Tes Verbal
Untuk No.1-5 carilah kata yang berlawanan arti (antonim)
1. Landai
A. Datar
B. Curam
C. Sedang
D. Luas
E. Lapang
2. Enmity
A. Permusuhan
B. Hubungan
C. Pertengkaran
D. Amity
E. Perseteruan
3. Konvergen
A. Bercabang
B. Memusat
C. Pusat
D. Arah
E. Cekung
4. Konveks
A. Cembung
B. Bundar
C. Kompleks
D. Sederhana
E. Cekung
5. Eternal
A. Abadi
B. Selamanya
C. Seterusnya
D. Fana
1
E. Lama
Tes Numerik
2
D. 4 7 11
E. 5 6 13
Kunci Jawaban :
1. B
2. D
3. A
4. E
5. D
6. A
7. B
8. E
9. B
10. A
Sekapur Sirih
3
Dewasa ini pelaksanakan suatu aktivitas yang sesuai dengan bidangnya akan memerlukan
pengakuan oleh lembaga yang memiliki wewenang untuk menguji dan menerbitkan
sertifikatnya, dan berlaku juga bagi seorang dosen.
Beragam dosen memiliki latar belakang kultur dan pendidikan yang berbeda pula seperti :
lulusan perguruan tinggi dalam negeri / luar negeri, lulusan perguruan tinggi teknik dan
non teknik, lulusan perguruan tinggi terakreditasi A sampai dengan C, dan lain-lain.
Berdasarkan data dosen yang disertifikasi (Gelombang-1 2014): Dari 6036 DYS yang telah
memiliki akun di Serdos, sebanyak 1435 orang DYS tidak menyelesaikan penyusunan
portofolionya (belum diajukan PTU), dari 4601 DYS yang telah diajukan oleh PTU,
sebanyak 177 DYS tidak dapat diajukan untuk penilaian oleh PTPS karena Skor TKBI
atau Skor TKDA tidak lengkap, dan bermasalah dengan status “dosen tetap” di PDPT.
Terkadang salah dalam memaknai ‘lulus sertifikasi’, pada saat sertifikasi dilakukan maka
dosen akan berupaya untuk mengubah behaviour agar dapat dinilai baik oleh rekan
sejawat, atasan, mahasiswa, dan diri sendiri, eh-eh-eh setelah lulus sertifikasi kembali ke
behaviour asalnya. Adanya juga yang lupa akan tugas, tanggung-jawab, dan
wewenangnya sebagai dosen karena ‘merasa’ sudah senior, terlalu lama duduk di bangku
struktural, alergi terhadap kritikan-kritikan yang masuk. Memang hal tersebut tidak bisa
disalahkan karena belum ada yang mengatur pengukuran kinerja secara kontinyu dan
berkesinambungan seperti pola sertifikasi dosen.
Ketika budaya santun dalam berkomunikasi lewat media masa secara perlahan telah
menyurut, hampir di setiap group FB yang saya menjadi anggota di dalamnya (termasuk
beberapa diantaranya group dosen) sering terjadi pertentangan / silang pendapat yang
mengarah ke arah perpecahan dan saling menyinggung terkait berita politik (walaupun
mungkin hal ini dianggap sebagai suatu selingan/hiburan semata). Rasanya, tergerak hati
ini untuk mengetahui apa yang menjadi penyebabnya jika dikaitkan dengan pelaksanaan
sistem pendidikan di Indonesia (walaupun bukan tujuan utama dalam penulisan ini).
Seorang dosen merupakan bagian masukan (input) pada proses Tridharma PT yang
melakukan tiga aktivitas penting di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat, untuk menghasilkan suatu luaran (output) yang terukur. Tentunya untuk
menjalankan semuanya itu akan memerlukan kompetensi minimal yang harus dimiliki
oleh seorang dosen. Dan kompetensi tersebut harus dipelajari, diulang-ulang sampai
menjadi suatu kebiasaan, dan lebih dalam lagi akan masuk ke alam bawah sadar kita
sehingga merupakan refleksi / renspons atas suatu kejadian (sehingga terpancarlah inner
beauty).
Dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk membangun negara
tercinta Indonesia lewat pendidikan, dan dengan saling hormat-menghormati dan
menghargai prinsip-prinsip dasar di dalam masyarakat kita, serta mengenyampingkan
4
perbedaan pendapat / pandangan yang bukan prinsip untuk mencegah perpecahan. Hasil
dari metoda pendidikan yang dulu diterapkan adalah kita-kita sekarang ini sebagai salah
satu contoh produknya, yang belum mengenal istilah sertifikasi dosen, dan dengan
ditetapkannya sertifikasi dosen dewasa ini, semoga hasilnya akan membawa perubahan
signifikan pada bangsa yang kita cintai ini dan mungkin hasilnya daru dapat kita rasakan
setelah 10-20 tahun kedepan.
I. LATAR BELAKANG
Sebelum tulisan ini dipaparkan, ada baiknya kita mencermati apa-apa yang menjadi
pembicaraan di Rubik Suara Anda pada ‘Portal Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen Tahun
2016” (http://serdos.dikti.go.id/). Beberapa diantaranya saya rekam dan dapat saya paparkan
dalam bentuk grafik berikut :
Gambar- 1 Distribusi Suara Anda di Portal Sertifikasi Pendidik untuk Dosen Tahun 2016
5
Distribusi tersebut diperoleh melalui 130 komentar dosen yang diklasifikasan menjadi 30
jenis kelompok pendapat, untuk memudahkan penafsirannya saya mempersempit lagi
menjadi 8 kelompok besar yang terkait atas: system perangkat lunak, tentang asesor, tips dari
peserta dosen lainnya, cara menggunakan perangkat lunak, edit terhadap data isian yang
sudah divalidasi, aktivitas setelah kelulusan, masalah server, dan lain-lain.
