Dehidrasi
Wrap up
Kelompok: B-15
Ketua : Windy Nugraha Pratama 1102010204
Sekretaris : Yushelly Dinda Pratiwi 1102010305
Anggota :
1. 1102010170 : Mohammad Syarif Hidayatullah
2. 1102010204 : Nawar Najla Mastura
3. 1102010188 : Mustika Zeinia Melinda
4. 1102010221 : Prissilma Tania Jonardi
5. 1102010240 : Riezky Trinawati
6. 1102010258 : Rosa Ismasari Hosni Puteri
7. 1102008243 : Siti Masitoh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2010/2011
SKENARIO 1 DEHIDRASI
LI.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan
LO.1.1 Menjelaskan pengertian Larutan dan Cairan
LO.1.2 Menjelaskan Klasifikasi Larutan dan Cairan
LO.1.3 Menjelaskan Fungsi Larutan dan Cairan
LO.1.4.Menjelaskan Distribusi Cairan
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh
LO.2.1 Menjelaskan Kompertemen Cairan Tubuh
LO.2.2 Menjelaskan Presentase Kompertemen Tubuh Berdasarkan Umur dan Gender
LO.2.3 Menjelaskan Perbedaan Kompertemen Cairan Tubuh
LO.2.4 Menjelaskan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan Tubuh
LI.3 Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh (Dehidrasi)
LO.3.1 Menjelaskan Pengertian Dehidrasi
LO.3.2 Menjelaskan Faktor Penyebab Dehidrasi
LO.3.3 Menjelaskan Klasifikasi Dehidrasi
LO.3.4 Menjelaskan Manisfestasi Dehidrasi
LO.3.5 Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Dehidrasi
LO.3.6 Menjelaskan Diagnosi dan Diagnosis Banding
LO.3.7 Menjelaskan Penatalaksanaan Dehidrasi
LI.4 Memahami dan Menjelaskan Dehidrasi Yang terjadi pada Anak
LO.4.1 Menjelaskana Faktor-faktor dehidrasi yang terjadi pada anak
LO.4.2 Menjelaskan Gejala Dehidrasi Yang Terjadi Pada Anak
LO.4.3 Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak
LI.5 Memahami dan Menjelaskan Mengenai mineral:Natrium(Na),Kalium(K),dan Klorida
(Cl) ,Kalsium (Ca)
LO.5.1 Menjelaskan sumber-sumber dan kebutuhan mineral : Natrium (Na),Kalium
(K) Klorida (Cl) .
LO.5.2 Menjelaskan Peranan mineral Natrium (Na),Kalium (K),Klorida (Cl), Kalsium
(Ca) sebagai ko-faktor dalam reaksi enzim.
LO.5.3 Menjelaskan Penyakit bila kelebihan dan kekurangan mineral (Na,K,Cl)dalam
Tubuh
LO.5.4 Menjelaskan Absorbsi, Transport, distribusi, sekresi mineral : Natrium
(Na),Kalium (K),Klorida (Cl) dan Kalsium (Ca).
LI.6 Memahami Gangguan Keseimbangan Elektrolit Dalam Tubuh ( Natrium dan Kalium )
LO.6.1 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Natrium (Na)
LO.6.2 Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Kalium (K)
LI.7 Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam
LO.7.1 Menjelaskan Tata Cara Etika Minum dalam Islam
LI.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan
LO.1.1 Menjelaskan Pengertian Larutan dana Cairan
Definisi Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang
terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (zat pelarut) secara teoritis
berdasarkan definisi larutan makan ada sembilan kemungkinan macam larutan
a. Bila solven : Suatu Cairan
Solute : Gas, zat padat atau cairan lain
b. Bila solven : Suatu Zat padat
Solute : Gas,Cairan atau zat padat lain
c. Bila Solven : Suatu Gas
Solute : Cairan, zat padat atau gas lain
Definisi Cairan
Cairan : Bahan yang langsung mengalire secara alamiah buakn padat atau gas
b. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah
dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < alpha < 1
Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN.H2CO3,H2S dam lain-lain.
Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4 ,PbI2 dan lain-lain
2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak beion)
Tergolong kedalam jenis ini misalnya :
1. Larutan Urea
2. Larutan Sukrosa
3. Larutan Glukosan
4. Larutan Alkohol
Berdasarkan Kemampuan Menyerapnya :
1. Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan
ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran
larutan
2. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult.
Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu :
a. Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran
sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif
dari hukum Roult.
b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran
yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.
