotak dingin cair
3. Vaksin, Pelarut dan penetes (dropper)
4. Alat suntik
5. Safety box (kotak pengaman)
6. Pemotong/kikir ampul pelarut
7. Formulir
8. Kapas dan wadah
9. Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dan lainnya)
10. Alat tulis (kertas, pensil dan pena)
11. Kartu-kartu Imunisasi (KMS, kartu TT)
12. Buku register bayi dan WUS
13. Tempat sampah
14. Sabun untuk cuci tangan

Prosedur kerja Prosedur Pengeluaran vaksin dan pelarut dari lemari es


1. Sebelum membuka lemari es, tentukan seberapa banyak vial vaksin yang
dibutuhkan untuk pelayanan.
2. Catat suhu di dalam lemari es.
3. Pilih dan keluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan untuk
VVM dan tanggal kedaluarsa (EEFO, FIFO).
Prosedur pemeriksaan keamanan vaksin

Sebelum melakukan imunisasi, kita harus yakin bahwa vaksin telah aman untuk
diberikan, dengan prosedur sebagai berikut:

1. Periksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, jangan gunkan
vaksin atau pelarut tersebut.
2. Periksa alat pemantau botol vaksin (VVM). Jika vaksin sudah masuk
kriteria C dan D jangan dipergunakan.
3. Periksa tanggal kadaluarsa, jangan gunakan vaksin dan pelarut jika tanggal
kadaluarsa telah lewat.
4. Periksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika indikator ini
menunjukkan adanya pembekuan atau anda menduga bahwa vaksin yang
sensitif beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT, HepB, DTP-HepB ) telah
membeku, anda sebaiknya melakukates kocok.

Penyiapan Tempat Pelayanan Imunisasi

Beberapa persyaratan ruangan pelayanan imunisasi yang menetap (fasilitas


pelayanan kesehatan),antaralain:
• Mudahdiakses
• Tidak terkena langsung oleh sinar matahari, hujan atau debu;
• Cukup tenang
Sedangkan syarat tempat pelayanan imunisasi lapangan (outreach)
• Jika di dalam gedung maka harus cukup terang dan cukup ventilasi.
• Jika di tempat terbuka dan di dalam cuaca yang panas, tempat itu harus teduh.

Dalam mengatur tempat imunisasi, kita juga harus memperhatikan beberapa hal
berikut:

1. Pintu masuk terpisah dari pintu keluar sehingga orang-orang dapat masuk
dan keluar dari pelayanan dengan lebih cepat dan mudah;
2. Tempat menunggu bersih, nyaman dan dalam cuaca yang panas tidak
terkena sinar matahari;
3. Mengatur letak meja dan menyiapkan perlengkapan yang diperlukan
4. Melaksanakan kegiatan system 5 meja yaitu pelayanan terpadu yang
lengkap yang memberikan pelayanan 5 program (KB, KIA, Diare,
Imunisasi dan Gizi);
5. Jumlah orang yang ada di tempat imunisasi atau tempat lain dibatasi
sehingga tidak penuh sesak;
6. Segala sesuatu yang anda perlukan berada dalam jangkauan atau dekat
dengan meja imunisasi anda.

Unit terkait
1. KIA
2. FARMASI
3. KB
4. GIZI

SOP IMUNISASI DPT

No. Dokumen
No. Revisi
SPO Tanggal Terbit
Halaman

PEMERINTAH
Tujuan DPT agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Dipteri, Pertusis,
Tetanus dan Hepatitis B
Ruang lingkup Semua pasien yang akan melakukan imunisasi DPT di Posyandu pada anak
berumur 2-11 bln

Petugas terampil a. Dokter


b. Bidan
c. Perawat

Alat dan bahan a. Vaksin DPT


b. Spuit disposible
c. Kapas alkohol

Langkah kerja 1. Petugas mencuci tangan


2. Pastikan vaksin yang akan di gunakan
3. Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan)
jumlah suntikan 3x untuk imunisasi DPT.
4. Ambil 0,5 cc vaksin DPT
5. Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas steril (air panas)
6. Suntikan secara intra muskuler (im)
7. Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang panas akibat DPT,
berikan obat penurun panas / antipiretik kepada ibu anak
tersebut.
8. Anjurkan kompres hangan di lokasi penyuntikan.
9. Rapikan alat-alat
10. Petugas mencuci tangan
11. Mencatat dalam buku