Gambar- 2 Klasifikasi Suara Dosen di Portal Sertifikasi Pendidik untuk Dosen Tahun 2016
Berdasarkan informasi yang diperoleh (kebun serdos/Bapak Fitra Jaya), Monitoring secara
nasional, khusus DYS dari kopertis 09 yang lengkap portofolionya, diajukan oleh PTU-09
(status menuggu proses PTPS) sejumlah 321 DYS (43,20 %) dari 743 DYS di Sesi II. Hal
tersebut diakibatkan ketidaklengkapan ataupun kesalahan selama proses pengisian data awal /
portofolio DYS.
Untuk mengetahui penyebab yang mengakibatkan DYS tidak lulus sertifikasi dosen, maka
dapat dilihat dari data penyebab ketidaklulusan DYS tahun 2014 di Indonesia (Slide
Sosialisasi Serdos 2015) :
6
Gambar- 3 Penyebab Ketidaklulusan Sertifikasi Dosen DYS 2014
7
ketidakjelasan bagi DYS tentang proses Serdos itu sendiri, baik dalam segi teknis
maupun substantif.
Dan hasil evaluasi Sesi-1 ditunjukkan bahwa : Dari 6036 DYS yang telah memiliki akun di
Serdos, sebanyak 1435 orang DYS TIDAK MENYELESAIKAN penyusunan portofolionya
(belum diajukan PTU), Dari 4601 DYS yang telah diajukan oleh PTU, sebanyak 177 DYS
tidak dapat diajukan untuk penilaian oleh PTPS karena Skor TKBI atau Skor TKDA tidak
lengkap, dan bermasalah dengan status “DOSEN TETAP” di PDPT.
Berdasarkan beberapa data yang dipaparkan tersebut saya mencoba untuk memaparkan suatu
metoda yang berisi langkah-langkah persiapan yang sebaiknya dilakukan oleh calon peserta
sertifikasi dosen (DYS) berikut apa-apa saja yang harus dipersiapkan sejak jauh hari sebelum
proses sertifikasi dilakukan.
Meskipun buku pedoman, buku panduan, slide sosialisai telah tersedia dengan cukup banyak
dan dapat diunduh dengan mudah, saya mencoba akan memaparkannya dengan sesuatu cara
yang berbeda namun tetap mengacu kepada sumber-sumber referensi tersebut, ditambah
suatu pengalaman tak berhingga yang saya peroleh dari Kanda Fitra Jaya (Dosen UMI dan
Staff di Kopertis Wilayah 9 Makassar) pada saat dilakukannya sosialisasi sertifikasi dosen
dan juga berkomunikasi lewat ‘medsos’. Tentunya, saya tidak dapat membalas segala ilmu
yang telah diberikan kepada saya selain memanjatkan doa untuk beliau agar keluarganya
diberkahi, dimudahkan urusannya, dimudahkan rizkinya, dipanjangkan umurnya, dan diberi
kesehatan.
Selain itu, pada tulisan ini terdapat link (tautan) terkait dengan contoh soal untuk membantu
DYS lainnya dalam mempersiapkan TKBI (Tes Kemampuan Bahasa Inggris) dan TKDA
(Tes Kemampuan Dasar Alami).
Sebelum sertifikasi dosen dilakukan, suatu hal yang penting bagi dosen untuk memahami
apa yang disebut dengan BKD (Beban Kerja Dosen), yang setiap semester direncanakan dan
dilaporkan ke PDPT-Data Dosen. Perlu dicatat juga, bahwa pelaporan BKD tidak hanya
dilakukan secara normatif saja (memenuhi jumlah 12-16 SKS saja) namun lebih ditekankan
pada perencanaan awal sebelum semester berjalan yang dibuat oleh dosen yang bersangkutan
dan ditetapkan oleh Prodi. Dosen dan Prodi akan diajarkan bagaimana cara merencanakan
suatu beban, melakukan pemantauan, dan pengendaliannya, termasuk di dalamnya rekaman
dokumen yang menyertainya. Pelaksanaan beberapa bidang kinerja ini (Pendidikan,
Pengabdian pada masyarakat, Penelitian, dan Penunjang) akan menjadi dasar dalam
penyusunan portofolio pada sertifikasi dosen. DYS harus mengetahui dan memahami
8
indikator-indikator di setiap bidang tersebut, mengarsipkan apa-apa saja yang telah dilakukan
terkait dengannya sehingga akan memudahkan pengisian portofolio.
Inti dari pelaksanaan sertifikasi dosen adalah untuk memastikan bahwa seorang dosen harus
memenuhi 4 buah kompetensi di bidang : pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian
pada saat melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi (aktivias bidang kinerja pada BKD) .
Untuk menguji keempat jenis kompetensi tersebut dibuatlah suatu metoda pengukuran
dengan jalan penyusunan portofolio yang terdiri atas penilaian: 1) persepsional, 2) deskripsi
diri, 3) jabatan/kepangkatan akademik-jenjang pendidikan tertinggi-golongan
ruang/kepangkatan, 4) kemampuan berbahasa inggris, 5) kemampuan test potensi akademik-
dan/atau sertifikat AA-dan/atau sertifikat PEKERTI.
