Laporan Pendahuluan CA Mamae
Laporan Pendahuluan CA Mamae
CA MAMAE
Disusun Oleh:
1. Pengertian
sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker payudara atau Carsinoma Mammae adalah pertumbuhan sel yang tidak
terkendali pada kelenjar penghasil susu (lobular), saluran kelenjar dari lobular ke
lobular, duktus, pembuluh darah dan pembuluh limfe, tetapi tidak termasuk kulit
yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara.
Kanker payudara terjadi karena adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan
dan diferensiasi sehingga sel ini tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
2. Faktor Resiko
masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai
4. Obesitas. Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk
genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang
atas 40 tahun
3. Manifestasi Klinis
Gejala kanker payudara pada awal permulaan sering tidak dirasakan oleh
penderita. Kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.
Tanda yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah terabanya benjolan pada
bagian payudara. Gejala dan tanda khas kanker payudara yang bisa diamati pada
stadium lanjut antara lain teraba ada benjolan kecil yang keras di payudara, benjolan
semakin membesar, benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan pada
awalnya tidak terasa sakit. Perubahan bentuk dan ukuran payudara terjadi karena
pembengkakan menyebabkan rasa panas, nyeri atau sangat gatal di daerah sekitar
puting. Gejala pada puting meliputi perubahan bentuk puting (masuk kedalam atau
nipple retraction) dan mengeluarkan cairan atau darah. Selain adanya benjolan dan
perubahan puting, perubahan juga terjadi pada bagian kulit payudara. Perubahan
pada kulit payudara diantaranya perubahan warna kulit, berkerut dan iritasi seperti
kulit jeruk (peau d’orange). Hal ini dapat terjadi jika benjolan pada awal stadium
atas, 10% pada ketiga kuadran lain dan 20% sub areolar. Klasifikasi kanker
1) Karsinoma intraduktal
b. Invasif (Infiltratif)
4) Karsinoma meduler
5) Karsinoma koloid
6) Karsinoma tubular
8) Karsinoma apokrin
a. Tahap I Tumor kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe dan tidak
metastasis.
b. Tahap II Tumor lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, nodus limfe
metastasis.
c. Tahap III Tumor lebih dari 5 cm, nodus limfe terfiksasi positif dalam
d. Tahap IV Tumor sembarang ukuran lebih dari 5 cm, nodus limfe normal
Kategori T (Tumor)
2) T1 a Tumor lebih dari 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm pada
dimensi terbesar
3) T1b Tumor lebih dari 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm pada dimensi
terbesar
4) T1c Tumor lebih dari 1 cm tetapi tidak lebih dari 2 cm pada dimensi
terbesar
kulit
2) T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit payudara atau
C. N1 Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II yang masih dapat
digerakkan
KGB mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* jika tidak terdapat
1) N2a Metastatis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu sama
lain (matted) atau terfiksir pada struktur lain pN2a 4-9 KGB aksila
secara klinis dan jika tidak terdapat metastasis KGB aksila secara
klinis. pN2b KGB mamaria interna, terlihat secara klinis tanpa KGB
aksila
keterlibatan KGB aksila, atau pada KGB mamaria interna yang terdekteksi
secara klinis dan jika terdapat metastasis KGB aksila secara klinis; atau
aksila
aksila atau >3 KGB aksila dan mamaria interna dengan metastasis
klinis
5. Stadium Kanker
Stadium T N M0
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium IA T1 N0 M0
Stadium IB T0 N1mic M0
T1 N1mic M0
Stadium IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1-N2 M0
Stadium IIIB T4 N1-N2 M0
Stadium IIIC Semua T N3 M0
Stadium IV Semua T Semua N M1
Penetapan stadium harus dikerjakan sebelum dilakukan pengobatan.
a. Penetapan diagnosa
c. Prakiraan prognosa
antara dokter, dokter spesialis, perawat, terapis, petugas sosial medis, psikolog,
tersendiri pada perawatan paliatif. Pada umumnya pasien kanker akan mengalami
oleh dokter, bahkan pasien akan mendatangi beberapa dokter sampai ada
tahap marah terhadap kondisi yang saat ini terjadi pada dirinya.
