Anda di halaman 1dari 4

Diagnosis Banding

1. Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi peradangan kulit non-imunologik, yaitu

kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses pengenalan/sensitisasi. Penyebab

dermatitis jenis ini adalah pajanan dengan bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan

pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam alkali, dan serbuk kayu.

Kelainan kulit yang terjadi sangat beragam, bergantung pada sifat iritan.Iritan kuat

memberikan gejala akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis.

Penyebab DKI akut adalah iritan kuat, misalnya larutan asam sulfat dan asam hidroklorid

atau basa kuat, misalnya natrium dan kalium hidroksida. Biasanya terjadi karena

kecelakaan ditempat kerja, dan reaksi segera timbul. Intensitas reaksi sebanding dengan

konsentrasi dan lama kontak, serta reaksi terbatas hanya pada tempat kontak. Kulit terasa

pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa eritema edema, bula, mungkin

juga nekrosis. Sedangkan DKI kronik kumulatif merupakan jenis dermatitis kontak yang

paling sering terjadi. Sebagai penyebab ialah kontak berulang dengan iritan lemah

(misalnya deterjen, sabun, pelarut, tanah, bahkan juga air). Kelainan baru terlihat nyata

setelah kontak berlangsung beberapa minggu atau bulan, bahkan bias bertahun-

tahunkemudian. Gejala klasik berupa kulit kering, disertai eritema, skuama, yang lambat

laun kulit menjadi tebal (hyperkeratosis) dengan likenifikasi, yang difus. Bila kontak

terus berlangsung akhirnya kulit dapaat retak seperti luka iris (fisura), misalnya pada kulit

tumit seorang pencuci yang mengalami kontak secara terus menerus dengan deterjen.

Keluhan pasien umumnya rasa gatal atau nyeri karena kulit retak (fisura).
2. Dermatitis Atopic

Dermatitis Atopik (DA) adalah peradangan kulit berupa dermatitis yang kronik residif,

disertai rasa gatal, dan mengenai bagian tubuh tertentu tertentu terutama di wajah pada

bayi (infantile) dan bagian fleksural ekstremitas (padafase anak). Dermatiitis atopic kerap

terjadi pada bayi dan anak, sekitar 50% menghilang pada saat remaja, kadang dapat

menetap,atau bahkan baru muncul saat dewasa. Sampai saat ini etiologic DA dianggap

multifactor, namun pathogenesis yang pasti masih diteliti para pakar.

Dalam praktik sehari-hari dapat digunakan kriteria William guna menetapkan diagnosis

DA, yaitu:

a. Harus ada:

Kulit yang gatal (atau tanda garukan pada anak kecil)

b. Ditambah 3 atau lebih tanda berikut:

 Riwayat perubahan kulit/kering di fosa kubiti, fosa popliteal, bagian

anterior dorsum pedis, atau seputar leher (termasuk kedua pipi anak <10

tahun)

 Riwayat asma atau hay fever pada anak (riwayat atopi pada anak <4 tahun

pada generas-1 dalam keluarga)

 Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun

 Dermatitis fleksural (pipi, dahi, dan paha bagian lateral pada anak <4

tahun)

 Awitan di bawah usia 2 tahun (tidak dinyatakan pada anak <4 tahun)
3. Dermatitis Numularis

Dermatitis numularis adalah peradangan kulit yang bersifat kronis, ditandai dengan lesi

berbentuk mata uang (koin) atau agak lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa

papulovesikel yang biasanya mudah pecah sehingga membasah (oozing).

Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal yang bervariasi dari

ringan sampai berat. Lesi akut berupa plak eritematosa berbentuk koin dengan batas tegas

yang terbentuk dari papul dan papulovesikel yang berkonfluens. Lambat laun vesikel

pecah dan terjadi eksudasi berbentuk pinpoint. Selanjutnya eksudat mongering dan

menjadi krusta kekuningan. Pada tepi plak dapat muncul lesi papulovesikular kecil yang

kemudian berkonfluens dengan plak tersebut sehingga lesi meluas. Diameter plak

biasanya berukuran 1-3 cm, walaupun jarang, lesi denga diameter 10 cm pernah

dilaporkan. Kulit disekitar lesi biasanya normal, namun bias juga kering.

Jumlah lesi dapat hanya satu aatu multiple dan tersebar pada ekstremitas bilateral atau

simetris. Distribusi lesi yang klasik adalah pada aspek ekstensor ekstremitas. Pada

perempuan, ekstremits atas termasuk punggung tangan lebih sering terkena. Selain itu

kelainan dapat pula ditemukan dibadan.

TATA LAKSANA

Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah upaya pencegaha

pajanan ulang dengan alergen penyebab. Umumnya kelainan kulit akan mereda dalam

beberapa hari.

Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendekuntuk mengatasi peradangan pada

DKA akut yang ditandai dengan eritema, edema, vesikel atau bula, serta eksudatif
(madidans), misalnya pemberian prednisone 30 mg/hari. Untuk topical cukup dikompres

dengan larutan garam faal atau larutan asam salisilat 1:1000, atau pemberian

kortikosteroid atau makrolaktam secara topikal.

Anda mungkin juga menyukai