Variabel 3), 4), dan 5), dapat diketahui secara langsung melalui tabel atau setelah test
dilakukan. Sifat skor perlu waktu lama untuk perbaikannya dan terkait dengan beberapa
regulasi dalam sertifikasi dosen.
Variable 1) dan 2), merupakan variable pengendali yang dapat diupayakan semaksimal
mungkin hasilnya, umumnya dapat dipersiapkan dalam waktu yang sangat lama sebelum
batas akhir pengumpulan portfolio, bahkan sebelum DYS disertifikasi.
9
lainnya, sehingga pada saat menyusunnya dapat digunakan beberapa contoh pengalaman
yang sama untuk setiap komponen dalam satu unsur (sehingga terlihat kontinyuitas dan
keterkaitannya).
Peserta dinyatakan lulus jika nilai gabungan (NGB) > 4.00. Perlu strategi untuk
mendapatkan nilai kelulusan berdasarkan NGB, yang diurutkan sebagai berikut :
NAP: Skor berdasarkan jabatan akademik dan pendidikan tinggi (diperoleh langsung
dari tabel).
NKP: Skor berdasarkan golongan (diperoleh langsung dari tabel).
NBI: Skor Test Bahasa Inggris (contoh oleh PLTI)
NPA: Skor Test Potensi Akademik (contoh oleh PLTI)
NPS: Skor Persepsional (oleh atasan, sejawat, mahasiswa, DYS)
Kondisi minimum yang harus dipenuhi bagi DYS (Lulusan S2, Asisten ahli, Golongan IIIa),
adalah jika jumlah skor NBI dan NPA sebesar 6 (dapat diperoleh dari komposisi 5&1; 4&2,
3&3, 2&4, 1&5). Andai jumlah skor NBI dan NPA sebesar 5, maka untuk mencapai skor
NGB = 4 akan memerlukan NPS = 7 (nilai fantastis, walaupun belum lulus karena untuk
lulus perlu skor NGB > 4.00).
10
Gambar- 6 Syarat Kelulusan Nilai Gabungan-NGB Sertifikasi Dosen
Nilai persepsional merupakan variable penentu kelulusan yang sifatnya spesifik di NGB.
(Terkadang diasumsikan dapat disetel untuk mencapai syarat NGB walaupun belum tentu
sesuai dengan kenyataan yang ada). Syarat kelulusan untuk NPS (Nilai Persepsional) adalah:
Jangan sampai ada salah satu nilai individu 3 (seperti ditunjukkan pada gambar),
walaupun secara rerata komponen > 4.00 dan rerata total instrument > 4.50.
Nilai rerata komponen > 4.00
Nilai rerata total instrument > 4.50 (katagori sedang / 64,29%)
Seorang dosen yang dinyatakan lulus akan memiliki katagori persepsional sedang atau
tinggi, katagori rendah dipastikan tidak lulus karena tidak memenuhi persyaratan rerata
komponen dan rerata total instrument.
11
Gambar- 7 Syarat Kelulusan Nilai Persepsional-NPS Sertifikasi Dosen
Penilaian deskripsi diri tidak berhubungan dengan nilai Gabungan NGB, dinilai secara
terpisah namun berpengaruh terhadap Penilaian Konsistensi yang memiliki dua elemen
berupa : Hasil penilaian persepsional dan Hasil Penilaian Deskripsi Diri. Dari seluruh elemen
penilaian yang ada di sertifikasi dosen, hanya elemen penilaian Deskripsi Diri ini yang sulit
diprediksi hasilnya, bahkan setelah pengumuman kelulusan diterbitkan, elemen penilaian ini
tidak diketahui pencapaiannya. Kedepannya perlu dipertimbangkan oleh DIKTI agar hasil
dari penilaian diri oleh Asesor dapat diberikan kembali kepada DYS (sebagai bahan masukan
andai DYS dinyatakan tidak lulus, layaknya seorang dosen yang memberikan hasil ujian
kepada mahasiswa yang disertai dengan catatan-catatan perbaikan).
Seorang DYS dinyatakan lulus jika Nilai Akhir deskripsi diri dari kedua asesor (NADD) > 4 ,
yang termasuk ke dalam katagori “Sedang” dengan prosentase 57,14 %. Sehingga sudah
dapat dipastikan jika Nilai NADD tidak boleh berada di katagori rendah, karena pasti tidak
akan lulus.
12
Gambar- 8 Syarat Kelulusan Nilai Deskripsi Diri-NADD Sertifikasi Dosen
Saya melakukan revisi atas status kelulusan nilai konsistensi dengan pernyataan bahwa
penilaian konsistensi ini merupakan validasi terakhir pada kelulusan sertifikasi DYS.
Sehingga sebelum masuk ke penilaian konsistensi, kelulusan pada komponen persepsional
dan deskripsi diri haruslah ditentukan lebih dahulu. Setelah dinyatakan lulus dari komponen
persepsional dan deskripsi diri, barulah penilaian konsistensi dilakukan. Sebagai salah satu
konsekwensinya, maka tabel pada gambar 9-I yang berasal dari buku-2 Tahun 2015 (Buku
Pedoman Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen (Serdos) Terintegrasi, sebaiknya direvisi menjadi
Gambar 9-3. Makna yang terkandung di dalamnya adalah mempersempit rentang katagori
penilaian persepsional dan deskripsi diri. Dengan kata lain, hanya katagori sedang
persepsional dan katagori sedang deskripsi diri, yang akan diteruskan untuk penilaian
berikutnya yaitu penilaian konsistensi, sehingga untuk mendapatkan nilai konsistensi yang
memungkinkan adalah nilai konsistensi sedang atau tinggi.