4. Depresi. Jika pada tahap tawar menawar tidak bisa membuat si pasien puas
karena merasa sudah tidak ada lagi yang bisa ia perbuat untuk
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Mammografi
palpasi.
massa padat dengan atau tanpa gambaran seperti bintang (stellate), penebalan
b. Ultrasonografi (USG)
membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik digunakan
untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat. Pada
yang tegas dengan batas yang halus dan daerah bebas echo di bagian
berbentuk oval atau bulat, echo yang lemah di bagian sentral dengan batas
yang tegas. Karsinoma mammae disertai dengan dinding yang tidak beraturan,
tetapi dapat juga berbatas tegas dengan peningkatan akustik. USG juga
needle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG merupakan
pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima oleh pasien tetapi tidak
mammografi, lesi payudara lain dapat dideteksi. Akan tetapi, jika pada
MRI sangat sensitif tetapi tidak spesifik dan tidak seharusnya digunakan
mammae yang rekuren atau jaringan parut. MRI juga bermanfaat dalam
memeriksa mammae kontralateral pada wanita dengan karsinoma payudara,
d. Biopsi
sitologi merupakan cara praktis dan lebih murah daripada biopsi eksisional
dengan resiko yang rendah. Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam
false-positive dalam diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan tingkat
jaringan dengan jarum yang besar. Alat biopsi genggam menbuat large-core
needle biopsy dari massa yang dapat dipalpasi menjadi mudah dilakukan di
memberikan hasil yang cepat dengan biaya dan resiko yang rendah, tetapi
ketika hasilnya negatif maka harus dilanjutkan dengan open biopsy. Open
biopsy dapat berupa biopsy insisional atau biopsi eksisional. Pada biopsi
insisional mengambil sebagian massa payudara yang dicurigai, dilakukan bila
gambaran DCIS saja atau klinis curiga suatu inflammatory carcinoma tetapi
payudara diambil.
e. Biomarker
Biomarker ini mewakili gangguan biologik pada jaringan yang terjadi antara
histologis, indeks dari proliferasi dan gangguan genetik yang mengarah pada
karsinoma.
antara lain (1) petanda proliferasi seperti proliferating cell nuclear antigen
(PNCA), BrUdr dan Ki-67; (2) petanda apoptosis seperti bcl-2 dan rasio
(VEGF) dan indeks angiogenesis; (4) growth factors dan growth factor
f. Scintimammografi
Tujuan dari deteksi dini kanker payudara adalah menemukan kanker sebelum
mereka mulai menyebabkan gejala. Skrining mengacu pada tes dan pemeriksaan
fisik yang digunakan untuk mencari suatu penyakit, seperti kanker, pada orang
yang tidak memiliki gejala apapun. Deteksi dini berarti juga menggunakan
gejala cenderung lebih besar dan lebih mungkin telah menyebar ke luar payudara.
cenderung lebih kecil dan masih terbatas pada payudara. Ukuran kanker payudara
dan seberapa jauh ia telah menyebar adalah beberapa faktor yang paling penting
merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada
melakukan mammografi.
dan 65% mendeteksi kanker tersebut pada stadium awal pada dirinya sendiri.
pertama kali oleh penderitanya sendiri. Selain itu, diperkirakan bahwa dengan
SADARI dilakukan 3 hari setelah haid berhenti atau 7 hingga 10 hari dari
haid Anda. sebaiknya mulai biasa dilakukan pada sekitar usia 20 tahun,
payudara simetris dan kalau-kalau ada sesuatu yang tidak biasa seperti
atau bentuk lain dari biasanya. Dan lihat apakah terdapat perubahan pada
b. Tetap dalam posisi berdiri, gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara
kanan dengan cara merabanya, dan sebaliknya untuk payudara kiri. Angkat
tangan kiri Anda. Gunakan tiga atau empat empat jari tangan kanan untuk
Anda dapat memulai pada bagian ujung luar payudara dan secara
meraba semua bagian payudara dan termasuk daerah sekitar payudara dan
c. Dekap tangan Anda di belakang kepala dan tekan tangan Anda ke depan.