Berdasarkan Wjud / Fasanya :
Solvent Solute
No Larutan
Fasa Contoh Fasa Contoh
1 Cair Air Cair Alkohol Spiritus
2 Cair Aseton Gas Asetilen Zat Untuk Las
3 Cair Air Padat Garam Larutan Garam
4 Padat Pd Gas H2 Gas Oven
5 Padat Cd Cair Hg Amalgam Gigi
6 Padat Au Padat Ag Sinsin
7 Gas O2 Gas He Gas Untuk Menyelam
8 Gas Udara Cair Minyak Wangi Spray
9 Gas O2 Padat Naftalen Kamfer
Macam-macam Cairan
a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia. Volumenya
Lebih kurang dari 33 % berat badan (60% air tubuh total).
Kandungan air intrasel lebih banyak dibandingkan ektrasel.
Contoh : Kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion
b. Cairan Ektrasel : Cairan yang terdapat diluar tubuh. Cairan ektrasel terdiri:
Cairan Intersisium atau cairan antar sel yang berada diantara sel
Cairan Intravaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan
bagian air dari plasma darah
Cairan Transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya
cairan otak ( likuor serebropinal), bola mata, sendi.
Cairan ektrasel berperan sebagai :
-Penghantar semua keperluan sel (nutrient, oksigen, baebagai ion, dan
regulator hormon)
-Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah
mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
Contoh Na sebagai Kation, klorida sebagai anion.
LO.1.3 Menjelaskan fungsi larutan dan cairan
Fungsi Larutan:
Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru anatar solute
(zat yang dilarutkan) dan solven ( zat pelarut).
Faktor Faktor yang mempengaruhi kelarutan:
1. Suhu
Makin tinggi suhunya makin besar kelarutannya
2. Sifat solut dan solvent
Berdasarkan polar dan non polarnya seperti hukum “like disolve like”
Suatu solut polar akan larut pada solvent yang polar juga.
3. Tekanan
Gas dalam cair tekanan parsial
Diatur oleh hukum henry
Fungsi Cairan :
a. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
b. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kekurangan cairan,maka darah akan mengental. Hal ini disebankan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
c. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedia cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam
tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan
pernafasan.
d. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kuliat. Kecukupan air
dalam tubuh berguna untuk menjaga kelambaban, kelembutan dan elastisitas
akibat pengarus suhu udara dari luar tubuh.
e. Pencernaan
Pencernaan air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim melalau sel-sel tubuh. Konsumsi air yang
cukup akan membantu kerja sistem pencernaan didalam usus besar karena gerakan
usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
f. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basa dalam
bekerja memasukkan oksigen kedalam sel-sel tubuhn dan memompa
karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan
nafas kekaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang
dihembuskan pada kaca.
g. Sendi dan Otot
Cairan tubuh melindungin dan melumasi gerakan sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air
dengan cukup selama beraktifitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan
kelelahan.
h. Pemulihan Penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Kompertemen Cairan Tubuh
LO 2.1 Menjelaskan kompartemen cairan tubuh
2. Kompartemen ekstrasel
Cairan ekstrasel terdiri atas:
1.cairan interstisium/cairan antar sel yang berada diantara sel sel
2. cairan intravaskular,yang berada dalam pembuluh darah
3. cairan tran-sel,yang berada dalam rongga rongga khusus misalnya cairan
otak, bola mata,sendi.Jumlah cairan trans-sel relatif sedikit
Terapi diarahkan dengan kadar elektrolit serum (periksa setiap hari), terutama kadar
Na:
Tinggi > mmol/L – infus dekstrosa 5%
Rendah akut 120-132 mmol/L-infus salin fisiologis
Hati-hati: banyak pasien dengan hiponatremia tidak mengalami kehilangan cairan dan
akan diperburuk dengan pemberian salin, misalnya pada gagal jantung, penyakit hati, SIADH
(syndrome of inappropiate antidiuretic hormone secretion). Perlu hati-hati dalam
memberikan salin pada pasien dengan kadar natrium yang sangat menurun, yaitu < 115
mmol/L, terutama jika di bawah pengaruh alkohol atau menderita malnutrisi, hal tersebut
dapat memicu mielinosis pons sentral (sindro batang otak yang berat dan ireversibel)
Natrium fisiologis: 2 liter salin fisiologis diberikan untuk setiap liter dekstrosa
5%.
Pada terapi penggantian cairan yang berlangsung lama, nutrisi juga harus
diberikan. Jangan memberikan kalium, karena darah sudah mengandung
kalium, kecuali jika kadarnya memang rendah < 3,5 mmol/L.