13
Gambar- 9 Revisi Kelulusan Berdasarkan Penilaian Konsistensi Buku Terintegrasi Serdos 2015
14
2.4. PENGETAHUAN DI BIDANG KOMPUTER DAN KREATIVITAS
2.4.1 Pastikan status kedosenan DYS benar-benar up-to-date di Pangkalan Data Perguruan
Tinggi (PDPT). DYS dapat meminta bantuan kepada administrasi kampus untuk mengecek
apakah persyaratan dosen telah dipenuhi semuanya, seperti : Status kelulusan minimum (S2),
kepangkatan akademik, dosen aktif/sedang tugas belajar, SK in-passing bagi yang baru
menyelesaikan studi lanjutnya. Jika semuanya terpenuhi maka Status DYS akan layak untuk
disertifikasi.
2.4.2 Untuk mempercepat pengisian portofolio dan mempersiapkan dengan matang penulisan
deskripsi diri, maka penulisan dilakukan menggunakan Notepad (.txt document). Untuk
menghitung jumlah kata dapat dilakukan dengan meng-copy dan paste ke MS Word (karena
memiliki fasilitas Word Counting dan memastikan tulisan minimum 150 kata). Tulisan pada
Notepad ini yang kemudian dicopy-paste ke perangkat lunak isian sertifikasi dosen.
2.4.3. Penilaian persepsional dilakukan oleh beberapa PIC terkait dengan user password yang
berbeda-beda, maka sebaiknya pada saat penilaian on line dilakukan menggunakan komputer
yang berbeda (IP address) dan ada jeda waktu pengisian, dan memperhatikan lama waktu
pengisiannya. Hal ini untuk menghindari pendapat bahwa pengisian dilakukan hanya oleh
satu orang saja atau dilakukan dengan jalan berdiskusi.
2.4.4. Beberapa lampiran dibutuhkan dalam bentuk dokumen dengan ekstensi .pdf dan .jpg,
dengan persyaratan ukuran file yang telah ditentukan. Sebaiknya DYS mengetahui cara
mengubah ukuran file yang telah discan sebelum proses upload Jika upload dokumen dalam
bentuk .pdf maka akan memungkinkan satu file yang terdiri atas beberapa lembar dapat
diupload sekaligus. Jika upload file dalam bentuk .jpg (image) maka hanya file yang
berjumlah satu lembar saja yang dapat diupload. Jika jumlah file 2 buah akan diupload, maka
akan terjadi proses penimpaan dokumen (dokumen pertama yang diupload akan terhapus dan
tergantikan oleh upload dokumen yang kedua).
2.4.5. Perangkat lunak serdos menyiapkan juga fasilitas untuk repository-link (untuk
makalah/jurnal/paper) berdasarkan pertemuan ilmiah yang dilakukan. Untuk mengetahui
alamat repository-link, sebaiknya DYS menghubungi panitya seminarnya atau dapat juga
dengan jalan mengetik lengkap judul penelitian di google search. Tautan/link alamat tersebut
dicopy ke format isian serdos, dan kemudian dicek dengan jalan mengkliknya (akan secara
langsung menuju ke alamat yang dimaksud).
2.4.6. Proses unggah/upload dokumen bisa dilakukan dalam waktu sebentar, namun untuk
menampilkan kembali atau melihat hasil dokumen tersebut akan memerlukan waktu yang
tidak sebentar dan dapat memakan waktu 1 hari atau beberapa hari. Contoh kasus yang terjadi
adalah : upload bukti fisik penelitian, upload foto DYS, dan sinkronisasi antara data PLTI
(hasil TKDA & TKBI dengan perangkat lunak serdos). DYS tidak perlu
mengkhawatirkannya, karena hal ini diluar kendali DYS dan panitya pelaksana pun
memakluminya. Termasuk pada saat server-down selama satu hari, maka fihak
penyelenggara akan mengganti waktu tersebut dengan jalan memperpanjang watu batas
pengisian portofolio.
15
2.4.7. Terkadang kreativitas manual dilakukan juga seperti dokumen akhir validasi isian oleh
Pimpinan PT. Pada Serdos Gelombang 2 tahun 2016, download dokumen menghasilkan 2
buah lembar. Setelah approval manual dilakukan, kemudian dilakukan scan dengan extension
.jpg. Upload dokumen ke sistem hanya bisa dalam bentuk .jpg (dan hanya satu lembar saja).
Artinya DYS harus bisa membuat dokumen yang tadinya 2 lembar menjadi 1 lembar. Hal ini
bisa dilakukan menggunakan perangkat lunak adobe, visio, dll. Atau DYS dapat
melakukannya secara manual menggunakan gunting, lem, tip-ex. Kemudian di scan dalam
bentuk extension .jpg (menghasilkan hanya satu lembar), kemudian diupload ke sistem.
16
Gambar- 10 Pengetahuan di Bidang Komputer dan Kreativitas
17
2.5. MEMPERSIAPKAN DESKRIPSI DIRI JAUH HARI SEBELUM PROSES
SERTIFIKASI DOSEN DILAKUKAN
Dapat dikatakan bahwa Deskripsi Diri merupakan jantung penilaian pada sertifikasi dosen.