Kemudian, tekan tangan Anda erat pada pinggul dan sedikit menunduk ke
depan cermin ketika Anda menarik punggung dan sikut ke depan. Ini akan
untuk merasakan adanya benjolan. Periksa pula lipatan lengan, batas luar
Caranya dengan memencet puting susu dan melihat apakah ada darah atau
f. Lakukan hal serupa pada payudara sebelah kiri, yaitu dengan meletakkan
tangan kiri di bawah kepala, lalu gunakan tangan kanan untuk memeriksa
Kanker payudara adalah kanker yang sering terjadi pada wanita dengan ciri-
ciri terdapat benjolan di dada. Secara klinis sekitar 50% kanker payudara disertai
nyeri. Nyeri membuat pasien merasa tidak nyaman. Beberapa cara mengatasi
1. Farmakologi
2. Non Farmakologi
a. Hand Massage
dan gesekan di seluruh telapak tangan klien dan gerakan melingkar kecil
dengan ujung jari dalam waktu 5-10 menit. Pada penelitian yang
dilakukan hand massage turun dari 5,09 menjadi 3,09. (Fadilah, Astuti,
Santy. 2016)
b. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
spinal dan cranial melalui serabut saraf A-Beta yang kemudian diteruskan
fungsi dari beberapa organ tubuh sehingga menimbulkan beberapa gejala pada diri
pasien. Tanda dan gejala yang muncul pada pasien kanker payudara tentunya
1. Nyeri
Sebanyak 73% kanker selalu disertai dengan gejala nyeri baik itu nyeri
nosiseptive maupun nyeri neuropati. Gejala nyeri ini dapat diatasi baik
2. Kelelahan
Salah satu gejala lain yang sering muncul pada pasien kanker dengan angka
bertahap
seperti cemas dan depresi. Jika masalah depresi dan kecemasan ini muncul
jika perlu.
4. Kesulitan tidur
Kesulitan tidur menjadi gejala yang sangat mungkin di alami pasien dengan
kanker payudara terutama jika terdapat gejala lainnya seperti nyeri dan
kecemasan berlebih yang cenderung membuat klien sulit tidur atau insomnia.
mematikan lampu saat akan tidur, menjaga temperatur ruangan tetap dingin.
c. Manajemen Psikososial
emosi yang negatif namun seiring berjalannya waktu mereka akan merenung dan
psikologis yang lebih baik (Mahleda dan Hartini, 2012). Proses tersebut
dukungan sangat penting bagi wanita penderita kanker payudara sehingga mereka
bisa mengatasi kondisinya dengan lebih baik. Tiga jenis dukungan sosial yang
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wright et al., (2002) bahwa pasien
rumah tangga.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bogaarts et al, (2010) bahwa pasien
perasaan sedih, takut dan perasaan yang terus menerus yang dapat menyebabkan
pada pasien kanker payudara yang menjalani terapi pengobatan kanker payudara.
kehilangan baik akibat fisik yang berubah, psikologis dan sosial ekonomi akan
Body image positif yang terbentuk dalam diri pasien tidak terlepas dari
merasa menyesal ataupun merasa malu akan penampilannya saat ini karena
keluarga selalu memberikan dukungan yang positif. Hal tersebut terkait dengan
hubungan yang bermakna antara dukungan sosial yang diperoleh oleh penderita
dengan body image yang dimiliki. Body image positif tersebut timbul karena
A. Pengkajian
Data dasar
Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,
Data pasien
Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan jumlah anak, agama, alamat
Keluhan utama
Pasien biasanya datang dengan keluhan adanya massa atau pembengkakan pada
payudara.