Indikator kerja Mendapatkan hasil yang tepat dan benar

Unit terkait 1. KIA


2. GIZI

SOP IMUNISASI POLIO

No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

Halaman

PEMERINTAH
Nama pekerjaan Pemberian Imunisasi polio

Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya
tahan terhadap penyakit polio

Ruang lingkup Imunisasi polio diberikan pada bayi mulai umur 0 – 11 bulan dalam ruang
lingkup Posyandu dan 0 – 59 bulan untuk kegiatan Pekan Imunisasi Nasional
(PIN)
Imunisasi polio di Puskesmas diberikan sampai 4 kali dengan selang waktu 1
bulan

Petugas terampil a. Dokter


b. Bidan
c. Perawat

Alat dan bahan a. Pinset


b. Vaksin polio dan pipet

Langkah kerja a. Petugas mencuci tangan


b. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (perhatikan nomor ,
kadaluarsa dan vvm )
c. Buka tutup vaksin dengan menggunakan pinset / gunting kecil
d. Pasang pipet diatas botol vaksin
e. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
f. Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetes
g. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang
diimunisasi
h. Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi
penetesan
i. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin tetap
dalam kondisi steril
j. Rapikan Alat
k. Petugas mencui tangan

Indikator kerja Mendapatkan hasil yang tepat dan benar

Unit terkait 1. KIA


2. GIZI

SOP IMUNISASI BCG

No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

Halaman
PEMERINTAH

Nama Pekerjaan Pemberian Imunisasi BCG

Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG )
agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC)

Ruang lingkup Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit pelayanan KIA pada anak
berumur 0-11 bulan

Petugas terampil a. Dokter


b. Bidan
c. Perawat

Uraian Umum a.Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh mycrobacterium


tuberkulosa
b.Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam

Alat dan bahan Alat : Tidak ada


Bahan :
a. Vaksin BCG
b. Pelarut vaksin
c. Spuit disposible 0,05 cc
d. Disposibel 5 cc untuk melarutkan
e. Kapas steril (air panas)
f. Kartu imunisasi

Langkah kerja a. Petugas mencuci tangan


b. Pastikan vaksin dan spuit yang akan di gunakan
c. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul ( 4 cc )
d. Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan pada
orang tua anak tersebut
e. Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan tadi
f. Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi air bersih,
jangan menggunakan alkohol / desinfektan sebab akan merusak
vaksin tersebut
g. Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan atas
(tepatnya pada insertio musculus deltoideus) secara intrakutan
(ic) / dibawah kulit
h. Rapikan alat-alat
i. Petugas mencuci tangan
j. Mencatat dalam buku
Indikator kerja Mendapatkan hasil yang tepat dan benar

Unit terkait 1. KIA


2. GIZI

SOP IMUNISASI CAMPAK

No. Dokumen

No. Revisi

SPO Tanggal Terbit

Halaman

PEMERINTAH

Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian imunmsasi campak agar anak mempunyai daya
tahan terhad penyakit campak

Ruang lingkup Semua pasien yang akan di imunisasi BCG di unit pelayanan statis pada anak
berumur kurang dari 2 bulan

Petugas terampil a. Dokter


b. Bidan
c. Perawat

Alat dan bahan a. Pinset


b Disposible spuit
c Vaksin Pelarut
Langkah kerja a. Petugas mencuci tangan
b. Pastikan vaksin dalam keadaan baik
c. Buka tutup vaksin denggunakan Pinset
d. Larutkan dengan cairan pelarut campak yang sudah ada (5 cc)
e. Pastikan umur anak tepat untuk di imunisasi campak (9 bulan)
f. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi
g. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas steril (air
panas).
h. Suntikan secara sub (sc)
i. Rapikan alat
j. Cuci tangan petugas

Indikator kerja Mendapatkan hasil yang tepat dan benar

Unit terkait 1. KIA


2. GIZI

Anda mungkin juga menyukai