Identitas diri, penilaian persepsional akan terkait seluruhnya dengan deskripsi diri, dan DYS
akan diuji kemampuannya untuk menyampaikannya dalam bentuk tertulis. Bagi DYS yang
tidak terbiasa untuk menulis, maka tahapan ini merupakan siksaan yang cukup berarti, dan
sering kali terjadi pengulangan kata ataupun kalimat di dalam penyusunannya (termasuk jika
terjadi plagiatisme). Hal ini akan terdeteksi oleh perangkat lunak pemeriksanya, sehingga
boleh jadi kata yang telah diketik berjumlah lebih dari 150 kata, namun pada saat data
disimpan akan terjadi pengurangan (syukur jika pengurangan sampai mencapai jumlah kata
150, namun jika terjadi kurang dari 150 kata maka akan merugikan DYS / terkait dengan skor
yang diberikan oleh asesor. Jangan lupa DYS dapat membuat persiapannya dalam perangkat
lunak MS Notepadàisian serdos (copy-paste). Sebagai langkah antisipanya adalah DYS harus
mempersiapkan beberapa aktivitas yang akan diceritakan sesuai dengan pengalamannya
(jangan hanya satu aktivitas/pengalaman saja). Akan lebih baik, mempersiapkannya dalam
bentuk matriks yang mencantumkan pokok ide yang akan diceritakan pada deskripsi diri.
Matrik dan korelasi antar isian akan dijelaskan secara terpisah pada bagian berikutnya dari
tulisan ini.
Persiapan administratif diakhiri dengan dicetaknya kartu peserta test, dan setelah tes
dilakukan maka hasil tes dapat diketahui secara langsung (pelaksanaannya menggunakan
computer based dan dilakukan secara online)
18
Gambar- 11 Kartu Peserta dan Sertifikat Test TOEP & TKDA
Persiapan untuk melakukan tes TOEP dan TKDA umumnya (seperti yang saya alami) tidak
dapat disiapkan hanya dalam waktu yang singkat, akan memerlukan waktu bulanan dan
tergantung dari kesiapan DYS. Sistem Kebut Semalam atau Sistem Kebut Seminggu akan
mengakibatkan hasil pencapaiannya tidak maksimal, disebabkan varian soalnya yang
beragam. Selain itu, sangat perlu untuk melakukan pengukuran mandiri di dalam latihan soal
secara individu. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana laporan kemajuan
atas upaya yang telah kita lakukan.
Jenis tes yang dilakukan adalah : Listening dan Reading. Sumber latihan dapat berasal dari
buku yang dibeli di toko buku, down load gratis dari internet, ataupun CD yang dapat dibeli
pada provider pelaksana tes TOEFL / TOEP. Bagi saya, latihan terukur dalam orde mingguan
tidak berpengaruh banyak pada kemampuan TOEP saya, seharusnya dilakukan lebih telaten
lagi dalam orde bulanan. Namun, suatu hal spesifik yang saya jumpai adalah, hasil latihan
terukur yang saya lakukan sesuai dengan hasil sertifikasi TOEP yang saya peroleh. Sehingga
dapat saya simpulkan bahwa latihan secara terukur sangat signifikan relasinya terhadap hasil
TOEP. Dan kesimpulan penting lainnya adalah saya perlu belajar banyak lagi secara
terjadwal dan terukur untuk kedepannya.
19
Gambar- 12 Metoda Latihan Test Kemampuan Bahasa Inggris-TOEP
Beberapa tautan berikut dapat diunduh secara langsung dan akan bermanfaat bagi DYS untuk
mempersiapkannya :
20
3.1.2 TIPS PELAKSANAAN TKDA
Jenis tes yang dilakukan adalah : Verbal, Numerical, Figural. Deskripsi test secara jelas dapat
diunduh dengan nama file : Lampiran-4_Deskripsi TKDA-Himpsi di PLTI (Nomor,
Katagori, Kelompok soal, Jumlah soal, dan Waktu pengerjaan). Pada prinsipnya, persiapan
dapat dilakukan secara terjadwal dan terukur juga. Sebaiknya dilatih juga untuk kedua sistem
pengujian, yaitu paper based dan computer based (walaupun metoda pengujian
menggunakan sistem computer based). Semakin sering kita berlatih, umumnya akan semakin
cepat kita mengerjakan soalnya (berpacu dengan waktu), sehingga dapat disimpulkan
semakin beragam jenis soal yang kita kerjakan akan sangat bermanfaat untuk sertifikasi
TKDA. Skor akhir dapat dilihat dari jumlah total jawaban benar di bagi 3 : Verbal 65 (591) +
Numerikal 67 (644) + Figural 70 (701) = 202 : 3 =67à Lihat ke table skala 6.
21
Gambar- 13 Metoda Latihan Test Kemampuan Dasar Alami-TKDA-TPA
Untuk melatih ‘endurance limit’, sebaiknya dicoba untuk mengerjakan soal-soal gabungan
dengan durasi yang lebih lama. Terkadang proses ujian yang cukup lama akan menguras
banyak tenaga dan menurunkan tingkat konsentrasi kita. Kusus jenis soal figural, sebaiknya
dicoba beberapa soal seperti yang tertera pada gambar di bawah karena frekuensi soal
22
tersebut lumayan banyak, dan akan menyulitkan membayangkannya tanpa melakukan latihan
terlebih dahulu.