1. Dehidrasi ringan
Pada dehidrasi ringan jarang terjadi gejala yang signifikan pada anak,
sehingga biasanya anak baru merasakan kondisi patologis dehidrasi
pada tahapan dehidrasi sedang. Pada tahapan dehidrasi ringan tubuh juga
kehilangan cairan mencapai 5 % bb. Serta perkiraan defisit cairan berkisar
antara 30-50 ml/kg sehingga dianjurkan agar anak banyak minum air
sehingga tidak berlanjut pada dehidrasi sedang
2. Dehidrasi sedang
Pada dehidrasi sedang sudah terlihat tanda patologis pada anak, sehingga
terjadi perubahan kondisi fisik yang signifikan, diantaranya:
- Anak menan
- gis tanpa air mata
- Mulut dan bibir kering
- Jika tubuh kekurangan cairan, hampir seluruh tubuh akan menjadi
kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian mulut dan bibir yang
kering.
- Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan
5%-10% berat badan
- Lihat ubun ubun nya bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya
kemungkinan besar merupakan dehidrasi
- Jarang buang air kecil(BAK) waspadai jika air seni yang keluar sangat
sedikit dan berwarna gelap.
- Mata anak tampak cekung dan seakan tergenanang dan seakan terbenam
- Tidak bergairah, lemas,dan selalu mengantuk seperti: hanya tergolek di
tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti
- Perkiraan defisit cairan 69-90 ml/kg
- Kulit tampak pucat,kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan
cobalah mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami
dehidrasi, setelah dicubit kulitnya tidak akan cepat kembali normal.
- Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh samapi 38 derajat C bahkan
lebih
3. Dehidrasi berat
Pada dehidrasi berat tubuh kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan
Selain itu pada tahapan ini keadaan anak juga semakin kritis sehingga
dibutuhkan perawatan intensif serta dibutuhkan terapi rehidrasi parenteral
melalui infus. Berikut merupakan gejala dehidrasi berat:
- Kesadaran anak menurun,napas cepat, denyut jantung meningkat, hilang
kesadaran. Hal ini karena cairan yang sanagt dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh berkurang maka seluruh sistem kerja organ tubuh
menjadi terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna
- Pengeluaran cairan semakin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh,
yakni bisa mencapai 200-250 cc/kg berat badan dalam sehari. Kondisi
ini membuat berat badan anak turun secara drastis yaitu lebih dari 10%
bb asalnya.
- Tangan dan kaki yang dingin dan lembab.
- Ketidakmampuan untuk minum.
- Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan.
- Jika menangis tidak ada air mata.
- Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut.
- Berkurangnya volume air seni.
LO.4.3 Menjelaskan Penanganan Dehidrasi pada Anak
- Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (gangguan
distribusi air dalam tubuh dan di tingkatkan kekurangan cairan, yang dapat
membantu dalam menentukan terapi cairan yang akan diberikan)
- Berdasarkan kadar iodium serum, anak-anak mengalami:
a. Dehidrasi isotonik (130-150 mg/L)
b. Dehidrasi hipertonik (>150 mg/L)
c. Dehidrasi hipotonik (<130 mg/L)
- Tingkat keparahan dehiodrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang
hilang atau presentase kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi:
2. Kalium (k)
Sumber :jeruk,pisang,hati sapi,daging sapi, brokoli,ayam, daging anak kerbau.
Kadar normal: 3,5-5 mEg/L
Fungsi: kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi Keseimbangan
Asam
Basa dan tekanan osmotik,penting umtuk metabolisme ,penting dalam biosintesis
protein ,penting pada fungsi saraf dan otot.
Kelebihan: hiprerkalemia
Kekurangan : hipokalemia
Eksresi:di pengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks
Adrenal.Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu di iltrasi oleh
glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus .
Absorpsi : pada usus halus
Distribusi Kalium dalam tubuh
Cairan/jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L
Seluruh tubuh 200 50
Plasma 20 5
Sel 440 112
Jaringan otot 250-400
Jaringan saraf 530
3 . Klorida ( Cl)
Sumber : garam dapur
Kadar normal:96- 106 mEg/L
Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga Keseimbangan cairan dan
Elektrolit ,mengatur tekanan osmotik ,peranan khusus dalam darah
Karena Fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam
hidroklorida dalam
Getah lambung .