Biasanya klien pada stadium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu,
baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti :
Data yang perlu dikaji adalah : Riwayat menarche, riwayat penggunaan alat
kontrasepsi hormonal, Riwayat keluarga yang menderita kanker, serta gaya hidup
a) Konsep Diri
- Body image /gambaran diri
Penyakit kanker payudara beserta terapinya memiliki berbagai
- Peran Diri
Peran diri pasien kanker payudara biasanya terganggu karena mereka
- Harga diri
Menurut penelitian penderita kanker pada umumnya memandang
b) Kecemasan
Menurut Ganz (2008), pasien kanker payudara yang mengalami rasa
sakit dan nyeri yang terjadi akibat pengobatan memicu ketakutan dan
kecemasan.
c) Spiritual
Pemenuhan kebutuhan spiritual sangat penting bagi pasien kanker,
- Keadaan Ekonomi
Kanker dapat memberikan dampak yang besar dalam masalah
Pengkajian Fisik
1) Kesadaran
Compos Mentis
GCS : E4 V5 M6
2) Penampilan umum
3) TTV
binasal 3lpm
4) Antropometri
BB : 53,5 kg
TB : 153 cm
1. Pemeriksaan kepala
2. Wajah
3. Mata
b) Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluaran dari kelenjar
lakrimalis
4. Hidung
5. Mulut
a) Inspeksi: Tidak ada lesi, Mukosa Bibir kering, terdapat lesi, Warna
a) Inspeksi: Tidak ada lesi, Tidak ada peradangan, Tidak ada sekret
7. Leher
peradangan
8. Dada/ Thoraks
simetris
9. Payudara
Abnormal
10. Jantung
11. Abdomen
terdapat acites
12. Ekstremitas
a) Inspeksi: Lesi tidak ada, Edema tidak ada, Deformitas tidak ada,
Clubbing Finger tidak ada, Sianosis tidak ada, Nadi perifer kuat.
Pergerakan: normal
b) Kekuatan otot : 55
5 5
c) Palpasi: CRT <2 detik
a) Inspeksi: Lesi tidak ada, Hemoroid tidak ada, Keluaran dari vagina
14. Kulit
DS:
Klien mengeluh nyeri
pada bagian abdomen,
payudara, punggung dan
kepala
DO: Kanker Payudara Ketidakseimbangan nutrisi
BB : 55 Kg -> 53,8 Kg ↓ kurang dari kebutuhan
dalam 1 minggu Terbentuknya massa tubuh
TB: 153 cm tumor
IMT: 23,3 ↓
Terdapat penurunan BB Peningkatan katabolisme
setiap menyusui ↓
Makanan tidak dihabiskan Lipolisis
Muntah (+) ↓
Diare dengan konsistensi Penurunan BB
hijau kemerahan ↓
Mukositis (+) Kaheksia
Bengkak pada gusi dan ↓
palatum Ketidakseimbangan
Bising 14 usus nutrisi kurang dari
x/menit kebutuhan tubuh
Konjungtiva pucat
DS:
Klien mengeluh mual dan
muntah
Klien mengeluh tidak
nafsu makan
Diagnosa keperawatan
American Cancer Society. 2014. Cancer Facts and Figures 2014. Atlanta:
American Cancer Society
Ahn, J., Schatzkin, A., Lacey, J. V., Albanes, D., Ballard-Barbash, R., Adams, K.
F., … Leitzmann, M. F. (2007). Adiposity, Adult Weight Change, and
Postmenopausal Breast Cancer Risk. Archives of Internal Medicine,
167(19), 2091. https://doi.org/10.1001/archinte.167.19.2091
Chlebowski, R. T., Anderson, G. L., Gass, M., Lane, D. S., Aragaki, A. K.,
Kuller, L. H., … Prentice, R. L. (2013). CLINICIAN ’ S CORNER
Estrogen Plus Progestin and Breast Cancer Incidence and Mortality in
Postmenopausal Women. The Journal of the American Medical
Association, 304(15), 1684–1692. https://doi.org/10.1001/jama.2010.1500
Chlebowski, R. T., Hendrix, S. L., Langer, R. D., Stefanick, M. L., Gass, M.,
Lane, D., … Thomson, C. a. (2003). Influence of estrogen plus progestin
on breast cancer and mammography in healthy postmenopausal women:
The Women ’ s Health Initiative randomized trial. The Journal of the
American Medical Association, 289(24), 3243–3253.