23
Gambar- 14 Metoda Latihan Test Gabungan Kemampuan Dasar Alami-TKDA-TPA
Beberapa tautan berikut dapat diunduh secara langsung dan akan bermanfaat bagi DYS untuk
mempersiapkannya :
24
Gambar- 15 Pengisian portofolio sertifikasi dosen
Mengingat isian yang dilakukan merupakan upaya untuk menyampaikan apa-apa yang sudah
dilakukan (rekam jejak dalam melakukan tridharma perguruan tinggi), maka hal tersebut akan
bergantung pada sejauh mana arsip yang kita rekam tersedia atau dapat diingat kembali
sesuai dengan dokumen penguat yang ada. Untuk mempermudah pelaksanaan sertifikasi
25
dosen secara keseluruhan, maka suatu langkah yang baik untuk menyiapkan seluruh
persiapan atau dokumen yang diperlukan secara terstruktur dan rapih. Kita tidak ingin
direpotkan dengan bolak-balik mencari data/dokumen yang kurang pada saat pengisian
dilakukan, terlebih jika lokasi dokumen yang dibutuhkan berada pada unit lain di dalam suatu
institusi.
26
Pengisian portofolio akan lebih mudah dilakukan jika DYS membuat checklist terhadap
seluruh data yang akan diisi, termasuk memberikan keterangan apakah diperlukan dokumen
pelengkap yang prosesnya dilakukan dengan jalan diunggah (upload).
Checklist diisi berdasarkan beberapa dokumen pendukung seperti : Surat Keputusan institusi
terkait pelaksanaan tridharma perguruan tinggi; sertifikat pelatihan; sertifikat seminar,
laporan kegiatan; dokumentasi kegiatan dll.
Untuk mempermudah pengisian, saya membuatnya dalam bentuk file excel dan kemudian
mengkopi (Ctrl-C) dan paste (Ctrl-V) di isian portofolio sertifikasi dosen.
Penilaian terhadap deskripsi diri didasari atas pembobotan setiap elemen unsur. PENTING
UNTUK DICATAT bahwa semua elemen dalam unsur penting dan TIDAK BOLEH
DIKOSONGKAN. Namun kita juga diajarkan matematika untuk menentukan urutan prioritas
27
berdasarkan pembobotannya. Kita ingin bahwa di setiap elemen unsur bisa mendapatkan nilai
yang full performance, namun terkadang terkendala berbagai hal, sehingga strategi kita ubah
dengan jalan memberi “perhatian lebih” pada elemen / unsur yang memiliki pembobotan
tinggi.
28
29
Gambar- 18 Prosentase Bobot Penilaian Unsur Deskripsi Diri
Setiap unsur memiliki beberapa elemen, sebagai salah satu contoh adalah Unsur-A
(Pengembangan Kualitas Pembelajaran), yang memiliki 5 buah elemen yaitu: Usaha kreatif,
Dampak perubahan, Disiplin, Keteladanan, Keterbukaan terhadap kritik. Untuk memudahkan
pembuatan deskripsi diri pada unsur A, sebaiknya ada beberapa upaya usaha kreatif yang
dilakukan (beri contohnya minimum 3 buah), dan selanjutnya ketiga contoh tersebut
dijelaskan keterkaitannya terhadap penjelasan elemen-elemen lainnya (jika ditunjukkan ada
korelasinya secara terkait sesuai pengalaman DYS yang ingin diceritakan).
Untuk mempermudah menulis deskripsi diri sebaiknya dibuatkan matrik pokok pikiran
utama. Hal ini akan memudahkan DYS merangkai kata dan memenuhi jumlah minimum kata
sebanyak 150 kata. Dan dalam menentukan pokok pikiran utama akan mengacu pada matriks
penilaian elemennya dan apa-apa yang sudah kita lakukan dan terekam di dalam pelaporan
Beban Kerja Dosen (BKD).
30
Gambar- 20 Matriks pokok pikiran utama isian Deskripsi Diri
31
Gambar- 21 Pengembangan Keprofesionalan Dosen
Maka program ini dapat dilakukan, baik untuk mengikuti sertifikasi (bagi dosen yang belum
menempuh Serdos), mengikuti sertifikasi ulang (bagi dosen yang telah menempuh Serdos
tetapi belum lulus), maupun untuk menjaga dan meningkatkan prefesionalisme (bagi
semua dosen). Kesemuanya itu dilakukan dalam rangka peningkatan profesionalisme/mutu
dosen.
32
kepribadian dan sosial, yang diaplikasikan dalam kegiatan pengajaran, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat.
Pembiasaan melakukan kegiatan itu akan membentuk kemampuan belajar sepanjang hayat.
Batasan
Sub Kompetensi
Batasan
Kemampuan mengenal mahasiswa (karakteristik awal dan latar belakang mahasiswa), ragam
teknik dan metoda pembelajaran, ragam media dan sumber belajar, serta pengelolaan proses
pembelajaran
Sub kompetensi
33
Menguasai ketrampilan dasar mengajar
Melakukan identifikasi karakteristik awal dan latar belakang mahasiswa
Menerapkan beragam teknik dan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik mahasiswa dan tujuan pembelajaran
Memanfaatkan beragam media dan sumber belajar dalam pembelajaran.