Kelebihan :hiperkloremik
Kekurangan : hipokloremik
Eksresi : tergantung oleh natrium , jika tubuh banyak Kehilangan natrium
tubuhpun
Akan kehilangan Klor.Tetapi ,Klor juga dapaat lebih banyak hilang
pada saat kehilangan Cairan lambung oleh muntah- muntah atau pada
obstruksi pilorus atau pada duodenum
Distribusi Klorida dalam tubuh
Cairan spinal 40
Natrium (Na):
Berguna menjaga keseimbangan asam basa tubuh, membantu
mempertahankan tekanan osmosa darah, mengantar impuls saraf,mempertahankan
aktivitas sel, meregulasi membran sel, dan sebagai penyerap serta pembawa zat gizi
Kalium (K):
Peranan kalium bersama-sama dengan klorida membantu menjaga tekanan
osmotik dalam cairan intraseluler, dan sebagian terikat dengan protein. Kalium juga
membantu mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan
asam piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat. Kalium mudah sekali diserap
tubuh; diperkirakan 90% dari yang dicerna akan diserap dalam usus kecil
Klorida (Cl):
Ion klorida mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk memecah pati
yang dikonsumsi.
Kalsium (Ca):
Peranan kalsium dalam tubuh membantu membentuk tulang dan gigi,
mengatur proses biologis dalam tubuh dll
2. Kalium
Eksresi :dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas
korteks adrenal. Di usus, disekresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi
oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus.
Absorbsi terjadi pada usus halus
Distribusi kalium dalam tubuh :
Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L
Seluruh darah 200 50
Plasma 20 6
Sel 440 112
Jaringan otot 250 - 400
Jaringan saraf 530
3. Klorida
Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium,
maka tubuh pun akan kehilangan klorida. Tetapi klorida juga dapat lebih
banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah – muntah
atau pada obstruksi pilorus atau duodenum.
Distribusi klorida dalam tubuh :
Cairan atau jaringan Mg/dl atau 100 gr mEq/L
Seluruh darah 250 70
Plasma atau serum 365 103
Sel 190 53
Cairan spinal 440 124
Jaringan otot 40
Jaringan saraf 171
HIPOKALEMIA
Hipokalemia terjadi karena kehilangan kalium dari tubuh. Perubahan pada
kadar kalium serum menunjukkan perubahan pada kalium CES, bukan selalu
perubahan pada kadar total tubuh.
Pengkajian
1. Tanda dan gejala: Keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau
kendur, mual, muntah, ileus, parestesia, peningkatan efek digitalis, penurunan
konsentrasi urine (mis: poliuria).
2. Pengkajian fisik: Penurunan bising usus karena kelemahan otot polos, nadi
lemah dan tak teratur, penurunan refleks, dan penurunan tonus otot.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kalium serum: <3,5 mEq/L
2. Gas darah arteri: Dapat menunjukkan alkalosis metabolik (peningkatan pH
dan HCO3-)
3. Elektrokardiogram (EKG): Depresi sekmen-ST, gelombang T datar,
adannya gelombang U, disritmia ventrikel.
Hipokalemia menimbulkan efek digitalis. EKG dapat menunjukkan tanda
toksisitas digitalis meskipun serum normal.
Penatalaksanaan Kolaboratif
1. Pengobatan penyebab dasar
2. Penggantian kalium: Baik melalui mulut (PO) (melalui penungkatan
masukan diet atau obat) atau IV. Dosis umum adalah 40-80 mEq/hari dalam
dosis yang dibagi-bagi. Kalium IV diperlukan bila hipokalemia berat atau
pasien tak mampu menggunakan kalium per oral. Kalium IV tidak boleh
diberikan pada kecepatan >10-20 mEq/jam atau konsentrasi >30-40 mEq/L
kecuali hipokalemia berat, karena ini dapat mengakibatkan hiperkalemia yang
mengancam hidup. Bila kalium diberikan melalui jalur perifer, kecepatan
pemberian perlu dikurangi untuk mencegah iritasi pembuluh darah. Pasien
menerima 10-20 mEq/jam harus pada pemantau jantung kontinu. Terjadi
gelombang T datar menunjukkan adanya hiperkalemia dan memerlukan
perhatian dokter segera.
3. Diuretik pengikat kalium: Dapat diberikan pada suplemen kalium oral.
4. Penggantian garam kalium klorida: Dapat digunakan untuk masukan
tambahan kalium (satu sendok teh = 60 mEq kalium klorida).