Fadilah, P.N., Astuti, P., Santy, W.H. 2016. Pengaruh Tehnik Relaksasi Hand
Massage terhadap Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara di Yayasan Kanker
Indonesia Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan vol. 9 No 2 hal 221-226
Gøtzsche PC, M Nielsen. 2009. Screening for breast cancer with mammography.
Cochrane Database Syst Rev (4): CD001877.
Hakam, M., Yetti, K., Hariyati, T.S. 2009. Intervensi Spiritual Emotional
Freedom Technique (SEFT) untuk Mengurangi Rasa Nyeri Pasien Kanker
Johnson, K. C., Miller, A. B., Collishaw, N. E., Palmer, J. R., Hammond, S. K.,
Salmon, A. G., … Turcotte, F. (2011). Active smoking and secondhand
smoke increase breast cancer risk: the report of the Canadian Expert Panel
on Tobacco Smoke and Breast Cancer Risk (2009). Tobacco Control,
20(1), e2–e2. https://doi.org/10.1136/tc.2010.035931
Luo, J., Margolis, K. L., Wactawski-Wende, J., Horn, K., Messina, C., Stefanick,
M. L., … Rohan, T. E. (2011). Association of active and passive smoking
with risk of breast cancer among postmenopausal women: a prospective
cohort study. BMJ (Clinical Research Ed.), 342.
https://doi.org/10.1136/bmj.d1016
Michels, K. B., Terry, K. L., & Willett, W. C. (2006). Longitudinal Study on the
Role of Body Size in Premenopausal Breast Cancer. Archives of Internal
Medicine, 166(21), 2395. https://doi.org/10.1001/archinte.166.21.2395
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, e. (2013). Nursing
Outcome Classification. Langford Lane: Elsevier.
Muliawati, Y., Haroen, H., & Rotty, L. W. A. (n.d.). Cancer Anorexia - Cachexia
Syndrome, 154–162.
Narod, S. a. (2011). Hormone replacement therapy and the risk of breast cancer.
Nature Reviews Clinical Oncology, 8(11), 669–676.
https://doi.org/10.1038/nrclinonc.2011.110
Ottini, L., Palli, D., Rizzo, S., Federico, M., Bazan, V., & Russo, A. (2010). Male
breast cancer. Critical Reviews in Oncology/Hematology, 73(2), 141–155.
https://doi.org/10.1016/j.critrevonc.2009.04.003
Panigoro, S., Hernowo, B. S., Purwanto, H., Handojo, Haryono, S. J., Arif, W., …
Boediarja. (2009). Panduan Penatalaksanaan Kanker Payudara.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Komite Penanggulangan
Kanker Nasional., 1, 12–14, 24–26, 45.
Ronckers, C. M., Erdmann, C. a., & Land, C. E. (2005). Radiation and breast
cancer: A review of current evidence. Breast Cancer Research, 7(1), 21–
32. https://doi.org/10.1186/bcr970
Roy, R., Chun, J., & Powell, S. N. (2012). BRCA1 and BRCA2: Different roles in
a common pathway of genome protection. Nature Reviews Cancer, 12(1),
68–78. https://doi.org/10.1038/nrc3181
Russo, I. H., & Russo, J. (2011). Pregnancy-induced changes in breast cancer risk.
Journal of Mammary Gland Biology and Neoplasia, 16(3), 221–233.
https://doi.org/10.1007/s10911-011-9228-y
Smeltzer, S.C. & Bare B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8
volume 1. Jakarta : EGC.