Melaksanakan proses pembelajaran yang produktif, kreatif, aktif, efektif, dan
menyenangkan
Mengelola proses pembelajaran
Melakukan interaksi yang bermakna dengan mahasiswa
Memberi bantuan belajar individual sesuai dengan kebutuhan mahasiswa
Batasan
Kemampuan melakukan evaluasi dan refleksi terhadap proses dan hasil belajar dengan
menggunakan alat dan proses penilaian yang shahih dan terpercaya, didasarkan pada prinsip,
strategi, dan prosedur penilaian yang benar, serta mengacu pada tujuan pembelajaran
Sub Kompetensi :
Menguasai standard dan indicator hasil pembelajaran mata kuliah sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Menguasai prinsip, strategi, dan prosedur penilaian pembelajaran.
Mengembangkan beragam instrument penilaian proses dan hasil pembelajaran.
Melakukan penilaian proses dan hasil pembelajaran secara berkelanjutan.
Melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran secara berkelanjutan.
Memberikan umpan balik terhadap hasil belajar mahasiswa.
Menganalisis hasil penilaian pembelajaran dan refleksi proses pembelajaran
Menindaklanjuti hasil penilaian untuk memperbaiki kualitas pembelajaran.
Batasan
Sub Kompetensi
34
5.2.2. KOMPETENSI PROFESIONAL
Batasan
Profesionalisme merupakan sikap yang lahir dari keyakinan terhadap pekerjaan yang
dipegang sebagai sesuatu yang bernilai tinggi sehingga dicintai secara sadar, dan hal itu
nampak dari upaya yang terus menerus dan berkelanjutan dalam melakukan perbaikan yang
tiada hentinya. Jadi kompetensi profesional adalah suatu kemampuan yang tumbuh secara
terpadu dari pengetahuan yang dimiliki tentang bidang ilmu tertentu, ketrampilan
menerapkan pengetahuan yang dikuasai maupun sikap positif yang alamiah untuk
memajukan, memperbaiki dan mengembangkannya secara berkelanjutan, dan disertai tekad
kuat untuk mewujudkan sikap (attitude) dan perilaku (behavior) ke arah menghasilkan
peserta didik yang mempunyai hasrat, tekad, dan kemampuan memajukan profesi yang
berdasarkan ilmu dan teknologi. Dengan sikap dan perilaku, dosen melakukan perbaikan
yang berkelanjutan, meningkatkan efisiensi secara kreatif melalui peningkatan produktivitas
dan optimalisasi pendayagunaan sumber-sumber yang ada di sekitarnya. Penelitian dan
pengembangan merupakan salah satu bentuk proses kreatif dosen dalam memajukan horizon
ilmu pengetahuan dan teknologi yang seyogyanya membawa pengaruh kepada kebudayaan
dan peradaban. Hasil dari penelitian, eksperimen dan pengembangan itu diperkenalkan oleh
dosen kepada masyarakat sebagai bentuk pelayanan pemecahan masalah
masyarakat, peningkatan efisiensi dunia usaha dan industri, serta perbaikan mental
masyarakat yang menunjang pembangunan watak dan kesejahteraan bangsa. Pengabdian
kepada masyarakat merupakan suatu upaya penyebarluasan dan penerapan hasil penelitian
dosen sebagai kegiatan pengembangan untuk memajukan kebudayaan dan peradaban
masyarakat melalui kemajuan teknologi, kiat, ataupun kebijakan yang berdasarkan penelitian
ilmiah yang dilakukan oleh dosen. Melalui kompetensi profesional, dosen secara dinamis
mengembangkan wawasan keilmuan, menghasilkan ilmu, seni, dan teknologi berdasarkan
penelitian, dan menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat dari hasil penelitian, dan
pada akhirnya mengembangkan kebudayaan dan peradaban masyarakat sebagai pemangku
kepentingan.
Sub Kompetensi
Penguasaan dosen terhadap materi pelajaran dalam bidang ilmu tertentu secara luas diartikan
sebagai kemampuan dosen untuk memahami tentang asal usul, perkembangan, hakikat dan
tujuan dari ilmu tersebut. Sementara itu, penguasaan yang mendalam berarti kemampuan
dosen untuk memahami cara dan menemukan ilmu, teknologi dan atau seni, khususnya
tentang bidang ilmu yang diampunya. Selanjutnya, dosen juga mempunyai kemampuan
memahami nilai, makna dan kegunaan ilmu terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan
dalam kehidupan manusia, sehingga mempunyai dampak kepada kebudayaan dan
peradaban. Bersamaan dengan itu keterbatasan serta batasan materi pelajaran, dalam
kaitannya dengan etika ilmu, tradisi dan budaya akademis merupakan yang perlu dikuasai
dosen sebagai landasan moral untuk menghindari kerancuan dan kemudaratan (hazard) yang
mungkin ditimbulkannya. Dengan demikian, penguasaan materi yang luas dan mendalam
dalam suatu bidang ilmu tertentu sangat erat berkaitan dengan filosofi bidang ilmu yang
ditekuni. Dalam hal ini, diharapkan dosen akan menyadari :
35
Pentingnya memiliki pengetahuan yang sangat mendalam dalam suatu bidang
ilmunya, dan terus menerus terpacu untuk mencari lebih banyak pengetahuan yang
berkenan dengan bidang ilmunya.
Pentingnya bergabung dan mengukur diri di dalam kelompok atau asosiasi profesi,
berpartisipasi aktif di dalamnya, sebagai wahana untuk mengembangkan diri secara
profesional.