Pola nafas tak efektif yang berhubungan dengan kelemahan atau paralisis
otot-otot pernafasan sekunder terhadap hipokalemia berat (kalium <2-2,5 mEq/L)
Hasil yang diharapkan: Pasien mempunyai pola nafas efektif dibuktikan
oleh kedalaman, pola, dan kecepatan normal 12-20 nafas/menit.
1. Bila pasien menunjukkan tanda hipokalemia memburuk, waspadai bahwa
hipokalemia berat dapat menimbulkan kelemahan otot-otot pernafasan,
mengakibatkan pernafasan dangkal dan akhirnya, apnea dan henti nafas. Kaji
karakter frekuensi dan kedalaman pernafasan. Waspadakan dokter dengan
segera bila pernafasan menjadi cepat dan dangkal.
2. Pertahankan resusitator manual di samping tempat tidur pasien bila
hipokalemia berat dicurigai.
3. Reposisikan pasien setiap 2 jam untuk mencegah stasis sekresi penghisapan
jalan nafas sesuai kebutuhan.
HIPERKALEMIA
Hiperkalemia (kadar kalium serum >5,0 mEq/L) terjadi karena peningkatan
masukan kalium, penurunan eksresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium
keluar dari sel-sel.
Pengkajian
1. Tanda dan gejala: Peka rangsangm ansietas, kram abnomen, diare,
kelemahan (khususnya ekstremitas bawah), parestesia.
2. Pengkajian fisik: Nadi tak teratur; standstill jantung terjadi pada kadar >8,5
mEq/L.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Kalium serum: Akan >5,0 mEq/L. Catatan: Beberapa faktor dapat
menyebabkan kalium serum tinggi palsu karena peningkatan pelepasan kalium
intraselular pada spesimen laboratorium (mis: jumlah trombosit tinggi,
penggunaan torniket lama pada waktu fungsi vena, hemolisis spesimen darah,
atau lambat pemisahan plasma dan sel-sel).
2. GDA: Dapat menunjukkan asidosis metabolik (penurunan pH dan ion
bikarbonat [HCO3-]).
3. EKG diagnostik: Perubahan progresif termasuk gelombang T tinggi dan
kecil; interval PR panjang; depresi ST; QRS melebar; kehilangan gelombang
P. Akhirnya QRS menjadi makin lebar dan terjadi henti jantung.
Penatalaksanaan Kolaboratif
Tujuannya adalah mengatasi penyebab dasar dan mengembalikan kadar
kalium serum ke normal.
Sub akut
1. Kation yang mengubah resin (mis: Kayzalate): Diberikan baik secara oral,
nasogastrik, atau melalui retensi enema untuk menukar natrium dengan kalium
di usus. Larutan biasanya dikombinasi dengan sorbitol untuk mencegah
konstipasi daro Kayexatale dan karena diare, sehingga meningkatkan
kehilangan kalim di usus.
Catatan: Kayexatale dapat berikatan dengan kation lain di saluran GI dan
memperberat terjadinya hipomagnesia atau hipokalsemia.
2. Penurunan masukan kalium: Diet menghindari makanan yang mengandung
kalium tinggi. Intravena khusus atau formula enteral dapat diatur untuk pasien
dengan gagal ginjal.
Akut
1. IV kalsium glukonat: Untuk meniadakan efek neuromuskular dan jantung
terhadap hiperkalemia. Kadar kalium serum akan tetap tinggi. Kalsium klorida
juga dapat digunakan. Catatan: kalsium klorida dan kalsium glukonat tidak
dapat saling ditukar. Meskipun keudanya tersedia dalam ampul 10 ml, kalsium
glukonat mengandung hanya 4,5 mEq/kalsium, sedangkan klorida
mengandung 13,6 mEq kalsium.
2. IV glukosa dan insulin: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel.
Penurunan kalium serum ini sementara (kira-kira 6 jam). Biasanya glukosa
hipertonik (ampul D50W atau 250-500 ml D10W) diberikan dengan insulin
reguler.
3. Bikarbonat natrium: Untuk memindahkan kalium ke dalam sel-sel.
Penurunan kalium serum sementara (selama kira-kira 1-2 jam).
Catatan: Efek kalsium, glukosa dan insulin, dan natrium bikarbonat adalah
sementara. Biasanya, perlu untuk memberikan pengobatan ini dengan terapi
yang menghilangkan kalium dari tubuh, misalnya, dialisa atau pemberian
kation yang menukar resin.
4. Dialisis: Untuk membuang kalium dari tubuh. Dialisis paling efektif untuk
membuang kelebihan kalium.
Daftar pustaka