Pentingnya kemampuan menempatkan diri sebagai seorang yang bertanggungjawab
terhadap perkembangan bidang ilmu dan seninya, dan siap mengambil langkah
inisiasi untuk pengembangan maupun pemecahan masalah.
Kemampuan ini berkaitan dengan pemahaman dan ketrampilan dosen tentang metodologi
ilmiah, rancangan penelitian dan atau percobaan, serta kemampuan mengorganisasikan dan
menyelenggarakan penelitian bidang ilmu dari perumusan masalah, menyusun hipotesis,
perancangan data dan alat yang akan digunakan, serta metoda analisis yang mendasarinya.
Selanjutnya dosen mampu menerapkan rancangan, metode dan analisis tersebut dalam
melaksanakan penelitian, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Akhirnya semua itu dapat
dituliskan dalam suatu laporan yang sistemik, bahkan dapat dikembangkan sebagai bahan
utama dalam menyusun karya ilmiah untuk pertemuan ilmiah dan atau jurnal ilmiah.
Dosen harus mampu mengembangkan hasil penelitian ke dalam bentuk yang dapat diterapkan
untuk kepentingan tertentu, misalnya berupa teknik, kiat, dan kebijakan. Seorang dosen
seyogyanya mempunyai motivasi untuk menyebarluaskan temuan dan hasil penelitiannya itu.
Oleh karena itu kemampuan dalam bidang ilmu teknologi dan/.atau seni yang berdasarkan
penelitian seseorang dapat diukur dari kegiatan kesarjanaan dan menunjukkan kemampuan
yang berkesinambungan dengan ketertarikan yang nyata terhadap kegiatan akademis dan
intelektual. Hal itu Nampak dari berbagai karyanya, antara lain berupa penulis bersama (co-
authorship), serta memberi sumbangan yang bermakna dalam hal-hal kajian dan laporan yang
bersifat kependidikan, makalah kajian telaah atau tinjauan (review), menulis buku ajar atau
sebagai bab dalam suatu buku ajar, melayani kegiatan penyuntingan (editorial),
pendayagunaan media elektronik dalam menyebarkan hasil penelitian, surat kepada
penyunting majalah ilmiah (jorurnal), menyusun bahan silabus berdasarkan hasil
penelitiannya, serta mengelola pertemuan ilmiah khusus dan laboratorium.
Hasil penelitian yang diperoleh lazimnya tak dapat langsung diterapkan melainkan perlu
dikembangkan lagi agar dapat diterapkan di kalangan masyarakat. Untuk itu seorang dosen
yang profesional perlu mempunyai kemampuan untuk melakukan pengembangan sebagai
bagian kelanjutan dari penelitian. Dalam hal ini, dosen diharapkan memiliki kemampuan
melaksanakan rancangan penerapan tersebut baik dalam tingkat percobaan maupun dalam
tingkat penyebaran secara masif. Hasil penerapan selanjutnya harus dapat dinilai oleh dosen
untuk perbaikan lanjutan maupun sebagai bahan penelitian selanjutnya. Evaluasi dua arah
tersebut memainkan peranan penting bagi pengembangan wawasan dan kompetensi dosen
yang bersangkutan, serta mendorong terjadinya perbaikan ke arah optimalisasi dan efisiensi
36
yang memajukan teknologi masyarakat dan berdampak terhadap perkembangan kebudayaan
dan peradaban.
Batasan
Sub Kompetensi
Batasan
Sejumlah nilai, komitmen, dan etika professional yang mempengaruhi semua bentuk perilaku
dosen terhadap mahasiswa, teman sekerja, keluarga dan masyarakat, serta mempengaruhi
motivasi belajar mahasiswa, termasuk pengembangan diri secara professional.
Sub Kompetensi :
VI. PENUTUP
37
Tiada gading yang tak retak, masih ada lagit di atas langit yang kita pandangi setiap hari,
tidaklah cukup jika dedaunan seluruh alam dikumpulkan untuk menjadi kertas, ranting-
ranting pohon di seluruh alam dijadikan pena, dan lautan dijadikan tintanya, untuk
menuliskan ilmuNya yang maha Sempurna. Selain ini, jika pada tulisan ini ada kebaikan
yang terkandung di dalamnya maka hal tersebut berasal dari Allah SWT, dan jika ada
kekurangan atau kesalahan yang kurang berkenan maka hal tersebut murni berasal dari
kekurangan penulis.
Semoga tulisan ini dan beberapa link terkait dapat bermanfaat untuk memajukan kualitas
sumberdaya manusia Indonesia di tengah keberagamannya, di tengah kekayaan alamnya, di
tengah sudut pandang yang bebeda-beda untuk memajukan Bangsa ini.
Tak lupa pula kami berharap agar para pembaca dapat meluangkan sedikit doa untuk
kebaikan bagi keluarga penulis dan ampunan atas kekhilafan yang pernah penulis lakukan.
Terimakasih banyak juga saya sampaikan atas bimbingan Kanda Fitra Jaya atas proses dan
sosialisasi sertifikasi dosen gelombang-2 Tahun 2016 di Kopertis Wilayah 9 Sulawesi Selatan
beserta Tim Pelaksananya. Semoga upayanya dalam sosialisasi sertifikasi dosen mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dariNya, untuk pribadi, keluarga, lingkungan kopertis 9, dan
lingkungan masyarakatnya. Amin.
38
Soroako, 15-November-2016
39